Anda di halaman 1dari 19

“Kelompok 13”

BAB 26
Dosen mata kuliah :
N A M A : MUHAMMAD.RAFLY
Pak. Musdar Muhammad,S.E.,M.SI

DAENGBARANG (02042011040)

SALSABILA

(02042011027)
K E LA S : I I /A M A N A J EM E N - FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
* Permintaan agregat adalah

• seluruh permintaan terhadap barang dan jasa yang terjadi dalam suatu perekonomian, baik yang berasal dari
dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri. Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya permintaan
agregat, diantaranya tingkat harga secara umum, jumlah uang yang beredar nominal, jumlah obligasi pemerintah,
defisit tertimbang dan pemanfataan tenaga kerja secara penuh dan lain-lain.

* Penawaran agregat adalah 

• jumlah seluruh barang akhir dan jasa-jasa di dalam perekonomian yang dijual atau ditawarkan oleh
perusahaan-perusahaan (firms) pada berbagai tingkat harga. Dengan perkataan lain, dapat dikatakan bahwa
penawaran agregat itu pada dasarnya merupakan nilai total dari seluruh barang akhir dan jasa yang dihasilkan di

dalam perekonomian.

* inflasi adalah

• sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Tingkat Output dan Tanggapan Harga/Output.
Pada tingkat output yang rendah dalam perekonomian,ada kecenderungan kapasitas berlebih pada
perusahaan individual maupun perekonomian secara keseluruhan. Perusahaan cenderung berproduksi
pada tingkat output di bawah kendala kapasitas yang ada yaitu ;

 Perusahaan cenderung mempertahankan modal dan tenaga kerja berlebih.


 adanya pengangguran siklis dalam perekonomian secara keseluruhan dalam periode output rendah.
 perusahaan bisa mendapatkan lebih banyak pekerja ( dari para penganggur ) tampa banyak ( jika
upah ) peningkatan tingkat naik.

Peningkatan permintaan agregat ketika perekonomian beroperasi pada tingkat output yang rendah
cenderung menghasilkan peningkatan output dengan sedikit atau tidak ada peningkatan dalam tingkat
harga keseluruhan. Yaitu kurva penawaran ( tanggapan harga/output ) cenderung agak datar pada tingkat
output agregat yang rendah.
• Pergeseran Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek.

Bentuk kurva AS jangka pendek menjadi sumber kontroversi dalam ilmu ekonomi makro. Banyak ekonom percaya
bahwa pada tingkat output agregat yang sangat rendah kurva AS berbentuk agak datar, dan pada tingkat output
agregat yang tinggi kurva AS berbentuk vertikal atau hamper vertikal.
Oleh sebab itu , kurva AS ber-slope menanjak dan menjadi vertikal ketika perekonomian mancapai output
kapasitanya, atau maksimumnya.
KURVA PENAWARAN AGREGAT JANGKA PANJANG

• Pada tingkat harga yang lebih tinggi, rumah tangga dan perusahaan perlu
memegang saldo uang lebih besar . Jika penawaran uang tetap sama,
peningkatan permintaan uang ini akan menyebabkan tingkat bunga naik dan
belanja investasi yang direncanakan akan lebih rendah, persediaan akan
lebih besar daripada yang di rencanakan, perusahaan akan memotong
(output) ,dan (Y) Akan turun.

• Peningkatan tingkat harga menyebabkan tingkat output (pendapatan) agregat


turun.
• Permintaan Uang.

 Menurut Keynes, permintaan uang untuk transaksi yang


dipengaruhi oleh besarnya pendapatan nasional merupakan
hal yang tidak bisa dibantah. Semakin tinggi kegiatan
transaksi ekonomi, maka akan semakin tinggi permintaan
uang untuk kebutuhan transaksi.

Akan Tetapi permintaan uang juga adalah kebutuhan untuk


sesuatu di luar perencanaan sebelumnya, seperti kebutuhan
untuk membeli obat ketika sakit, kebutuhan membeli peralatan
produksi ketika mengalami kerusakan, dan lain-lain.
Tingkat Harga Ekuilibrium

Harga keseimbangan atau Harga ekuilibrium atau Harga bebas adalah

harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva
penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan
hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana
kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan
ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi
patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
KURVA PENAWARAN AGREGAT JANGKA PANJANG

(long-run aggregate supply) atau LRAS, Yaitu : inelastic sempurna yang berarti bahwa tingkat harga
tidak mempengaruhi pasokan agregat,Tingkat Harga yang lebih tinggi tidak mengubah kuantitas yang
disediakan. Dan mengacu pada total output dalam perekonomian ketika harga imput bervariasi, Upah
dan harga imput lainnya fleksibel dan beradaptasi secara proporsional dengan perubahan tingkat harga.

LRAS : Mencerminkan Ekonomi menggunakan semua sumber dayanya, ketika LRAS bergeser ( baik ke
kanan atau ke kiri ) itu tidak menciptakan tekanan inflasi.
Dalam Jangka Panjang, ekonomi menggunakan kapasitas produksinya dan berproduksi pada output
potensial. Selama periode ini, Harga imput menyesuaikan perubahan tingkat harga secara proporsional,
oleh karena itu perubahan biaya produksi tidak mempengaruhi LRAS dan Kurva-nya.
• PENYEBAB INFLASI
• Inflasi adalah peningkatan tingkat harga secara keseluruhan. Inflasi yang berlanjut terjadi ketika
tingkat harga konsumsi terus naik selama periode waktu yangcukup lama . Sebagaimana besar ekonom
percaya bahwa inflasi berlanjut bisa terjadi hanya jika Fed secara terus-menerus meningkatkan
penawaran uang.

• Inflasi Terbagi Menjadi Dua


• Inflasi demand-pull
Adalah Inflasi yang diawali oleh peningkatan permintaan agregat.

• Inflasi cost-push / sisi penawaran


Adalah inflasi yang diawali oleh peningkatan biaya.

Peningkatan biaya mungkin juga menyebabkan stagflasi-situasi di mana perekonomian mengalami


kontraksi maupun inflasi.
Apa Saja Yang Menyebabkan Terjadinya Inflasi .

Inflasi menurut Winardi merupkan suatu periode pada masa tertentu ketika kekuatan dalam
pembeli menurun.

Ada 5 faktor Terjadinya Inflasi :


1. Inflasi karena Permintaan ( Demand Pull inflation )
2. Inflasi karena Bertambahnya uang yang beredar ( Quantity Theory Inlation )
3. Inflasi Karena kenaikan Biaya Produksi ( Cost Push Inflation )
4. Inflasi Campuran ( Mixed Inflation )
5. Inflasi Karena Struktural Ekonomi Yang kaku ( Structural Theory Inflation )
Permintaan Agregat,Penawaran Agregat dan Inlfasi
Hasil Penilitian Jurnal :
: DAMPAK KEBIJAKAN EKSPANSIF PEMERINTAH MELALUI TUNJANGAN PRESTASI KERJA
Judul Jurnal (TPK) TERHADAP PERMINTAAN AGREGAT DAN INFLASI

Badan Pusat Statistik (BPS), 2014, Indicator Statistik Ekonomi Indonesia, BPP – BPPS Vol- XI, Jakarta –
Judul Artikel :
Indonesia

Penulis : Ery Jayanti, Jabal Ghafur University, Sigli

Tahun : 2017

: Penelitian ini ingin melihat bagaimana pengaruh kebijakan ekspansif pemerintah melalui pemberian
Tujuan tunjangan prestasi kerja di Lingkungan pemerintahan Provinsi Aceh terhadap Permintaan Agregat dan
Inflasi.

Fenomena yang terlihat sangat berbeda dengan sepuluh ataupun lima belas tahun lalu, kesejahteraan
:
pegawai negeri sangat signifikan akhir-akhir ini, setelah pemerintah mengimplementasikan kebijakan
Rumusan Masalah peningkatan pengeluaran rutin bagi pegawai dianggap insentif tambahan. Atas dasar realita yang terjadi
dan didasarkan landasan teori yang ada maka tertarik rasanya untuk mencari tau apakah yang dianggap
factor penyebab inflasi melalui peningkatan permintaan agregat benar adanya, maka masaalah ini perlu
diuji Sdan ditelurusuri.

Studi ini menggunakan tehnik estimasi, untuk menganalisa dampak kebijakan fiskal (pengeluaran
:
pemerintah yanig ekspansif), terhadap volatilitas permintaan Agregat dan Inflasi, dengan menggunakan
Metodologi tekhnik estimasi model Ordinar Least Square (OLS) untuk menganalisis dampak kebijakan fiscal terhadap
permintaan agregat dan Inflasi.
: variabel pengeluaran pemerintah dalam hal ini tunjangan prestasi kerja tidak berpengaruh terhadap
inflasi. kesimpulannya kebijakan ekspansif ini masih bisa dijalankan.
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + Ut Dimana: Y = Variabel dependen
Variabel
X1 ,X2 = Variabel indepnden.
β1, β2 = Koefisien
α = Konstanta

: Kesimpulan dari hasi penelitian adalah bahwa shok kenaikan pengeluaran pemerintah melalui
Kesimpulan pengeluaran rutin insentif tambahan berdampak positif terhadap permintaan agregat namun tidak begitu
significant. Tetapi berdampak.

: Model regresi linter berganda bisa menjadi model yang baik untuk uji interdepedensi variabel jika model
tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik, baik
heteroskedisitas, autokerelasi, multikolonerialitas atau mampu untuk disebut BLUE (Best Linier Unbiased
Hasil
Estimator). tetapi dalam penelitian ini uji multikolenearitas tidak dilakukan karena variabel independen
tidak lebih dari 1. Karena tujuan uji multikolenearitas adalah untuk mengetahui ada tidaknya variabel
independen yang memiliki kemiripan dengan variabel lain dalam satu model.

: Yaitu , 1. Agar pemerintah lebih bijak dalam agenda pengeluarannya terhadap insentif ini, terutama
terhadap pengeluaran rutin, pemerintah harus meninjau kembali kembali dan mengadakan penyesuaian
pada pengeluaran anggaran, dan kesenjangan pemberian insentif tersebut antar golongan dan jabatan
Rangkuman dan Hasil Pembelajaran
perlu di perhatikan. 2. Dampak shock pengeluaran pemerintah terhadap inflasi kemungkinan dapat
dijelaskan oleh multiplier effect dari pengeluaran pemerintah untuk investasi maka seharusnya
pengeluaran pembangunan harus lebih besar dari pengeluaran rutin.
BAB 27

“PASAR TENAGA KERJA,


PENGANGGURAN, DAN INFLASI”
PASAR TENAGA KERJA: KONSEP DASAR

 Pandangan Klasik menyatakan bahwa upah selalu menyesuaikan diri untuk


mencapai ekuilibrium pasar tenaga kerja, yakni untuk menyamakan penawaran dan
permintaan tenaga kerja.

 Tingkat pengangguran adalah jumlah orang yang menganggur sebagai persentase


angkatan kerja

 Pengangguran friksional, yaitu porsi pengangguran yang disebabkan oleh


mekanisme normal pasar tenaga kerja, digunakan untuk menunjukkan masalah
pemadanan pekerjaan jangka pendek/keahlian
PANDANGAN KLASIK TENTANG PASAR TENAGA KERJA

Para ekonom Klasik berasumsi bahwa tingkat upah menyesuaikan diri untuk
menyamakan kuantitas tenaga kerja yang diminta dengan kuantitas tenaga kerja
yang ditawarkan, sehingga menyiratkan bahwa pengangguran tidak pernah ada.

Kurva penawaran tenaga kerja adalah grafik yang mengilustrasikan jumlah tenaga
kerja yang ingin ditawarkan oleh rumah tangga pada tiap tingkat upah tertentu.

Kurva permintaan tenaga kerja , yakni suatu grafik yang mengilustrasikan jumlah
tenaga kerja yang ingin dipekerjakan pada tiap tingkat upah tertentu.
MENERANGKAN MUNCULNYA PENGANGGURAN

• Beberapa ekonom Upah lengket mungkin


berpendapat bahwa tingkat disebabkan oleh kontrak eksplisit
atau sosial (implisit) untuk tidak
pengangguran dengan
memotong upah. Jika tingkat
informasi tak lengkap atau tak upah ekuilibrium turun tapi upah
sempurna, perusahaan dicegah untuk turun pula,
mungkin tidak tahu berapakah hasilnya adalah pengangguran.
upah ekuilibrium pasar.
HUBUNGAN JANGKA PENDEK ANTARA TINGKAT
PENGANGGURAN DAN INFLASI

Hubungan antara tingkat pengangguran dan tingkat harga


adalah negatif

Kurva Phillips mewakili hubungan antara tingkatt inflasi


dan tingkat pengangguran.

Ada hubungan negatif antara tingkat pengangguran (U)


dan output (pendapatan) agregat (Y): Ketika Y naik, U
turun. Ketika Y turun, U naik.
HASIL PENELITIAN JURNAL

JUDUL PENELITIAN “PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN PENGANGGURAN


TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI”

RUMUSAN MASALAH 1. Pengaruh Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi


2. Pengaruh pengangguran terhadap Pertumbuhan
Ekonomi

TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara


inflasi ekonomi dan pengangguran di Indonesia
METODE PENELITIAN DATA DAN SUMBER DATA :
Data dan Sumber data dalam penelitian ini adalah data
pertumbuhan ekonomi (GDP)
MODEL ANALISIS DATA :
-Uji Akar Unit (Unit Root Test)
- Uji Autokorelasi (Serial Correlation Test)
- Uji Normalitas (Normality Test)

HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh negatif


dan signifikan terhadapa pertumbuhan ekonomi baik dalam
jangka panjang maupun jangka pendek.

Anda mungkin juga menyukai