Ciri-ciri:
1. mengkehendaki hukum pidana disusun secara sistematis dan
menitikberatkan kepastian hukum
2. Berdasarkan pandangan indeterministis (manusia berkehendak
bebas)
3. meitikberatkan kepada perbuatan bukan kepada pelaku
4. hanya menganut single track system berupa sanksi pidana
5. pidana harus sesuai dengan kejahatan
6. Hakim tidak boleh melakukan penafsiran
7. Hakim hanya alat undang-undang
8. Definite sentence (pidana ditentukan secara pasti, tidak mengenal
alasan peringan dan pemberat pidana)
9. Mengakui pidana mati untuk kejahatan tertentu
10. Tidak mengakui riset empiris dalam menangani perkara
ALIRAN NEO KLASIK
1. Modifikasi dari doktrin kebebasan kehendak, yang dapat dipengaruhi oleh patologi,
ketidakmampuan, penyakit jiwa atau keadan-keadaan lain.
2. merumuskan pidana minimum dan maksimum
3. Diterima berlakunya keadaan-keadaan yang meringankan (mitigating circumtances)
baik fisik, lingkungan maupun mental.
4. Modifikasi dari doktrin pertanggungan jawab pidana guna menetapkan peringanaan
pidana dengan pertanggungjawaban sebagai, di dalam hal-hal yang khusus,
misalnya gila, di bawah umur, dan keadaan-keadaan lain yang dapat mempengaruhi
pengetahuaan dan niat seseorang pada waktu terjadinya kejahatan.
5. Diperkenankan masuknya kesaksian ahli (expert testimony) untuk menentukan
derajat pertanggungjawaban.
6. mulai mempertimbangkan kebutuhan adanya pembinaan individual dari pelaku
tindak pidana
ALIRAN MODERN