Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 11

Anggota :
●Andri taher ongomai (204022032)
●Rolanda mantu (204022051)
●Israwati isini (204022031)
 MUZARA’AH
 Muzara’ah berasal dari kata “zara’a” yang artinya menanam, atau bertani. Atau
kerjasama mengelola tanah dengan mendapatkan sebagian hasilnya. Dalam pengertian
lain muzara’ah yaitu paroan sawah/ladang, seperdua, sepertiga, atau lebih atau kurang,
sedangkan benihnya dari petani (orang yang menggarap).

 Rukun
 1. Pemilik tanah
 2. Petani penggarap
 3. Objek al-muzaraah
 4. Shighat
 Syarat-Syarat
 1. ‘Aqidain harus berakal.
 2. Adanya penentuan macam tanaman yang akan ditanam.
 3. Perolehan bagi hasil harus disebutkan jumlahnya (presentasenya), hasil adalah milik bersama.
 4. Lokasi dan batas tanah jelas.
 5. Alat-alat dalam bercocok tanam.
 Menurut jumhur ulama’ apabila telah memenuhi rukun dan syarat, maka akibat hukumnya adalah:
 · Petani bertanggung jawab mengeluarkan biaya benih dan pemeliharaan pertanian tersebut.
 · Biaya pertanian (pupuk, perairan, pembersihan tanaman) ditanggung bersama sesuai presentase masing-masing.
 · Hasil panen dibagi sesuai kesepakan bersama.
 · Apabila salah satu pihak meninggal dunia sebelum panen, maka akad tetap dilanjutkan sampai panen dan akan
diwakili oleh ahli waris.
 Muzara’ah yang tidak sah apabila:
 · Bagian pemilik lahan dan penggarap tidak disebutkan dengan jelas.
 · Jika bagian pemilik lahan disebutkan, misal: dibatasi dengan berat tertentu dari yang
dihasilkan tanah, atau dibatasi dengan luas tertentu dari tanah yang hasilnya adalah bagian
pemilik lahan, sementara sisanya adalah bagian penggarap/ petani. Maka muzara’ah ini
batal karena adanya tipu daya dan menimbulkan persengketaan.
 MUKHABARAH
 Mukhabarah adalah paroan sawah atau ladang, seperdua, sepertiga, atau lebih atau kurang,
sedangkan benihnya dari yang punya tanah.
 Rukun
 1. Pemilih lahan
 2. Petani penggarap/ pengelola
 3. Objek al-muzara’ah
 4. Shighat
 Mukhabarah seperti halnya juga muzara’ah, hanya saja terdapat perbedaan
jika muzara’ah benihnya berasal dari petani/ penggarap lahan, sedangkan mukhabarah benihnya
berasal dari pemilik lahan. Dan keduanya memiliki ketentuan rukun dan syarat yang sama pula.
 MUSAQAH
 Musaqah secara bahasa berasal dari kata “asaqa” yang artinya memberi minum
(pengairan). Musaqah (paroan kebun) adalah kerjasama antara pemilik kebun dan tukang
kebun, dimana pemilik kebun mempersilahkan tukang kebun untuk memeliharanya,
sedang penghasilannya akan dibagi sesuai dengan perjanjian keduanya sewaktu akad.
 Rukun
 1. ‘Aqidain (pemilik kebun dan penggarap).
 2. Obyek akad, yaitu pekerjaan dan buah
 3. Shighat
 4. Obyek Musaqah
 Syarat-Syarat Musaqah
 · ‘Aqidain, memiliki kecakapan dan sama-sama boleh menasarrufkan hartanya.
 · Pekerjaan, hendaknya ditentukan masa dan kewajibannya seperti penjagaan kerusakan,
perawatan buah dengan cara menyiram, merumput, dan mengawinkannya.
 · Objek musaqah boleh semua jenis pohon yang berbuah, maupun pohon yang tidak
berbuah namun butuh perawatan dan menghasilkan.
 · Presentase pembagian hasil panen susai dengan kesepatan di awal.
 · Akad ditentukan jangka waktunya.
😊Sekian Terimaksih😊

Anda mungkin juga menyukai