Anda di halaman 1dari 13

Audit Operasional dan

Audit Kepatuhan

TIARASI BERLIANA
Audit Operasional
Audit operasional adalah jenis audit yang peninjauannya berfokus pada proses,
prosedur, sistem, serta kontrol internal jalannya perusahaan. Tujuan utama
dari audit ini adalah untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, efektivitas, dan
akhirnya profitabilitas pada layanan profesional sebuah bisnis. Audit operasional
sering juga disebut audit kinerja, audit manajemen atau audit komprehensif.

Tujuan utama audit operasional adalah untuk meningkatkan produktivitas,


efisiensi, efektivitas dan akhirnya profitabilitas pada layanan profesional sebuah
bisnis. Dengan adanya audit operasional, perusahaan dapat menemukan celah
pad proses berjalannya bisnis yang dapat menyebabkan pemborosan sumber
daya, bahkan krisis operasional. Karena itu, penting bagi sebuah perusahaan
untuk melaksanakan audit operasional secara rutin.
— Ruang Lingkup Audit Operasional —
Ruang lingkup audit operasional adalah tinjauan kebijakan operasinya, perencanaan,
praktik (kinerja), hasil dari kegiatan dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu,
audit dilakukan tidak terbatas hanya pada masalah akuntansinya saja, melainkan di segala
bidang yang berhubungan
dengan perusahaan seperti kepergawaian.

Ruang lingkup audit operasional lebih difokuskan pada fungsi produksi


suatu perusahaan yang bearti melakukan pemeriksaan segi
operasional suatu perusahaan.
Jenis Audit Operasional
Audit Fungsional
01 yang dimaksud dengan fungsional adalah kategori
aktivitas dalam suatu bisnis, misalnya fungsi penagihan
atau fungsi produksi.

Audit Organisasional
02 Audit operasional dalam organisasi mengurusi
seluruh unit organisasi seperti departeman, cabang
atau anak perusahaan.

Penugasan Khusus
03 Dalam audit operasional, penugasan khusus
muncul atas permintaan dari manajemen dengan
bermacam-macam jenis audit.
Tahap – tahap Audit Operasional
Auditor operasional perlu memiliki suatu tahapan tugas untuk pedoman baginya dalam bekerja.
Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lima, menurut Bayangkara I.B.K (2008:10) yaitu :
a. Audit pendahuluan, dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap objek yang
diaudit. Pada tahap audit ini juga dilakukan penelaahan terhadap berbagai peraturan, ketentuan
dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit serta menganalisis berbagai informasi
yang telah diperoleh untuk mengidentifikasi hal-hal yang potensial mengandung kelemahan pada
perusahaan yang diaudit.
b. Review dan pengujian pengendalian manajemen, pada tahap ini auditor melakukan review dan
pengujian terhadap pengendalian manajemen objek audit dengan tujuan untuk menilai efektivitas
pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
c. Audit rinci/Lanjutan, pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan
kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada tahap ini juga dilakukan
pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan yang lain
dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit.
Tahap – tahap Audit Operasional
d. Pelaporan, tahapan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil audit termasuk
rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini
penting untuk meyakinkan pihak manajemen (objek audit) tenatng keabsahan hasil
audit dan mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan
terhadap berbagai kelemahan yang ditemukan.
e. Tindak Lanjut, sebagai yahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan
untuk mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut
(perbaikan) sesuai denan rekomendasi yang diberikan.
Manfaat Audit Operasional
Menurut Tunggal (2000:14) manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya audit
operasional adalah :

● Memberi informasi operasi yang relevan dan tepat waktu untuk pengambilan keputusan
● Membantu manajemen dalam mengevaluasi catatan, laporan-laporan dan pengendalian
● Memastikan ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang ditetapkan, rencana-rencana, prosedur
serta persyaratan peraturan pemerintah
● Mengidentifikasi area masalah potensial pada tahap dini untuk menentukan tindakan preventif
yang akan diambil
● Menilai ekonomisasi dan efisiensi penggunaan sumber daya termasuk memperkecil pemborosan
● Menilai efektivitas dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan
● Menyediakan tempat pelatihan untuk personil dalam seluruh fase operasi perusahaan
Keterbatasan Audit Operasional
Menurut Reider (2002:31) audit operasional memiliki banyak keterbatasan karena tidak
dapat menyelesaikan semua masalah yang timbul di dalam organisasi. Ada tida faktor yang
membatasi audit operasional yaitu :

● Waktu, merupakan faktor yang membatasi audit operasional untuk mencapai tujuan
dan manfaat audit operasional
● Keahlian yang diperlukan, kurangnya keahlian audit operasional terhadap teknik audit
dan objek yang diperiksa
● Biaya,auditor operasional selalu mencoba untuk menghemat uang kliennya.
Keterbatasan biaya ini mengharuskan auditor untuk menentukan segala prioritas
auditnya
Audit Kepatuhan
Audit Kepatuhan adalah program kerja yang menentukan apakah pihak yang telah diaudit
telah mengikuti prosedur, standar dan aturan tertentu yang ditetapkan oleh yang
berwenang. Audit kepatuhan sering juga disebut sebagai audit aktivitas.
Audit kepatuhan merupakan suatu tinjauan atas catatan keuangan organisasi untuk
menentukan apakah organisasi tersebut telah melaksanakan prosedur, kebijakan atau
peraturan yang telah dibuat oleh otoritas yang lebih tinggi.

Tujuan audit kepatuhan sudah tentu menentukan apakah klien telah mengikuti prosedur,
tata cara serta peraturan yang dibuat oleh otoritas yang lebih tinggi. Temuan audit
biasanya disampaikan pada seseorang di dalam unit organisasi yang diaudit dan
menyampaikan kepada pihak-pihak diluar organisasi yang sifatnya lebih luas. Audit
kepatuhan biasanya dilaksanakan oleh auditor yang diperkerjakan pada unit organisasi itu
sendiri.
Langkah-langkah Audit Kepatuhan
● Tahap Pertimbangan Awal
a. Menentukan tujuan dan lingkup audit kepatuhan
b. Mempertimbangkan prinsip-prinsip etika seperti independensi dan obyektivitas
c. Memastikan bahwa prosedur pengendalian kualitas telas ada

● Tahap Perencanaan Audit


a. Menentukan pihak yang terlibat/terkait dan basis legal
b. Mengidentifikasi tema pemeriksaan (subject matter) dan kriteria audit
c. Memahami entitas dan lingkungan entitas
d. Mengembangkan strategi dan rencana audit
e. Memahami pengendalian internal
f. Menentukan materialitas untuk keperluan perencanaan
g. Merencanakan prosedur audit untuk memastikan keyakinan yang memadai
Langkah-langkah Audit Kepatuhan
● Tahap Pelaksanaan Audit dan Pengumpulan Bukti
a. Pengumpulan bukti melalui berbagai media atau alat
b. Secara terus-menerus memutakhirkan perencanaan dan penilaian risiko
c. Dokumentasi, komunikasi dan pengendalian kualitas secara terus-menerus
d. Mempertimbangkan non-kepatuhan yang mungkin mengindikasikan adanya dugaan tindakan
melawan hukum

● Tahap Evaluasi Bukti dan Perumusan Simpulan


a. Evaluasi apakah bukti yang sesuai dan cukup telah diperoleh
b. Mempertimbangkan materialitas untuk keperluan pelaporan
c. Merumuskan simpulan
d. Memperoleh surat representasi tertulis jika diperlukan
e. Membahas kejadian setelah tanggal pelaporan jika diperlukan

● Tahap Pelaporan
a. Penyiapan laporan
b. Memasukkan rekomendasi dan tanggapan dari entitas secara tepat
c. Menindaklanjuti laporan sebelumnya jika ada
Perbedaan Audit Operasional dan Audit Kepatuhan

Operasional
1. Memeriksa aktivitas organisasi Kepatuhan
secara menyeluruh
2. Standar yang digunakan adalah 1. Berfokus memeriksa tindakan seseorang/kelompok
tujuan organisasi yang telaah dalam suatu organisasi
ditetapkan oleh perusahaan 2. Standar yang dipakai adalah peraturan, kebijakan
3. Laporan audit berisikan rekomendasi dan UU
atas suatu perbaikan dalam suatu 3. Laporan audit berisi tenatng kepatuhan
entitas organisasi seseorang/kelompok terhadap kebijakan/peraturan
tertentu tanda adanya suatu rekomendasi
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai