Anda di halaman 1dari 36

PROGRAM MENJAGA MUTU

PUSKESMAS BERNUNG

Debby Cinthya DV 1718012040

William Bahagia 1718012082

Purnama Simbolon 1718012083

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
Place Your Picture Here and send to back

Pendahuluan
Mutu pelayanan
kesehatan

menunjukkan pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan


yang disatu pihak menimbulkan kepuasaan pada setiap pasien
sesuai dengan tingkat kepuasan penduduk, serta pada pihak lain,
tata penyelengggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar
pelayanan profesional yang telah ditetapkan.
Peningkatan mutu
pelayanan kesehatan
• salah satu sasaran Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan juga
merupakan salah satu pilar utama Program
Indonesia Sehat, yaitu dalam hal penguatan
pelayanan kesehatan.
Rumusan masalah

•Apakah yang harus dilakukan untuk menjaga mutu


Contents dalam pelayanan kesehatan?

•Bagaimana program menjaga mutu kesehatan di fasilitas


kesehatan primer?
Contents

•Bagaimana pengelolaan program menjaga mutu


kesehatan di Puskesmas Bernung Pesawaran?
Contents
Place Your Picture Here and send to back

Tinjauan Pustaka
Mutu Pelayanan Kesehatan

Available and continuous


 Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari
suatu barang atau jasa yang di dalamnya
terkandung sekaligus pengertian rasa aman atau
pemenuhan kebutuhan para pengguna Acceptable and appropriate

 Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang


diselenggarakan baik secara sendiri maupun Accessible
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,
Affordable
kelompok dan masyarakat

Quality
Dimensi Mutu
• Dimensi mutu merupakan parameter kualitas suatu produk.

• Makna yang berbeda jika dilihat dari sisi yang berbeda, seperti
dari sisi pemakai jasa layanan kesehatan, pemberi layanan
kesehatan, penyandang dana kesehatan, pemilik sarana
layanan kesehatan, dan administrator layanan kesehatan.
(Kemenkes RI, 2016)

• Dimensi mutu: efficient, effective, timely, people centred,


equitable, dan safe (WHO, 2006)
Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan

Suatu upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, objektif dan


terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan
berdasarkan standar yang telah ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara
penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia, serta menilai hasil
yang dicapai dan menyusun saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu
pelayanan.
(Kemenkes RI, 2016)
Kegiatan Program Menjaga Mutu
Organisasi program menjaga mutu
Persiapan
Batas wewenang dan tanggung jawab organisasi

Ruang lingkup kegiatan organisasi

Aspek pelayanan kesehatan yang penting diperhatikan

Tolak ukur dan ambang batas aspek pelayanan kesehatan

Masalah mutu pelayanan kesehatan


pelaksanaan
Prioritas masalah mutu
Analisis masalah mutu
Kajian mendalam masalah mutu
Upaya penyelesaian masalah mutu
Pemantauan dan menilai kembali masalah mutu
Strategi Program Menjaga Mutu

1
• Memastikan indikator mutu yang dipakai

2
• Program jaminan mutu bersifat dinamis dan fleksibel

3
• Peningkatan motivasi pelayanan kesehatan

4
• Progrma difokuskan pada aspek mutu

5
• Pengukuran mutu lebih ditekankan
Tujuan Program Menjaga Mutu
1. Tujuan antara: diketahuinya mutu pelayanan yang dapat
dicapai apabila masalah mutu berhasil ditetapkan.

2. Tujuan akhir: peningkatan mutu pelayanan apabila penyelesaian


masalah berhasil dilaksanakan
Manfaat Program Menjaga Mutu

Meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan

Meningkatkan efesiensi pelayanan kesehatan

Meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan

Melindungi pelaksana pelayanan dari kemungkinan


munculnya gugatan hukum
Bentuk Program
Menjaga Mutu

Ditinjau dari
Ditinjau dari
kedudukan
waktu
organisasi
pelaksanaan
pelaksana

Program menjaga Program menjaga Prospective Concurent quality Retrospective


mutu internal muru eksternal Quality Assurance assurance Quality Assurance
Sasaran Program Menjaga Mutu
Input
Semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan : man, money,
material

Environment
Keadaan sekitar yang mempengaruhipelayanan kesehatan : policy, organization, management

Process
Tindakan yang dilakukan pada pelayanan kesehatan : medical procedures and non medical
procedures

Outcome
Sesuatu yang menunjuk pada penampilan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan : medical
performance and non medical performance
Metode Program Menjaga Mutu

Audit Review Survey Observasi


• pengawasan • penilaian • kuesioner atau • status fisik dan
yang dilakukan terhadap wawancara perilaku pasien
terhadap pelayanan yang secara
masukan, diberikan, langsung dan
proses, penggunaan tidak langsung
lingkungan dan sumber daya,
keluaran laporan
kejadian atau
kecelakaan
Langkah 1
Pembuatan
Rencana

