Anda di halaman 1dari 16

[AKT-620]

Hukum Perjanjian & Perikatan

Program Magister Akuntansi


Fakultas Ekonomi & Bisnis
UNIKA ATMAJAYA JAKARTA
2020
Burgerlijke Wetboek

KUHPerdata
 Buku I : perihal orang
 Buku II : perihal kebendaan
 Buku III : perihal perikatan
 Buku IV : perihal pembuktian dan kedaluwarsa

Hk. perjanjian dan perikatan


Perikatan & Perjanjian
Perikatan [Subekti]:
“Suatu hubungan hukum antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan
hubungan tersebut pihak yang satu berhak menuntut sesuatu dari pihak yang
lain dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut”

Perjanjian [Pasal 1313 KUHPerdata]:


“Suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
terhadap satu orang lain atau lebih”

salah satu sumber Perikatan adalah Perjanjian


Asas - Asas Hukum Perjanjian

• Asas Kebebasan Berkontrak


Memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk membuat perjanjian
yang berisi apapun asalkan tidak bertentangan dengan ketertiban umum,
kesusilaan, dan undang-undang.
- membuat atau tidak membuat perjanjian
- mengadakan perjanjian dengan siapapun
- menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratan
- menentukan bentuk perjanjian, yaitu secara tertulis atau lisan
Asas - Asas Hukum Perjanjian

• Asas Konsensualisme
Perjanjian terbentuk karena adanya perjumpaan kehendak (konsensus)
dari para pihak.
Perjanjian itu sudah sah apabila para pihak sudah sepakat mengenai hal-
hal yang pokok dan tidaklah diharuskan adanya suatu formalitas tertentu
(Subekti, 1985).
Namun terdapat pengecualian untuk perjanjian tertentu yang oleh
undang-undang ditetapkan perlu adanya formalitas tertentu, misal
perjanjian hibah tanah yang harus dilakukan dengan akta notaris.
Asas - Asas Hukum Perjanjian

• Asas Pacta Sunt Servanda


Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang
bagi mereka yang membuatnya.
Perjanjian yang dibuat secara sah akan memunculkan akibat hukum bagi
para pihak yang membuatnya. Sehingga apabila salah satu pihak lalai
melaksanakan kewajibannya, maka pihak lainnya yang dirugikan atau
dilanggar haknya akan mendapat perlindungan hukum dari negara
melalui pengadilan.
Asas - Asas Hukum Perjanjian
• Asas Kepribadian (Personalitas)
Pasal 1315 KUHPerdata: “Pada umumnya tiada seorang pun dapat
mengikatkan diri atas nama sendiri atau meminta ditetapkannya suatu
janji, melainkan untuk dirinya sendiri”
Sebuah perjanjian hanya meletakkan hak-hak dan kewajiban-kewajiban
antara para pihak yang membuatnya. Orang lain atau pihak ketiga tidak
mempunyai sangkut paut dengan perjanjian tersebut.
Seseorang tidak diperbolehkan membuat perjanjian yang meletakkan
kewajiban bagi orang lain atau pihak ketiga tanpa adanya kuasa dari pihak
ketiga tersebut. Pengecualian dalam asas kepribadian:
1) Janji untuk pihak ketiga
2) Perjanjian garansi
Asas - Asas Hukum Perjanjian

• Asas Itikad baik


Semua perjanjian yang dibuat harus dilandasi dengan itikad baik/in good
faith (Silondae dan Fariana, 2010).
Itikad baik:
1) Perjanjian yang dibuat harus memperhatikan norma-norma kepatutan
dan kesusilaan
2) Perjanjian yang dibuat harus mencerminkan suasana batin yang tidak
menunjukan adanya kesengajaan untuk merugikan pihak lain
Syarat Sah-nya Perjanjian
1) Sepakat mereka yang mengikatkan diri (kata sepakat)
- Apa yang dikehendaki oleh pihak yang satu juga dikendaki oleh
pihak yang lain
- Masing-masing pihak mengkehendaki sesuatu secara timbal balik
- Pasal 1321 KUHPerdata memberikan penegasan bahwa syarat
kesepakatan tidak terpenuhi apabila diberikan karena kekhilafan,
paksaan, atau penipuan
- Terpenuhi atau tidaknya syarat kesepakatan ditentukan oleh para
pihak atau subjek perjanjian (syarat subjektif)
Syarat Sah-nya Perjanjian
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
- Pasal 1329KUHPerdata: “Setiap orang adalah cakap untuk
membuat perikatan-perikatan, terkecuali ia oleh undang-undang
dinyatakan tidak cakap”
- Golongan orang yang oleh undang-undang dianggap tidak cakap:
(1) orang yang belum dewasa atau anak dibawah umur; (2) orang
yang ditempatkan di bawah pengampuan
- Terpenuhi atau tidaknya syarat kecakapan ditentukan oleh para
pihak atau subjek perjanjian (syarat subjektif)
Syarat Sah-nya Perjanjian
3. Hal tertentu
- Menurut Pasal 1320 KUHPerdata hal tertentu adalah apa yang
menjadi kewajiban dari debitur dan apa yang menjadi hak dari
kreditur atau sebaliknya
- Perjanjian mewajibkan kepada para pihak untuk memberikan
sesuatu, berbuat sesuatu, atau tidak berbuat sesuatu
- Terpenuhi atau tidaknya syarat hal tertentu ditentukan oleh isi atau
objek perjanjian (syarat objektif)
Syarat Sah-nya Perjanjian
4. Sebab yang halal
- Sebab adalah tujuan dari para pihak mengadakan perjanjian harus
mempunyai dasar yang sah dan patut/pantas
- Halal adalah tidak bertentangan dengan undang-undang, ketertiban
umum, dan kesusilaan
- Terpenuhi atau tidaknya syarat sebab yang halal ditentukan oleh isi
atau objek perjanjian (syarat objektif)
Syarat Sah-nya Perjanjian

5. Akibat Hukum Syarat Tidak Terpenuhi


- Tidak terpenuhinya persyaratan subjektif -> Perjanjian dapat
dibatalkan (menjadi tidak berlaku sejak saat dibatalkan)
- Tidak terpenuhinya persyaratan objektif -> Perjanjian batal
demi hukum (perjanjian itu dianggap tidak pernah ada)
Perjanjian Menurut Isinya
Menurut isinya perjanjian dapat dibagi menjadi (Subekti):
1. Perjanjian untuk memberikan atau menyerahkan sebuah
barang
2. Perjanjian untuk berbuat sesuatu
3. Perjanjian untuk tidak berbuat sesuatu

“Prestasi” : Sesuatu yang harus dilaksanakan dalam sebuah perjanjian


“Wanprestasi” : Tidak melaksanakan kewajibannya atau cedera janji
Hapusnya Perikatan
Sebab yang mengakibatkan berakhirnya perjanjian (Pasal 1381 KUHPerdata):
1. Pembayaran
2. Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau penitipan
(konsinyasi)
3. Novasi (pembaruan utang)
4. Perjumpaan utang (kompensasi)
5. Percampuran utang
6. Pembebasan utang
7. Musnahnya barang yang terutang
8. Batal atau pembatalan
9. Berlakunya suatu syarat batal
10. Lewat waktu atau kedaluwarsa
Menurut Subekti dalam Raharjo (2009) sebab hapusnya perikatan menurut KUHPerdata belum lengkap karena masih ada cara-cara
lainnya misal: berakhirnya ketetapan waktu dalam perjanjian atau meninggalnya salalh satu pihak dalam perjanjian
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai