Anda di halaman 1dari 59

DETEKSI DINI MASALAH

GANGGUAN JIWA

Oleh:
Renidayati, SKp.M.Kep Sp Jiwa

Disampaikan Pada Workshop Teknis Program Kesehatan Jiwa


Dan Napza Bagi Petugas Kab/Kota Sumbar
Senin , 5 Februari 2018
TUJUAN PEMBELAJARAN
 Tujuan Pembelajaran Umum :
 Peserta
mampu melakukan deteksi dini kasus
gangguan jiwa yang lazim ditemui.
 Tujuan Pembelajaran Khusus :
 Menjelaskan pentingnya deteksi dini gangguan jiwa
dan pendekatan strategis untuk mendeteksi
gangguan jiwa
 Melakukan pemeriksaan awal untuk mendeteksi
adanya gangguan jiwa
 Melakukan tindakan selanjutnya setelah terdeteksi
adanya gangguan jiwa
TOPIK BAHASAN
1. Pengenalan deteksi dini masalah kesehatan jiwa
2. Cara melakukan deteksi dini dan tindak lanjut
3. Prinsip umum layanan kesehatan jiwa
KESEH
ATAN
Merasa sehat dan bahagia JIWA
a n h i d u p
i t a n t a n g
e n g h a d a p a
Mamp u m i n a p
n g l a
a o r a i
ri m d i r
e n e a p
p u m a d
Mam a t e r h
l a i n
ny i f g
ada o s i t
r a n
p p no
i k a d a
r s i r i
Be end
s
GANGGUAN JIWA
GANGGUAN JIWA
 Gangguan perilaku,
pikiran, dan
perasaan yang
menimbulkan
penderitaan dan
gangguan fungsi
dalam kehidupan
sehari-hari.
PERHATIAN!!!
PERHATIAN!!!
Merasa sedih, cemas
ketakutan
Nyeri yang tidak
diketahui
penyebabnya
Gangguan tidur
Pembicaraan sukar
dipahami
Kepercayaan yang
aneh/tidak biasa
GANGGUAN JIWA
 Gangguan perilaku,
pikiran, dan
perasaan yang
menimbulkan
penderitaan dan
gangguan fungsi
dalam kehidupan
sehari-hari.
PERHATIAN!!!
PERHATIAN!!!
Merasa sedih, cemas
ketakutan
Nyeri yang tidak
diketahui
penyebabnya
Gangguan tidur
Pembicaraan sukar
dipahami
Kepercayaan yang
aneh/tidak biasa
Sedih berkepanjangan dalam waktu lama
Kemampuan melakukan kegiatan sehari – hari
(kebersihan, makan, minum, aktivitas)
berkurang
Motivasi untuk melakukan kegiatan menurun
(malas)
Marah – marah tanpa sebab
Bicara atau tertawa sendiri
Mengamuk
Menyendiri
Tidak mau bergaul
Tidak memperhatikan penampilan/kebersihan
diri
Mengatakan atau mencoba bunuh diri
10
GANGGUAN JIWA
APAKAH GANGGUAN
JIWA MERUPAKAN
MASALAH KESEHATAN
MASYRAKAT?

YA
• Prevalensi tinggi
• Beban besar
• Saling mempengaruhi
dengan penyakit fisik
Setiap tahun jumlah pasien gg jiwa di
Indonesia terus mengalami peningkatan,
dari tingkat paling ringan sampai berat
mulai dari stres, panik, cemas, depresi,
hingga hilang ingatan.

12
GLOBAL BURDEN OF DISEASE

 Penelitian Bank Dunia: Beban yang


harus ditanggung akibat penyakit
(Global Burden of Disease) pada tahun
1995 di beberapa negara:
8,1 % masalah kesehatan jiwa,
tuberkulosis 7,2%
kanker 5,8%
penyakit jantung 4,4 %
malaria 2,6 %
16

Tahun 1995, 8,1% 14

Tahun 2000, 12,3% 12


10
Tahun 2020, 15% 8
(angka proyeksi) 6
4
2
0
1995 2000 2020
STATUS KESEHATAN JIWA GLOBAL
LAPORAN WHO 2001

 25% penduduk
pernah mengalami ggn
mental dan perilaku,

hanya 40%
yang terdiagnosis

10% populasi orang dewasa pernah
mengalami ggn mental dan perilaku


20% pasien di puskesmas adalah
penderita ggn mental
1orang dari 4
rumah tangga
mempunyai
keluhan ggn
perilaku
STATUS KESWA DI INDONESIA

140  SKRT tahun 1995


120  gangguan mental pada
100 remaja dan dewasa per
80 1000 art 140
60  gangguan mental anak
40 usia sekolah sebesar per
20 1000 art 104
0
> 15 < 15
PREVALENSI GANGGUAN JIWA PER
1000 ART
 Psikosis 3
 Demensia 4
 Retardasi Mental 5
 Ggn jiwa lain 5
Angka bunuh diri (di
Indonesia) 1,6-1,8 per
100.000.
Kualitas Hidup Masyarakat
Indonesia: 105 di antara
180 negara (WHO 2001)
RISKESDAS 2013

 Gangguan jiwa  TB paru 0.4%


berat (psikosis/  Pneumonia 4.5%
skizofrenia) 1.7  Asma 4.5%
per mil
 DM 1.5%
 Gangguan mental
emosional
 Hipertiroid 0.4%
(depresi &  Kanker 1.4 permil
anxietas) 6%  Malaria 6%
Angka kejadian

Di Indonesia 1 dari 4 penduduk


mengalami gg jiwa
Gg jiwa Berat rata-rata 1-2% dr
seluruh penduduk
Laporan Rikesdas 2013, prevalensi gg
jiwa tertinggi di Indonesia adalah DK
Yogyakarta (2,7%), Aceh ( 2,7%) &
Sumbar (1,6%) .Prevalensi gangguan
jiwa berat pada penduduk Indonesia
1,7 per mil
22
DETEKSI DINI GG JIWA
II. PENGENALAN DETEKSI DINI
MASALAH KESEHATAN JIWA
 Deteksi Dini:
 Tahap awal dari rangkaian proses penatalaksanaan
penyakit/gangguanLangkah sebelum dilakukannya proses
diagnosis

Prinsip
pencegahan, deteksi dini (early detection) dan
pengobatan segera (prompt treatment) merupakan prinsip
pencegahan sekunder (secondary prevention)mencegah
bertambah parahnya penyakit, terjadinya penyulit dan kecacatan.

 Idealnyasetiap pasien yang datang dilakukan pendekatan dengan


prinsip holistik, baik fisik maupun jiwa.
KELOMPOK PASIEN BERISIKO TINGGI

 Apabila tidak memungkinkan untuk melakukan


penapisan/pemeriksaan psikiatrik pada seluruh pasien, maka
perhatian terutama harus ditujukan kepada beberapa
kelompok pasien yang berisiko tinggi, yaitu:
1. Pasien dengan penyakit fisik kronis (infeksi & non-infeksi)
2. Pasien dengan keluhan fisik yang diduga ada hubungannya
dengan masalah kejiwaan (keluhan fisik timbul/memberat
jika ada masalah psikis)
3. Keluhan fisik beraneka ragam/berganti-ganti, gangguan
fisik/kelainan organik (-)
4. Pasien yang mengalami pengalaman hidup yang ekstrem
(trauma psikologis, stress yang berat, kehilangan)
5. Pasien dengan disabilitas
CATATAN:
 Penapisan/deteksi dini selain oleh dokter
dapat dilakukan juga oleh perawat,
bahkan deteksi dapat dilakukan oleh
kader kesehatan jiwa.
 Sedangkan diagnosis medik, intervensi
farmakologis, rujukan dilakukan oleh
dokter.
 Intervensi psikososial dapat dilakukan
oleh dokter dan/atau perawat.
III. CARA MELAKUKAN DETEKSI DINI
DAN TINDAK LANJUT
 Biasanya deteksi dapat dilakukan oleh awam,
kader kesehatan/kesehatan jiwa, perawat dan
dokter.
 Bedanya, setelah terdeteksi dokter dapat
langsung melanjutkan ke proses pemeriksaan
dan diagnosis.
 Untuk memudahkan mengingat, dapat
digunakan Tabel Utama mhGAP-IG yang
menyediakan informasi tentang presentasi yang
umum dari beberapa gangguan jiwa.
MASTER CHART: KONDISI PRIORITAS UNTUK PENAPISAN

• Merasa murung, mudah sedih


• Hilang minat & ketertarikan terhadap aktivitas yang biasanya
menyenangkan DEPRESI
• Perasaan mudah lelah, gangguan lambung, sakit kepala, atau keluhan
fisik lain yang berkepanjangan
• Gangguan tidur

• Pikiran, rencana, tindakan menyakiti diri sendiri atau bunuh diri yang
MENYAKITI
dimiliki saat ini / riwayat sebelumnya
DIRI/USAHA
• Merasa kuatir atau takut yang berlebihan BUNUH DIRI
• Merasa gelisah atau tidak dapat duduk tenang
• Mudah berkeringat dingin, berdebar-debar, gemetar, keluhan fisik lain
seperti
pusing, mual
ANSIETAS
• Mengalami ketakutan atau mempunyai pikiran-pikiran tidak masuk akal
(merasa seseorang bermaksud mencelakai, curiga berlebihan, orang-orang
membicarakan dirinya) – (waham)
• Melihat bayangan atau suara-suara yang tidak jelas sumbernya
(halusinasi)
• Gejala manik (gembira abnormal, terlalu bersemangat, banyak bicara,
PSIKOSIS
mudah tersinggung)
KENDALA UNTUK PEMERIKSAAN
PSIKIATRIK DI KLINIK/PUSKESMAS:
• JUMLAH PASIEN BANYAK
• WAKTU DAN TENAGA TERBATAS

STRATEGINYA:
SKRINING GANGGUAN DEPRESI & ANXIETAS
PADA
PASIEN DENGAN KONDISI YANG
MENGINDIKASIKAN/BERISIKO TINGGI
DIAGRAM ALUR PEMERIKSAAN MASALAH KESWA DI
POLI UMUM

Keluhan Utama

KU Fisik KU Mental-Emosional

KU Fisik Murni KU Fisik Terindikasi ME Keluhan berhubungan


dengan perasaan,
• Keluhan fisik • Keluhan pikiran & perilaku:
banyak dan Psikosomatik
• Gangguan tidur
berganti-ganti • Hipertensi • Gangguan perilaku
• Penyakit kronis • Rheumatoid • Gangguan emosi
(infeksi dan non- Arthtritis
• Gangguan pikiran
infeksi) • Tirotoksikosis
• Pengalaman • Ulkus Peptikum
hidup yang • Kolitis Ulserativa
ekstrem • Asma Bronkial
• Disabilitas • Neurodermatitis
MASTER
SKRINING
CHART
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Status Mental
• Pemeriksaan Fisik

• Diagnosis Banding
• DIAGNOSIS
PERTANYAAN PENYARING
Perasaan apa yang paling banyak Bapak/Ibu rasakan
1. Selamadua
selama duaminggu
minggu terakhir
terakhir, bagaimana
apakah senang/gembira,
perasaan
sedih, Bapak/Ibu? takut, atau marah?
cemas/kawatir,
2. Apakah Bapak/Ibu kehilangan minat atau
rasa senang terhadap hal-hal yang dulunya
dinikmati?
3. Apakah Bapak/Ibu merasa tenaganya
berkurang atau lelah sepanjang waktu?
JEMBATAN/PERALIHAN
 Untuk membuat perpindahan topik lebih
halus. Terutama perpindahan ke topik yang
sangat berbeda dari sebelumnya.
 Misalnya:
 Setelah mendiskusikan masalah fisik dan hendak
beralih memeriksa status mental
 Untuk mengintroduksi topik yang sensitif
CONTOH JEMBATAN/PERALIHAN
 Sekarang saya perlu memeriksa apa yang
dialami dan perasaan ibu/bapak/saudara.
Bagaimana perasaan ibu/bapak/saudara selama
dua minggu terakhir?
 Apakah keluhan-keluhan yang baru kita
bicarakan tadi berhubungan dengan kondisi
perasaan ibu/bapak/saudara? Bagaimana …….
 Pada banyak orang, keluhan-keluhan seperti
yang ibu/bapak/saudara alami ini terkait erat
dengan suasana pikiran dan perasaan.
Bagaimana ……
1. Selama dua minggu terakhir bagaimana
perasaan Bapak/Ibu?

CEMAS/KAWATIR/WAS-WAS

Proses diagnosis untuk Gangguan Cemas


1. Selama dua minggu terakhir bagaimana perasaan
Bapak/Ibu?
2. Apakah Bapak/Ibu kehilangan minat atau rasa senang
terhadap hal-hal yang dulunya dinikmati?
3. Apakah Bapak/Ibu merasa tenaganya berkurang atau
lelah sepanjang waktu?

Pertanyaan 1: SEDIH/MURUNG
ATAU
2 dari 3 pertanyaan penyaring positif

Proses diagnosis untuk Gangguan Depresi


DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA – ICD 10 PC
1. F00# Gangguan Mental Organik 7. F40# Gangguan Neurotik
(ansietas)
Demensia (F00#)
Gangguan fobik (F40), Gangguan panik
Delirium (F05)
(F41.0), Gangguan ansietas menyeluruh
2. F10# Gangguan Penggunaan (F41.1), Gangguan campuran ansietas &
NAPZA depresi ( F41.2), Gangguan obsesif
Gangguan penggunaan alkohol (F10) kompulsif (F42), Gangguan penyesuaian
Gangguan penggunaan zat (F11#) (F43.2), Gangguan somatoform ( F45)
Gangguan penggunaan tembakau 8. F70 Retardasi Mental
(F17.1) 9. F80-90# Gangguan kesehatan
3. F20# Skizofrenia dan jiwa
Gangguan Psikotik Kronik Lain anak dan remaja
4. F23 Gangguan Psikotik Akut Gangguan perkembangan pervasif
5. F31 Gangguan Bipolar (F84), Gangguan hiperkinetik (F90)
6. F32# Gangguan Depresi 10. G40# Epilepsi
TINDAK LANJUT
 Setelah terdeteksi kemungkinan adanya
masalah kesehatan jiwa, maka
selanjutnya dilakukan proses diagnosis
melalui wawancara psikiatrik dan
pemeriksaan lain, mengacu pada kriteria
diagnostik dalam Pedoman Penggolongan
dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia
(PPDGJ) atau International Classification
of Diseases (ICD) untuk masing-masing
penyakit/gangguan jiwa.
PERAN KELUARGA DALAM
PERAWATAN ANGGOTA
KELUARGA DENGAN
GANGGUAN JIWA
keluarga adalah adalah bagian penting dari upaya
pemulihan pasien  pemberdayaan keluarga
HAL-HAL YANG TIDAK BOLEH
DILAKUKAN KEPADA PASIEN
• Membebani kondisi emosional penderita dengan
mengkritik atau memarahi
• Membuat penderita bergantung sepenuhnya kepada
keluarga
• Memaksa penderita melakukan hal di luar
kemampuannya
• Mengucilkan penderita dari lingkungannya
• Menyalahkan penderita, diri sendiri ataupun orang lain
atas adanya penyakit yang diderita oleh penderita
Apa yang bisa
dilakukan keluarga?
• Tidak menyalahkan atau
mengucilkan penderita

• Memberi aktivitas dan tanggung


jawab sesuai kemampuannya
~ Kenali kelebihan dan kelemahan
yang ada pada keluarga ~
Memastikan penderita minum obat dan
kontrol secara teratur
Memberi
Memberidukungan
dukungandan
danperhatian
perhatian
 Menghindari masalah
kehidupan yang dapat
membuat stres
penderita.

 Mengenali dan
mengatasi gejala
dengan mendampingi.
Selalu Optimis
 Percayalah bahwa setiap masalah ada
penyelesaiannya.
Bicarakanlah!!
 Bicarakan perasaan anda mengenai hal ini
dengan orang-orang yang terlibat dan
anggota keluarga lainnya.
 Jangan menyimpan dan menanggung sendiri
beban pikiran.
Cari kelompok yang bisa
mendukung anda...
 Sharing/berbagi pengalaman dengan
keluarga-keluarga lain yang mengalami hal
yang sama.
 Cari tahu LSM-LSM yang dapat membantu
mengenai hal ini.
Bantu pasien untuk
mandiri
 Dalam mengurus kebutuhan pribadi.
 Untuk tetap bergaul dengan lingkungan
sekitar.
Kenali tanda-tanda
bahaya!!
 Waspada jika melihat pasien ingin bunuh
diri, melukai diri sendiri dan agresif.
Konsultasi ke Yankes
 Jangan ragu untuk konsultasi  solusi
terhadap masalah anda.
Kadang kita
merasa lelah,
bagaimana
sebaiknya ?
Istirahat sejenak

Luangkan waktu untuk diri sendiri

Lakukanlah hal-hal yang disenangi

Curhat itu tidak dilarang loh!



Bicarakanlah uneg-uneg dengan orang lain, mungkin mereka tidak dapat membantu banyak, tapi
setidaknya bisa membuat sedikit lebih lega

Ketahuilah apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan


Jangan memaksakan diri – prioritaskan – dan cobalah realistis

Jangan mencoba melakukan sesuatu terlalu banyak


Kami tidak ingin anda ikut jadi pasien
KESIMPULAN
Keluarga sebagai “Perawat” utama
– Mengingatkan minum obat teratur
– Mengajak komunikasi
– Mengingatkan kebersihan diri
– Mengingatkan makan teratur

 Mengurangi angka
kekambuhan
Memberikan dukungan sosial
– Memberi dukungan dan motivasi
– Membantu menghadapi stigma
masyarakat
Peranan Perawat Keswa

1. Pencipta lingk yg terapiutik


2. Socialicing agent : Memberi kesempatan pd pasen
mengembangkan kemapuannya t.u. di waktu
luang
3. Conselor : mendengarkan keluhan pasen dan
memutuskan jalan terbaik
4. Sebagai Pendidik: Mendorong pasen agar berhasil
dlm mengembangkan emosinya.
5. Mother Surrogate: Membantu dlm kebut sehari-
hari
6. Teknisi perawatan: Observasi dan membantu
memberikan obat & memenuhi kebut pasen
7. Terapis: Memberi penyembuhan sebatas
kewenangan pwt. Misal psikoterapi yg ringan.
Wassalamualaikum

Anda mungkin juga menyukai