Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KPEREAWATAN LANSIA

DENGAN GANGGUAN
MUSKULOSKELETAL
Askep Lansia
 Mobilisasi: Kemampuan untuk bergerak
bebas (Potter, ’93, h.1469)
 Penelitian AS: Keluhan Artritis 40% & 17 &
menahun pada masalah otot & tulang
(Annette, 96, h.837)
 Penelitian di Pulo Gadung November ’97:
63,3% keluhan otot dan tulang
Perubahan-Perubahan Biologis
Sistem Pergerakan

1. Perubahan Tulang
 Tulang adalah penyangga dan
memfasilitasi pergerakan
 Perubahan behubungan
dengan waktu (Miller ’95.
h.299)
 Fungsi tulang: Tempat
penyimpanan Ca,
memproduksi sel darah,
pendukung & pelindung organ

Lanjutan...
 Komposisi Tulang :

 Tulang keras/kortikal menurun mulai usia 40 thn 3 %


tiap dekade pada pria & wanita (Miller ’95. h 303).
 Post Menopause: menambah longgar tulang kortikal,
penurunan 9 – 10% tiap dekade antara 45-75 thn.
Akhir perubahan pelonggaran seumur hidup: sekitar
35-23% untuk wanita dan pria (Miller ’95, h. 303)
 Sponge/trabekular
Pelonggaran dipengaruhi: bedrest dan mobilitas.
Kecepatan pelonggaran pada wanita menopause yang
lebih kurus lebih besar dari yang kelebihan berat
badan.
2. Perubahan Otot

 Hilang massa otot


disebabkan: berkurang/
menurunnya ukuran &
jumlah serat otot

 Serat otot diganti oleh


jaringan dan diakhiri
oleh jaringan lemak 
berakibat penurunan
fungsi dan hilangnya
kekuatan & ketahanan
otot.
3. Sendi Dan
Jaringan

Proses degeneratif yang


mempengaruhi fungsi
sendi mulai terjadi
sebelum maturasi
kerangka tercapai
(Withbourne ’, dari
Miller ’95. h. 300)
Perubahan dimulai dekade 3 pengaruhi
tendon, ligamen, cairan sinovial
menyababkan:

Kesulitan ekstensi & fleksi


Penurunan fleksibilitas struktur
fibrosa
Berkurangnya proteksi dari kekuatan
pergerakan
Erosi tulang dibawah kartilago
Hilangnya kemampuan jaringan
penyambung mentransmisi kekuatan
penegangan
Akibat lanjut Imobilisasi

 Perubahan Fisiologis: Metabolik,


pernafasan, vaskular, otot & tulang,
kulit, bak
 Perubahan Psikologis: Gangguan
emosi, intelektual, sensori &
sosiokultural
 Tanda-tanda gangguan mobilisasi:
 Nyeri bila digerakkan, kaku

sendi/tulang, terbatas bergerak,


lumpuh
Efek Imobilisasi & Gangguan Sistem
Pergerakan

1. Gangguan sistem muskuloskeletal


2. Gangguan sistem vaskular
3. Gangguan sistem pernafasan
4. Gangguan sistem metabolik
5. Gangguan sistem perkemihan
6. Gangguan sistem percernaan
7. Gangguan sistem integumen
8. Gangguan sistem psikoneurologi
Masalah Keperawatan yang sering terjadi pada
lansia dikeluarga/panti :

1. Ketebatasan/gangguan pergerakan
2. Keterbatasan aktivitas sehari-hari
3. Gangguan ras nyaman: neri (akut/aktual)
4. Resiko terjadi injuri (jatuh, luka, dsb)
Penyebab Imobilisasi
 Jatuh / kecelakaan
 Artritis
 Osteoporosis
 Keterbatasan
aktivitas karena
penyakit menahun.
Faktor Penyebab Jatuh/kecelakaan pada
Lansia
1. Faktor Dari Dalam
 Penurunan penglihatan, perubahan cara
berjalan, penurunan kekuatan otot,
keseimbangan, hipotensi, penyakit;
parkonson, hati & jantung
2. Faktor Dari Luar
 Lantai basah/licin, kabel-kabel listrik
berserakan, tangga, gataran
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
 Fokus mengidentifikasi bagaimana perubahan
pada lansia  Status fungsional (ADLs)
2. Wawancara
 Terhadap penampilan muskuloskeletal, risiko
osteoporosis & jatuh, tentang menopause
khusus wanita
3. Obseravasi
 Kemampauan mobilisasi & aktivitas,
lingkungan yang berisko jatuh
Pengkajian Kenyamanan Lingkungan (Miller,
1995. Hal 314)

