Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB 9
Definisi penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu
organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya
dijalankan oleh manusia, maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan
penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan
di dalam organisasi.
Penentuan daerah
pertanggungjawaban Penetapan kriteria Pengukuran kinerja
dan manajer yang yang dipakai untuk sesungguhnya
bertanggung jawab. mengukur kinerja.
TAHAP PENILAIAN KINERJA
Penilaian kinerja dilaksanakan dalam dua tahap utama: tahap persiapan dan tahap penilaian.
Manajemen puncak harus memperoleh jaminan bahwa setiap manajer bertindak sesuai dengan sasaran
perusahaan. Untuk mewujudkan hal ini, harus terdapat kesesuaian antara sasaran organisasi dengan sasaran
manajer secara individual.
Tidak semua kinerja dapat diukur secara kuantitatif. Keunggulan produk di pasar, pemanfaatan sumber daya manusia,
kekompakan tim, kepatuhan perusahaan terhadap semua peraturan kemasyarakatan merupakan ukuran kinerja yang
bersifat jangka Panjang dan sulit untuk diukur secara kuantitatif.
Rentang Waktu Sumber Daya dan Biaya
Sumber daya yang dikorbankan untuk mencapai sasaran tertentu seringkali memiliki rentang waktu jangka
Panjang untuk menghasilkan manfaat bagi perusahaan
Manajer yang dinilai kinerjanya akan memiliki kecenderungan untuk mengerahkan usahanya
menuju pencapaian sesuatu yang diberi bobot besar dalam penilaian kinerja.
Pengukuran Kinerja Sesungguhnya
Setelah seorang manajer ditetapkan bagian atau aktivitas yang menjadi daerah wewenangnya ( tahap pertama) dan ditetapkan
pula kriteria kinerja dalam menjalankan bagian atau dalam melaksanakan aktivitasnya ( tahap kedua), langkah berikutnya
dalam penilaian kinerja adalah melakukan pengukuran hasil sesungguhnya bagian atau aktivitas yang menjadi daerah
wewenang manajer tersebut.
Penonjolan terjadi dengan cara menonjolkan pesan yang menguntungkan diri pengirim pesan dan menyembunyikan pesan
yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Perilaku penonjolan ini seringkali terjadi jika perusahaan menggunakan kriteria
beragam untuk pengukuran kinerja.
Membandingkan Kinerja sesungguhnya dengan Sasaran yang Telah Ditetapkan
Sebelumnya dan Pelaporan dengan Segera Hasilnya
Dalam evaluasi kinerja, hasil pengukuran kinerja secara periodic kemudian dibandingkan dengan sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Informasi penyimpangan kinerja sesungguhnya dari sasaran yang telah ditetapkan
diumpanbalikkan dalam laporan kinerja kepada manajer yang bertanggung jawab untuk menunjukkan efisiensi dan
efektivitas kinerjanya.
Laporan kinerja harus memenuhi persyaratan berikut ini untuk menghasilkan perilaku yang fungsional.
1. Laporan kinerja untuk manajer tingkat bawah harus berisi informasi yang rinci, dan laporan kinerja untuk
manajer tingkat di atasnya harus berisi informasi yang lebih ringkas. Semakin tinggi jenjang manajer,semakin
ringkas isi laporan kinerjanya
2. Laporan kinerja berisi unsur terkendalikan dan unsur tidak terkendalikan dan unsur tidak terkendalikan yang tidak
di sajikan secara terpisah,sehingga manajer yang bertanggung jawab atas kinerja dapat dimintai
pertanggungjawaban atas unsur unsur yang terkendalikan olehnya
Penentuan Penyebab Operasional dan Keperilakuan Penyimpangan yang
Merugikan
Penyimpangan kinerja sesungguhnya dari sasaran yang ditetapkan perlu di analisis untuk
menentukan penyebab terjadinya penyimpangan tersebut, dan dapat direncanakan tindakkan
untuk mengatasinya. Penyimpangan yang merugikan memberikan tanda bahaya dan
memerlukan penyelidikkan lebih lanjut untuk menemukan penyebabnya yang tepat.
Penyimpangan yang menguntungkan juga memerlukan perhatian yang sama dari manajemen
karena mengandung informasi yang banyak manfaatnya. Penyimpangan yang
menguntungkan dapat pula menjelaskan ketidakefisienan di bidang lain
Penegakkan Perilaku dan Tindakkan yang Diinginkan untuk Mencegah
Terulangnya Perilaku yang Tidak Diinginkan
Tahap akhir penilaian kinerja adalah tindakan koreksi untuk menegakkan perilaku yang
diinginkan dan mencegah terulangnya perilaku yang tidak diinginkan. Sasaran yang
dicapai dengan menggunakan perilaku tidak seperti yang diinginkan bukan merupakan
Terdapat tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara
kuantitatif. Ukuran kriteria tunggal (single criterion) adalah ukuran kinerja yang hanya
menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja manager. Ukuran kriteria beragam (multiple
criteria) adalah ukuran kinerja yangf menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai
kinerja manajer. Ukuran kriteria gabungan (composite criteria) adalah ukuran kinerja yang
menggunakan berbagai macam ukuran, memperhitungkan bobot masing-masing ukuran, dan
menghitung rata-ratanya sebagai ukuran menyeluruh kinerja manajer.
