Anda di halaman 1dari 12

BAB VIII

REASURANSI
Dasar Fungsi Reasuransi

Reasuransi adalah Perusahaan yang menerima Pertanggungan Ulang dari Perusahaan Asuransi
atas sebagian atau keseluruhan Risiko yang telah atau tidak dapat ditanggung kembali oleh
Perusahaan Asuransi. Dengan demikian Perusahaan Asuransi menerima pemindahan Risiko
dari perusahaan Asuransi yang menutup secara langsung Risiko Tertentu (Ceeding Company)
dimana nilai pertanggungan tersebut telah melampaui kemampuannya menerima suatu Risiko.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia
nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
menyatakan bahwa perusahaan reasuransi adalah
perusahaan yang memberikan jasa dalam
pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi
oleh perusahaan asuransi kerugian dan atau
perusahaan asuransi jiwa.
Peranan reasuransi ini makin dipertegas dalam
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
nomor 224/KMK.017/1993 tentang kesehtaan
keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan
reasuransi bahwa dukungan reasuransi pada
perusahaan asuransi harus berdasarkan reasuransi
treaty dan baru dukungan reasuransi fakultatif apabila
dukungan reasuransi treaty telah tidak mencukupi
serta sekurang-kurangnya perusahaan asuransi
mendapat dukungan reasuransi dari satu perusahaan
reasuransi dan satu perusahaan asuransi didalam
negeri.
Fungsi Reasuransi bagi Perusahaan Asuransi :

a. Memperbesar kapasitas akseptasi Risiko-risiko


tertentu oleh perusahaan Asuransi;
b. Penyebaran Risiko yang ditanggungnya;
c. Stabilisasi keuntungan Perusahaan;
d. Menimisir cadangan Teknis yang dibutuhkan;
e. Mengembangkan kegiatan Perusahaan serta
peningkatan asas Profesionalisme dan daya saing
Perusahaan.
BENTUK DASAR REASURANSI

1. Specific/Facultative Reinsurance.
Sesuai dengan namanya maka Reasuransi Fakultatif
merupakan kegiatan penempatan Reasuransi
didasarkan pada kemauan masing-masing pihak
dimana Perusahaan Asuransi boleh menawarkan atau
tidak menawarkan risiko yang tidak tertampung dalam
kemampuannya kepada Perusahaan Reasuransi
tertentu dan Perusahaan Reasuransi tertentu tersebut
boleh menerima atau menolak apabila ditawarkan
risiko tersebut.
2. Automatic/Treaty Reinsurance.
Perjanjian Reasuransi atau Reasuransi Otomatis
adalah dimana Perusahaan Asuransi telah setuju
terlebih dahulu untuk menempatkan atau memberikan
kelebihan risikonya kepada Perusahaan Reasuransi
dan Perusahaan Reasuransi tersebut telah setuju secara
otomatis menerima kelebihan risiko yang dipindahkan
kepadanya oleh Perusahaan Asuransi yang
bersangkutan sampai dengan jumlah yang telah
disetujui bersama.
3. Facultative Obligatory Reinsurance.

Jenis Asuransi ini adalah merupakan kombinasi an


tara kedua bentuk ekstreem tersebut diatas dimana
Perusahaan Asuransi boleh menawarkan atau
menempatkan kelebihan risikonya, boleh juga tidak
menempatkannya kepada Perusahaan Reasuransi
tersebut; akan tetapi apabila kelebihan Risiko tersebut
ditempatkan maka Perusahaan Reasuransi tadi harus
menerima sampai dengan jumlah yang telah disetujui.
PROGRAM DAN KONTRAK REASURANSI

Proporsional Reinsurance Treaty.


Sebagaimana telah disinggung diatas maka Kontrak atau Program Reasuransi Proporsional adalah
dimana Perusahaan Reasuransi berpartisipasi dalam jumlah yang secara relatif maupun kwantitatif
telah ditetapkan secara sebanding, dimana dapat berbentuk

Quota-Share (Prorata) Reinsurance Treaty.


Perusahaan Asuransi setuju untuk memberikan secara proporsional (Persentase Tertentu) dari
jumlah yang telah disetujui bersama untuk setiap kontrak Asuransi yang ditutup oleh Perusahaan
Asuransi yang bersangkutan kepada Perusahaan Reasuransi sampai dengan proporsi atau jumlah
yang telah disetujui.

Surplus Reinsurance Treaty.


Perusahaan Reasuransi tidak selalu harus berpartisipasi dalam setiap risiko yang ditutup
Perusahaan Reasuransi, disini Perusahaan Reasuransi baru ikut berpartisipasi setelah melampaui
batas kemampuan akseptasi Perusahaan Asuransi atau melebihi retensi Perusahaan Asuransi
sampai dengan proporsi yang telah disetujui bersama; diaman secara relatif adalah tetap besarnya
akan tetapi secara kwantitatif dapat berbeda akan tetapi tidak melebih jumlah maksimum yang
telah disetujui bersama. Surplus Treaty ini dapat terbagi dalam berbagai tingkatan misalnya First
Surplus Treaty, Second Surplus Treaty dan seterusnya.
PROGRAM DAN KONTRAK REASURANSI

Non-Proporsional Reinsurance Treaty.

Kontrak Reasuransi non-proporsional adalah merupakan Pertanggungan dimana


Perusahaan Reasuransi menerima Risiko sampai dengan Nilai tertentu setelah melalui
batas kerugian tertentu yang diderita Perusahaan Asuransi, dimana jumlah ini
merupakan limit tertinggi secara Agregatif dalam jangka waktu paling lama satu Tahun
Underwriting .atau bisa kurang apabila jumlah tersebut telah habis dan tidak
diperbaharui lagi; jadi disini seolah-olah Perusahaan Asuransi memberi ASlfransi
Untuk suatu nilai tertentu yang dapat dipakai untuk menutup kerugian yang dideritanya
diatas kemampuannya secara akumulatif sampai dengan jumlah tertentu tanpa melihat
jumlah risiko yang diatas kemampuannya.
PROGRAM DAN KONTRAK REASURANSI

Excess Of Loss Reinsurance Treaty.


Disini ditetapkan juga kerugian maksimum yang dapat ditanggung oleh Perusahaan Asuransi dan
diatas kerugian maksimum ini barulah Perusahaan Reasuransi ikut berpartisipasi secara kumulatif
sampai dengan batas yang telah ditetapkan bersama. Dan apabila telah habis walaupun Tahun
Underwritingnya belum habis apabila tetap menghendaki proteksi tersebut maka Perusahaan
Asuransi harus membeJi kembali dan apabila sampai dengan Tahun Underwriting yang
bersangkutan tidak terpakai atau masih ada sisanya maka jumlah tersebut dengan sendirinya
menjadi daluwarsa.

Stop Loss Reinsurance Treaty.


Pad a dasarnya cara kerja Stop Loss Reinsurance Treaty ini sama dengan Excess Of Loss
Reinsurance Treaty hanya tujuan serta karakteristiknya agak berbeda dimana Stop Loss lebih
ditujukan Untuk me/indungi Perusahaan Asuransi atas kerugian yang bersifat Katastropik atau
akumu/atif dari risiko-risiko sejenis yang ditanggung.
Aspek Teknis Reasuransi

Aspek teknis yang menonjol dalam kegiatan Reasuransi secara umum terlihat sebagai
berikut :
1. Yang di-Underwrite adalah Perusahaan Asuransi dan bukan tertanggung sehingga
menganut falsafah "Reinsurance Follow the Fortune of The Insurance".

2. suatu program Reasuransi adalah berdasarkan pada Loss Ratio Perusahaan Asuransi
serta Kemampuan Keuangan serta Manajemennya.

3. Portfolio antara jumlah yang ditanggung sendiri oleh Perusahaan Asuransi serta yang
di Reasuransikan;

4. Kemungkinan terjadinya kerugian katastropik karena adanya satu risiko yang ditutup
lebih dari satu Perusahaan Asuransi.

5. Kemampuan mengaksep risiko serta program retrosessinya.

Anda mungkin juga menyukai