Anda di halaman 1dari 36

Kelompok 8

-Chintya Indriyani Fenti (18612548)


Florentina Cassanova (18612566)
Melania Elisa (18612592)
Maria Adelinda (18612587)
Veronika Yuliani (18612622)
Penggunaan Informasi Akuntansi
Pertanggungjawaban Dalam Penilaian
Kinerja Manajer

BAB 9
Definisi penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu
organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya
dijalankan oleh manusia, maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan
penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan
di dalam organisasi.

Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam


mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah
ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.
Manfaat Penilaian Kinerja
Mengelola operasiorganisasi
Mengelola operasi organisasi Membantu pengambilan keputusan
secara
secara efektif
efektif dan efisien
dan efisien yang bersangkutan dengan karyawan,
melalui pemotivasian
melalui pemotivasian seperti: promosi, transfer, dan
karyawansecara
karyawan secara maksimum.
maksimum. pemberhentian.

Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan dan


pengembangan karyawan dan untuk
menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi
program pelatihan karyawan

Menyediakan umpan balik Menyediakan suatu


bagi karyawan mengenai dasar bagi distribusi
bagaimana atasan mereka penghargaan.
menilai kinerja mereka.
TAHAP PENILAIAN KINERJA
Penilaian kinerja dilaksanakan dalam dua tahap utama: tahap persiapan dan tahap penilaian.

Tahap persiapan terdiri dari tiga tahap rinci:

Penentuan daerah
pertanggungjawaban Penetapan kriteria Pengukuran kinerja
dan manajer yang yang dipakai untuk sesungguhnya
bertanggung jawab. mengukur kinerja.
TAHAP PENILAIAN KINERJA
Penilaian kinerja dilaksanakan dalam dua tahap utama: tahap persiapan dan tahap penilaian.

Tahap penilaian terdiri dari tiga tahap rinci:

Penentuan penyebab Penegakan perilaku yang


Pembandingan kinerja
timbulnya penyimpangan diinginkan dan tindakan
sesungguhnya dengan
kinerja sesungguhnya yang digunakan untuk
sasaran yang telah
dari yang ditetapkan mencegah perilaku yang
ditetapkan sebelumnya.
dalam standar. tidak diinginkan.
Penetapan Kriteria Kinerja bagi Setiap Pusat Pertanggungjawaban

Manajemen puncak harus memperoleh jaminan bahwa setiap manajer bertindak sesuai dengan sasaran
perusahaan. Untuk mewujudkan hal ini, harus terdapat kesesuaian antara sasaran organisasi dengan sasaran
manajer secara individual.

Dapat Diukur Atau Tidaknya Kriteria

Tidak semua kinerja dapat diukur secara kuantitatif. Keunggulan produk di pasar, pemanfaatan sumber daya manusia,
kekompakan tim, kepatuhan perusahaan terhadap semua peraturan kemasyarakatan merupakan ukuran kinerja yang
bersifat jangka Panjang dan sulit untuk diukur secara kuantitatif.
Rentang Waktu Sumber Daya dan Biaya

Sumber daya yang dikorbankan untuk mencapai sasaran tertentu seringkali memiliki rentang waktu jangka
Panjang untuk menghasilkan manfaat bagi perusahaan

Bobot Yang Diperhitungkan Atas Kriteria

Manajer yang dinilai kinerjanya akan memiliki kecenderungan untuk mengerahkan usahanya
menuju pencapaian sesuatu yang diberi bobot besar dalam penilaian kinerja.
Pengukuran Kinerja Sesungguhnya

Setelah seorang manajer ditetapkan bagian atau aktivitas yang menjadi daerah wewenangnya ( tahap pertama) dan ditetapkan
pula kriteria kinerja dalam menjalankan bagian atau dalam melaksanakan aktivitasnya ( tahap kedua), langkah berikutnya
dalam penilaian kinerja adalah melakukan pengukuran hasil sesungguhnya bagian atau aktivitas yang menjadi daerah
wewenang manajer tersebut.

Penonjolan dan Tindakan Melanggar Aturan

Penonjolan terjadi dengan cara menonjolkan pesan yang menguntungkan diri pengirim pesan dan menyembunyikan pesan
yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Perilaku penonjolan ini seringkali terjadi jika perusahaan menggunakan kriteria
beragam untuk pengukuran kinerja.
Membandingkan Kinerja sesungguhnya dengan Sasaran yang Telah Ditetapkan
Sebelumnya dan Pelaporan dengan Segera Hasilnya

Dalam evaluasi kinerja, hasil pengukuran kinerja secara periodic kemudian dibandingkan dengan sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Informasi penyimpangan kinerja sesungguhnya dari sasaran yang telah ditetapkan
diumpanbalikkan dalam laporan kinerja kepada manajer yang bertanggung jawab untuk menunjukkan efisiensi dan
efektivitas kinerjanya.