PERAN INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM
PENILAIAN KINERJA PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
Di bagian ini akan di uraikan peran informasi akuntansi pertanggungjawaban dan masalah
pengukurannya sebagai ukuran kinerja tipe pusat pertanggungjawaban.
PENILAIAN KINERJA PUSAT PENDAPATAN
Informasi akuntansi yang dipakai sebagai ukuran kinerja manajer pusat biaya
adalah biaya. Masalah yang timbul dalam penggunaan biaya sebagai ukuran
kinerja manajer pusat biaya adalah:
Laba yang dihasilkan pusat laba ditentukan oleh dua komponen utama :
a. Pendapatan
b. Biaya
Sebagai ukuran kinerja, laba yang digunakan adalah laba yang komponennya secara
signifikan dapat dipengaruhi oleh manajer pusat laba dengan menggunakan wewenang
yang dia miliki.
Pendapatan terkendalikan
Seluruh pendapatan pusat laba tertentu diperoleh dari usaha yang sepenuhnya dibawah wewenang manajer
pusat laba tersebut, penentuan pendapatan terkendalikan tidak akan mengalami kesulitan. Namun, jika
Sebagian pendapatan suatu pusat laba dipengaruhi oleh kinerja pusat laba yang lain, penentuan pendapatan
pusat laba memerlukan perumusan kebijakan manajemen.
Komponen biaya
Biaya terkendali adalah biaya yang secara signifikan dapat dipengaruhi oleh manajer
pusat laba yang wewenang yang ia miliki.
Penentuan Aktiva yang Diperhitungkan kedalam Investment Base
dan Pengukuran Nilainya
• Perlakuan terhadap aktiva tetap yang disewa guna usaha (Leased Assets)
• Perlakuan terhadap aktiva tetap yang menganggur (Idle Assest)
• Perlakuan terhadap aktiva tetap yang Investasinya berasal dari Utang jangka Panjang.
Manfaat Kembalian Investasi Sebagai Pengukuran Kinerja
• Kembalian investasi mendorong manajer pusat laba menaruh yang seksama terhadap
hubungan antara pendapatan penjualan, biaya, dan investasi.
• Kembalian investasi mendorong manajer pusat laba melaksanakan efisiensi biaya
• Kembalian investasi mencegah manajer pusat laba melakukan investasi yang berlebihan
didalam pusat laba yang dipimpinnya.
Kelemahan kembalian investasi sebagai pengukur kinerja
• Kembalian investasi tidak mendorong manajer pusat laba untuk melakukan investasi
dalam proyek yang akan berakibat menurunkan kembalian investasi pusat laba,
meskipun proyek tersebut menaikan profitabilitas perusahaan sebagai keseluruhan.
• Kembalian investasi mengakitbatkan manajer pusat laba memusatkan perhatian pada
sasaran jangka pendek dengan mnegorbankan sasaran jangka Panjang.
Residual income, dihitung dengan mengurangi laba yang di peroleh
pusat laba dengan beban modal (capital charge)
b. Dapat mengunakan tarif beban modal yang berbeda untuk aktiva yang
memiliki resiko yang berbeda. Manajer pusat laba umumnya hanya
memusatkan investasinya kedalam aktiva bertujuan khusus seperti
investasi untuk memperbaiki kondisi kerja, mengurabgi polusi , atau
investasi untuk memenuhi kewajiban sosial yang lan.
Residual income, dihitung dengan mengurangi laba yang di peroleh
pusat laba dengan beban modal (capital charge)
1. Kelemahan residual income
Pengunaan produktivitas parsial secara terpisah sebagai ukuran kinerja yang dapat
menyesatkan. suatu penurunan produktivitas salah satu masukan kemungkinan
diperlukan untuk menaikkan produktivitas masukan yang lain. Kompensasi semacam ini
seringkali disengaja asalkan biaya secara keseluruhan dapat berkurang
Produktivitas sebagai pengukur kinerja
Pengukuran produktivitas dapat dilakukan untuk setiap masukan secara terpisah atau
secara total untuk keseluruhan masukan yang digunakan untuk menghasilkan keluaran.
Penggunaan produktivitas parsial secara terpisah sebagai ukuran kinerja dapat menyesatkan.
Produktivitas Total
Ukuran ini di sebut profit-linked Productivity yangmemberikan informasi yang akan membantu
manajemen untuk memahami pentingnya perubahan produktivitas secara ekonomi dan memerlukan
langkah berikut :
1. Menghitung kuantitas masukan tahun kini jika tidak ada perubahan produktivitas yang terjadi,
ataudi sebut kuantitas-bebas-perubahan productivity.
2. Menghitung kuantitas masukan yang di hitung pada langkah pertama dikalikan dengan harga per
satuan masukan.
3. Membandingkanhasil perhitungandengan langkah kedua dibandingkan dengan hasil kali
kuantitas masukan sesungguhnya tahun kini dengan harga persatuan masukan sesungguhnya
untuk menghitung produktivitas yang di hubungkan dengan laba.
Aspek perilaku dalam penilaian kinerja
dengan menggunakan informasi akuntansi