Langkah 10
Langkah 2
Pemecahan
Penyusunan
Masalah dan
Standar
Evaluasi

Langkah 9
Langkah 3
Penyusunan
Penyebarluasan
Pemecahan
Standar
Masalah

Peningkatan Mutu
Standar Layanan
Langkah 8
Kesehatan Langkah 4
Analisis Penyebab
Pemantauan Mutu
Masalah

Langkah 7 Langkah 5
Penyusunan Penetapan
Kelompok Masalah dan
Pemecah Masalah Prioritas

Langkah 6
Perumusan
Masalah
Penilaian Mutu Pelayanan Kesehatan
menghasilkan suatu uraian detail dan
langkah-langkah yang akan dilaksanakan
Plan untuk mencapai tujuan

penyempurnaan rencana kerja


sesuai dengan hasil pemeriksaan melaksanakan rencana yang
yang telah dilakukan dan memantau Action Do telah disusun
kemajuan serta hasil yang dicapai

memeriksa berbagai kemajuan dan hasil


yang dicapai dari pelaksanaan rencana.
1. Checklist
Check
2. Peta Kontrol
Program Menjaga Mutu di Puskesmas Bernung Pesawaran

Program interna puskesmas disusun


berdasarkan:
1. SPM dalam Permenkes RI No. 4
Tim Tim Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Jamina Audit Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar
n Mutu Interna pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan
2. Peraturan Daerah Kabupaten
Pesawaran.
Program Menjaga Mutu di Puskesmas Bernung Pesawaran
upaya
kesehatan
masyarakat
administrasi (UKM) upaya
dan kesehatan
manajemen perorangan
(ADMEN) (UKP)

Bidang
Puskesmas
UKP: “belum dapat dilakukan maksimal”

1. kurangnya sosialisasi dari petugas kesehatan ke masyarakat


2. tidak berjalannya evaluasi survey beberapa bulan terakhir.
Place Your Picture Here and send to back

Critical Appraisal
RUMUSAN MASALAH
C O
P I

Comparison Outcomes

Indikator Pasien yang Opini pasien rawat


Populasi jalan terhadap mutu
Kuesioner yang menjalani
Pasien yang pelayanan kesehatan
mengukur opini pasien pengobatan rawat
menjalani dan faktor yang
rawat jalan terhadap jalan di negara lain.
pengobatan rawat mempengaruhi
mutu pelayanan
jalan
kesehatan. 23
CRITICAL APPRAISAL
Judul:
Evaluation of Service Quality from
Patients’ Viewpoint

Koresponden:
Mohammad Ali Abbasi-Moghaddam,
Ehsan Zarei, Rafat Bagherzadeh
Hossein Dargahi dan Pouria Farrokhi

Publikasi:
BMC Health Services. Research
Article. 15 Maret 2019
VALIDITY (1) • Pendahuluan terdapat latar belakang,
permasalahan dan tujuan penelitian.
• Didukung oleh sumber pustaka yang kuat
dan relevan

Mutu pelayanan kesehatan dapat memengaruhi nilai,


kepuasan dan kepercayaan pasien  peningkatan mutu
pelayanan menjadi agenda manajemen mutu.

Mutu  penilaian atau seluruh sikap klien terhadap penyedia


layanan yang merujuk pada perbedaan dan ketidakcocokan
antara harapan serta persepsi terhadap perfoma pelayanan

Mutu pelayanan kesehatan terdiri atas mutu teknis/klinis


(ketrampilan, ketepatan prosedur dan diagnosis medis) dan
fungsi/non-klinis (pelayanan kesehatan yang disajikan)

Jurnal ini hendak mengetahui opini pasien yang menjalani rawat


jalan mengenai mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit
pendidikan yang terafiliasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas
Tehran, Iran
VALIDITY (2) Metodologi  pembahasan lengkap, terdiri atas
penjelasan mengenai desain penelitian, tempat
dan waktu penelitian, sampel penelitian, teknik
pengambilan sampel dan cara analisis data

Jenis penelitan ini adalah analisa-cross Instrumen  kuisoner yang sudah didesain
sectional dengan menggunakan 400 dan divalidasi pada penelitian sebelumnya.
pasien sebagai sampel dari Januari-Juli Reabilitas instrument  Cronbach’s Alpha
2017 1. 4. Coefficient, dimensi mutu pelayanan (0,6-
0,9) dan seluruh mutu pelayanan (0,92)
Pasien diseleksi dengan metode
multistage systematic random
Analisis data dengan SPSS 23
sampling, tapi akibat keterbatasan
menggunakan uji T-Test, ANOVA dan
waktu dan sumber daya hanya 4
rumah sakit (dua rumah sakit 2. 5. korelasi Pearson guna
membandingkan mutu pelayanan
umum dan dua rumah sakit
pada variabel demografi pasien dan
spesialistik)
menilai hubungan antara dimensi
Pengambilan sampel dilakukan selama mutu
hari buka pelayanan yaitu hari Selasa
Nilai rata-rata pada mutu pelayanan
hingga Kamis. Pasien diminta mengisi 3. 6. dibagi menjadi tiga tingkat yaitu buruk
kuesioner sebelum meninggalkan klinik
(<2,5), cukup (2,6-3,75) dan baik (>3,75).
dan sesudah konsultasi dokter
IMPORTANCY (1) Hasil Penelitian  penting karena terdapat upaya
analisis mutu pelayanan kesehatan masyarakat
berdasarkan sudut pandang pasien / penerima
jasa pelayanan kesehatan.
Jumlah kunjungan satu kali  130 org (33%)
Tidak berpendidikan formal  9 org (2,3 %) Penyakit baru  136 org (34%)
Pasien tinggal di kota  344 org (86%).