Laporan kinerja harus memenuhi persyaratan berikut ini untuk menghasilkan perilaku yang fungsional.

1. Laporan kinerja untuk manajer tingkat bawah harus berisi informasi yang rinci, dan laporan kinerja untuk
manajer tingkat di atasnya harus berisi informasi yang lebih ringkas. Semakin tinggi jenjang manajer,semakin
ringkas isi laporan kinerjanya
2. Laporan kinerja berisi unsur terkendalikan dan unsur tidak terkendalikan dan unsur tidak terkendalikan yang tidak
di sajikan secara terpisah,sehingga manajer yang bertanggung jawab atas kinerja dapat dimintai
pertanggungjawaban atas unsur unsur yang terkendalikan olehnya
Penentuan Penyebab Operasional dan Keperilakuan Penyimpangan yang
Merugikan

Penyimpangan kinerja sesungguhnya dari sasaran yang ditetapkan perlu di analisis untuk
menentukan penyebab terjadinya penyimpangan tersebut, dan dapat direncanakan tindakkan
untuk mengatasinya. Penyimpangan yang merugikan memberikan tanda bahaya dan
memerlukan penyelidikkan lebih lanjut untuk menemukan penyebabnya yang tepat.
Penyimpangan yang menguntungkan juga memerlukan perhatian yang sama dari manajemen
karena mengandung informasi yang banyak manfaatnya. Penyimpangan yang
menguntungkan dapat pula menjelaskan ketidakefisienan di bidang lain
Penegakkan Perilaku dan Tindakkan yang Diinginkan untuk Mencegah
Terulangnya Perilaku yang Tidak Diinginkan

Tahap akhir penilaian kinerja adalah tindakan koreksi untuk menegakkan perilaku yang

diinginkan dan mencegah terulangnya perilaku yang tidak diinginkan. Sasaran yang

dicapai dengan menggunakan perilaku tidak seperti yang diinginkan bukan merupakan

tujuan penilaian kinerja


UKURAN KERJA

Terdapat tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara
kuantitatif. Ukuran kriteria tunggal (single criterion) adalah ukuran kinerja yang hanya
menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja manager. Ukuran kriteria beragam (multiple
criteria) adalah ukuran kinerja yangf menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai
kinerja manajer. Ukuran kriteria gabungan (composite criteria) adalah ukuran kinerja yang
menggunakan berbagai macam ukuran, memperhitungkan bobot masing-masing ukuran, dan
menghitung rata-ratanya sebagai ukuran menyeluruh kinerja manajer.
PERAN INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM
PENILAIAN KINERJA PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN

Di bagian ini akan di uraikan peran informasi akuntansi pertanggungjawaban dan masalah
pengukurannya sebagai ukuran kinerja tipe pusat pertanggungjawaban.
PENILAIAN KINERJA PUSAT PENDAPATAN

Informasi akuntansi yang dipakai sebagai ukuran kinerja


manajer pusat pendapatan adalah pendapatan. Masalah akan
timbul jika pusat pendapatan mentransfer produk atau jasanya
kepada pusat pertanggungjawaban lain dalam perusahaan.
PENILAIAN KINERJA PUSAT BIAYA

Informasi akuntansi yang dipakai sebagai ukuran kinerja manajer pusat biaya
adalah biaya. Masalah yang timbul dalam penggunaan biaya sebagai ukuran
kinerja manajer pusat biaya adalah:

a. Masalah perilaku biaya

b. Masalah hubungan biaya dengan pusat biaya

c. Masalah jangka waktu

d. Masalah tanggung jawab ganda


Penilaian Kinerja Pusat Laba

Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diberi


wewenang untuk mengendalikan pendapatan dan biaya pusat
pertanggungjawaban tersebut. Untuk mengukur kinerja pusat laba, umumnya
digunakan dua ukuran yang menghubungkan laba yang diperoleh pusat laba
dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba
Kembalian Investasi (Return On Investment)

Formula untuk menhitung return on investment adalah sebagai berikut:


Penentuan komponen yang digunakan untuk menghitung laba

Laba yang dihasilkan pusat laba ditentukan oleh dua komponen utama :

a. Pendapatan

b. Biaya
Sebagai ukuran kinerja, laba yang digunakan adalah laba yang komponennya secara
signifikan dapat dipengaruhi oleh manajer pusat laba dengan menggunakan wewenang
yang dia miliki.
Pendapatan terkendalikan

Seluruh pendapatan pusat laba tertentu diperoleh dari usaha yang sepenuhnya dibawah wewenang manajer
pusat laba tersebut, penentuan pendapatan terkendalikan tidak akan mengalami kesulitan. Namun, jika
Sebagian pendapatan suatu pusat laba dipengaruhi oleh kinerja pusat laba yang lain, penentuan pendapatan
pusat laba memerlukan perumusan kebijakan manajemen.

Komponen biaya

Biaya terkendali adalah biaya yang secara signifikan dapat dipengaruhi oleh manajer
pusat laba yang wewenang yang ia miliki.
Penentuan Aktiva yang Diperhitungkan kedalam Investment Base
dan Pengukuran Nilainya

Dalam menjawab berbagai pertanyaan mengenai unsur yang diperhitungkan kedalam


investment base, berikut ini diuraikan bagaimana memperhitungkan unsur aktiva kedalam
investment base.
1. Kas
2. Piutang
3. Persediaan
4. Aktiva tetap
Nilai yang digunakan untuk memperhitungkan aktuva tetap ke dalam
Investment Base

• Perlakuan terhadap aktiva tetap yang disewa guna usaha (Leased Assets)
• Perlakuan terhadap aktiva tetap yang menganggur (Idle Assest)
• Perlakuan terhadap aktiva tetap yang Investasinya berasal dari Utang jangka Panjang.
Manfaat Kembalian Investasi Sebagai Pengukuran Kinerja

• Kembalian investasi mendorong manajer pusat laba menaruh yang seksama terhadap
hubungan antara pendapatan penjualan, biaya, dan investasi.
• Kembalian investasi mendorong manajer pusat laba melaksanakan efisiensi biaya
• Kembalian investasi mencegah manajer pusat laba melakukan investasi yang berlebihan
didalam pusat laba yang dipimpinnya.
Kelemahan kembalian investasi sebagai pengukur kinerja

• Kembalian investasi tidak mendorong manajer pusat laba untuk melakukan investasi
dalam proyek yang akan berakibat menurunkan kembalian investasi pusat laba,
meskipun proyek tersebut menaikan profitabilitas perusahaan sebagai keseluruhan.
• Kembalian investasi mengakitbatkan manajer pusat laba memusatkan perhatian pada
sasaran jangka pendek dengan mnegorbankan sasaran jangka Panjang.
Residual income, dihitung dengan mengurangi laba yang di peroleh
pusat laba dengan beban modal (capital charge)

1. Keungulan residual income:

a. Sebagai pengukur kinerja pusat laba yang mengakibatkan semua


pusat laba memiliki sasaran laba yang sama untuk investasi yang
sebanding.

b. Dapat mengunakan tarif beban modal yang berbeda untuk aktiva yang
memiliki resiko yang berbeda. Manajer pusat laba umumnya hanya
memusatkan investasinya kedalam aktiva bertujuan khusus seperti
investasi untuk memperbaiki kondisi kerja, mengurabgi polusi , atau
investasi untuk memenuhi kewajiban sosial yang lan.
Residual income, dihitung dengan mengurangi laba yang di peroleh
pusat laba dengan beban modal (capital charge)
1. Kelemahan residual income

a. Hanya mendorong manajer pusat laba memusatkan orientasinya ketujuan-


tujuan jangka pendek karna komponen yang digunakan untuk menghitung laba
hanya di batasi dengan priodv akuntansi yang tidak lebih dari satu tahun
kalender.

b. Sebagai pengukur kinerja pusat laba sangat di pengaruhi oleh metode


depresiasi aktiva tetap

c. Berupa angka absolut yang tidak dapat di gunakan untuk membandingkan


kemampuan pusat laba dalam menghasilkan laba.
Untuk mengatasi kelemahan residual income:
1. Menghitung residual return on investment dengan cara mebagi residual income dengan rata-rata
aktiva
2. Menghitung residual income dan kembalian investasi secara bersama-sama dengan ukuran
kinerja pusat laba.

PRODUKTIVITAS SEBAGAI PENGUKUR KINERJA


Pusat pertanggung jawaban dapat di ukur kinerjanya dengan mengunakan produktivitas sebagai
ukurannya, pusat produktivitas itu ialah pusat pertanggungjawaban yang dapat di ukur secara
kuantitatif karna merupakan ratio antara keluaran dan masukan
Produktivitas parsial, pengukuran produktivitas dapat di lakukan untuk setiap masukan secara
terpisah atau secara total untuk keseluruhan masukan yang di gunakan untuk menghasilkan
keluaran. Formula untuk menghitung produktivitas adalah:
Ratio Produktivitas = keluaran
Masukan
Kelebihan produktivitas parsial :

1. Memungkinkan manajer memusatkan usahanya terhadap pengunaan masukan


tertentu saja
2. Memudahkan karyawan profesional menentukan produktivitasnya
3. Untuk kepentingan pengendalian oprasional , sering kali standar kinerja bersifat
jangka pendek, yang di ukur dengan membandingkan produktivitas parsial bacth
sekarang dengan bacth sebelumnya.
Kelemahan produktivitas parsial

Pengunaan produktivitas parsial secara terpisah sebagai ukuran kinerja yang dapat
menyesatkan. suatu penurunan produktivitas salah satu masukan kemungkinan
diperlukan untuk menaikkan produktivitas masukan yang lain. Kompensasi semacam ini
seringkali disengaja asalkan biaya secara keseluruhan dapat berkurang
Produktivitas sebagai pengukur kinerja

Produktivitas berhubungan dengan produksi keluaran secara efisien dan


terutama di tujukan kepada hubungan antara keluaran dengan masukan yang di
gunakan untuk menghasilkan keluaran tersebut.

Pengukuran produktivitas dilakukan dengan mengukur perubahan


produktivitas sehingga dapat dilakukan penilaian terhadap usaha untuk
memperbaiki produktivitas
Produktivitas Parsial

Pengukuran produktivitas dapat dilakukan untuk setiap masukan secara terpisah atau
secara total untuk keseluruhan masukan yang digunakan untuk menghasilkan keluaran.

Pengukuran perubahan produktivitas


dengan Ukuran Produktivitas Parsial

Ukuran produktivitas suatu periode harus di bandingkan dengan ukuran


produktivitas periode sebelumnya, untuk mengukur perubahan produktivitas.
Kelebihan Produktivitas parsial

1. Memungkinkan manajer memusatkan usahanya terhadap penggunaan masukan tertentu saja.


2. Memudahkan karyawan operasional menentukan kinerja produktivitasnya.
3. Untuk kepentingan pengendalian operasional, seringkali standar kinerja bersifat jangka pendek, yang
diukur dengan membandingkan produktivitas parsial batch sekarang dan batch sebelumnya

Kelemahan Produktivitas Parsial

Penggunaan produktivitas parsial secara terpisah sebagai ukuran kinerja dapat menyesatkan.
Produktivitas Total

Pengukuran produktivitas total dapat di lakukan dalam dua kondisi :


1. tanpa adanya pertukaran produktivitas antar masukan
2. dengan memperhitungkan adanya pertukaran produktivitas
antarkemampuan
Perubahan produktivitas tanpa pertukaran
Dalam memproduksi suatu produk, digunakan berbagai masukan seperti:

Bahan Baku Tenaga Kerja Modal Energi


Ukuran produktivitas yang di hubungkan dengan laba

Ukuran ini di sebut profit-linked Productivity yangmemberikan informasi yang akan membantu
manajemen untuk memahami pentingnya perubahan produktivitas secara ekonomi dan memerlukan
langkah berikut :
1. Menghitung kuantitas masukan tahun kini jika tidak ada perubahan produktivitas yang terjadi,
ataudi sebut kuantitas-bebas-perubahan productivity.
2. Menghitung kuantitas masukan yang di hitung pada langkah pertama dikalikan dengan harga per
satuan masukan.
3. Membandingkanhasil perhitungandengan langkah kedua dibandingkan dengan hasil kali
kuantitas masukan sesungguhnya tahun kini dengan harga persatuan masukan sesungguhnya
untuk menghitung produktivitas yang di hubungkan dengan laba.
Aspek perilaku dalam penilaian kinerja
dengan menggunakan informasi akuntansi

1. Hubungan antara struktur Orgaisasi dengan truktur


pelaporan keuangan
2. Tingkat Partisipasi dalam penentapan standar
3. Tingkat pemahaman manajemen terhadap informasi
akuntansi dan system akuntansi

Anda mungkin juga menyukai