Anda di halaman 1dari 25

POST PARTUM HEMORRHAGE

PLACENTA RESTAN
Penyebab kematian ibu post partum
 Infeksi
 Perdarahan
 Pre Eklampsia/ Eklampsia
Definisi
 Post Partum Hermorrhage
 Kehilangan darah > 500 ml (pada persalinan
pervaginam ) atau > 1000 ml(pada persalinan
sectio caesaria) setelah placenta lahir
PPH berat
adalah perdarahan > 1000ml setelah bayi
lahir
Definisi
Early Post Partum Hemorrhage
perdarahan post partum yang terjadi < 24
jam setelah bayi lahir
Delayed Post partum Hemorrhage
perdarahan post partum yang terjadi
setelah > 24 jam bayi lahir
Penyebab kematian maternal
karena perdarahan (williams)
penyebab persentase
1. Placental abruption 19 %
2. Laserasi /uterine rupture 16 %
3. Atonia uteri 15 %
4. Koagulopaty 14 %
5. Placenta previa 7%
6. Uterine bleeding 6%
7. Placenta akreta/inkreta/perkreta 6%
8. Retensio placenta 4%
Penyebab perdarahan post partum
1. Atoni uteri (50-60%).
2. Retensio plasenta (16-17%).
3. Sisa plasenta (23-24%).
4. Laserasi jalan lahir (4-5%)
5. Kelainan darah (0,5-0,8%).
Penyebab Delayed Post Partum
Hemorrhage
 infeksi
 sub involusi uterus
 placenta restan
Predisposisi post partum hemorrhage
1. Riwayat perdarahan post partum sebelumnya
2. Riwayat perdarahan antepartum
3. Intra uterine fetal death
4. Overdistended uterus : hidramnion, gemelli
5. Riwayat kelainan perdarahan pada kehamilan
6. Pre eklampsia / hipertensi dalam kehamilan
7. Obesitas
8. Episiotomi
9. Sectio caesaria
10. Partus lama/ cepat
11. Induksi persalinan / augmentasi
12. Khorioamnitis
13. Distosia bahu
14. Koagulopati
15. Versi podalik internal dan ekstraksi bayi kembar yang kedua
Pencegahan Perdarahan Post
Partum
 pemberian uterotonika  1 menit
setelah bayi lahir
 menjepit dan memotong tali pusat
segera setelah bayi lahir
 tegangan tali pusat terkendali
 masase fundus uterus untuk memacu
kontraksi uterus
Diagnosis perdarahan post partum
1. Palpasi uterus : kontraksi uterus? tinggi fundus
uterus?
2. Memeriksa plasenta dan ketuban : lengkap atau
tidak?
3. eksplorasi kavum uteri  mencari :
- Sisa plasenta dan ketuban.
- Robekan rahim.
- Plasenta suksenturiata.
4. Inspekulo : untuk melihat robekan pada serviks,
vagina dan varises yang pecah.
5. Pemeriksaan laboratorium : periksa darah,
hemoglobin, clot observation test (COT), dan lain-
lain.
Hal yang harus diperhatikan dalam
pengelolaan perdarahan post
partum :

1.Menghentikan perdarahan
2.Mencegah timbulnya syok
3.Mengganti darah yang hilang
Tahapan pengelolaan perdarahan post partum
 Kompresi uterus bimanual
 Cari bantuan
 Cari tambahan darah dan lakukan cross match
 Lakukan penggantian cairan dengan cairan infus atau
produk darah
 Eksplorasi cavum uterus
 Siapkan jalur iv line kedua
 Curetage
 Uterine packing
 Pemberian uterotonika
 Embolisasi pembuluh darah pelvic
 Terapi operatif
Obat uterotonika
 Oksitosin
– 5 iu im
– 20 iu dalam 1 Liter RL / NaCl 0,9 %
– 10 iu intra miometrial diberikan perabdominal
 Methyl ergometrin maleat
– 0,25 mg im atau 0,125 mg iv
– Hati-hati pada hipertensi (DM 1,25 mg)
 Misoprostole
– 600 mg po
– 800-1000 mg per rectal
– Hati-hati pada asma
Terapi operatif
 Pressure occlusion of the aorta
 Ligasi arteri uterine
 Ligasi arteria illiaca internal
 B-Lynch Branch suture
 histerektomi
Placenta Restan

