Anda di halaman 1dari 31

MAINTENANCE

MANAGEMENT
-. Basic Concept of Maintenance Management
-. Total Productive Maintenance (TPM)
By. Kelompok 1 :
1. Sidiq Purnomo 12010120420175
2. Ikanita Novirina Sulistyari 12010120420179
3. Rizkia Prima Rahayu 12010120420124
4. Fadliansyah 12010120420140
5. Maharsiwi Diah Chandra Dewi 12010120420150
6. Femega Dian Putriani 12010120420151
7. Pratama Ridzki Bhaskara 12010120420137
Basic Concept of Maintenance
Management
1. Definisi pemeliharaan.

2. Tujuan pemeliharaan.

3. Manfaat Pemeliharaan.

4. Jenis Pemeliharaan.

5. Kegiatan perawatan.

6. Strategi pemeliharaan dan faktor yang mempengaruhinya.

7. Skema perencanaan sistem pemeliharaan.

8. Jadwal pemeliharaan peralatan produksi.


Definisi perawatan/pemeliharaan

Berasal dari bahasa Yunani yaitu “terein”


yang artinya merawat, menjaga, memelihara.
• Pemeliharaan adalah sistem yang terdiri dari elemen-elemen berupa fasilitas (machine), penggantian
komponen (material), biaya pemeliharaan (money), perencanaan kegiatan pemeliharaan (method), dan
eksekutor pemeliharaan (man).
• Menurut Heizer dan Render (2011), pemeliharaan mencakup semua aktivitas yang berkaitan dengan
menjaga semua peralatan sistem agar dapat tetap bekerja.
• Menurut Manzini (2010), perawatan merupakan fungsi yang memonitor dan memelihara fasilitas
pabrik, peralatan, dan fasilitas kerja dengan merancang, mengatur, menangani, dan memeriksa
pekerjaan untuk menjamin fungsi dari unit selama waktu operasi (uptime) dan meminimalisasi selang
waktu berhenti (downtime) yang diakibatkan kerusakan ataupun perbaikan.
• Menurut Kurniawan (2013), perawatan adalah kombinasi berbagai tindakan yang dilakukan untuk
menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima.
Tujuan perawatan dan pemeliharaan
Menurut Assauri (2008) Source : Assauri (2008)

Agar kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai rencana


produksi.

Menjaga kualitas untuk memenuhi kebutuhan produk dan kegiatan produksi tak terganggu.

Membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan di luar batas dan menjaga modal
investasi dalam perusahaan selama periode yang ditentukan sesuai dengan kebijakan
perusahaan.

Biaya pemeliharaan serendah mungkin, namun tetap efektif dan efisien.

Menghindari aktivitas yang membahayakan keselamatan pekerja.

Kerja sama erat antara fungsi-fungsi utama lain dari perusahaan untuk mencapai tujuan
utama perusahaan (ROI) sebaik mungkin dan total biaya yang rendah).
Manfaat dari adanya kegiatan
pemeliharaan ( maintenance) Source : Heizer_Render

1. Perbaikan terus-menerus. Kegiatan ini menjadi kajian yang penting dalam manajemen operasi, baik manufaktur maupun
jasa, terutama pabrik-pabrik yang menggunakan mesin yang berputar dan beroperasi setiap saat.
2. Meningkatkan kapasitas. Dengan adanya perbaikan yang terus-menerus, maka tidak aka nada pengerjaan ulang / proses
ulang, sehingga kapasitas akan meningkat.
3. Mengurangi persediaan. Karena tidak perlu ada tumpukan bahan baku yang harus disiapkan untuk melakukan produksi
ulang.
4. Biaya operasi lebih rendah. Akibat kapasitas yang meningkat disertai dengan persediaan yang rendah, maka secara
otomatis akan mengakibatkan biaya operasi lebih rendah. Tidak perlu penyimpanan bahan baku dan tidak perlu adanya
biaya tambahan karena proses pengerjaan ulang.
5. Produktivitas lebih tinggi. Jika biaya operasi lebih rendah, maka dari rumus produktivitas adalah output/input akan
diperoleh bahwa produktivitas akan lebih besar (dengan catatan output konstan). Tentunya produktivitas akan lebih besar
lagi jika output semakin besar.
6. Meningkatkan kualitas. Akan tercipta cost advantage, artinya dengan kualitas yang sama baik, harga dapat ditetapkan
menjadi lebih murah.
Jenis Maintenance Source : Heizer_Render

1. Preventive Maintenance: Pemeliharaan pencegahan sebuah


rencana yang meliputi pemeriksaan rutin, pemeliharaan, dan menjaga
fasilitas tetap dalam kondisi baik utuk mencegah kegagalan

2. Pemeliharaan Kerusakan / Perbaikan : Pemeliharaan kerusakan


adalah pemeliharaan secara langsung yang terjadi ketika peralatan
gagal dan harus diperbaiki dalam kondisi darurat atau dengan dasar
prioritas
Kegiatan perawatan dalam suatu
perusahaan Source : Tampubolon (2004)

Inspeksi. Meliputi kegiatan pengecekan secara berkala untuk mengetahui apakah


perusahaan selalu mempunyai peralatan yang baik untuk kelancaran proses produksi.

Teknik (engineering). Kegiatan percobaan atas peralatan yang baru dibeli,


pengembangan peralatan yang baru diganti, dan penelitian terhadap kemungkinan
pengembangan tersebut.

Produksi. Memperbaiki dan mereparasi mesin-mesn dan peralatan untuk usaha


perbaikan jika terdapat kerusakan pada peralatan.

Administrasi (clerical work). Berhubungan dengan pencatatan biaya-biaya dalam


melakukan pekerjaan pemeliharaan, kebutuhan komponen, laporan kemajuan, waktu
inspeksi, lamanya perbaikan, dan komponen yang tersedia di bagian pemeliharaan.

Bangunan (housekeeping). Pemeliharaan bangunan agar bangunan gedung tetap


terpelihara dan terjamin kebersihannya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam
merencanakan pemeliharaan
Kondisi geografis. Pabrik mudah dipelihara dari suatu bengkel dan kontrol yang tersentralisasi, jika
letaknya terpencar maka harus memiliki kelompok-kelompok maintenance yang terdesentralisasi,
barangkali organisasi paralel akan memberikan hasil efisien.
Jenis peralatan. Jika terdapat banyak mesin sejenis dalam pabrik maka maintenance-nya akan lebih baik
secara sentralisasi daripada desentralisasi, dan sebaliknya.

Kontinuitas operasi. Waktu kerja shift pabrik antar pabrik yang berbeda membuat masalah berbeda pula.

Ukuran pabrik. Pabrik besar memerlukan tenaga perawatan lebih banyak daripada pabrik kecil.
Tenaga kerja, pelatihan, dan keandalannya. Pengaruhnya terhadap beban pengawasan dan fasilitas untuk
training. Jika tenaga kerja yang andal langka, maka pengawas dan fasilitas training yang baik harus mudah
didapat.
Ruang lingkup bagi maintenance. Beban organisasi suatu bagian pemeliharaan yang bertanggung jawab
untuk mesin saja akan berbeda dengan bagian lain yang tanggung jawabnya lebih besar.
Jenis perusahaan. Tiap perusahaan mempunyai kepentingan berbeda atas pelayanan maintenance yang
baik.
Strategi Pemeliharaan
Keterlibatan Karyawan
Berbagi informasi
Pelatihan keterampilan
Sistem Penghargaan Hasil
Pemberdayaan karyawan
Persediaan berkurang
Peningkatan kualitas
Peningkatan kapasitas
Reputasi untuk kualitas
Prosedur Pemeliharaan dan Perbaikan terus-menerus
Keandalan Variabilitas berkurang
Bersihkan dan lumasi
Pantau dan sesuaikan
Lakukan perbaikan kecil
Simpan catatan terkomputerisasi
Skema mengenai perencanaan sistem
pemeliharaan
Bagi seorang manajer, dalam menggunakan
model simulasi dibuat langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Menentukan masalah
2. Memperkenalkan variable penting yang disertai dengan masalah
yang dihadapi
3. Membuat model angka / matematiknya
4. Menyusun arah tindakan yang mungkin untuk pengujian
5. Melakukan percobaan
6. Mempertimbangkan hasil ( memodifikasi model atau mengubah
input data)
7. Memutuskan arah tindakan yang akan diambil.
Jadwal pemeliharaan peralatan produksi
• Jangka pendek. Jadwal pemeliharaan peralatan produksi harian, misal pelumasan ketika
peralatan dipakai atau setelah produksi.
• Jangka sedang. Jadwal pemeliharaan peralatan produksi bulanan, menyesuaikan jadwal
produksi bulan yang bersangkutan.
• Jangka panjang. Pemeliharaan yang mencakup pemeliharaan total (overhaul).

•Waktu pemeliharaan dibatasi seminimal mungkin karena availability (kemampuan unjuk kerja
peralatan produksi secara optimal) tanpa gangguan apapun yang akan menyebabkan
terganggunya efisiensi proses produksi.
•Availability = ((waktu operasi / (waktu operasi+down time)) x 100%
atau
Efisiensi = ((waktu pemakaian / (waktu pemakaian+down time)) x 100%
•Kebijakan dan persentase tersebut ditentukan pihak perusahaan sesuai karakteristik serta
jenis perusahaan.
Total Productive Mantenance
(TPM)

TPM berawal dari konsep inovatif Jepang


Preventive Maintenance pada 1951.

Merupakan sistem yang digunakan untuk memelihara dan


meningkatkan kualitas produksi melalui perawatan
perlengkapan dan peralatan kerja seperti mesin, equipment,
dan alat-alat kerja.

Fokus utama TPM adalah untuk memastikan semua


perlengkapan dan peralatan produksi beroperasi dalam kondisi
terbaik, sehingga bisa menghindari kerusakan atau
keterlambatan proses produksi.
6 kerugian besar (Six Big Losses)

• TPM memiliki tujuan untuk meningkatkan produktivitas peralatan dan perlengkapan


produksi dengan invetsasi peralatan seperlunya sehingga mencegah 6 kerugian besar :
• Breakdown. Merupakan kerugian akibat rusaknya mesin.
• Setup and adjustments. Merupakan kerugian akibat perlunyapersiapan ulang mesin.
• Small stops. Merupakan kerugian akibat gangguan karena mesin tidak beroperasi secara
optimal.
• Slow running. Merupakan kerugian akibat mesin berjalan lebih lambat.
• Startup defect. Merupakan kerugian akibat cacat produk saat mesin beroperasi.
• Production defect. Merupakan kerugian akibat banyaknya produk yang cacat dalam
proses produksi.
Total Productive Maintenance
(TPM)
Total pemeliharaan produktif meliputi:
 Merancang mesin yang andal, mudah
dioperasikan, dan mudah perawatannya
 Menekankan total biaya kepemilikan saat
membeli mesin, sehingga termasuk dalam
biaya servis dan perawatan
 Mengembangkan rencana pemeliharaan
preventif yang memanfaatkan praktik terbaik
operator, departemen pemeliharaan, dan
layanan depo
 Melatih pekerja untuk mengoperasikan dan
memelihara mesin mereka sendiri
Tahapan-tahapan TPM

• Melakukan evaluasi awal terhadap tingkat TPM saat ini.


