Anda di halaman 1dari 15

DIAGNOSTIK PADA PENYAKIT

GINJAL
Anggota kelompok 5 :
Angelica

Imelda

Embun

Manggar

Indri

Paulina

Tio
ANALISIS DIPSTIC
Dipstik adalah stripreagen berupa strip plastik
tipis yang ditempeli kertas seluloid yang
mengandung bahan kimia tertentu sesuai jenis
parameter yang akan diperiksa.
uji kimia yang tersedia pada reagenstrip
umumnya adalah glukosa, protein, bilirubin,
urobilinogen, ph, berat jenis, darah, keton, nitrit,
dan leukositesterase.
1. Glukosa
kurang dari 0,1% dari glukosa normal disaring
oleh glomerulus muncul dalam urine (kurang dari
130mg/24 jam) untuk pengukuran glukosa urine,
reagenstrip diberi enzim glukosa oksidasi(GOD),
peroksidase(POD), dan zat warna
2. Protein
Normal ekskresi protein urine biasanya tidak
melebihi 150mg/24 jam atau 10mg/dl dalam setiap 1
spesimen. Lebih dari 10mg/dl didefiniskan sebagai
proteinuria. Dipstik mendeteksi protein dengan
indikator warna bromphenol biru, yang sensitif
terhadap albumin tetapi kurang sensitif terhadap
globulin, protein bencejones, dan mukoprotein.
3. Bilirubin
bilirubin yang dapat dijumpai dalam urine
adalah bilirubin direk (terkonjugasi), karena tidak
terkait dengan albumin, sehingga mudah difiltrasi
oleh glomerulus dan diekskresikan kedalam urine
bila kadar dalam darah meningkat.
4. Urobilinogen
empedu yang sebagian besar dibentuk dari bilirubin
terkonjugasi mencapai area duodenum, tempat
bakteri dalam usus mengubah bilirubin menjadi
urobilinogen. Sebagian besar urobilinogen berkurang
difaeses: sejumlah besar kembali kehati melalui
aliran darah, disini urobilinogen diproses ulang
menjadi empedu dan kira
-kira sejumlah 1% diekskresikan kedalam urine oleh
ginjal.
5. Keasaman (ph)
tergantung pada status asam-basa, ph kemih
dapat berkisar dari 4,5 – 8,0 . Ph berfariasi
sepanjang hari, berikut adalah keadaan-keadaan
yang dapat mempengaruhi ph urine:
A. Ph basa: setelah makan, vegetarian, alkalosis
sistemik infeksi saluran kemih, terapi alkalinisasi,
asidosis, tubulus ginjal, spesimen basi.
Lanjutan…
B. Ph asam : ketosis(diabetes, kelaparan, penyakit
demam pada anak), asidosistemik, terapi
keasaman.
6. Berat jenis
berat jenis mengukur kepadatan air seni serta
dipakai untuk menilai kemampuan ginjal untuk
memekatkan dan mengencerkan urine. Spesifik
gravitasi antara 1,005 dan 1,035 dianggap wajar
jika fungsi ginjal normal.
7. Darah(blood)
pemeriksaan dengan carik celup akan memberi
hasil positif baik untuk hematuria,
hemoglobinuria, maupun mioglobunuria. Prinsip
tes carik celup ialah mendeteksi hemoglobin
dengan pemakaian substrat proksidase serta
aseptor oksigen.
8. Keton
badan keton diproduksi untuk menghasilkan
energi saat karbohidrat tidak dapat digunakan.
Apabila kapasitas jaringan untuk menggunakan
keton sudah mencukupi maka diekskresi kedalam
tubuh urine dan apabila telah melampaui batas
maka terjadi ketonomia. Benda keton yang
dijumpai diurine terutama adalah aseton dan asam
asetoasetat.
9. Nitrit
didalam urine orang normal terdapat nitrat
sebagai hasil metabolisme protein yang jika
terdapat bakteri dalam jumlah yang signifikan
yang mengandung enzim reduktase akan
mereduksi nitrat menjadi nitrit.
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan
laboratorium .

a) Hasil positif palsu karena metabolisme bakteri infitro


apabila pemeriksaan tertunda, urin merah oleh sebab
apapun, pengaruh obat.
b) Hasil negatif palsu karena diet vegetarian, terapi anti
biotik, organisme penginfeksi mungkin tidak mereduksi
nitrat, kadar asamaskorbat tinggi, urine tidak dalam
kandung kemih selama 4-6 jam, berat jenis urine tinggi.
Prosedur tes
1) Ambil sebanyak strip yang diperlukan dari wadah
dan segera tutup wadah.
2) Celupkan stripreagen sepenuhnya kedalam urine
selama 2detik.
3) Hilangkan kelebihan urine dengan menyentuhkan
strip ditepi wadah atau meletakan diatas secarik tisu.
4) Perubahan warna diinterpretasikan dengan
membandingkannya dengan skala warna rujukan .
5) Perhatikan waktu reaksi untuk setiap item.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai