Anda di halaman 1dari 23

Teknologi Terkini Pengelolaan

Kelapa Sawit Berkelanjutan


Dalam Rangka Antisipasi Perubahan Iklim

Nuzul H. Darlan, Hasril H.


Siregar, Witjaksana
Darmosarkoro

Hotel Salak – Bogor, 5 Juni 2014

1
PENDAHULUAN

Aktivitas manusia  Konsentrasi Emisi GRK 


Perubahan Iklim

Green House Gases


(GHG)
PENDAHULUAN

Emisi GRK di dunia :


44.153 jt Mt CO2e Emisi GRK di Bidang Pertanian

Emisi GRK di Indonesia

Total Emisi:
1,377,754
Gg CO2e
Sumber Utama emisi:
Lahan Padi (69%) dan
Peternakan (28%)

Sumber: Boer, 2009


EMISI GRK DI INDUSTRI KELAPA SAWIT

- Perubahan penggunaan lahan dan

Sumber Emisi GRK di hutan (LUCF)


Perkebunan Kelapa Sawit : - Kebakaran lahan gambut
- Pabrik Kelapa Sawit
- Kolam Limbah Cair PKS
- Pemupukan Nitrogen dan Pestisida
TEKNOLOGI ANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM

ADAPTASI MITIGASI

• Meningkatkan analisis dampak • Penerapan peraturan


perubahan iklim terhadap Permentan no.14 tahun 2009
perkebunan kelapa sawit • Meningkatkan carbon sink,
• Pengamatan unsur iklim yang menerapkan teknologi yang
lebih intensif rendah emisi GRK
• Peningkatan pengetahuan • Meminimalkan emisi GRK
perkebunan rakyat melalui Best Management
• Menggunakan bahan tanaman Practices dan Goog
yang toleran Manufacturing Practices
• Mengembangkan perkebunan
kelapa sawit di dataran tinggi
• Manajemen hama penyakit
• Manajemen serangga
penyerbuk kelapa sawit,
• Manajemen waktu dan metode
pemupukan
ADAPTASI

Meningkatkan analisis mengenai dampak perubahan iklim


terhadap kelapa sawit

Siregar (2006) : perubahan iklim


menyebabkan lahan yang tadinya tidak sesuai
menjadi sesuai untuk kelapa sawit, dan
sebaliknya  menyebabkan ekstensifikasi Boer (2006) :
kelapa sawit Perubahan iklim
menyebabkan pola
hujan dan
meningkatkan
peluang terjadinya
anomali iklim

Harun dkk (2009) :


perubahan iklim akan
menyebabkan produktivitas
TBS akan meningkat dengan
meningkatnya kandungan
CO2 di udara
ADAPTASI

Pengamatan unsur iklim yang lebih intensif

• Pengamatan data CH bulanan  data harian 


data per jam
• Pengamatan data iklim lainnya (radiasi matahari,
suhu udara, kelembaban, kecepatan angin)
• Pemanfaatan Automatic Weather Station (AWS)
ADAPTASI

Peningkatan pengetahuan perkebunan rakyat

• Sosialisasi, diseminasi teknologi-teknologi terkini


untuk meminimalisir dampak perubahan iklim
• PPKS melakukan Program Sawit Rakyat (Prowitra)

Menggunakan bahan tanaman yang toleran

• Memanfaatkan bahan tanaman yang toleran


terhadap penyakit ataupun kekeringan
ADAPTASI

Pengembangan perkebunan kelapa sawit di dataran tinggi

Perubahan iklim  suhu minimum meningkat


(>180C)  memenuhi syarat tumbuh kelapa sawit

Tahun 2011, terdapat 4.725 ha tanaman kelapa


sawit di dataran tinggi Sumatera Utara .

Nilai rerata berat tandan (RBT)


cenderung lebih tinggi dari
potensial karena lamanya proses
pematangan buah (±8 bulan)
ADAPTASI

Manajemen Hama Penyakit

• Kondisi yang kering meningkatkan populasi hama


• Terjadi mutasi hama; hama minor  hama utama
• Alternatif: Pengendalian dengan kontrol biologi dan
parasit alami
• Menghindari pengendalian gulma dengan metode blanket

Manajemen Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit

• Hujan yang terjadi pada siang hari akan mengganggu


aktivitas serangga penyerbuk kelapa sawit (SPKS)
• Jumlah SPKS kurang  fruit set menurun
• Upaya: menggunakan metode teknik Hatch & Carry untuk
meningkatkan populasi SPKS dan menaikkan fruit set
ADAPTASI

Manajemen waktu dan metode pemupukan

• Perubahan iklim menyebabkan frekuensi


anomali iklim meningkat Selang waktu optimal pemupukan

• Hujan atau kemarau yang terus menerus selama


setahun akan menyebabkan kesulitan dalam
menentukan waktu pemupukan (optimal pada
CH 100-200 mm/bulan)
• Alternatif:
 menggunakan pupuk majemuk yang lambat
tersedia
 menggunakan metode pemupukan cara poket
 menghentikan pemupukan di saat CH yang
sangat berlebih
MITIGASI

Meningkatkan Carbon sink

1. Budidaya kelapa sawit di lahan terdegradasi

• Contoh lahan terdegradasi: lahan sulfat masam, bekas penambangan,


berpasir/spodosol, dll
• Dilakukan dengan cara bioremediasi, penambahan bahan organik,
pengaturan air, atau membuat bangunan konservasi tanah dan air.

Tanah berpasir/spodosol

Tanah sulfat masam

Tanah berpasir/spodosol
MITIGASI

Meningkatkan Carbon sink

2. Penerapan agroforestry dan pengelolaan hutan konservasi

• Sejalan dengan konsep RSPO dan HCVF


• Bertujuan untuk melindungi suatu areal yang bernilai konservasi tinggi pada tingkat
lokal, regional, atau global yang meliputi nilai ekologi, lingkungan, budaya, dan sosial
• Berperan sebagai buffer dan penahan air
• Meningkatkan kesejahteraan penduduk sekitar melalui hasil hutan konservasi. Misalnya
konservasi hutan berbasis bambu, dll.
MITIGASI

Meningkatkan Carbon sink

3. Manajemen Gulma dan Penutup Tanah

• Pemanfaatan legume cover crop (LCC), misalnya Mucuna bracteata


• Sumbangan hara per ha dari LCC dengan bobot kering biomasa sebesar 5.370
kg/ha mencapai 113,3 kg N; 11,28 kg P; 105,8 kg K; 27,92 kg Ca, dan 9,13 kg Mg
(Harun, 2000)
• Alternatif lainnya: tumpang sari dengan memanfaatkan ruang di antara jarak
tanam, misalnya: jagung (zea mays) atau kedelai (Glycine max)
• Ling dkk (1974) melaporkan bahwa bahwa runoff dan erosi tanah turun drastis
dari 22% pada kondisi permukaan tanah yang gundul menjadi hanya 1% pada
kondisi tanah tertutup LCC

Parameter Perlakuan
Tumpang Sari Non Tumpang Sari
Tinggi tanaman (cm) 93,73 92,60
Jumlah Pelepah 39,08 39,00
Panjang Rachis (cm) 249,73 222,60
Luas Daun (cm) 2,07 1,94
Produksi kedelai (ton/ha) 2,03 -
MITIGASI

Menerapkan teknologi yang rendah emisi GRK

1. Zero Burning
• Membuka areal tanpa bakar
• Tebang, cincang, susun, dna timbun pohon-pohon terdahulu

2. Modifikasi Pupuk
• Memodifikasi pupuk Urea dengan arang aktif, sulfur,
ataupun bahan lainnya  coated Urea
• Coated Urea menyebabkan Urea tersimpan dalam
jangka waktu yang lebih lama di dalam tanah dalam www.continentalrollomixer.com
bentuk Ammonium
MITIGASI

Menerapkan teknologi yang rendah emisi GRK

3. Aplikasi Mulsa dan Bahan Organik

• Penambahan bahan organik: tandan kosong sawit (TKS), limbah cair PKS, limbah padat, dll
• Penambahan 1% bahan organik setara penambahan 150 m3 air/ha (Freidrich, 2011)
MITIGASI

Meminimalkan Emisi GRK melalui BMP dan GMP

1. Penerapan Best Management Practices di lahan gambut

(i) evaluasi kesesuaian lahan; (ii) zero burning; (iii) Metode


pembuatan lubang tanam dengan “puncher”; (iv)
Manajemen air; (v) Manajemen hara; (vi) Pembangunan
dan peningkatan kulaitas jalan; (vii) Pelaksanaan kultur
teknis yang baik; dan (viii) Pengawasan kebakaran

Emisi CO2 (ton/ha/tahun) pada beberapa perlakuan di perkebunan kelapa sawit lahan gambut
Tinggi Muka Air Tanaman penutup tanah Pemadatan BMP
40-60 cm >100 cm dengan tanpa M. bracteata dengan tanpa dengan tanpa

33,68 66,71
Darmosarkoro et al.33,89
(2013) 63,95 29,57 33,89 65,87 35,80 61,80
17
MITIGASI

Meminimalkan Emisi GRK melalui BMP dan GMP

1. Penerapan Best Management Practices di lahan gambut ....lanjutan

Manajemen Air: Mengatur tinggi muka air pada kedalaman


40-60cm, dengan tujuan:
-Panen yang optimal
-Meminimalkan oksidasi gambut
-Meminimalkan penurunan gambutt
-Menghindari kebakaran gambut
-Menurunkan emisi CO2
MITIGASI

Meminimalkan Emisi GRK melalui BMP dan GMP

2. Bangunan Konservasi Tanah dan Air

Jarak kontur 80 cm

Keterangan Guludan Rorak Kontrol


Total aliran permukaan 7,53 0,91 72,35
Aliran di atas permukaan 2,24 0,14 20,56
Sedimen yang terbawa 3,91 2,60 77,26
Penyimpanan air (mm) 408,32-449,16 432,18-516,34 267,07-315,36
Penundaan kekeringan (bulan) 2,5 3,5 0
Produksi TBS ton/ha/tahun 24,90-26,18 22,81-24,79 19,91-22,06
Sumber: Murtilaksono dkk, (2006, 2009)
MITIGASI

Meminimalkan Emisi GRK melalui BMP dan GMP

3. Penerapan Good Manufacturing Practices


• Saat ini

• Zero waste concept


MITIGASI

Meminimalkan Emisi GRK melalui BMP dan GMP

3. Penerapan Good Manufacturing Practices

LCPKS kaya akan karbon organik dengan nilai COD >40 g/L, kandungan Nitrogen
0,2 dan 0,5 g/L sebagai nitrogen ammonia dan total nitrogen (Nasution, 2011).

Teknologi reaktor anaerobik unggun


tetap (RANUT)  peningkatan
populasi mikroba perombak BO yang
ada di LCPKS, diolah secara green
process. Laju perombakannya 30 kali
lebih cepat dibanding kolam limbah.
Produk samping proses anaerobik:
BIOGAS
PENUTUP

 Perubahan iklim mengakibatkan semakin rapatnya siklus fenomena La-


Nina dan El-Nino, yang akan mempengaruhi fluktuasi produktivitas
tanaman kelapa sawit.
 Penerapan teknologi pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang ramah
lingkungan harus dilakukan untuk mengurangi pengaruh atau dampak
perubahan iklim terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman
kelapa sawit.
 Strategi tersebut dikelompokkan kepada adaptasi dan mitigasi yang
tujuannya memperkecil dampak negatif akibat perubahan iklim
terhadap produktivitas tanaman kelapa sawit.
 Selain itu, seluruh pihak/stakeholder harus ikut serta dalam
menghadapi perubahan iklim melalui sosialisasi ke petani dalam
penerapan strategi dan teknologi yang adaptif terhadap anomali iklim.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai