Anda di halaman 1dari 72

PEMERIKSAAN FISIK

KESEHATAN KEADAAN UMUM


DAN
TANDA-TANDA VITAL
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan
adanya kelainan-kelainan dari suatu sistim atau suatu organ tubuh
dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi)
dan mendengarkan (auskultasi). (Raylene M Rospond,2009; Terj D.
Lyrawati,2009).

Pemeriksaan fisik adalah metode pengumpulan data yang sistematik


dengan memakai indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan
rasa untuk mendeteksi masalah kesehatan klien.Untuk pemeriksaan
fisik perawat menggunakan teknik inspeksi, auskultasi, palpasi, dan
perkusi (Craven & Hirnle, 2000; Potter & Perry, 1997; Kozier et al.,
1995).

Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk mendapatkan


data objektif dari riwayat keperawatan klien
Tujuan
◦ mengembangkan pemahaman tentang masalah
keperawatan pasien
◦ Penting untuk menegakkan Diagnosis
Informasi
◦ Anamnesis
◦ Observasi
◦ Pemeriksaan fisik
◦ Pemeriksaan Penunjang
Anamnese
anamnesa adalah wawancara atau tanya
jawab yang berhubungan dengan masalah
yang dihadapi klien
Jenisnya:
◦ Alloanamnese
◦ autoanamnese
Observasi
Observasi adalah mengamati perilaku dan
keadaan klien untuk memperoleh data
tentang masalah kesehatan dan
keperawatan klien.
Tujuan dari observasi adalah
mengumpulkan data tentang masalah
yang dihadapi klien melalui kepekaan alat
panca indra.
Pemeriksaan Fisik
Tujuan
◦ untuk mendapatkan data objektif dari riwayat
keperawatan klien
◦ untuk menentukan status kesehatan klien
◦ mengidentifikasi masalah klien
◦ mengambil data dasar untuk menentukan
rencana tindakan keperawatan.

Fokus
◦ Pada kemampuan fungsional klien.
Ada 4 teknik dalam pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
 Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara
melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui
pengamatan.
 meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk,
posisi, kesimetrisan.
 Contoh: Mata (Anemis/Hiperemis), kulit
kebiruan (sianosis), dan lain-lain.
2. Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera
peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif
digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya tentang :
temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi, ukuran.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama


palpasi :
◦ Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai.
◦ Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering
◦ Kuku jari perawat harus dipotong pendek.
◦ Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir. Misalnya :
adanya tumor, oedema, krepitasi (patah tulang), dan lain-lain
3. Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk
bagian permukaan tubuh tertentu untuk
membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri
kanan) dengan tujuan menghasilkan suara.
 Tujuan
 mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan.
 Adapun suara-suara yang dijumpai pada
perkusi adalah :
 Sonor : suara perkusi jaringan yang normal.
 Redup : suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di
daerah paru-paru pada pneumonia.
 Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi
daerah jantung, perkusi daerah hepar.
 Hipersonor/timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih
berongga kosong, misalnya daerah caverna paru, pada klien
asthma kronik.dan timpani pada usus
4. Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang
dilakukan dengan cara mendengarkan
suara yang dihasilkan oleh tubuh.
◦ Biasanya menggunakan alat yang disebut
dengan stetoskop.
◦ Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi
jantung, suara nafas, dan bising usus
Pendekatan pengkajian fisik dapat
menggunakan :
1. Head to toe (kepala ke kaki)
Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala
dan secara berurutan sampai ke kaki. Mulai
dari : keadaan umum, tanda-tanda vital,
kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut
dan tenggorokan, leher, dada, paru, jantung,
abdomen, ginjal, punggung, genetalia,
rectum, ektremitas.
2. ROS (Review of System / sistem tubuh)
◦ Pengkajian yang dilakukan mencakup seluruh sistem tubuh
◦ meliputi :
 keadaan umum
 tanda vital
 sistem pernafasan
 sistem kardiovaskuler
 sistem persyarafan
 sistem perkemihan
 sistem pencernaan
 sistem muskuloskeletal
 Integumen
 sistem reproduksi.
3. Pola fungsi kesehatan Gordon, 1982
meliputi
 persepsi kesehatan-penatalaksanaan kesehatan
 nutrisi-pola metabolisme
 pola eliminasi
 pola tidur-istirahat
 kognitif-pola perseptual
 peran-pola berhubungan
 aktifitas-pola latihan
 seksualitas-pola reproduksi
 koping-pola toleransi stress
 nilai-pola keyakinan.
 
4. Doengoes (1993)
Mencakup
◦ aktivitas / istirahat, sirkulasi
◦ integritas ego, eliminasi, makanan dan cairan,
hygiene, neurosensori, nyeri / ketidaknyamanan
◦ Pernafasan
◦ Keamanan
◦ Seksualitas
◦ interaksi sosial
◦ penyuluhan / pembelajaran
Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
Ada Empat tanda vital utama
◦ Suhu tubuh
◦ Denyut nadi
◦ laju pernafasan
◦ Tekanan darah.
Pengukuran TTV
Sesuai permintaan, untuk melengkapidata
dasar pengkajian
Sekali sehari  klien stabil
Setiap 4 jam  TTV abnormal
Setiap 5 – 15mnt  klien tidak stabil atau
resiko perubahan fisiologi secara cepat post op
Ketika kondisi klien tampakberubah
Setiapmenit atau lebih sering, bila ada
perubahan signifikan dari hasil
pengukuran sebelumnya
Ketika klien merasa tidak seperti biasa
Sebelum,selama dan setelah transfusi
Sebelum pemberian obat  efek
perubahan TTV
Pengukuran TTV
Sesuai permintaan, untuk melengkapidata
dasar pengkajian
Sesuai permintaan dokter
Sekali sehari  klien stabil
Setiap 4 jam  1 /> TTV abnormal
Setiap 5 – 15mnt  klien tidak stabil atau
resiko perubahan fisiologi secara cepat post op
Ketika kondisi klien tampakberubah
Setiapmenit atau lebih sering, bila ada
perubahan signifikan dari hasil
pengukuran sebelumnya
Ketika klien merasa tidak seperti biasa
Sebelum,selama dan setelah transfusi
Sebelum pemberian obat  efek
perubahan TTV
PENGUKURAN SUHU
1. ORAL
Termometer diletakkan di
dibawah lidah
sublingual artery
- biasanya hasil
pengukuran 0,5 – 0,8 °C
dibawah suhu inti
KONTRA INDIKASI
PENGUKURAN SUHU DI ORAL:

1. Klien tidak kooperatif


2. Bayi atau toodler
3. Tidak sadar
4. Dalam keadaan menggigil
5. orang yang biasa bernafas dengan mulut
6. Pembedahan pada mulut
7. Pasien tidak bisa menutup mulut
Untuk menjamin keakuratan hasil
pengukuran perlu dikaji:

Pengukuran dilakukan 30 menit setelah klien :


1. Mengunyah permen/permen karet
2. Merokok
3. Makan dan minum panas atau dingin
Pengukuran TTV di Lakukan
pada:
Sesuai permintaan, untuk melengkapidata
dasar pengkajian
Sesuai permintaan dokter
Sekali sehari  klien stabil
Setiap 4 jam  1 /> TTV abnormal
Setiap 5 – 15mnt  klien tidak stabil atau
resiko perubahan fisiologi secara cepat post op
Ketika kondisi klien tampakberubah
Setiapmenit atau lebih sering, bila ada
perubahan signifikan dari hasil
pengukuran sebelumnya
Ketika klien merasa tidak seperti biasa
Sebelum,selama dan setelah transfusi
Sebelum pemberian obat  efek
perubahan TTV
SUHU TUBUH
SUHU TUBUH MENUNJUKKAN
KEHANGATANTUBUH MANUSIA
Panas tubuh Diproduksi : exercise
dan metabolisme
Hilang : melalui kulit, makanan
paru, dan produk
sisa melalui proses
radiasi,
konduksi,konveksi,
evaporasi
Suhu tubuh mencerminkan keseimbangan
antara produksi panas dan kehilangan
panas, dan diukur dalam unit panas yang
disebut derajat.
Ada 2 macam suhu tubuh:
1. Suhu inti  jaringan dalam tubuh: rongga
abdomen dan rongga pelvic  Relatif
konstan
2. Suhu permukaan  suhu kulit, SC, dan
lemak SC  naik dan turun merespon thd
lingkungan
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PRODUKSI PANAS
1. BMR : jumlah energi yang digunakan
ubuh untuk melakukan aktivitas utama
seperti bernafas
2. AKTIVITAS OTOT: termasuk
menggigil, meingkatkan metabolisme rate
3. TYROXINE OUTPUT: meningkatnya
output tyroxine akan meningkatkan
metabolisme sel seluruh tubuh
4. Stimulasi/respon Epineprin,
norephinephrine, simpatis. Hormon ini
dengan seketika meningkatkan
metbolisme sel dibeberapa jaringan tubuh
5. Fever, meningkatkan jumlah
metabolisme tubuh
MEKANISME KEHILANGAN
PANAS
Radiasi adalah pemindahan panas dari
permukaan objek tertentu ke permukaan onjek
yang lain tanpa adanya kontak antara kedua
objek, yang paling sering adalah dengan sinar
inframerah. (atau penyebaran panas dengan
gelombang elektromagnetik)
Konduksi adalah perpindahan panas ke objek
lain melalui kontak langsung
Evaporasi (penguapan) adalah perubahan dari
cairan menjadi uap. Seperti cairan tubuh
dalam bentuk keringat menguap dari kulit
Konveksi adalah penyebaran panas oleh karena
pergerakan udara dengan kepadatan yang tidak
sama. orang yang menggunakan kipas angin
Mekanisme perpindahan panas
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
SUHU TUBUH
Circadian Rhythms perubahan fisiologis,
seperti perubahan suhu dan TTV yang lain
secara fluktuatif : pagi hari lebih rendah
dibandingkan sore hari, suhu tubuh berfluktuasi
0,28o – 1,1oC selama periode 24jam
Usia  suhu tubuh bayi dan anak-anak berubah
lebih cepat dalam merespon perubahan panas
dan dingin
Hormonal  perempuan cenderung
lebih fluktuatif dibandingkan dengan
laki-laki, karena perubahan hormon
Stress  respon tubuh terhadap stress
fisik dan emosi akan meningkatkan
produksi epineprin dan nor epineprin
sehingga mengakibatkan peningkatan
metabolisme rate peningkatan suhu
tubuh
SUHU TUBUH NORMAL
Suhu Permukaan : 36,8o – 37,4o C (96,6o – 99,3o F)
Suhu inti : 36,4o – 38o C (97,5o – 100,4o F)

Suhu diukur dengan termometer.


Termometer yang paling dikenal Celsius (C),
Reaumur (rankine) (R), Fahrenheit (F),
Kelvin (K), dengan perbandingan antara
satu dan lainnya mengikuti:
C:R:(F-32) = 5:4:9
Contoh: oC=5/9(F-32) dan F=9/4R+32
PENGATURAN SUHU
Suhu manusia dikendalikan
oleh HIPOTHALAMUS

Anterior  Posterior  produksi


hilangnya panas dan menyimpan panas

1. Menyesuaikan dengan
Vasodilatasi dan sirkulasi darah
bengkak 2. Piloerectile (mengatur
konstriksi atau dilatasi pori-
pori kulit)
3. Respon menggigil
Hipotalamus meningatkan produksi panas denngan
cara meningkatkan metabolisme melalui sekresi
hormon thyroid, yaitu epinephrin dan
norepinephrin medulla adrenalis

Dalam keadaan normal, hipotalamus menjaga suhu


inti “set point”(suhu tubuh optimal) sebesar 1˚C
oleh perubahan suhu permukaan tubuh dan darah

Suhu > 41°C, dan < 34°C


indikasi kerusakan di
pusat pengaturan
hipotalamus
Pengaturan Suhu Tubuh oleh
HIPOTALAMUS
PENGUKURAN SUHU
1. ORAL
Termometer diletakkan di
dibawah lidah
sublingual artery
- biasanya hasil
pengukuran 0,5 – 0,8 °C
dibawah suhu inti
2. Rektal
Berbeda 0,1°C dengan
suhu inti

Kontraindikasi
Diare
Pembedahan rektal
Clotting disorders
Hemorrhoids
3. Aksila
Hasil pengukuran 0,6°C lebih rendah dibandingkan
suhu oral
Paling sering dilakukan mudah, nyaman