•Memperkenal konsep TPM dan mempromosikannya.
•Membentuk komite TPM.
•Menetapkan kebijakan, tujuan dan sasaran TPM.
•Merumuskan master plan untuk pengembangan TPM.
• Menyelenggarakan pelatihan (training) terhadap semua karyawan
dan pihak yang berkepentingan (stakeholder) terutama yang
berkaitan dengan 8 pilar TPM.
•Menerapkan proses-proses persiapan.
• Menjalankan semua program dan kebijakan TPM guna untuk
mencapai tujuan dan sasaran TPM yang telah ditetapkan.
Pengukuran TPM
•Untuk mengevaluasi dan mengukur keberhasilan penerapan TPM, digunakan alat
pengukuran “Overall Equipment Effectiveness/OEE”, yaitu :
OEE = Availability x Performance Rate x Quality
Keterangan :
Availability     = Kesiapan ataupun kesediaan Mesin dalam beroperasi
Performance  = Jumlah unit produk yang dihasilkan oleh mesin dalam waktu yang
tersedia
Quality            = Perbandingan jumlah unit yang baik dengan jumlah unit yang
diproduksi
Teknik Lain untuk Menetapkan
Kebijakan Pemeliharaan
 Simulasi
 Analisis komputer dari situasi yang kompleks
 Model program pemeliharaan sebelum
diimplementasikan
 Model fisik juga dapat digunakan
 Sistem pakar
 Komputer membantu pengguna mengidentifikasi
masalah dan memilih tindakan
Contoh Biaya Perawatan
Haruskah perusahaan mengontrak untuk
pemeliharaan printer mereka?

Jumlah Jumlah Bulan Yang


Kerusakan Terjadi Kerusakan
0 2
1 8
2 6
3 4
Total: 20

Biaya kerusakan rata-rata = $ 300


Contoh Biaya Perawatan
1. Hitung jumlah kerusakan yang
diharapkan

Jumlah Frekuensi Jumlah Frekuensi


Kerusakan Kerusakan
0 2/20 = .1 2 6/20 = 0,3
1 8/20 = 0,4 3 4/20 = 0,2

Jumlah
kerusakan yang
= ∑ Jumlah
kerusakan
x Frekuensi
yang sesuai
diharapkan

= (0) (. 1) + (1) (. 4) + (2) (. 3) + (3)


(. 2)
= 1,6 kerusakan per bulan
Contoh Biaya Perawatan
2. Hitung biaya kerusakan yang diharapkan
per bulan tanpa pemeliharaan preventif

Perkiraan biaya Jumlah kerusakan Biaya per


kerusakan = yang diharapkan x kerusakan

= (1,6) ($ 300)
= $ 480 per bulan
Contoh Biaya Perawatan
3. Hitung biaya pemeliharaan preventif

Biaya perawatan = Biaya kerusakan yang Biaya


preventif diharapkan jika + kontrak layanan
kontrak layanan
ditandatangani

= (1 kerusakan / bulan) ($ 300) + $ 150/bulan


= $ 450 per bulan

Sewa perusahaan jasa; itu lebih murah


Menetapkan Kebijakan
Pemeliharaan
 Simulasi
 Analisis komputer dari situasi yang
kompleks
 Model program pemeliharaan
sebelum diimplementasikan
 Model fisik juga dapat digunakan
 Sistem pakar
 Komputer membantu pengguna
mengidentifikasi masalah dan
memilih tindakan
Sistem Perawatan
Terkomputerisasi
File Data Laporan Keluaran
File peralatan
dengan daftar Inventaris dan
bagian laporan pembelian

Pemeliharaan Daftar suku


cadang
dan jadwal peralatan
perintah kerja

Laporan
Perbaiki file sejarah
riwayat peralatan

Analisis biaya
Entri data (Aktual vs. standar)
– Permintaan
pekerjaan
Persediaan – Permintaan
suku cadang pembelian
– Pelaporan
waktu
– Kerja kontrak Perintah kerja
– Pemeliharaan
preventif
– Waktu henti
Data personel terjadwal
dengan – Perawatan
keterampilan, darurat Gambar 17.3
upah, dll.
RELIABILITY
Yaitu Sistem yang terdiri dari serangkaian komponen yang saling
terkait, masing-masing melakukan pekerjaan tertentu. Jika ada satu
komponen gagal bekerja, karena alasan apa pun, keseluruhan sistem
(misalnya, pesawat atau mesin) bisa gagal.
Taktik Reliability adalah:
1. Meningkatkan komponen individu
2. Memberikan redundansi

Taktik pemeliharaannya adalah:


1. Menerapkan atau meningkatkan pemeliharaan
preventif
2. Meningkatkan kemampuan atau kecepatan
perbaikan
Meningkatkan komponen individu
Rs = R1 x R2 x R3 x…
x Rn
dimanaR1 = keandalan komponen 1
R2 = keandalan komponen 2
dan seterusnya
Overall System Reliability
100 – Reliability Sistem Secara
n=1
Keseluruhan sebagai Fungsi Jumlah
Reliability of the system (percent)

80 –
n Komponen (Masing-masing
n=1
0 dengan Reliability yang Sama) dan
Reliability Komponen dengan
60 – Komponen dalam Seri

n=
40 – n= 50
10
n= 0
20 – 20
n= 0
n=

30
40

0
0

| | | | | | | | |
0100
– 99 98 97 96
Figure 17.2
Average reliability of each component (percent)
Contoh Reliability

R1 R2 R3

0.90 0.80 0.99 Rs

Persamaan ini mengasumsikan bahwa Reliability suatu


Reliability of the process is komponen tidak bergantung pada Reliability
komponen lain (yaitu, setiap komponen adalah
independen).
Rs = R1 x R2 x R3 = .90 x .80 x .99 = 0.713 or 71.3% Reliabilitas disajikan sebagai probabilitas. Jadi,
0.90 Reliability berarti bahwa unit akan bekerja sesuai
keinginan 90% dari waktu.
REDUNDANCY
•Untuk meningkatkan Reliability system, maka ditambahkan redundancy.
Teknik ini digunakan untuk “menyokong” komponen dengan komponen tambahan
( cadangan). Hal ini dilakukan dengan menempatkan unit secara paralel dan
merupakan taktik manajemen operasi standar.

Redundancy diberikan untuk memastikan bahwa jika sebuah komponen gagal, maka
system memiliki sumber daya yang lain. Keandalan yang dihasilkan adalah
kemungkinan komponen pertama bekerja ditambah dengan kemungkinan dari
komponen cadangan ( komponen paralelnya) yang bekerja dikalikan dengan
kemungkinan perlunya komponen cadangan
Contoh Redundansi
Proses redundan diinstal untuk mendukung
contoh sebelumnya di mana Rs = 0,713
R1 R2 R3
Reliability telah
0,90 0.80 meningkat dari
0,713 untuk 0,94
0,90 0.80 0,99

= [0,9 + 0,9 (1 - 0,9)] x [0,8 + 0,8 (1 - 0,8)] x 0,99


= [0,9 + (0,9) (. 1)] x [0,8 + (0,8) (. 2)] x 0,99
= 0,99 x 0,96 x 0,99 = 0,94
Pro d uc t Failure Rate (FR)
Bas ic unit o f m e as ure fo r re liab ility

Num b e r o f failure s
FR(%) = x 100%
Num b e r o f units te s te d

Num b e r o f failure s
FR(N) =
Num b e r o f unit-ho urs o f o p e rating tim e

Me an tim e b e tw e e n failure s
1
MTBF =
FR(N)
Contoh Tingkat Kegagalan (FR)
20 unit AC yang dirancang untuk digunakan di
Pesawat ulang-alik NASA dioperasikan 1.000 jam
Satu gagal setelahnya 200 jam dan satu setelah 600 jam
2
FR(%) = (100%) = 10%
20
Tingkat kegagalan per perjalanan
2
FR(N) = = .000106 failure/unit hr FR = FR(N) (24 jam) (6 hari / perjalanan)
20,000 - 1,200
FR = (.000106) (24) (6)
1 FR = .153 kegagalan per perjalanan
MTBF = = 9,434 hrs
.000106
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai