Anda di halaman 1dari 23

PLASENTA PREVIA DAN SOLUSIO

PLASENTA
PLASENTA PREVIA
 Implantasi pada sekitar segmen bawah rahim
 Menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
internum.
 Memungkinkan terganggunya proses persalinan
dengan terjadinya perdarahan

 Angka kejadian: 0,3-0,6% dari persalinan.


JENIS PLASENTA PREVIA
 Plasenta Previa Totalis
 Menutupi seluruh osteum uteri internum pada

pembukaan 4 cm.
 Plasenta previa sentralis bila pusat plasenta

bersamaan dengan sentral kanalis servikalis.


 Plasenta previa Partialis
Menutupi sebagian osteum uteri internum

 Plasenta previa marginalis


 Apabila tepi plasenta berada disekitar pinggir
osteum uteri internum
PATOFISIOLOGI PLASENTA PREVIA
 Penyebab:
 Endometrium di fundus belum siap menerima
implantasi
 Endometrium tipis diperlukan perluasan
plasenta untuk memberikan nutrisi janin
 Vili khorialis pada korian leaf yang persistent
FAKTOR PREDISPOSISI
 Usia penderita: terlalu muda atau terlalu tua
 Paritas: semakin tinggi paritas semakin tinggi
risikonya.
 Endometrium yang cacat akibat bekas persalinan
berulang jarak pendek, bekas luka operasi,
kuretage,perubahan endometrium pada miom
uteri atau polip, pada keadaan malnutrisi.
GAMBARAN KLINIS PADA PLASENTA PREVIA

 Perdarahan tanpa tanpa rasa sakit (saat tidur dan


beraktivitas).
 Perdarahan terjadi karena pembentukan segmen
bawah rahim menjelang kehamilan aterm sehingga
plasenta lepas dari implantasi dan menimbulkan
perdarahan.
 Akibat :
- ibu  anemia dan syok
- janin  asfiksia bahkan kematian janin dalam rahim
DIAGNOSIS PLASENTA PREVIA
1. Anamnesa
a. Perdarahan pada UK ± 28 mg

b. Sifat perdarahan :
 Tanpa rasa sakit dan tiba – tiba

 Tanpa sebab yang jelas

 Dapat berulang

c. Perdarahan  penyulit pada ibu dan janin


2. Inspeksi

a. Perdarahan encer  bergumpal

b. Perdarahan banyak  ibu tampak anemia


3. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan bervariasi (normal  syok)


b. Kesadaran bervariasi ( baik  syok)
c. Pemeriksaan :
 TD, nadi, nafas dalam batas normal

 TD turun, nadi dan nafas meningkat

 Daerah akral menjadi dingin

Tampak anemis
4. PEMERIKSAAN UMUM
1. Palpasi Abdomen
a.Janin belum cukup bulan, TFU sesuai UK

b.Kelainan letak janin dalam rahim dan presentasi janin masih tinggi

2. DJJ
Bervariasi (normal  asfiksia kematian dalam rahim)
3. Pemeriksaan dalam bertujuan untuk menegakkan diagnosa pasti , persiapan
tindakan operasi, atau hanya memecahkan ketuban
Hasil : teraba plasenta sekitar osteum uteri internum
4. Pemeriksaan Penunjang
c.USG

d.Mengurangi pemeriksaan dalam

e.Menegakkan diagnosis
PENATALAKSAAN
1. Segera melakukan operasi persalina untuk dapat
menyelamatkan ibu dan janin
2. Memecahkan ketuban di meja operasi  pengawasan utk
pertolongan lebih lanjut
3. Rujukan ke fasilitas kesehatan yang memadai yang
dilengkapi dengan :
a. Pemasangan infus
b. Diantar oleh petugas
c. Dilengkapi keterangan
d. Disiapkan donor darah
PENATALAKSANAAN DENGAN TINDAKAN OPERASI

