Anda di halaman 1dari 16

Kasus Etikmedikolegal

JUAL BELI
SURAT SEHAT
BEBAS COVID
Ismayandi Ridhan (20194010110)
Emalia Hendi (20194010109)
Zainab Az Zahra (20194010104)
SUMBER BERITA
KRONOLOGI
 Tanggal 14 Mei 2020 jajaran polri sudah melakukan penyelidikan terhadap 2 kasus yang sedang ditangani saat ini,
surat sehat bebas covid manual dan e-comerse
 Pada kasus surat sehat bebas covid manual,
 Terdapat 3 orang pelaku di Kelurahan Gilimanuk, Bali dengan inisial FMN (sopir travel), PB (pengurus travel) dan SW
(wiraswasta percetakan)
 Penyidik telah melakukan terhadap 5 saksi dan barang bukti yang disita, yaitu : 5 lembar surat keterangan dokter yang sudah
diisi data lengkap beserta tandatangan palsu oleh tersangka, uang tunai Rp. 200.000,-, 6 lembar blangko surat keterangan
dokter, alat tulis dan seperangkat komputer.
 Modus pelaku adalah memanfaatkan surat edaran No. 4 tahun 2020 tentang kriteria pembatasan perjalanan orang dalam rangka
percepatan penanganan covid dengan membuat dan menjual surat keterangan kesehatan palsu kepada para pengguna pelabuhan
Gilimanuk dan dijual juga secara e-commerce.

 Pada kasus jual beli surat sehat bebas covid melalui e-commerce,
 Terdapat 4 orang tersangka WD, IA, RR dan PE,

 Penyidik telah melakukan pemeriksaan terhadap 2 saksi dan melakukan penyitaaan terhadap 2 lembar surat keterangan sehat
palsu dan 1 unit printer.
 Modus memanfaatkan surat edaran yang sama.
KRONOLOGI
 Pengakuan dari pelaku kedua kasus tersebut yaitu mereka baru mau memulai jual beli tersebut

 Kronologis dimulai dari viralnya penjualan surat keterangan sehat di medsos  Perintah menyelidiki
 kemudian SAT Reskrim Jembrana melakukan penyelidikan dan penangkapan terhadap para
tersangka tadi.
 Cara tracking masih dalam tahap penyelidikan.

 Sementara pengakuannya baru mau mulai, tapi ditangkap SAT Polres Jemrana. Pihak institusi yang
terkait menyampaikan bahwa surat itu tidak benar, tapi sampai sekarang masih menunggu laporan dari
polisi yang menyelidiki kasus tersebut. Tapi tim penyidik pun sudah bisa mengeluarkan surat laporan
polisi model A sebagai dasar untuk dilakukan penyidikan.
PROBLEM/PELANGGARAN
 Pelaku  melakukan pemalsuan berkas

 Pengguna  menggunakan surat palsu  sama saja dengan


menggunakan barang palsu  Menipu agar bisa lolos pemeriksaan
IDENTIFIKASI JENIS
ISU/MASALAH
PELAKU PEMBUATAN SURAT PALSU MELAKUKAN PELANGGARAN

DALAM ASPEK: ●
Secara etika, seorang manusia tidak seharusnya berbohong termasuk dengan memalsukan surat demi kepentingan pribadi

Etika

Tidak ada masalah Etik bagi pihak travel (sopir dan pengurus) apabila ingin menyediakan surat sehat NAMUN harus
dengan cara yang benar yaitu bekerja sama dengan dokter/klinik dan benar benar dilakukan pemeriksaan kepada
pelanggannya

Seorang wiraswasta percetakan tidak seharusnya menggandakan atau bahkan mengedit surat tanpa seizin pemilik
dokumen asli

Disiplin Apabila di tempat kerja (travel dan percetakan) ada larangan yang mengatur hal ini

maka bisa ada masalah dalam aspek disiplin juga

Hukum ●
Melanggar Pasal 263 KUHP ayat 1
IDENTIFIKASI JENIS
ISU/MASALAH
PENGGUNA SURAT PALSU MELAKUKAN PELANGGARAN DALAM

ASPEK:

Etika Secara etika, seorang manusia tidak seharusnya berbohong termasuk menggunakan

surat palsu dengan sadar

Disiplin

Petugas pemeriksa berhak menolak surat apabila dicurigai sebagai surat palsu dan
berhak untuk tidak meloloskan pemegang surat palsu tersebut sesuai dengan aturan
di tempat itu (dalam kasus ini pelabuhan Gilimanuk

Hukum ●
Melanggar Pasal 263 KUHP ayat 2
ASPEK HUKUM
 Pemalsuan surat diatur dalam Pasal 263 KUHP sebagai berikut:
1. Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat, yang dapat menerbitkan
sesuatu hak, sesuatu perjanjian (kewajiban) atau sesuatu pembebasan utang, atau yang
boleh dipergunakan sebagai keterangan bagi sesuatu perbuatan, dengan maksud akan
menggunakan atau menyuruh orang lain menggunakan surat-surat itu seolah-olah surat itu
asli dan tidak dipalsukan, maka kalau mempergunakannya dapat mendatangkan sesuatu
kerugian dihukum karena pemalsuan surat, dengan hukuman penjara selama-lamanya
enam tahun.
2.  Dengan hukuman serupa itu juga dihukum, barang siapa dengan sengaja menggunakan
surat palsu atau yang dipalsukan itu seolah-olah surat itu asli dan tidak dipalsukan, kalau
hal mempergunakan dapat mendatangkan sesuatu kerugian.
BAGAIMANA JIKA ADA
DOKTER YANG TERLIBAT
SEBAGAI PELAKU
DALAM KASUS INI???
IDENTIFIKASI JENIS
ISU/MASALAH
JIKA PELAKU ADALAH
SEORANG DOKTER
 Etika :
 Pasal 7 Kodeki : Keterangan dan pendapat yang valid.
Seorang dokter wajib hanya memberi surat keterangan
dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.

 Disiplin :
 MKDKI berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran pada Pasal 69 ayat (3)

 Hukum :
 Hukum pidana Indonesia diatur dalam Kitab Undang-undang
Hukum Pidana (KUHP) dalam Bab XII buku II KUHP dari
Pasal 263, dan Pasal 267 KUHP
ANALISA
PERMASALAHAN/PELANGGA
RAN
 ETIKOLEGAL
 DISIPLIN KEDOKTERAN
 HUKUM
ASPEK ETIKOLEGAL
 Pasal 7 Kodeki: Keterangan dan pendapat yang valid. Seorang dokter wajib hanya memberi
surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.
1. Dalam memberikan surat keterangan medis/ahli atau ekspertis dan pendapat ahli apapun bentuk dan
tujuannya, dokter wajib mendasarkan isinya padaf akta medis yang diyakininya benar sesuai dengan
pertanggungjawaban profesinya sebagai dokter.
2. Surat keterangan dokter dan/atau pendapat/keterangan ahli wajib dibuat dengan penuh kejujuran,
kepatutan, ketelitian dan kehatihatian berdasarkan sumpah jabatan, sesuai ketentuan
perundangundangan dan sedapat mungkin bebas dari konflik kepentingan.
3. Seorang dokter yang dalam posisi tidak tak-berpihak/bebas (imparsial/independen) atau patut
menduga tidak sepenuhnya imparsial/independen terhadap kepentingan dalam pembuatan surat
keterangan dan/atau pendapat ahli sebagaimana dimaksud, wajib memberitahukan posisi dirinya
kepada pihak berwenang dan klien/pasien yang akan diperiksanya serta seyogyanya menyerahkan
urusan pembuatan tersebut kepada dokter lain yang paling/lebih imparsial/independen.
ASPEK DISIPLIN
KEDOKTERAN
 Sanksi disiplin yang dapat dikenakan oleh MKDKI berdasarkan Undang-Undang Nomor 29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pada Pasal 69 ayat (3) adalah:
1. Pemberian peringatan tertulis
2. Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Resgistrasi atau Surat Izin Praktik dan/atau
3. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan kedokteran atau kedokteran
gigi
 Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi atau Surat Izin Praktik yang dimaksud dapat
berupa:
 Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi atau Surat Izin Praktik sementara selama-lamanya 1
(satu) tahun, atau
 Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi atau Surat Izin Praktik tetap atau selamanya
ASPEK HUKUM
 Mengenai dokter yang memalsukan surat keterangan sakit, bisa dikenakan
dengan Pasal 267 KUHP:
1. Seorang dokter yang dengan sengaja memberikan surat keterangan palsu tentang
ada atau tidaknya penyakit, kelemahan atau cacat, diancam dengan pidana
penjara paling lama 4 tahun.
2. Jika keterangan diberikan dengan maksud untuk memasukkan seseorang
ke dalam rumah sakit jiwa atau menahannya disitu, dijatuhkan pidana
penjara paling lama 8 tahun 6 bulan
3. Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja
memakai surat keterangan palsu itu seolah-olah isinya sesuai dengan
kebenran.
JALAN PENYELESAIAN
 Kepada pemerintah diharapkan menegakkan hukum yang ada di dalam masyarakat seperti yang
terjadi pada saat ini banyaknya tindak pidana yang merugikan berbagai pihak dan pemerintah agar
dapat lebih selektif dalam menjalankan suatu aturan sehingga secara langsung dapat memberikan
dampak positif bagi masyarakat,
 Kepada tenaga medis supaya bersikap kooperatif pada masa pandemi virus covid 19, karena tenaga
medis adalah garda utama saat menanggulangi wabah virus covid 19. Tenaga medis seharusnya
bekerja profesional sesuai dengan kode etik yang sudah ditetapkan dan bekerja sesuai aturan yang
berlaku sehingga dapat membantu satgas kesehatan dan pemerintah dalam meminimalisir
penyebaran virus covid 19
 Pengawasan di lapangan dapat dilakukan yaitu dengan cara melakukan himbauan kepada
masyarakat bahwa telah beredar surat–surat palsu agar masyarakat dapat berhati-hati. Masyarakat
harus tau bahwa hal tersebut bisa dilakukan tindak pidana. Pihak polisi sudah menginstruksikan
kepada jajaran khususnya di pos cek point dan pos pantau PSBB agar lebih ketat dan lebih teliti
dalam memeriksa surat rekomendasi terkait surat bebas COVID-19.
SEKIAN. TERIMA
KASIH 

Anda mungkin juga menyukai