Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN DEFISIT

PERAWATAN DIRI(DPD)

YANG DISUSUN OLEH


 
KELOMPOK 2
 MUHAMMAD SIDQI TASLIM
 ANITA BAHAR
 YULIANA HANDRIANI
 ROSVITA INDRIAWATI
 DWI ANDRIANTO
 HARDIANA SABARIAH
 ADITYA SAFITRA RAMDHANI
 LESTARI ISMAWATI PUTRI
Latar Belakang
 
 Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar

manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,


kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya.
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada
seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan
dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan diri
secara mandiri.
Pengertian
 Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam

memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,


kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya,
klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat
melakukan perawatan diri (Depkes 2000).Defisit perawatan diri
adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan
diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
 Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu

tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang


untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah
kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2000).
Defisit Perawatan Diri adalah Suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati
aktivitas perawatan diri secara mandiri.
Jenis–jenis Perawatan Diri
 Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan
 Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian /

berhias.
 Kurang perawatan diri : Makan
 Kurang perawatan diri : Toileting

Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab
kurang perawatan diri adalah sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik.
2. Penurunan kesadaran.
Menurut Depkes (2000: 20), penyebab kurang
perawatan diri adalah:
 Faktor prediposisi

Perkembangan
Biologis
Kemampuan realitas turun
Sosial
 Faktor presipitasi
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang
mempengaruhi personal hygiene adalah:
 Body Image
 Praktik Sosial
 Status Sosial Ekonomi
 Pengetahuan
 Budaya
 Kebiasaan seseorang
 Kondisi fisik atau psikis

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.


 Dampak fisik
 Dampak psikososial
Tanda dan Gejala
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan
diri adalah
Fisik
 Badan bau, pakaian kotor.
 Rambut dan kulit kotor.
 Kuku panjang dan kotor.
 Gigi kotor disertai mulut bau.
 Penampilan tidak rapi.

Psikologis
 Malas, tidak ada inisiatif.
 Menarik diri, isolasi diri.
 Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

Sosial
 Interaksi kurang.
 Kegiatan kurang .
 Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
 Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi

dan
 mandi tidak mampu mandiri.
Data yang biasa ditemukan dalam deficit perawatan diri adalah :
Data subyektif
 Pasien merasa lemah
 Malas untuk beraktivitas
 Merasa tidak berdaya.

Data obyektif
 Rambut kotor, acak – acakan
 Badan dan pakaian kotor dan bau
 Mulut dan gigi bau.
 Kulit kusam dan kotor
 Kuku panjang dan tidak terawat

Mekanisme Koping
 Regresi
 Penyangkalan
 Isolasi diri, menarik diri
 Intelektualisasi
Rentang Respon Kognitif
Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak
dapat merawat diri sendiri adalah :
Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
 Bina hubungan saling percaya.
 Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.
 Kuatkan kemampuan klien merawat diri.

Membimbing dan menolong klien merawat diri.


 Bantu klien merawat diri
 Ajarkan ketrampilan secara bertahap
 Buatkan jadwal kegiatan setiap hari

Ciptakan lingkungan yang mendukung


 Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.
 Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.
 Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien

misalnya, kamar mandi yang dekat dan tertutup.


 Pohon Masalah

Defisit perawatan diri


 
 Penurunan kemampuan dan motivasi merawat
diri
 
 
Isolasi social
Manifestasi KlinisDPD
Untuk mengetahui apakah klien mengalami masalah
defisit perawatan diri maka tanda dan gejala dapat
diperoleh melalui observasi pada klien yaitu:
 Gangguankebersihandiri,ditandaidenganrambutkotor,gigikotor

,kulitberdakidan bau, kuku panjang dan kotor.


 Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut

acak-acakan, pakaian
kotordantidakrapi,pakaiantidaksesuai,padapasienlaki-
lakitidakbercukur,pada pasien wanita tidak berdandan.
 Ketidakmampuan makan secara mandiri,ditandai dengan
 ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan

berceceran, dan makan tidak padatempatnya.


 Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan

BAB/BAK tidak padatempatnya, tidak membersihkan diri


dengan baik setelah BAB/BAK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DEFISIT PERAWATAN
DIRI
Pasien yang mengalami gangguan jiwa kronik sering kali tidak
memedulikan perawatan diri. Hal ini menyebabkan pasien
dikucilkan dalam keluarga dan masyarakat.
Bagian ini membahas cara merawat pasien yang mengalami
deficit perawatan diri dan dengan demikian pasien dan keluarga
memiliki kemampuan merawat pasien di rumah.
PENGKAJIAN
 Deficit perawatan pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya

perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan


aktivitas perawatan diri menurun. Deficit perawatan diri tampak dari
ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan, berhias diri, dan
eliminasi (buang air besar dan buang air kecil) secara mandiri.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Berdasarkan data yang didapat, masalah keperawatannya adalah

deficit perawatan diri: Higiene diri, berhias, makan, dan


eliminasi.
TINDAKAN KEPERAWATAN
 Tindakan keperawatan pada pasien
 Tujuan keperawatan
 pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
 pasien mampu melakukan berhias secara baik
 pasien mampu melakukan makan dengan baik
 pasien mampu melakukan eliminasi secara mandiri

tindakan keperawatan
 melatih pasien cara perawatan kebersihan diri dengan cara

:
menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
melatih pasien mempraktikan cara menjaga kebersihan diri
 membantu pasien latihan berhias
 Melatih pasien makan secara mandiri dengan cara :
Menjelaskan cara mempersiapkan makan
Menjelaskan cara makan yang yang tertib
Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah
makan
Mempraktikan cara makan yang baik
 Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara

mandiri dengan cara :


Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan
BAK
Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan
BAK
Tindakan keperawatan pada keluarga pasien
 Tujuan keperawatan
 Tindakan keperawatan

Untuk memmantau kemampuan pasien dalam melakukan cara


perawatan diri yang baik, perawat harus mealkukan tindakan agar
keluarga dapat meneruskan melatih dan mendukung pasien sehingga
kemampuan pasien dalam perawatan diri meningkat. Tindakan yang
dapat perawat lakukan adalah sbb:
 Diskusi dengan keluarga tentang msalah yang kleuarga dalam merawat

pasien
 Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma
 Diskusi dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhka

oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien


 Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan

membantu meningkatkan pasien dalam merawat diri ( sesuai jadwal


yang telah disepekati)
 Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan pasien

dalam merawat diri


 Bantu keluarga melatih cara merawat pasien deficit perawatan diri
Terapi aktivitas kelompok (TAK)
Terapi kelompok yang dapat di berikan untuk pasien dengan
masalah
deficit perawat diri adalah: TAK stimulasi persepsi : perawatan diri
 Sesi 1 : manfaat perawatan diri
 Sesi 2 : menjaga kebersihan diri
 Sesi 3 : tata cara makan dan minuman
 Sesi 4 : tata cara eliminasi
 Sesi 5 : tata cara berhias

 Evaluasi Keperawatan
Selanjutnya evaluasi dilakukan terhadap kemampuan pasien deficit
perawatan diri dan keluarganya (lihat hlm.181) serta kemampuan
perawat dalam merawat pasien deficit perawatan diri (lihat hlm.182)
 Asuhan keperawatan pada pasien Resiko Bunuh Diri

Bagian ini berisi pedoman agar perawat dapat memberikan asuhan


keperawatan kepada pasien Resiko Bunuh Diri.
 Pengkajian
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar di
lakukan oleh pasien untuk mengakhiri
kehidupannya, berdasarkan besarnya kemungkinan
pasien melakukan bunuh diri, terdapat tiga macam
prilaku bunuh diri yakni sebagai berikut.
 Isyarat bunuh diri
 Ancaman bunuh diri
 Percobaan bunuh diri

Anda mungkin juga menyukai