Anda di halaman 1dari 15

Analisis jurnal

Oleh :

Uswatun Hasana

20171113012
Judul

PENGARUH MODEL PENGARUH MODEL


CONTEXTUAL TEACHING CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING (CTL) PADA AND LEARNING
PEMBELAJARAN IPA BERBANTUAN MASALAH
TERHADAP KETERAMPILAN REALISTIS TERHADAP
BERFIKIR KRITIS PESERTA KETERAMPILAN BERPIKIR
DIDIK KRITIS IPA
Latar belakang
Jurnal 1 :
– Pembelajaran IPA yang tercantum pada kurikulum 2013 yaitu proses
pembelajaran berbasis keterpaduan yang dikembangkan sebagai mata pelajaran
integratif science .Salah satu mata pelajaran yang terintegrasi sains adalah
pembelajaran IPA yaitu materi asam basa.
– Hasil observasi di SMP Negeri 1 Kota Langsa ditemukan ada beberapa guru mata
pelajaran IPA yang masih rutin menggunakan metode ceramah dalam proses
belajar mengajar dalam setiap pokok bahasan, termasuk materi yang harus
dipraktikumkan.
– CTL merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan
berpikir kritis dan keterampilan berpikir kritis peserta didik.
– Menurut Suryawati, dkk. (2010), pembelajaran kontekstual terdapat enam unsur
yaitu rumuskan, amati, nyatakan, gabungkan, komunikasi, amalkan (RANGKA)
berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam hal memecahkan masalah dan
berfikir kritis.
Jurnal 2 :
– Menurut Suja (2014: 2) pembelajaran IPA diharapkan berdasarkan prinsip-
prinsip, proses, dan memberikan kesempatan penuh kepada peserta didik
agar mampu berpikir dan bersikap terhadap alam melalui kegiatan
pengamatan, diskusi, dan penyelidikan sederhana sehingga demikian peserta
didik akan mendapatkan pengalaman belajar.
– Berdasarkan observasi pada hari Senin, 21 Januari 2018 pada siswa kelas IV
Gugus II Teuku Umar Denpasar Barat suasana di kelas begitu pasif, sehingga
siswa merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Hal itu disebabkan
karena pembelajaran IPA dianggap sebagai pelajaran sulit dan menjadi
beban bagi siswa, selain itu guru masih menerapkan pembelajaran hanya
berdasarkan pada buku pegangan saja, hal ini menyebabkan siswa kurang
tertarik terhadap pelajaran.
METODE PENELITIAN
Jurnal 1 :
Jenis : Quasi experimental, dengan bentuk nonequivalent control group
design

Instrumen : soal tes

Analisis data :
1. Normalitas data dilakukan dengan uji Liliefors
2. Uji homogenitas menggunakan Uji-F
METODE PENELITIAN
Jurnal 2 :
Jenis : Quasi experimental, dengan bentuk nonequivalent control group
design

Instrumen : soal tes

Analisis data : analisis statistik deskriptif dan data dianalisis dengan


menghitung nilai mean, median, modus, standar deviasi, varian, skor
maksimum, dan skor minimum
Prosedur penelitian

1) tahap persiapan;
2) tahap pelaksanaan penelitian; dan
3) analisis data dan penarikan kesimpulan berdasarkan rumusan masalah
untuk menjawab tujuan penelitian.
HASIL
JURNAL 1
PEMBAHASAN

– Gambar 4.1 menjelaskan tentang kategori keterampilan berpikir kritis belajar


peserta didik sebelum dan sesudah diterapkan pembelajaran dengan model
CTL. Kategoti keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas eksperimen
pada kategori tinggi meningkat dari 30% mencapai 90%, dan kelas kontrol
meningkat dari 25% menjadi 85%. Berdasarkan hasil data di atas dapat
dilihat bahwa keterampilan berpikir kritis belajar peserta didik sebelum
dilakukan pembelajaran dengan model CTL belum terdapat peningkatan
signifikan.
– Berdasarkan Gambar2 terlihat bahwa secara keseluruhan peningkatan
keterampilan berpikir kritis peserta didik berdasarkan analisis n-gain pada
kategori tinggi kelas eksperimen mencapai 95%, dibandingkan dengan kelas
kontrol hanya 55% pada kategori yang sama.
HASIL
JURNAL 2
– Pada kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model CTL berbantuan masalah realistis
mendapat nilai rata-rata (87,25).
– Mengetahui kualitas variabel keterampilan berpikir kritis IPA pada kelas eksperimen, skor
rata-rata keterampilan berpikir kritis IPA siswa dikonversikan menggunakan kriteria rata-rata
ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi) maka diperoleh hasil konversi yang berada pada
rentang 75,05  X ≤ 100.
– Setelah melakukan uji prasyarat yang pertama yaitu uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji
prasyarat yang ke dua yaitu uji homogenitas varians. Hasil uji homogenitas varians data yang
telah dianalisis adalah Fhitung adalah 1,658, sedangkan Ftabel dengan dbpembilang = 46,
dbpenyebut = 40, dan taraf signifikansi 5% adalah 1,679. Hal ini berarti nilai Fhitung < Ftabel
sehingga varians kedua kelompok homogen.
– Setalah uji normalitas dan homogenitas, selanjutnya dilakukan uji hipotesis atau uji-t,
menggunakan uji-t sampel independent (tidak berkorelasi). Dengan hasil analisis perhitungan
uji–t diperoleh thitung sebesar 6,144. Sedangkan ttabel dengan dk = 85 dan taraf signifikansi
5% adalah 1,988. Hal ini berarti, thitung lebih besar dari ttabel (thitung > ttabel), sehingga
Ho ditolak dan Ha diterima. Ha yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
keterampilan berpikir kritis IPA siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning berbantuan masalah realistis dan siswa yang dibelajarkan
melalui pembelajaran langsung siswa kelas IV Gugus II Teuku Umar Denpasar Barat tahun
pelajaran 2018/2019.
Hasil analisis data keterampilan berpikir kritis menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh pengaruh keterampilan pada pelajaran IPA yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran CTL berbantuan masalah realistis. Hasil
analisi ini didasarkan pada rata-rata skor keterampilan berpikir kritis dan hasil uji-
t. Pada kelompok siswa yang dibelajarkan model pembelajaran CTL berbantuan
masalah realistis memperoleh skor keterampilan berpikir kritis IPA sebesar
87,245 yang termasuk kategori sangat baik, sedangkan pada kelompok siswa
yang tidak dibelajarkan model pembelajaran CTL berbantuan masalah realistis
memperoleh rata-rata sebesar 78,4 berada pada sangat baik. Pada hasil analisis
uji-t diperoleh thitung = 6,144 dan ttabel = 1,988 untuk dk 85 dengan taraf
signifikansi 5%. Merujuk pada hasil perhitungan uji-t dapat diketahui bahwa
thitung > ttabel, sehingga H0 ditolah dan H1 diterima.
Terimakasih, Semoga
bermanfaat!!!

Anda mungkin juga menyukai