Contraindication of axillary temperature


Pasien kurus
Inflamasi Lokal daerah aksila
Tidak sadar, shock
Konstriksi pembuluh darah perifer
Ekuivalen Pengukuran suhu
TEMPAT CELCIUS
PENGUKURAN
Oral 37°
Rektal (setara) 37,5°
Aksila (setara) 36,4 °
4. Telinga (Aural)
Riset menunjukkan suhu ditelinga pada
membran timpani paling mendekati suhu
inti tubuh
Kesimpulan ini didasarkan pada 2 fakta
anatomi:
1. Membran tympani hanya berjarak 3,8 cm dari
hipotalamus
2. Darah pada arteri karotis interna dan eksterna,
adalah pembuluh darah yang menyuplai
hipotalamus dan membran tympani
Tympanic Thermometer
Pengukuran Denyut nadi
◦ Denyut nadi adalah pengukuran denyut jantung,
atau berapa kali jantung berdetak per menit. dalam
mendorong darah melalui arteri ke seluruh tubuh.
Mengukur denyut nadi tidak hanya berguna untuk
mengukur detak jantung saja, tetapi juga dapat
menunjukkan Irama jantung dan Kekuatan pulsasi

◦ Denyut Nadi normal untuk orang dewasa sehat


berkisar 60-100 denyut per menit
Tempat-tempat pengukuran nadi
3. Respirasi atau pernafasan
◦ Tingkat Respirasi adalah jumlah pernapasan seseorang
per menit.
◦ Diukur ketika seseorang beristirahat dengan menghitung
berapa kali dada meningkat selama satu menit.
◦ pernafasan dapat meningkat karena demam atau karena
penyakit dan kondisi medis lainnya.
◦ Ketika memeriksa pernapasan penting juga diperhatikan
apakah seseorang memiliki kesulitan bernapas. 
◦ Pernafasan normal untuk orang dewasa sehat antara 12-
20 kali per menit.
Menghitung Pernafasan

Menghitung jumlah inspirasi


(menarik nafas)dan ekspirasi
(mengeluarkan nafas) dalam satu
menit
1 kali hitungan adalah inspirasi dan
ekspirasi
Tujuan
Mengetahi jumlah pernafasan dalam
1 menit
Mengetahui keadaan umum
pasien/klien
Membantu menentukan diagnosa
Dilakukan pada Siapa?
Pada setiap pasen yang dirawat
Pada pasen dengan kelainan paru-
paru/trauma paru-paru
Pada pasien post narkose umum
Sewaktu-waktu bila dianggap perlu
Pengukuran pernafasan

Persiapan alat : jam tangan dengan jarum


detik/atau stop watch
Pelaksanaan pengukuran bersamaan
dengan waktu mengukur suhu dansetelah
menghitung nadi.
Cara menghitung dalam 1 menit
Hasil dicatat
Cara menghitung
Pastikan dada klien dapat dilihat dengan
jelan
Buka baju bagian dada jika perlu
Letakkan tangan klien dalam posisi rilek,
tidak menghalangi dada
Letakkan tangan pemeriksa diatas dada
klien.
Hitung frekuensi pernapasan selama 30
detik, hasilnya dikali 2
Frekuensi pernafasan normal
Usia Frekuensi
Bayi baru lahir 35 – 40
Bayi ( 6 bulan ) 30 – 50
Todler (2 Tahun) 26 - 32
Anak-anak 20 - 30
Remaja 16 - 19
Dewasa 12 - 20
Gangguan Pola Pernafasan
Bradipnea Teratur tapi lambat
Tahipnea Teratur tapi cepat
Hiperpnea Pernafasan suli, peningkatan frekuensi,
peningkatan kedalaman
Apnea Pernafasan berhenti sejenak
Hiperpentilasi Frekuensi dan kedalaman meningkat
Hipoventilasi Frekuensi dan kedalaman abnormal

Cheyne stokes Frekuensi dan kedalaman tidak


teratur.ditandai apnoe da hiperventilasi
Kussmaul Pernafasan tidak normal, dalam dan
frekuensi meningkat
Biot Pernafasan dangkal, untuk 2 atau3 kali
nafas diikuti dengan apnea
Faktor yang mempengaruhi
pernafasan
Olah raga
Nyeri akut
Ansietas
Merokok
Anemia
Posisi Tubuh
Medikasi
Cedera Batang Otak
4. Tekanan darah
◦ Tekanan darah diukur dengan alat pengukur tekanan
darah yang disebut dengan Tensimeter dan stetoskop
◦ Tekanan darah merupakan kekuatan darah mendorong
dinding arteri, Setiap kali jantung berdetak memompa
darah melalui arteri ke seluruh tubuh.
◦ tekanan darah normal seseorang dipengaruhi oleh
usia, dan aktivitas fisik yang dilakukan. karena itu
pemeriksaan tekanan darah dilakukan ketika
beristirahat paling tidak sekitar 15 menit setelah
melakukan suatu aktifvitas fisik. 
Chart for adult berdasarkan Blood Pressure Association
2008
PENGATURAN TEKANAN DARAH
Pusat kardiovaskular di MO
Neuronal: reflex baroreseptor, reflex
kemoreseptor
Hormonal:
◦ RAA
◦ Epinefrin dan NE
◦ ADH
◦ Atrial natriuretic Peptide (ANP)
Autoregulasi
PENGATURAN JANGKA PENDEK TERHADAP PENURUNAN TD
PENGATURAN JANGKA PENDEK TERHADAP PENINGKATAN TD
Efek gravitasi terhadap tekanan darah (perubahan
posisi)
Faktor lain yang mempengaruhi tekanan darah
Tekanan vena dan faktor yang mempengaruhi
Pemeriksaan Diagnostik Sistem Hematologi
1. Biopsi Sumsum Tulang
◦ Tujuan:
 Menilai seluler sumsum tulang
 Menentukan keganasan
 Menentukan fibrosis sumsum tulang
◦ Indikasi
 Adanya gg. Produksi sel darah dan menentukan keganasan
hematologi
◦ Kontraindikasi
 Dilakukan di sternum
 Pada trombositopenia berat( < 20.000) pemberian trombosit
sebelum tindakan lebih baik
◦ Komplikasi
 Perdarahan
 infeksi
2. Fungsi sumsum tulang (Bone marrow Function)
◦ Tujuan
 Menilai simpanan zat besi
 Mendapatkan spesimen untuk Biakan mikrobiologi
 Diagnosis sitomorfologi
◦ Indikasi
 Anemia dan sitopenia
 Lekositosis atau trombositosis
 Digaan leukemia
◦ Kontraindikasi
 K/U jelek
◦ Komplikasi
 Perdarahan
3. Fungsi vena
◦ Tujuan
 Mendapatkan spesimen darah
 Pemeriksaan sinar X
 Uji nuklir
◦ Komplikasi
 infeksi
4. Teknik ELISA pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1971 oleh
Peter Perlmann dan Eva Engvall. Enzim-
Linked immune sorbent assay (ELISA)
atau dalam Bahasa Indonesianya disebut
sebagai uji penentuan kadar
immunosorben taut-enzim, merupakan
teknik pengujian serologi yang
didasarkan pada prinsip interaksi antara
antibody dan antigen
5. Test  alergi 
◦ Alergi merupakan suatu kelainan sebagai reaksi imun
tubuh yang tidak di harapkan. Istilah alergi dikemukan
pertama kali oleh Von Pirquet pada tahun 1906 yang pada
dasarnya mencakup baik respon imun berlebihan yang
menguntungkan seperti yang terjadi pada vaksinasi,
maupun mekanisme yang merugikan dan menimbulkan
penyakit. Tes alergi adalah suatu cara untuk menentukan
penyebab alergi. Beberapa jenis tes alergi seperti tes tusuk
kulit (Skin Prick Test), tes tempel (Patch Test), tes RAST
(Radio Allergo Sorbent Test), tes kulit intrakutan, tes
provokasi dan eliminasi makanan dan tes provokasi obat
 
6. Test  bone marraw   
◦ Sumsum tulang adalah jaringan lunak dan berlemak
yang terdapat dalam rongga hampir semua tulang.
Jaringan ini memainkan peran utama dalam
pembentukan sel darah. Dalam biopsi sumsum
tulang, jaringan lunak dari bagian dalam tulang
diekstrak untuk tujuan diagnostik. Biopsi sumsum
tulang lazim digunakan untuk mengidentifikasi
kelainan darah seperti anemia, infeksi darah,
leukemia, dan kanker sumsum tulang.
   
7. Limfangiografi          
 
◦ Limfanglografi adalah pemeriksaan X-ray dengan
menggunakan kontras untuk melihat kelenjar limfe dan
pembuluh limfe yang merupakan bagian dari sistem
limfatik dengan tujuan untuk menegakkan diagnostik,
mengevaluasi penyebaran kanker dan efektifitas terapi
kanker. Indikasi dilakukan Limfanglografi yaitu untuk
mengetahui keefektifan dari terapi kanker, mengevaluasi
penyebab pembegkakan pada lengan atau kaki, mencari
penyakit yang disebabkan oleh parasit dan membedakan
antara limfoma Hodgkin atau non Hodgkin

Anda mungkin juga menyukai