Retensio placenta :
kedaan dimana placenta tidak lahir 1 jam
setelah bayi lahir
setiap persalinan, setelah placenta lahir
placenta dan uterus di cek jangan ada
bagian yang tertinggal
Penyebab placenta restan
 Placenta sudah lepas namun belum keluarakibat
kesalahan penanganan kala IIIinkarserata
 Perlekatan placenta terlalu kuat abnormal

Faktor predisposisi
-Placenta previa
-Riwayat operasi caesar
-Riwayat curetage sebelumnya
-Riwayat grande multi para
Perlekatan placenta abnormal
1. Acreta 
perlengketan placenta abnormal pada dinding uterus
biasanya pada defek membran desidua
2. Increta
perlengketan placenta di miometrium
3. Perkreta 
perlengketan placenta menembus miometrium
menyebabkan perdarahan,infeksi dan perforasi uterus
Tanda dan gejala klinis retensio
placenta
 plasenta belum lahir setelah 30 menit,
 perdarahan segera,
 kontraksi uterus baik tapi tinggi fundus tetap
 tali pusat putus akibat traksi berlebihan,
 inversi uteri akibat tarikan,
 perdarahan lanjutan
 Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta)
 kotiledon placenta tak lengkap
diagnosis
 Peningkatan kadar α feto protein dalam
serum darah ibu
 Kadang didapatkan perdarahan ante
partum, tapi lebih sering didapatkan
perdarahan post partum
 Pada USG Doppler(Twickler dkk)
– Jarak > 1 mm antara permukaan VU dan
tunika serosa uterus
– Adanya ‘danau’ intraplacental
penatalaksanaan
Tergantung pada :
- tempat perlekatan
- kedalaman penetrasi dalam miometrium
- banyaknya kotiledon yang tertinggal
Tindakan penanganan retensio plasenta
1. Retensio placenta tanpa perdarahan
tungguKosongkan VU dan rectum, inj
oksitosin, masase uterus
2. Coba 1-2 kali dengan perasat Crede bila gagal
lakukan manual plasenta
3. Setelah manual plasenta, beri suntikan methyl
ergometrin 3 hari berturut-turut, hari ke 4
dilakukan kuretase dengan sendok kuret
tumpul terbesar didahului dengan infus
oksitosin
4. Placenta inkarserata diberi injeksi
oksitosin intracerviks dan diberi anestesi
umum, placenta dilahirkan secara manual
atau dengan cunam ovum
5.Manual plasenta
6. Plasenta inkreta, perkerta dan akreta 
histerektomi
7.Sisa plasenta dikeluarkan dengan kuretase
8. Penderita diberikan uterotonika,
analgetika, roboransia dan antibotika
Penatalaksanaan definitif
 Histerektomi
 Meninggalkan placenta insitu dan
embolisasi a uterinaresorbsi placenta 6
bulan kemudian
 Meninggalkan placenta insitu& pemberian
metotrexate
Manual plasenta
1. Memasang infus
2. Ibu posisi litotomi dengan narkosa
3. Teknik :
tangan kiri diletakkan di fundus uteri, tangan kanan dimasukkan
dalam rongga rahim dengan menyusuri tali pusat sebagai
penuntun.
Tepi plasenta dilepas - disisihkan dengan tepi jari-jari tangan - bila sudah
lepas ditarik keluar.
Lakukan eksplorasi apakah ada luka-luka atau sisa-sisa plasenta dan
bersihkanlah.
Manual plasenta berbahaya 
dapat terjadi robekan jalan lahir (uterus) dan membawa infeksi.
Dilakukan pada perdarahan kala III> 200 ml,penderita dalam narkosa,
riwayat post partum hemorrhage habitualis
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai