Oleh:
Dr. Sumarjati Arjoso, SKM
Majelis Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)
12 November 2020
PENDAHULUAN
• Vaksinasi merupakan cara yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kekebalan tubuh
dan mencegah penularan penyakit. Syarat utama vaksin adalah: safety (aman) dan
efektif/bermanfaat
• Dalam rangka penanggulangan pandemi Covid-19 dan menjaga kesehatan masyakat,
Pemerintah telah mengeluarkan:
• Peraturan Presiden No. 99 tahun 2020 tentang Pengadaan dan Pelaksanaan Vaksin Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi Covid-19.
• Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 28 Tahun 2020 tentang pelaksanaan pengadaan vaksin dalam rangka
penanggulangan Covid-19
• Dalam hal Diplomasi Antar Negara untuk Pengadaa Vaksin Covid-19, pasti yg paling handal adalah dari
Kementerian Luar Negeri. Namun sisi substansi, mutu, dan keamaman vaksinnya, maka Kementerian
Kesehatan lah yang paling memahaminya. Untuk itu jangan sampai Kemenkes ini ditinggalkan dalam
diplomasi pengadaan vaksin.
• Menlu dan Menteri BUMN ke Cina, ke Emirat Arab dan negara lainnya untuk Diplomasi vaksin Covid-
19. sayangnya Menteri Kesehatan awalnya tidak diajak padahal Kemenkes lah yang harusnya paling
memahami soal vaksin ini.
• Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia mau mendapat/ membeli 250 juta dosis vaksin.
Negara lain hanya dapat beberapa juta paling 10 juta. Kita akan lakukan vaksinasi, kalau sudah
mencukupi kita export lagi. Padahal belum ada satupun Vaksi Covid-19 yang sudah lolos Uji Klinis
Tahap 3, termasuk Vaksin Sinovac masih dalam proses uji klinis tahap 3 di Jabar/ Bandung kepada
1.650 orang (dilakukan 2 kali).
• Bio Farma disiapkan untuk memproduksi vaksin(atau memasukkan vaksin dari bulk kedalam
botol2). Ujicoba tahap ke 3 Diperkirakan selesai Januari.Belum ada keputusan dari BPOM ttn
keamanan dan eficacy apalagi izin edar.
• Disisi lain Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan mengumumkan vaksinasi akan dilaksanakan mulai
November lalu diundur Desember 2020 diprioritaskan utk tenaga medis, sebnyk 9 juta dosis, terus
berubah lagi.Vaksin yg mana? Sinovac kan baru setelah ada Izin edar atau EUL dari Badan POM?
• Indonesia dgn koordinator Eijkman sedang proses memproduksi vaksin Merah Putih. Vaksin Merah
Putih ditargetkan selesai akhir 2021
• Gub Jabar memberi contoh di vaksinasi, sedangkan Menteri BUMN " MENOLAK" Utk di vaksinasi
sehingga masyarakat skeptis
DIPLOMASI HARUS JAGA ETIKA BIROKRASI
• Diplomasi pengadaan vaksin penting, agar Indonesia bisa memastikan ketersediaan vaksin
dengan jumlah yang cukup. Namun urusan vaksin kan juga urusan kesehatan? Menkes baru
diajak pada tahap akhir dan tdk pernah bersuara.
• Mestilah diplomasi kemudian meninggalkan etika BIROKRASI ? Mengabaikan tupoksi
pembantu presiden? Mengabaikan.ketentuan WHO dengan menyatakan " akan membeli
beratus juta dosis vaksin- dan membiarkan negara lain hanya dapat membeli beberapa juta
dosis saja "?
• Haruskah presiden dan menteri - kecuali menteri kesehatan bicara dengan berbagai pesan yg
tdk konsisten termasuk utk sasaran, harga vaksin dll?- Bila masyarakat bingung dan ada yg
menolak vaksinasi, apakh harus diberi sangsi? Siapa yg salah?
• Diplomasi vaksin sangat diperlukan untuk " merebut" vaksin agar " tidak keduluan " dari
negara lain, tetapi bukan harus meninggalkan ETIKA dan membingungkan masyarakat
PENDANAAN VAKSIN
• Itu belum termasuk angaran untuk Penyediaan sarana dan prasarana dan kegiatan
Pelayanan imunisasi (termasuk insentif bagi vaksinator)
PENUTUP