Anda di halaman 1dari 21

Ketentuan umum

dan Tata cara


Perpajakan

NAMA : NESTI DIAN NURHIBAH

NIM: BCA 115 014


A. PENDAHULUAN

Peraturan perundang-undangan perpajakan harus disempurnakan seiring dengan


perkembangan ekonomi, teknologi informasi, sosial dan politik. Perubahan-
perubahan dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme aparatur
perpajakan, meningkatkan keterbukaan administrasi perpajakan, dan
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
Sistem mekanisme, dan tata cara pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan
yang sederhana menjadi ciri dan corak dalam perubahan dengan tetap menganut
sistem self assessment.
a. Pajak
b. Wajib Pajak
c. Badan
d. Pengusaha
PENGERTIAN-PENGERTIAN e. Pengusaha kena pajak
DALAM KETENTUAN f. Nomor Pokok Wajib Pajak
UMUM DAN TATA CARA (NPWP)
g. Masa Pajak, Tahun Pajak
PERPAJAKAN h. Bagian tahun Pajak
i. Pajak yang terutang
j. Surat setoran Pajak
k. dll,
KEWAJIBAN DAN HAK WAJIB
PAJAK
Kewajiban Pajak
1. Mendaftarkan diri pada Kantor Direktorat Jenderal Pajak
2. Melaporkan usahanya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak
3. Mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap dan jelas
4. Menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan
satuan mata uang selain rupiah yang diizinkan.
5. Membayar dan menyetor pajak yang terutang
6. Membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan
7. Menyelenggarakan pembukuan bagi Wajib Pajak orang pribadi.
Hak Wajib Pajak
1. Melaporkan beberapa Masa Pajak dalam 1 Surat Pemberitahuan Masa.
2. Mengajukan surat keberatan dan banding bagi Wajib Pajak dengan kriteria
tertentu.
3. Memperpanjang jangka waktu Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan untuk paling lama 2 bulan.
4. Membetulkan Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan dengan
menyampaikan pernyataan tertulis.
NOMOR-NOMOR WAJIB PAJAK DAN PENGUKUHAN
PENGUSAHA KENA PAJAK

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) merupakan suatu sarana dalam


administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau
identitas wajib pajak.
Kewajiban perpajakan bagi wajib yang diterbitkan NPWP dan atau yang
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan, dimulai sejak saat wajib
pajak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai ketentuan perundang-
undangan perpajakan, paling lama 5 (lima) tahun sebelum diterbitnya NPWP dan
atau dikukuhkan sebagai perusahaan kena Pajak.
Setiap wajib pajak yang telah
memenuhi persyaratan subjektif
dan objektif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan wajib
Tempat Pendaftaran NPWP mendaftarkan diri untuk
dan Pengukuhan PKP memperoleh Nomor Pokok Wajib
Pajak ( NPWP ). Tempat
pendaftaran NPWP adalah :
1. Bagi wajib pajak orang pribadi
2. Bagi Wajib Pajak badan
Tata cara pendaftaran NPWP dan pengukuhan PKP

1. Untuk WP Orang Pribadi Nonusahawa


2. Untuk WP Orang Pribadi Usahawan
3. Untuk WP Badan
4. Untuk Bendaharawan sebagai Pemungut/Pemotong
5. Untuk joint operation sebagai Wajib Pajak Pemotong/Pemungut
6. Wajib pajak dengan status cabang,orang pribadi pengusaha tertentu atau wanita
kawin tidak pisah harta harus melampirkan fotocopi surat keterangan terdaftar
7. Apabila permohonan ditandatangani orang lain harus dilengkapi dengan surat kuasa
khusus
Pendaftaran NPWP dan FKP melalui
Elektronik

Pendaftaran oleh NPWP oleh Wajib Pajak dapat juga dilakukan secara
elektronik, melalui internet di situs Direktorat Jenderal Pajak dengan alamat
http://www.pajak.go.id dengan mengklik e-registration; Wajib Pajak cukup
memasukkan data-data pribadi (KTP/SIM/Paspor) untuk dapat memperoleh NPWP.
Selanjutnya dapat mengirimkan melalui pos fotocopi data pribadi tersebut ke KPP
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau kedudukan Wajib Pajak.
PEMBAYARAN,
PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN DAN
PELAPORAN

Pembayaran pajak dilakukan dengan beberapa cara yaitu sebagai berikut :


1. Membayar pajak sendiri tidak berutang
2. Memulai pemotongan dan pemungutan oleh pihak lain
3. Melalui pembayaran pajak luar negeri ( PPH Pasal 24)
4. Pemungutan PPN oleh pihak penjual atau oleh pihak yang ditunjuk pemerintah
(misalnya,bedaharawan pemerintah )
5. Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB )
6. Pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan ( BPHTB )
7. Pembayaran Bea Materai
Syarat pengajuan permohonan pengangsuran dan
penundaan pembayaran adalah :

1. Diajukan secara tertulis kepada Direktur Jendral Pajak


2. Diajukan maksimal 9 hari sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran kecuali
wajib pajak mengalami keadaan di luar kekuasaannya.
3. Disertai alasan dan jumlah pembayaran yang dimohonkan angsuran atau
penundaan keputusan diberikan maksimal 7 hari sejak permohonan diterima
lengkap.
Pemotongan/pemungutan

Pajak penghasilan yang


pembayarannya melalui
pemotongan/pemungutan adalah : Apabila pihak-pihak yang diberi kewajiban oleh Ditjen
1. Pph pasal 21 Pajak untuk melakukan pemotongan/pemungutan tidak
2. Pph pasal 22 melakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka
3. Pph pasal 23 dapat dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2% dan
4. Pph pasal 26
5. Pph Final pasal 4 ayat (2) kenaikan 100%.
6. Pph pasal 15
7. Pajak pertambahan nilai (PPN)
8. Pajak penjualan atas barang
mewah (PPnBM)
Pelaporan

Surat pemberitahuan (SPT) merupakan sarana Wajib Pajak untuk melaporkan


hal-hal yang berkaitan dengan kewajiban perpajakan. SPT harus diisi dengan
dengan benar, lengkap dan jelas dalam bahasa Indonesia dengan huruf latin dan
angka arab, satuan mata uang rupiah dan menandatangani, serta
menyampaikannya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau tempat lain yang
ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
SURAT KETETAPAN PAJAK

Adalah surat ketetapan yang meliputi Surat


Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan,
Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar. Wajib Pajak
wajib membayar pajak terutang tanpa
menggantungkan diri terhadap keberadaan
SKP.
1. Kelebihan Pembayaran
Pajak bagi Wajib Pajak
dengan kriteria tertentu.
2. Kelebihan Pembayaran
Pajak bagi Wajib Pajak
KELEBIHAN yang Memenuhi
PEMBAYARAN PAJAK Persyaratan tertentu.
3. Kelebihan Pembayaran
Pajak bagi Orang pribadi
bukan subjek Pajak
dalam negeri.
Tata cara pembayaran Kelebihan Pajak

1. Pengembalian pembayaran Pajak yang masih tersisa tersebut dilakukan dengan menerbitkan Surat
Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP).
2. Kelebihan pembayaran pajak dikembalikan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak atas nama Direktur
Jenderal Pajak dengan menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
(SKPKPP).
3. Atas dasar SKPKPP tersebut, Kantor Pelayanan Pajak atas nama Mennteri Keuangan menerbitkan
SPMKP per jenis pajak dan per masa/tahun pajak.
4. SPMKP dibuat dalam rangkap 4
5. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara mengembalikan lembar ke-2 SPMKP disertai Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D) lembar ke-2 kepada penerbit SPMKP setelah dibubuhi cap tanggal dan nomor
penerbitan SP2D.
6. SPMKP beserta SKPKPP wajib disampaikan Kantor Pelayanan Pajak ke Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara paling lambat 2 hari kerja sebelum jangka waktu 1 bulan sebagaimana
dimaksud pada huruf b di atas terlampaui.
SURAT PAKSA

Merupakan salah satu sarana penagihan pajak. Surat paksa diterbitkan karena jumlah pajak
yang masih harus dibayar ternyata belum dibayar oleh Penanggung Pajak sesuai dengan
jangka waktu yang telah ditetapkan. Hal tersebut diproses berdasarkan Surat Tagihan Pajak,
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Paajak Kurang Bayar Tambahan,
Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, dan Putusan
Peninjauan Kembali yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah.
Jangka waktu yang dimaksud adalah 1 bulan sejak tanggal diterbitkannya Surat Tagihan
Pajak, Surat Ketetapan Paajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Bnding, dan
Putusan Peninjauan Kembali atau 3 bulan Wajib Pajak usaha kecil dan Wajib Pajak di daerah
tertentu. Penagihan Pajak dengan Surat Paksa diatur tersendiri dalam Undang-Undang
KEBERATAN, BANDING DAN PENINJAUAN KEMBALI

Keberatan
Apabila Wajib Pajak berpendapat bahwa jumlah rugi, jumlah pajak, dan pemotongan atau
pemungutan pajak tidak sebagaimana mestinya maka dapat mengajukan keberatan. Keberatan
hanya ditunjukan kepada Direktur Jenderal Pajak, Keberatan tersebut diajukan atas suatu:
1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Taambahan
3. Surat Ketetapan Pajak Nihil
4. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
5. Pemotongan atau pemungutan pajak oleh pijak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
Banding

Apabila wajib pajak masih belum puas dengan surat keputusan keberatan atas
keberatan yang diajukannya, Wajib Pajak masih dapat mengajukan banding
kepada badan peradilan pajak.
Tata cara pengajuan permohonan banding adalah :
Kelebihan pembayaran pajak ditambah
imbalan bunga serbar 2% perbulan untuk jangka
waktu paling lama 24 bulan diberikan kepada
wajib pajak apabila :
Kelebihan pembayaran 1. Pengajuan keberatan, permohonan banding,
pajak karena keberatan, atau permohonan peninjauan kembali
banding, dan peninjauan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, selama
pajak yang masih harus dibayar telah dibayar
kembali dan menyebabkan kelebihan pembayaran
pajak.
2. Surat keputusan pembetulan, surat keputusan
pengurangan ketetapan pajak, atau surat
keputusan pembatalan ketetapan pajak yang
dikabulkan sebagian atau seluruhnya
menyebabkan kelebihan pembayaran pajak.
PEMBUKUAN, PEMERIKSAAN DAN PENYIDIKAN

Pembukuan
Adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi
keuangan yang meliputin harta, kewajiaban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan
penyerahan barang atau jasa yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa dan laporan laba rugi
pada setiap tahun pajak berakhir.
Pemeriksaan
Direktor Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan Wajib Pajak dan tujuan lain.
Penyelidikan
Penyelidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian tidak yang dilakukan oleh penyidik untuk
mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti tersebutkan membuat terang tidak membuat terang
tindak pidana dibidang perpajakan yang terjadi serta menentukan tersangkanya.

Anda mungkin juga menyukai