Rujukan dari dokter  176 org


(44%)
Laki-laki  221 org (55,3%)
Status kesehatan cukup  182
Sudah menikah  290 org (72,5%)
org (45 %)

Hubungan karakteristik
demografi dengan mutu
pelayanan kesehatan
IMPORTANCY (2)

2
Waktu tunggu Indeks dimensi mutu
Minimum10 menit pelayanan
Rata-rata 3 jam Nilai tertinggi  konsultasi
Maksimum8 jam. dokter (4,17)
Nilai terendah  waktu
tunggu (2,64).
Biaya pelayanan:
Minimum 0,1 USD Urutan indeks mutu:
Rata-rata 2,25 USD 1. Konsultasi dokter
Maksimum 15,5 USD 2. Biaya pelayanan
3. Proses pendaftaran
4.Penjelasan informasi kepada
pasien
5. Lingkungan fisik
6. Pembuatan janji
7. Aksesibilitas
8. Waktu tunggu
IMPORTANCY (3)
Signifikan korelasi ditemukan pada seluruh dimensi
mutu pelayanan, terutama konsultasi dokter dan
diikuti dimensi lainnya

Perbandingan skor rata-


Mutu pelayanan pasien rata pada variabel
rawat jalan secara demografik menunjukkan
keseluruhan pasien skor mutu tinggi
menilai diberikan oleh
Buruk 2,5% perempuan, pasien
Cukup 40% dirujuk dengan penyakit
Baik 57,5% pertama dan pasien yang
sudah familiar dengan
Mutu keseluruhan mutu pelayanan klinik melalui media..
IMPORTANCY (4) Pembahasan  mengukur hubungan antara
variabel demografi dan sosio ekonomi, serta
variable mutu pelayanan rumah sakit

Skor tertinggi  konsultasi dengan dokter. Lingkungan klinik terdapat ketidakpuasan


Pasien biasanya memiliki kurang informasi dan akibat kurangnya hiegine dan jumlah kursi yang
pengetahuan untuk menilai tenaga kesehatan tersedia.

Kebijakan biaya jaminan kesehatan di Waktu tunggu menjadi alasan


Iran yang mewajibkan pasien rawat penting ketidakpuasan dan
jalan membayar 30% biaya pelayanan penurunan persepsi pasien
sedangkan pada rumah sakit terhadap mutu pelayanan. Pada
pemerintah seluruh biaya ditanggung penelitian termasuk pada waktu
oleh asuransi jaminan kesehatan visit dokter

Pembuatan janji terdapat persepsi negative Tingkat pendidikan rendah mengakibatkan


yang dihubungkan dengan proses birokrasi, ekspektasi tidak rasional dan hal ini kontras
kurangnya sistem pembuatan janji ideal, dengan studi lainnya
atau kurangnya sikap pegawai
Pasien dengan penyakit barunya
memiliki persepsi lebih positif akibat Pasien yang familiar
pemulihan penyakit sebelumnya, dengan klinik melalui
harapan pulih pada klinik yang dipilih media, memberi skor
dan kurang familiar dengan rinci dan lebih akibat
kelemahan proses mutu pelayanan diakibatkan pelayanan
yang sama dengan
1. 2. informasi media
Rumah sakit perlu membuat
desain proses layanan yang Pasien dengan status
berorientasi pasien kesehatan yag lebih
dibandingkan berorientasi pada 5. 3. baik memiliki
personel dan meningkatkan ekspektasi lebih
mutu pelayanan melalui rendah dan lebih
pendidikan dan desain sistem 4. positif

Tidak ada hubungan signifikan antara biaya pelayanan


dan umur dengan mutu pelayanan. tapi memiliki
korelasi secara negative  menandakan bahwa biaya
tinggi dan usia tua memberi hasil kurang positif terhadap
persepsi mutu
APPLICABILITY

Penelitian jurnal ini dapat diterapkan di Indonesia termasuk


di Puskesmas Bernung. Penelitian ini dapat menjadi contoh
sebagai program menjaga mutu pelayanan kesehatan yang
tidak hanya dinilai berdasarkan dimensi penyelenggara dan
dana, tetapi juga berdasarkan sudut pandang pemakai jasa
pelayanan kesehatan yaitu melalui harapan dan persepsi
pasien.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai