Anda di halaman 1dari 26

Atreriovenous Malformation

Presented by Mukhtar Lutfi & Denik


LATAR
Table BELAKANG
of Contents
3

Definisi
Arteriovenious malformasi (AVM)
adalah kelainan pada pembuluh
intrakranial yang membentuk hubungan
antara tercampurnya sistem arteri dan
vena tanpa melalui capiler bed
(bantalan kapiler)
Arteriovenous Malformasi (AVM)
intracranial merupakan kelainan
pembulu darah otak yang terdiri dari tiga
komponen, yaitu sekelompok pembulu
darah yang mengalami displasia (nidus),
‘feeding arteri’, draining vein. (Satya
Negara, 2014)

05/25/21
4

Anatomi dan Fisiologi


1. Pembuluh darah
Arteri Vena Kapiler
Ciri kapiler :
Ciri vena yaitu :
a.Kapiler disebut juga pembuluh
Ciri arteri yaitu : a.Membawa darah kotor (sisa
rambut
a.Tempat mengalir darah yang metabolisme dan CO2), kecuali
b.Terdiri dari sel-sel endotel
dipompa dari bilik vena pulmonalis
c.Diameter kira-kira 0,008 mm
b.Membawa darah bersih b.Mempunyai dinding yang tipis
Fungsi kapiler:
(oksigen) kecuali arteri pulmonalis c.Jaringannya kurang elastis
a.Alat penghubung antara
c.Mempunyai dinding yang tebal d.Tekanan pembuluh lebih lemah
pembuluh darah arteri dan vena
d.Mempunyai jaringan yang elastis di bandingkan pembuluh nadi
b.Tempat terjadinya pertukaran
e.Tekanan pembuluh lebih kuat e.Tekanan di vena hanya sekitar 17
zat-zat antara darah dan cairan sel
dari pada pembuluh balik mmhg hingga 0 sampai di atrium
jaringan
f.Cabang dari arteri disebut kanan jantung
c.Mengambil hasil-hasil dari
Arteriola yang selanjutnya menjadi f.Cabang dari vena disebut
kelenjar
kapiler. venolus/ venula yang selanjutnya
d.Menyerap zat makanan di usus
menjadi kapiler.
e.Menyaring darah di ginjal

05/25/21
5

Perbedaan tekanan darah

05/25/21
6

2. Otak

05/25/21
7

05/25/21
8

• Lobus temporalis
mengatur daya ingat verbal, visual, pendengaran dan berperan dlm
pembentukan dan perkembangan emosi.
• Lobus parietalis
merupakan daerah pusat kesadaran sensorik di gyrus postsentralis (area
sensorik primer) untuk rasa raba dan pendengaran
• Lobus oksipitalis
berfungsi untuk pusat penglihatan dan area asosiasi penglihatan:
menginterpretasi dan memproses rangsang penglihatan dari nervus optikus
dan mengasosiasikan rangsang ini dengan informasi saraf lain & memori

05/25/21
9

Selaput Otak
a.Duramater, Lapisan paling luar berasal dari
jaringan ikat tebal dan kuat ayng bersidat liar,
elastis, berupa serabut dan berwana abu-abu.
b.Arakhnoid, merupakan lapisan bagian
tengah yang memisahkan duramater dan
piamater. Lapisan ini bersifat tipis dan lembut
menyerupai sarang laba-laba,berwarna putih,
karena tidak dialiri darah. Pada dinding
arakhnoid terdapat pleksus yang
memproduksi cairan cerebrospinal.
c.Piamater merupakan lapisan yang paling
dalam.

05/25/21
10

Pembulu darah arteri dan vena di otak

05/25/21
11

Etiologi

Penyebab terjadinya AVM belum


diketahui secara pasti, diduga kelainan
kongenital menjadi penyebab utama.
Oleh karena itu AVM sering diketahui
ketika gajala sudah muncul seperti
nyeri kepala, kejang dan perdarahan

05/25/21
12

Klasifikasi
Tabel Sistem Penilaian Untuk Memprediksi Hasil
Terapi Berdasarkan Gambaran Radiologi(Spetzler-
Martin)

Kriteria Nilai
Ukuran :
Kecil <3 cm 1
Sedang 3-6 cm 2
Besar >6 cm 3
Elokuen jaringan sekitar :
Non elokuen 0
elokuen 1

Drainase Vena :
Superfisial 0
Dalam 1
Skor total 1-5

05/25/21
Manifestasi
of ContentsKlinis
MANIFESTASI
Table KLINIS

1. Perdarahan
2. Kejang
3. Nyeri
4. Defisit Neurologis
5. Payah jantung dan
hidrosefalus
14

Pathoflow
• patoflow AVM.docx

05/25/21
15

05/25/21
16

Pemeriksaan Diagnostik

Angiografi CT-Scan MRI

05/25/21
17

Penatalaksanaan Medis
Pengobatan farmakologis dilakukan untuk mengatasi
gejala yang dialami pasien seperti sakit kepala atau
Farmakologi kejang. Terapi ini juga diberikan pada pasien yang tidak
dapat melakukan terapi operatif karena resiko yang
terlalu besar.

