Akut (ISPA)
OLEH :
DIVA TIARASHAFA ALIFIAH – N 111 19 071
Pembimbing :
dr. Kartin Akune, Sp. A
PENDAHULUAN
ISPA adalah suatu penyakit pernafasan akut yang ditandai dengan gejala
batuk, pilek, demam dan disertai dengan keluarnya ingus atau lendir yang
berlangsungsampai dengan 14 hari. ISPA merupakan suatu penyakit infeksi
yang menyerang salah satu atau lebih bagian dari saluran napas, mulai dari
hidung (saluran pernapasan atas) sampai alveoli (saluran pernapasan bawah)
yang disebabkan oleh masuknya kuman (bakteri, virus, atau riketsia) ke dalam
organ saluran pernapasan yang berlangsung selama 14 hari.
ANATOMI
EPIDEMIOLOGI
Saat ini ISPA masih menjadi masalah di Indonesia yang merupakan penyebab
utama kematian ibu dan balita. Dari sekitar 450.000 kematian balita yang terjadi
setiap tahun diperkirankan 150.000 kasus diantaranya disebabkan karena ISPA.
Setiap anak diperkirankan mengalami 3-6 kali episode ISPA setiap tahunnya.
ISPA mengakibatkan sekitar 20% - 30% kematian pada bayi. ISPA juga
merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien pada sarana kesehatan.
Sebanyak 40% - 60% kunjungan berobat ke Puskesmas dan 15% - 30%
kunjungan berobat dibagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit
KLASIFIKASI
●
Pernapasan > 50x per/menit pada
●
Batuk anak usia >1 tahun dan 40x
●
Batuk
●
Serak, yaitu ketika anak per/menit pada usia 1-5 tahun ●
kulit membiru (sianosis)
bersuara parau pada ●
Suhu badan lebih dari 39○C ●
Kesadaran menurun
●
Tenggorokan kemerahan
waktu berbicara ●
Timbul bercak-bercak pada kulit
●
Kejang, dehidrasi
●
Pilek yang menyerupai bintik campak
●
Sela iga tertarik kedalam pada
Telinga sakit atau mengelurakan saat bernapas
●
Demam, suhu melebihi ●
pus (nanah) ●
Takikardi / >160x per menit
37○C ●
Wheezing ●
Tenggorokan kemerahan
Berdasarkan umur dan tanda gejala
●
Pneumonia Berat
< 2 bulan ●
Bukan Pneumonia
●
Pneumonia Berat
2 bulan – 5 tahun ●
Pneumonia
●
Bukan Pneumonia
TANDA DAN GEJALA
Sakit
Kesulitan
Batuk Demam
Tenggoro
Bernapas
kan
Adapun gambaran klinis yang sering dijumpai seperti
rinitis, nyeri retrosternal, konjungtivis, suhu badan
meningkat antara 4-7 hari disertai malaise, mialgia,
nyeri kepala , anoreksia, mual dan muntah.
Tanda-
tanda bahya
ETIOLOGI
Bakteri : Diplicoccus
Virus : Rinovirus,
pneumonia, Pneumococcus,
Coronavirus,pyogenes,
Streptococcus Adenovirus,
Staphylococcus aureus,
Enterovirus, Parainfluenza
Haemophilus influenza.
Ja
m
ur
:
As
pe
rgi
llu
s
sp,
Ca
nd
ida
alb
ica
ns,
Hi
sto
pla
ma
FAKTOR RESIKO
Ada3 faktor umum yang dapat mempengaruhi terjadinya
ISPA :
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, droplet melalui batuk dan bersin, udara
yang mengandung kuman yang terhirup oleh kedalam saluran pernapasaan.
Adanya ifeksi virus merupakan faktor prediposisi terjadinya infeksi bakteri.
Akibat infeksi virus tersebut terjadi kerusakan mekanisme mukosiliaris yang
merupakan perlindungan pada saluran pernapasaan terhadap infeksi bakteri
sehingga memudahkan bakteri-bakteri pathogen yang terdapat pada saluran
pernapasaan atas seperti Steptococcus Pneumonia dan Haemophilus influenza
menyerang mukosa yang telah rusak
Infeksi sekunder bakteri dapat menyebabkan sekresi mukusbertambah banyak dan
dapat menyumbat saluran pernapasaan sehingga timbul sesak napas dan batuk
produktif.
Medikamentosa :
1. Terapi Antibiotika : Penisilin, Sefalosporin, Makrolida
2. Terapi Suportif : Analgesik-antipiretik, antihistamin, dekongestan, mukolitik
Non medikamentosa :
1. Perbanyak istirahat
2. Perbnayak minum air putih
3. Hindari makanan berminyak dan minuman es
4. Konsumsi makanan gizi seimbang
PENCEGAHAN
Difteri
Mononukleosis infeksiosa
Agranulositiosis
KOMPLIKASI
Laryngitis
Tracheitis
Bronchitis
bronkopneumonia
PROGNOSIS