1. Pencahayaan 6. Kamar Tidur


2. Bahaya 7. Dapur
3. Perabot rumah 8. Alat-alat bantu
tangga 9. temperatur
4. Tangga
5. Kamar mandi
Diagnosa Keperawatan
 Teridentifikasi resiko terjadinya jatuh &
tidak nyaman : Resiko injuri
 Perubahan pergerakan  terbatas karena
artritis, depresi, nyeri kronik, kerusakan
neurologi: Keterbasan pergrakan
 Lansia yang phobia jatuh: takut b.d
ketidakseimbangan tubuh, ditandai dengan
riwayat jatuh, dsb
TUJUAN

 Mencegah injuri lansia yang ebrisiko


osteoporosis
 Modifikasi lingkungan
 Tersusun program pencegahan osteoporosis
INTERVENSI
 PROMOTIF
 Konsumsi makanan tinggi kalsium
 Konsumsi makanan yang mengandung vit.A
 Olahraga: berjalan, jogging, aerobik 1 jam/hr
sepatu sesuai
 Meningkat intake cairan & makanan berserat
jika mengkonsumsi suplemen kalsium
 Berjemur matahari
 Hindari rokok
PREVENTIF
 Pemberian strogen  Tidak dianjurkan
terutama wanita gangguan kalsium
premenopause (Lindsay,
1987)  mencegah dengan gangguan
kerusakan & kesakitan hati/yang beresiko
karena fraktur terjadinya batu 
 Kalsium wanita post hati2 berinteraksi
menopasue > laki-laki dengan obat
 Kalsium karbonat sbg  Dewasa sebaiknya
sumber kalsium & ada
antisida mengkonsumsi vit D
 Vit A tdk > 5000 ui/ hr
400 ui/hr  hati2
dapat proses dapat merusak &
mempengaruhi proses Meksresi kalsium
perbaikan tulang
Program pencegahan jatuh dan luka
karena jatuh dirumah perawatan (panti)
dan di RS (Miller, 1995)

 Identifikasi yang berisiko jatuh


 Selama pengkajian indentifikasi hal-hal yang
menjadi resiko (mis: obat-obatan, riwayat jatuh,
penurunan kognitif, penurunan fs pergerakan,
usia > 75thn)
 Dokumentasi faktor resiko
 Tentukan waktu untuk mengkaji ulang resiko
(misalnya tiap shif, tiap hari, dst)
 Gunakan kode warna pada pasien yang termasuk
dalam program ini.
 Pendidikan pada staf, pasien dan
keluarga

 Beri tahu pasien & keluarga tentang program


pencegahan jatuh dengan menggunakan brosur
yang berisi informasi tentang mencegah dan
membantu jika terjadi jatuh
 Berikan pendidikan kes. Pada staf tentang
program, pencegahan jatuh & resiko untuk
jatuh, terutama faktor-faktor yang dipengaruhi
oleh staf (penghalang, alas kaki)
 Gunakan poster dan pamflet dan lakukan
ditempat tinggi yang mudah dilihat untuk
program pencegahan.
Intervensi yang dapat dilakukan untuk
semua pasien yang berisiko tinggi:
 Pertahankan lampu panggil tetap dalam jangkauan
setiap waktu
 Yakinkan tempat tidur dalam posisi yang rendah &
roda dalam keadaan terkunci
 Pertimbangkan untuk menggunakan monitor deteksi
yang bergerak
 Jika menggunakan pembatasan, eveluasi kembali
penggunaannya setaip shif
 Orientasikan pasien dengan semua anggota shif
 Sampaikan pada asisten aktivitas harian dan coba
untuki mengantisipasi kebutuhan pasien sebelum
mereka meminta pertolongan
 Motivasi pasien untuk memanggil jika butuh
pertolongan
 Dokumentasikan intervensi pecegahan jatuh di kartu
pasien
5. Evaluasi keperawatan
 Evaluasi tergantung tahapan resiko tinggi
terjadi osteoporosis pada lansia, sehingga
resiko jatuh dan injuri dapat dicegah.
Evaluasi disini untuk memfasilitasi
dokumentasi terhadap intervensi yang
menjadi faktor resiko misal dengan
memodifikasi lingkungan dan program
pencegahan jatuh
Peran perawat Dirumah

1. Kenali kemampuan lansia; ROM, gaya berjalan,


latihan gerak, toleransi aktifitas & posisi tubuh
2. Pelajari cara: mengangkat, mengatur posisi,
memindahkan dari tempat tidur ke kursi
sebaliknya, memberi makan & mengehatui
aktivitas yang boleh/tidak dilakukan
Lanjutan
3. Pelajari cara mencegah & merawat lansia:
olahraga, makanan, lingkungan, kaku &
bengkak sendi, ROM
4. Pertahankan lingkungan yang aman &
nyaman: penyusunan barang, cahaya, lantai,
lingkungan psikologis, kesempatan
beraktivitas dan alat bantu
5. Pemeriksaan ke pelayanan kesehatan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai