Anda di halaman 1dari 31

HAK DAN KEWAJIBAN DALAM HUKUM KESEHATAN

KELOMPOK 3 KELAS B
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
KELOMPOK 3
1. Mayang Delima (191000083)
2. Novita Angelina Putri Silalahi (191000089)
3. Mariana Niastina Purba (191000092)
4. Alexandre Mehaga Sembiring Pelawi (191000096)
5. Fadhila Anissa Putri (191000100)

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN


KONTEN

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN


HAK DAN KEWAJIBAN
PASIEN

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN


HAK PASIEN

UNDANG UNDANG NO. 29 / 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN

Pasal 52 Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik


kedokteran , mempunyai hak :

a. mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis;

b. meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;

c. mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;

d. menolak tindakan medis; dan

e. mendapatkan isi rekam medis.

Source : UNDANG UNDANG NO. 29 / 2004 TENTANG


ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN PRAKTIK KEDOKTERAN
KEWAJIBAN PASIEN

UNDANG UNDANG NO. 29 / 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN

Pasal 53 Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai kewajiban :

a. memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya;

b. mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi;  

c. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan; dan  

d. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.  

Source : UNDANG UNDANG NO. 29 / 2004 TENTANG


PRAKTIK KEDOKTERAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN
HAK DAN KEWAJIBAN
DOKTER

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN


HAK DOKTER

UNDANG UNDANG NO. 29 / 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN


Untuk mengatur lebih jelas dan menjamin kepastian hukum bagi praktik tenaga kesehatan.
(terutama dokter dan dokter gigi) Pemerintah Indonesia mengeluarkan Pasal 50
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak :
a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional;
b. memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional;
c. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan
d. menerima imbalan jasa.

Source : UNDANG UNDANG NO. 29 / 2004


TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN
KEWAJIBAN DOKTER

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS BESAR IKATAN DOKTER Pasal 4 : Setiap dokter harus menghindarkan diri dari
INDONESIA NO. 221/PB/A.4/04/2002 TENTANG PENERAPAN perbuatan yang bersifat memuji diri.
KODE ETlK KEDOKTERAN INDONESIA Pasal 5 : Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin
Kewajiban dokter mencakup : melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan
1. Kewajiban umum untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh
Pasal 1: Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan persetujuan pasien.
mengamalkan sumpah dokter. Pasal 6 : Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam
Pasal 2 : Seorang dokter harus senantiasa berupaya mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik
melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan
tertinggi. hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
Pasal 3 : Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang
dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan
hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.

Source :SURAT KEPUTUSAN PENGURUS BESAR IKATAN DOKTER INDONESIA


ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN NO. 221/PB/A.4/04/2002
KEWAJIBAN DOKTER

Pasal 7 : Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan Pasal 7d : Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan
pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya. kewajiban melindungi hidup makhluk insani.
Pasal 7a : Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, Pasal 8 : Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter
memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan
teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang
(compassion) dan penghormatan atas martabat manusia. menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik
Pasal 7b : Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik
dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya.
sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter Pasal 9 : Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para
atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta
penggelapan, dalam menangani pasien . masyarakat, harus saling menghormati.
Pasal 7c : Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien,
hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus
menjaga kepercayaan pasien.
Source :SURAT KEPUTUSAN PENGURUS BESAR IKATAN DOKTER
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN INDONESIA NO. 221/PB/A.4/04/2002
KEWAJIBAN DOKTER

Pasal 13 : Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat

2. KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada

Pasal 10 : Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan orang lain bersedia dan mampu memberikannya.

mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk 3. KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT Pasal

kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu 14: Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana

pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia ia sendiri ingin diperlakukan.
Pasal 15 : Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari
wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian
teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan
dalam penyakit tersebut.
prosedur yang etis.
Pasal 11 : Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada
pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan 4. KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI
Pasal 16 : Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya
penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya.
dapat bekerja dengan baik.
Pasal 12 : Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien Pasal 17 : Setiap dokter harus senantiasa mengikuti

itu meninggal dunia. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


kedokteran/kesehatan.
Source :SURAT KEPUTUSAN PENGURUS BESAR
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN IKATAN DOKTER INDONESIA NO. 221/PB/A.4/04/2002
KEWAJIBAN DOKTER

UNDANG UNDANG NO. 29/2004 TENTANG PRAKTIK


c.merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien,
KEDOKTERAN
bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik
d.melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan,
kedokteran mempunyai kewajiban :
kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu
Pasal 51
melakukannya; dan
a.memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan
e.menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu
standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;
kedokteran atau kedokteran gigi.
b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai
keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu
melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;

Source :UNDANG UNDANG NO. 29/2004 TENTANG PRAKTIK


ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN KEDOKTERAN
HAK DAN KEWAJIBAN
BIDAN

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN


HAK BIDAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN

Pasal 60
Bidan dalam melaksanakan Praktik Kebidanan berhak:
a.memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan
kompetensi, kewenangan, dan mematuhi kode etik, standar profesi, standar pelayanan
profesi, dan standar prosedur operasional;
b.memperoleh informasi yang benar, jelas, jujur, dan lengkap dari Klien dan/atau
keluarganya;
c.menolak keinginan Klien atau pihak lain yang bertentangan dengan kode etik, standar
profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, dan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
d.menerima imbalan jasa atas Pelayanan Kebidanan yang telah diberikan;
e.memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar; dan
f.mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesi.

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN Source : UU No. 4/2009 Tentang kebidanan


KEWAJIBAN BIDAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG KEBIDANAN

Pasal 61
Bidan dalam melaksanakan Praktik Kebidanan berkewajiban: 5. mendokumentasikan Asuhan Kebidanan sesua1 dengan
1.memberikan Pelayanan Kebidanan sesuai dengan kompetensi, standar;
kewenangan, dan mematuhi kode etik, standar profesi, standar pelayanan 6. menjaga kerahasiaan kesehatan Klien;
profesi, standar prosedur operasional; 7.menghormati hak Klien;
2.memberikan informasi yang benar, jelas, dan lengkap mengenai 8.melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari dokter sesuai
tindakan Kebidanan kepada Klien dan/atau keluarganya sesuai dengan Kompetensi Bidan;
kewenangannya; 9.melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh
3.memperoleh persetujuan dari Klien atau keluarganya atas tindakan yang Pemerintah Pusat;
akan diberikan; 10.meningkatkan mutu Pelayanan Kebidanan;
4.merujuk Klien yang tidak dapat ditangani ke dokter atau Fasilitas 11.mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan dan/atau
Pelayanan Kesehatan; keterampilannya melalui pendidikan dan/atau pelatihan; dan/atau
12.melakukan pertolongan gawat darurat.

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN Source : UU No. 4/2009 Tentang kebidanan


HAK DAN KEWAJIBAN
PERAWAT

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN


HAK PERAWAT

Adapun hak-hak perawat diatur dalam Pasal 36 Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014

Tentang Keperawatan, yaitu:

a. memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar

pelayanan, standar profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan;

b. memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur dari Klien dan/atau keluarganya.

c. menerima imbalan jasa atas Pelayanan Keperawatan yang telah diberikan;

d. menolak keinginan Klien atau pihak lain yang bertentangan dengan kode etik, standar

pelayanan, standar profesi, standar prosedur operasional, atau ketentuan Peraturan

Perundang-undangan; dan

e. memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar.

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN Source :Undang-Undang No.38 tahun 2014


KEWAJIBAN PERAWAT
c. merujuk Klien yang tidak dapat ditangani kepada
Perawat atau tenaga kesehatan lain yang lebih tepat
Adapun kewajiban perawat diatur dalam Pasal 37
sesuai dengan lingkup dan tingkat kompetensinya
Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang
d. mendokumentasikan Asuhan Keperawatan sesuai
Keperawatan, yaitu:
dengan standar;
Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan
e. memberikan informasi yang lengkap, jujur, benar, jelas,
berkewajiban:
dan mudah dimengerti mengenai tindakan Keperawatan
a. melengkapi sarana dan prasarana Pelayanan
kepada Klien dan/atau keluarganya sesuai dengan batas
Keperawatan sesuai dengan standar Pelayanan
kewenangannya;
Keperawatan dan ketentuan Peraturan Perundang-
f. melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari
undangan;
tenaga kesehatan lain yang sesuai dengan kompetensi
b. memberikan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan
Perawat; dan
kode etik, standar Pelayanan Keperawatan, standar profesi,
g. melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan
standar prosedur operasional, dan ketentuan Peraturan
oleh Pemerintah.
Perundang-undangan;
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN Source : Undang-Undang No.38 tahun 2014
HAK DAN KEWAJIBAN
PSIKOLOG

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN


HAK PSIKOLOG MENURUT PERMENKES NO.45/2017

Adapun hak-hak Psikolog diatur dalam Pasal 22 Permenkes No. 45 Tahun 2017 Tentang

Penyelenggaraan Praktik Psikolog Klinis, Yaitu :

1.Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan standar

profesi, stadar pelayanan, dan standar prosedur operasional.

2.Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien dan/atau keluarga pasien

3.Melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi dan kewenangan.

4.Menerima imbalan jasa profesi.

5.Memperoleh jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang berkaitan dengan tugasnya sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN Source : Permenkes No. 45/2017 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Psikolog Klinis
KEWAJIBAN PSIKOLOG MENURUT PERMENKES NO.45/2017

Adapun kewajiban Psikolog diatur dalam Pasal 22 Permenkes No. 45 Tahun 2017 Tentang

Penyelenggaraan Praktik Psikolog Klinis, Yaitu : Menghormati hak pasien

1.Menyimpan rahasia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

2.Memberikan informasi tentang masalah keshatan dan pelayanan yang di butuhkan

3.Memperoleh persetujuan tindakan yang akan dilaksanakan kepada pasien

4.Melakukan rujukan untuk kasus di luar kompetensi dan kewenangannya sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan

5.Mematuhi standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, dan kode etik profesi

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN Source : Permenkes No. 45/2017 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Psikolog Klinis
HAK DAN KEWAJIBAN
APOTEKER

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN


HAK APOTEKER

Adapun hak-hak apoteker sebagai pelaku usaha pelayanan kefarmasian diatur dalam
Pasal 6 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, yaitu:

1.Mendapatkan perlindungan hukum dan tindakan konsumen yang beriktikad tidak baik.

2.Melakukan pembelaan diri yang sepatutnya di dalam penyelesaian hukum sengketa

konsumen.

3.Rehabilitasi nama baik apabila tidak terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen

tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN Source :Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999


KEWAJIBAN APOTEKER

4. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan


Kewajiban-kewajiban apoteker sebagai pelaku usaha pelayanan
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang
kefarmasian diatur dalam Pasal 7 Undang-undang Nomor 8 Tahun
dan/atau jasa yang berlaku.
1999 Tentang Perlindungan Konsumen, yaitu:
5. Memberikan kesempatan kepada konsumen untuk menguji dan
1.Beriktikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.
mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberikan
2.Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi
jaminan atas barang yang dibuat dan/atau diperdagangkan.
dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberikan penjelasan
6. Memberikan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas
penggunaannya, perbaikan dan pemeliharaan.
kerugian akibat penggunaan, pemakaian , dan pemanfaatan
3.Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta
barang dan/atau jasa yang di perdagangkan. Selain itu, sebagai
tidak diskriminatif
pelayanan kefarmasian kewajiban apoteker juga diatur dalam
Pasal 15.

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN Source :Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999


KEWAJIBAN APOTEKER

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 922/Menkes/SK/X/2002 Tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pemberian Izin Apotek dinyatakan bahwa:

•Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian profesinya yang dilandasi
pada kepentingan masyarakat.

•Apoteker tidak diizinkan untuk mengganti obat generic yang ditulis dalam resep dengan obat paten.

•Dalam hal pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis dalam resep, apoteker wajib berkonsultasi
dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih tepat.

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN Source : Peraturan Pemerintah 51/2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian
HAK DAN KEWAJIBAN
KESEHATAN
MASYARAKAT

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN


HAK KESEHATAN MASYARAKAT

Dalam Kode Etik Kesehatan Masayarakat Indonesia Pasal 5 tentang hak anggota
1. Anggota muda, anggota biasa dan anggota luar biasa, berhak untuk diperjuangkan dan
dilindungi kepentingannnya sepanjang menyangkut bidang profesinya.
2. Anggota muda dan anggota luar biasa mempunyai hak bicara dan dapat mengajukannya
secara lisan ataupun tulisan.
3. Anggota biasa mempunyai hak bicara dan hak suara, mempunyai hak memilih dan
dipilih.
4. Anggota kehormatan mempunyai hak memberikan nasehat ataupun saran dan dapat
diajukan secara lisan maupun tulisan Anggota muda, anggota biasa dan anggota luar
biasa, berhak untuk diperjuangkan dan dilindungi kepentingannnya sepanjang
menyangkut bidang profesinya.

