Anda di halaman 1dari 23

EFEKTIFITAS PROMOSI KESEHATAN

METODE CERAMAH TERHADAP


PENGETAHUAN dan SIKAP REMAJA
TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI
di POSYANDU REMAJA DESA ARUNG
PARAK KECAMATAN TANGARAN
KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2020
 
Disusun oleh: Pembimbing:
dr. Ariana dr. Risa Purwati
dr. Asjat Gapur
dr. Chandra
dr. Sandi Apriadi
dr. Sahrijal  saputra
PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA
LATAR BELAKANG

● World Health Organization (WHO) menyatakan jumlah kelompok


remaja diperkirakan mencapai 1,2 milyar pada tahun 2014. WHO
mendefinisikan remaja merupakan masa setelah kanak-kanak dan
sebelum dewasa dengan rentang usia 10–19 tahun.1 Definisi remaja
menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN)
adalah penduduk dengan rentang usia 10–21 tahun,2 sedangkan United
Nations (UN) mendefinisikan youth atau kaum muda adalah yang
berusia 15–24 tahun.3 Menurut Nienstein dkk. remaja terbagi menjadi
tiga tahap, yaitu remaja awal usia 10–13 tahun, remaja pertengahan
usia 14–16 tahun, remaja akhir usia 17–21 tahun.4
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
menunjukkan bahwa 52,67% remaja diketahui memiliki pengetahuan
kesehatan reproduksi tidak memadai. Lebih lanjut, data SDKI tahun
2012 tersebut menunjukkan hal ini karena keterbatasan sumber
pengetahuan terhadap perilaku seks beresiko tinggi dan penyakit
menular akibat seks
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah
efektifitas promosi kesehatan dengan metode ceramah terhadap
pengetahuan dan sikap tentang kesehatan reproduksi pada remaja?
TINJAUAN
PUSTAKA
Remaja
Secara etimologi, remaja berarti “tumbuh menjadi dewasa”. Definisi remaja
(adolescence) menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah periode usia
antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)
menyebut kaum muda (youth) untuk usia antara 15 sampai 24 tahun
Remaja adalah periode transisi antara anak-anak dan dewasa, dimana terjadi
perubahan biologis, intelektual, psikologis dan emosional yang sangat besar
PENGETAHUAN

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”


dan ini terjadi setelah orang mengadakan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terhadap objek terjadi melalui
panca indera manusia, yaitu: penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan
sendiri.
Peningkatan aktifitas seksual pada remaja, tidak
diiringi dengan peningkatan pengetahuan tentang
kesehatan seksual dan reproduksi termasuk
HIV/AIDS, penyakit menular (PMS) dan alat-alat
kontrasepsi
SIKAP
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berfikir,
berpersepsi dalam menghadapi objek, ide, situasi atau
nilai. Sikap bukanlah perilaku, tetapi lebih merupakan
kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu
terhadap objek sikap.
METODE
PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian:
Tempat: Gedung olahraga Desa
Arung Parak
Waktu : 26 September 2020
Peserta: Kader posyandu remaja
desa arung parak dan Remaja desa
Arung Parak
Definisi Operasional

N
o
Variabel Definisi Hasil Ukur Cara Skala
(satuan) Operasional Memperoleh
1

Pengetahua Pengetahuan Benar : score 1 Kuesioner Numeri


n responden Salah : score 0 k
tentang Tidak tahu : score 0
kesehatan
reproduksi remaja
2

Sikap Tanggapan Sangat setuju : 5 Kuesioner Numeri


responden Setuju : 4 k
tentang Ragu ragu : 3
kesehatan Tidak setuju : 2
reproduksi remaja Sangat tidak setuju :1
yang dinyatakan
dalam bentuk
persetujuan
JUPITER

Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan ini
adalah penelitian
quasiexperimental dengan
rancangan one grup pretest
posttest design. Penelitian ini
dilakukan dengan dua metode
yaitu intervensi dan pengukuran
Populasi Dan Sampel
3.5.1. Populasi
Populasi adalah sejumlah besar
subjek/objek yang mempunyai kualitas
dan karekteristik tertentu
 
3.5.2.Sampel
Sampel yang ditentukan dengan cara
consecutive sampling . Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 30 orang.
Kriteria inklusi dan eksklusi
Kriteria inklusi :
1. Remaja dengan rentang usia 10-19 tahun
2. Pandai membaca dan menulis dengan baik
Kriteria eksklusi :
3. Peserta yang mengisi kuesioner tidak lengkap atau
salah dalam mengisi kuesioner
4. Kuesioner yang tidak lengkap atau hilang sebagian
Teknik pengumpulan data 3.8 Instrumen penelitian

Teknik pengumpulan data yang Instrumen yang digunakan dalam


penelitian ini adalah kuesioner
digunakan adalah berupa
yang telah divalidasi pada
kuesioner. Kuesioner terdiri dari penelitian sebelumnya, yaitu
pertanyaan – pertanyaan yang di penelitian yang dilakukan oleh
tunjukkan untuk mengetahui Ima Farmawati dengan judul
tingkat pengetahuan dan sikap penelitian “Perbandingan
remaja terhadap kesehatan Tingkat Pengetahuan dan Sikap
reproduksi remaja Remaja Yang Mendapat
Program Daku dan yang Tidak
Terhadap Kesehatan
Reproduksi Remaja di Kota
Singkawang Tahun 2012”
Pengolahan dan analisa data
Pengolahan data Analisa data

Data yang diperoleh dari Data pretest dan posttest dari pengetahuan
kuesioner dicatat dan dan sikap remaja akan diolah
dikumpulkan. sehingga menggunakan aplikasi Statistical Product
diperoleh data berikut and Service Solution (SPSS)
yaitu nilai pretest dan
posttest dari pengetahuan
dan nilai sikap remaja
terhadap kesehatan
reproduksi remaja. Semua
data ini dilakukan uji
univariat.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Deskripsi Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di GOR Desa Arung Parak Kecamatan Tangaran pada tanggal
26 September 2020

Deskripsi Karakteristik Sampel Penelitian


Peserta yang hadir berjumlah 30 orang sampel. Antusias Peserta Kurang Maksimal
hal ini ditandai dengan jumlah yang hadir tidak sesuai dengan jumlah peserta yang
diundang.
Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan Total
OR
(95%C P
  >mean <mean    
I)

N % N % N %
0,0
Pretes 19 63,3 11 36,6 30 100 3,6332
00
Posttes 24 80 6 20 30 100
Dari uji statistik nilai p value 0,00 maka dapat disimpulkan ada
perbedaan tingkat pengetahuan sebelum (pretes) dan sesudah
(posttes) penyuluhan. Dari hasil analisis diperoleh nilai OR= 3,6332,
artinya responden setelah penyuluhan mempunyai peluang 3,6 atau 4
kali mempunyai pengetahuan dibandinngkan sebelum penyuluhan
Gambaran Sikap

Sikap Total
OR
(95% P
  >mean <mean    
CI)

N % N % N %
Pretes 21 70 9 30 30 100 2,417 0,0
86,6 12,3 2 00
Posttes 26 4 30 100
7 3
Dari uji statistik nilai p value 0,00 maka dapat
disimpulkan ada perbedaan tingkat sikap sebelum
(pretes) dan sesudah (posttes) penyuluhan. Dari hasil
analisis diperoleh nilai OR= 2,4172, artinya
responden setelah penyuluhan mempunyai peluang
2,4 atau 2 kali mempunyai sikap yang baik
dibandinngkan sebelum penyuluhan
KESIMPULAN
DAN SARAN
a. Promosi kesehatan tentang kesehatan reproduksi melalui
metode ceramah efektif dalam meningkatkan pengetahuan
remaja di posyandu remaja desa Arung Parak, Kecamatan
Tangaran, Kabupaten Sambas.

b. Promosi kesehatan tentang kesehatan reproduksi melalui


metode ceramah efektif dalam meningkatkan sikap remaja
di posyandu remaja desa Arung Parak, Kecamatan
Tangaran, Kabupaten Sambas.

Kesimpulan
Puskesmas
Promosi kesehatan dengan metode ceramah dapat digunakan
sebagai alternatif dalam pemberian pendidikan kesehatan
reproduksi pada remaja dalam upaya pencegahan seks pranikah
serta kejadian kehamilan dibawah umur.

Responden
Responden yang berpengetahuan baik dan sikap yang positif
terhadap kesehatan reproduksi pada remaja harus dipertahankan
dan ditingkatkan dengan memahami informasi degan mengikuti
penyuluhan yang dilaksanakan oleh pihak puskesmas maupun
pihak sekolah khususnya tentang pendidikan kesehatan reproduksi
dan seksual agar tidak terjerumus dalam perilaku yang beresiko.
SARAN
Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan agar dilakukan penelitian dengan
metode dan media pendidikan kesehatan yang lebih bervariasi dan
meneliti pada perilaku tentang kesehatan reproduksi.
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik and illustrations by Stories

THANKS!

Anda mungkin juga menyukai