 Seksio sesarea
 Cunam Willet Gausz
 Versi Braxton Hicks
 Pemasangan kantong karet Metreurynter
SOLUSIUO PLASENTA
 Terlepasnya plasenta sebelu weaktunya dengan
implantasi normal saat TM3.
 Dapat menyebabkan timbunan darah antara
plasenta dan dinding rahim gangguan penyulit
pada ibu dan janin.
PENYEBAB SOLUSIO PLASENTA
 Trauma langsung terhadap uterus hamil 
terjatuh tertelungkup, tendangan anak yang
sedang digendong, dll.
 Trauma kebidanan (karena tindakan kebidanan)
 setelah memecahkan ketuban, persalinan anak
kedua hamil kembar.
 Kehamilan dengan tali pusat pendek
FAKTOR PREDISPOSISI
 Hamil usia tua
 Tekanan darah tinggi/hipertensi bersamaan
dengan eklamsi atau preeklamsi
 Tekanan vena kava inferior yang tinggi
 Kekurangan asam folat
GAMBARAN KLINIK
1. Solusio plasenta ringan
terlepasnya plasenta kurang dari seperempat luasnya, tidak
memberikan gejala klinik dan ditemukan setelah persalinan. Keadaan
umum ibu dan janin tidak terganggu, persalinan berjalan lancar
pervaginam
2. Solusio Plasenta Sedang
terlepasnya plasenta lebih dari seperempat tetapi belum mencapai
dua per tiga. Dapat menimbulkan gejala klinik antara lain:
perdarahan dengan rasa sakit, perut terasa tegang, gerak janin
berkurang, palpasi bagian janin sulit diraba, auskultasi DJJ terjadi
asfiksia ringan-sedang, pemeriksaan dalam ketuban menonjol,
gangguan pembekuan darah.
3. Solusio Plasenta Berat
lepasnya plasenta lebih dari duapertiga bagian.
Terjadi perdarahan disertai nyeri, terdapat
penyulit pada ibu antara lain: syok dengan TD
menurun, nadi, nafas meningkat, gangguan
pembekuan darah, tampak anemis, abdomen
tegang bagian janin sulit diraba, dinding
abdomen terasa sakit, ketuban tegang dan
menonjol.
DIAGNOSIS SOLUSIO PLASENTA
1. Anamnesa  perdarahan dengan nyeri terjadi spontan atau
karena trauma, perut terasa nyeri, gerakan janin turun sampai
berhenti.
2. Pemeriksaan  pemfis umum,keadaan tidak sesuai dg jumlah
pendarahan, TD turun, nadi&nafas meningkat, tampak anemis.
3. Pemeriksaan khusus palpasi abdomen, perut tegang terus
menerus, terasa nyeri saat palpasi, bagian janin sulit ditentukan.
4. Auskultasi DJJ janin bervariasi (asfiksia ringanberat)
5. Pemeriksaan dalam terdapat pembukaan, ketuban tegang dan
menonjol
6. Pemeriksaan penunjang dengan USG
PENANGANAN
 Solusio plasenta ringan penanganan secara
konservatif, perdarahan terus-menerus, janin
baik lakukan SC, perdarahan berhenti dan
keadaan janin baik pada kehamilan prematur
dilakukan perawatan inap.
 Solusio plasenta tingkat sedang dan berat. di
infus+transfusi darah, memecahkan ketuban,
induksi persalinan atau SC
KOMPLIKASI SOLUSIO PLASENTA
 Penyulit pada ibu
1. Perdarahan
2. Gangguan pembekuan darah
3. Oligouna
4. Perdarahan post partum

 Penyulit pada janin


1. Terganggunya sirkulasi dan nutrisi ke janin asfiksia
ringan-berat, bahkan kematian dalam rahim
DIAGNOSIS BANDING SOLUSIO PLASENTA
DAN PLASENTA PREVIA
Solusio Plasenta Plasenta Previa
Kejadian Hamil tua, Hamil tua
In partu
Anamnesa Mendadak Perlahan, tanpa disadari
Terdapat trauma Tanpa trauma
Perdrahan dengan nyeri Perdareahan tanpa nyeri
Keadaan umum Tidak sesuai dengan perdarahan Sesuai dengan perdarahan
Anemis, TD, nadi, nafas tidak sesuai yang tampak
dengan perdarahan.
Dapat disertai eklamsi atau pre Tidak ada
eklamsi
Palpasi abdomen Tegang, nyeri Lembek-tanpa rasa nyeri
Bagian janin sulit teraba Bagian janin mudah teraba
DJJ Asfiksia sampai mati tergantung Asfiksia
lepasnya plasenta Meninggal bila Hbs kurang
dari 5 gr%
Pemeriksaan dalam Ketuban tegang menonjol Jaringan plasenta
 A. Placenta Normal
B. Placenta Previa
C. Placenta Akreta
D. Solusio Plasenta

Anda mungkin juga menyukai