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN Source : Kode Etik Kesehatan Masyarakat Indonesia
KEWAJIBAN KESMAS MENURUT KODE ETIK KESMAS

KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI KESEHATAN LAIN


KEWAJIBAN UMUM DAN PROFSI DILUAR BIDANG KESEHATAN

1. Setiap profesi kesehatan masyarakat harus menjunjung tinggi,


menghayati, dan menamalkan etika profesi kesehatan masyarakat. 1. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, harus

(Pasal 1) bekerjasama dan saling mengormati dengan anggota

2. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, profesi kesehatan profesi lain, anpa dipengaruhi oleh pertimbangan-

masyarakat lebih mementingkan kepentingan umum daripada pertimbangan keyakinan, agama, suku, golongan, dan

kepentingan pribadi. (Pasal 2) sebagainya. (Pasal 14)

3. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, hendaknya 2. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bersama-sama

menggunakan prinsip efektifitas-efisiensi dan mengtamaka dengan profesi lain, hendaknya berpegang pada prinsip-

penggunaan teknologi tepat guna. (Pasal 3) prinsip : kemitraan, kepemimpinan, pengambilan prakarsa,

4. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, tidak boleh membeda- dan kepeloporan. (Pasal 15)

bedakan masyarakat atas pertimbangan – pertimbangan agama,


suku, golongan, sosial politik, dan sebagainya. (Pasal 4)
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN Source : Kode Etik Kesehatan Masyarakat Indonesia
KEWAJIBAN KESMAS MENURUT KODE ETIK KESMAS

KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT 5. Upaya pembinaan kesehatan hendaknya didasarkan


kepada fakta-fakta ilmiah yang diperoleh dari kajian-kajian
1. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, selalu berorientasi atau penelitian-penelitian. (Pasal 10)
kepada masyarakat sebagai satu kesehatan yang tidak terlepas dari 6. Dalam embinaan kesehatan masyarakat, hendaknya
aspek sosial, ekonomi, politik, psikologi, dan budaya. (Pasal 6) mendasarkan kepada prosedur dan langkah-langkah yang
2. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, harus mengutamakan profesional yang telah diuji melalui kajian-kajian ilmiah.
pembinaan kesehatan yang menyangkut orang banyak. (Pasal 7) (Pasal 11)
3. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,harus mengutakan 7. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,harus
pemerataan dan keadilan. (Pasal 8) bertanggung jawab dalam melindungi, memelihara, dan
4. Dalam pembinaan kesehatan masyarakat harus menggunakan meningkatkan kesehatan penduduk. (Pasal 12)
pendekatan menyeluruh, multidisiplin dan lintas sektoral serta 8. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, harus
mementingkan usaha-usaha promotif, preventif, protektif, dan berdasarkan antisipasi ke depan , baik dan menyangkut
pembinaan kesehatan. (Pasal 9) masalah kesehatan maupun masalah lain yang
berhubungan atau mempengaruhi kesehatan penduduk.
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN (Pasal 13) Source : Kode Etik Kesehatan Masyarakat Indonesia
KEWAJIBAN KESMAS MENURUT KODE ETIK KESMAS

KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI


KEWAJIBAN TERHADAP PROFESINYA

1. Ahli kesehatan masyarakat hendaknya bersikap proaktif dan tidak 1. Profesi kesehatan masyarakat harus memelihara
menunggu dalam mengatasi masalah. (Pasal 16) kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas da

2. Ahli kesehatan masyarakat hendaknya senantiasa emelihara dan profesinya dengan baik. (Pasal 19)

meningkatkan profesi kesehatan masyarakat 2. Ahli kesehatan masyarakat senantiasa berusaha untuk
3. Ahli kesehatan masyarakat hendakanya senantiasa berkomunikasi, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan nya sesuai
membagi pengalaman, dan saling membantu di antara anggota dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
profesi kesehatan masyarakat. (Pasal 17) (Pasal 20)

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN Source : Kode Etik Kesehatan Masyarakat Indonesia
TERIMA KASIH

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN

Anda mungkin juga menyukai