Pengantar Osteporosis • Osteoporosis adalah suatu kelainan tulang yang ditandai dengan penurunan kekuatan tulang sehingga meningkatkan predisposisi seseorang terhadap resiko fraktur. • Klasifikasi nilai BMD (Bone Mass Density) & BMC (Bone Mineral Content) berdasarkan kriteria WHO: – Normal: nilai BMD atau BMC > -1 SD. – Massa tulang rendah (osteopeni): BMD atau BMC -1 s/d -2.5 SD. – Osteoporosis: BMD atau BMC ≥ -2.5 SD. – Osteoporosis berat: BMD atau BMC > -2.5 SD dengan adanya satu atau lebih fraktur. Anatomi Epidemiologi • Di Amerika Serikat, 700.000 dari 1.5 juta kasus fraktur akibat osteoporosis adalah fraktur pada regio vertebra. • Lebih banyak menyerang etnis Kaukasian/Eropa daripada Afro-America. • Laju peningkatan terjadinya fraktur vertebra: – Wanita usia 50 – 60 tahun: insidensi 0.9% & prevalensi 5% - 10%. – Usia > 80 tahun: insidensi 1.7% & prevalensi > 30%. Faktor Resiko • Modified: – Konsumsi alcohol & tembakau. – Defisiensi estrogen. – Gangguan penglihatan mata. – Kurangnya aktifitas fisik. – Defisiensi kalsium & vit. D. • Unmodified: – Usia. – Wanita. – Ras Kaukasian & Asia. – Dementia. – Riwayat fraktur sebelumnya. Patofisiologi • Fraktur akut terjadi ketika vertebra tidak mampu menyangga berat tubuh bagian atas. • Lansia dengan Riwayat osteoporosis akan dengan mudah mengalami fraktur vertebra ketika batuk atau mengejan. • Tekanan besar dari cedera mengakibatkan retak pada bagian anterior korpus vertebra. • Sehingga mengakibatkan berkurangnya tinggi pada sisi anterior tubuh dan sisi posterior tubuh seolah memanjang > kyphotic posture. • Postur kifosis dapat mengakibatkan costa menekan pelvis sehingga rongga thoracoabdominal menyempit. Dalam kasus yang berat, dapat mengakibatkan gangguan fungsi paru. Gejala • Nyeri punggung/upper back pain. • Loss of height. • Kifosis progresif. Sindroma 14 I 1. Immobility (kurang bergerak) 2. Instability (mudah jatuh) 3. Incontinence (beser BAB/BAK) 4. Intellectual impairment (gangguan intelektual/demensia) 5. Infection (infeksi) 6. Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran, penglihatan dan penciuman) Sindroma 14 I 7. Isolation (Depression) 8. Inanition (malnutrisi) 9. Impecunity (kemiskinan) 10. Iatrogenic (menderita penyakit pengaruh obat-obatan) 11. Insomnia(sulit tidur) 12. Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh) 13. Impotence(Gangguan seksual) 14. Impaction (sulit buang air besar) Pemeriksaan Fisik • Pemeriksaan daerah yang sebelumnya mengalami fraktur. • Pengukuran TB. Keterbatasan Fungsional • Nyeri punggung akut & kronis. • Kesulitan mobilisasi. • Berkurangnya tinggi badan. • Distensi perut. • Sesak nafas. Pemeriksaan Penunjang • Bone Mass Densitometry (BMD). • X-Ray. • Pemeriksaan lab. Tujuan Tatalaksana • Mencegah terjadinya fraktur berulang. • Stabilitas massa tulang/peningkatan massa tulang. • Mengurangi gejala dari fraktur dan deformitas. • Mengoptimalkan fungsi fisik.