1. Operasi Reseksi
Non Farmakologi 2. Embolisasi
3. Radiosurgery

05/25/21
18

Komplikasi

05/25/21
19

Tinjauan Kasus
1. Identitas Pasien
Nama : Nn. N
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat / tanggal lahir : Bandung, 14 Desember 107
Pendidikan : SMP
2. Keluhan Utama : Dari data yang didapat pasien mengeluh nyeri kepala
3. Riwayat Penyakit Sekarang (Alasan masuk) :
• Dari data yang didapat pada tanggal 22 Maret 2017 pasien tiba-tiba nyeri kepala hebat sejak pulang sekolah, kemudian pasien di cek
laboratorium di Hermina Pasteur setelah itu pasien dibawa ke RS Santo Borromeus pada tanggal 22 Maret 2017, pasien dirawat di RS Santo
Borromeus selama 8 hari
• Pasien masih mengeluh nyeri kepala lalu pada tanggal 25 dilakukan CT Scan didapatkan hasil susp AVM
• Kemudian pada tanggal 27 Maret dilakukan MRI didapatkan hasil AVM grade 2.
• Pada tanggal 01 April 2017 pasien dirujuk ke RS Siloam untuk mendapatkan tindakan yang lebih lanjut. Di ED didapatkan hasil haemodinamik
TD : 128/59 mmHg, HR: 83 x/menit, Suhu: 36,2 0C, RR: 16 x/menit, SpO2: 100%, TB: 150 cm, BB: 45 kg. Dan advice dr.H akan dilakukan operasi
AVM pada tanggal 03 April 2017. Setelah itu pasien dipindahkan keruangan, selama diruangan pasien masih mengeluh nyeri kepala.
• Pada tanggal 03 April 2017 dilakukan DSA di Cathlab dan ditemukan AVM di occipital kanan dan dilakukan intubasi di Cathlab juga, setelah dari
Cathlab pasien dibawa ke OT untuk craniotomy AVM.
• Setelah operasi langsung dibawa ke ruang ICU ( Intensive Care Unit) baging-baging sambung ASV 100% PEEP 5 FiO2 50% BB 45 kg dengan
kesadaran GCS: E1M1VT, drip morfin 1 mg/jam dan dormicum 0,5 mg/jam, pupil (ukuran dan reaksi cahaya): 2 + / 2 +, tekanan darah :119/67
mmHg, HR: 49 x/menit, pernapasan: 14 x/menit, SPO2 : 100%, suhu: 36,00C.
05/25/21
TableTinjauan
MANIFESTASI Kasus
of Contents KLINIS
4. Riwayat Penyakit Dahulu : Dari data yang didapatkan pasien tidak mempunyai
penyakit penyerta
5. Riwayat penyakit keluarga : Dari data yang didapatkan tidak ada keluarga pasien
yang memiliki penyakit AVM
6. Riwayat alergi obat : Dari data yang didapatkan pasien tidak memiliki alergi obat
7. Pemeriksaan Umum ( Tanda – Tanda Vital ) : dari data yang di dapat
• Kesadaran: dari data yang didapat pasien dari OT dengan GCS E1M1Vt (Morfin 1
mg/jam dan dormicum 0,5 mg/jam), 2 jam kemudian pasien sadar dengan GCS
E4M6V5 kemudian pasien di ekstubasi.
• Pupil (ukuran dan reaksi cahaya): 2+/2+
• Berat badan / tinggi badan: 45 kg / 150 cm.
• Tekanan darah:130/50 mmHg
• Nadi : 60 x/menit
• Pernapasan: 18 x/menit, SPO2 : 100% O2 nassal: 4lpm
• Suhu: 36 ºC
• Skore nyeri: 5/5
• Skore resiko jatuh : 14 (resiko tinggi)
• EWS: 2
• VTE: 5
• Braden Score : 14
21

Analisa Data
Analisa data.docx

05/25/21
22

Diagnosa
1. Diagnosa Keperawatan dari data yang didapat
• Bersihan jalan nafas tidak efektif
• Penurunan kapasitas adaptif intrakranial
• Resiko infeksi
2. Diagnosa Keperawatan menurut penulis :
• Penurunan kapasitas adaptif intrakranial
• Resiko infeksi
• Nyeri Akut
• Resiko cidera

05/25/21
23

Pembahasan
Pengkajian

05/25/21
24

05/25/21
25

Kesimpulan
• Perawatan pada pasien dengan AVM di tujukan pada
Meminimalkan tekanan intra kranial, memaksimalkan
perfusi atau fungsi otak, mengoptimalkan fungsi otak
dan mengembalikan pada keadan sebelum terjadi
trauma, mencegah atau meminimalkan komplikasi,
menyediakan informasi mengenai proses atau prognosis
dan pengobatan serta rehabilitasi.

05/25/21

Anda mungkin juga menyukai