Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

GANGGUAN GIT PADA COLORECTAL

DEVI RATNASARI,M.Kep
HEMOROID
DEFINISI
• Bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal
• Terjadi pada usia 50 tahunan
• Klasifikasi
- Hemoroid internal : terjadi diatas spincter
anal
- Hemoroid eksternal : terjadi di luar spincter
anal
DEFINISI
• Bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal
• Terjadi pada usia 50 tahunan
• Klasifikasi
- Hemoroid internal : terjadi diatas spincter
anal
- Hemoroid eksternal : terjadi di luar spincter
anal
Causes
• Pressure
– Constipation
– Diarrhea
– Sitting or standing for long
periods of time
– Obesity
– Pregnancy
MANIFESTASI KLINIS
• Gatal dan nyeri
• Perdarahan pada saat defekasi (berwarna
terang)
• Pd hemoroid eksternal terjadi nyeri hebat
akibat inflamasi, edema dan trombosis
• Pd hemoroid internal tdk selalu nyeri sampai
terjadi perdarahan atau prolap
DERAJAT KEPARAHAN
• Derajat I=Std I : Keluar darah segar yg menetes saat
b.a.b
• Derajat II=Std II : Keluar benjolan dari lubang dubur
pada saat b.a.b, tapi benjolan dapat masuk kembali
setelah b.a.b
• Derajat III=Std III: Keluar benjolan saat b.a.b yg
hanya dapat masuk kedlm lubang dubur jika
didorong dgn ujung jari
• Derajat IV=Std IV: Benjolan tidak dapat masuk lagi
Derajat Hemoroid
Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d kompresi
saraf lokal, peradangan pada pleksus
hemoroid
2. Intoleransi aktivitas b.d respon sekuder dari
anemia, menurunnya suplai O2ke jaringan
3. Resiko infeksi b.d adanya port de entree
mikroorganisme
PENATALAKSANAAN
• Ketidaknyamanan dihilangkan dengan personal
hygiene yang baik
• Hindari mengejan berlebihan selama defekasi
• Diet tinggi serat
• Penggunaan laksatif
• Rendam duduk dengan salep dan sup yang
mengandung anastesi
• Tirah baring
• Pembedahan / hemoroidektomi ( stage III dan IV)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN DENGAN KANKER
COLON DAN REKTUM
Gambaran Umum
• Pada laki-laki merupakan kanker terbanyak ke-
2 setelah kanker paru-paru.
• Lebih dari 95 % berbentuk adenocarcinoma.
• Insidensi:
– Usia diatas 50 tahun
– Riwayat keluarga/herediter
– Riwayat ulcerative colitis
– Polyposis
– Diverticulosis
– Hemoroids
Etiologi
Berhubungan dengan faktor resiko frekuensi lebih
tinggi pada mereka yang memiliki risk factor, yaitu pada:
• Familial polyposis  pasien pasti akan menderita
carcinoma (100 %)
• Penderita ulcerative colitis lebih dari 20 tahun (50 %)
• Penderita Ca. mamae atau Ca. ovarium (8 %)
• Penderita Polyp pada colon-rektum dg ukuran > 1 cm
(20 %)
• Mereka yang mengalami tindakan uretero
sigmoidestomy (8 %)
• Faktor pemaparan bahan karsinogen baik dari
makanan /minuman.
• Konsumsi makanan tinggi lemak (daging hewan yang
masih mentah) dan rendah serat.
Pathophysiology
• Hampir semua Ca. colon-rektum berasal dari
polyp adenomatosus pada sel yang melapisi
dinding colon yang kemudian berkembang
menjadi adenocarcinoma.
• Menurut Deyle (2002), perkembangannya
dibagi ke dalam 3 fase, yaitu:
1. Fase karsinogen: bersifat perangsangan,
prosesnya lama sekali dan belum ada gejala.
2. Fase pertumbuhan tumor: berlangsung beberapa
tahun dan masih belum ada gejala.
3. Fase timbulnya keluhan/gejala yang nyata dan
timbul perlahan-lahan serta tidak sering.
• Berikutnya sel-sel kanker tsb dapat
menginvasi jaringan sekitarnya shg
menimbulkan ulcerasi atau perdarahan dan
menimbulkan obstruksi bila membesar dan
menutupi colon/kelenjar regional
• Pada kondisi yang lebih berat dapat
mengakibatkan perforasi colon sehingga
akhirnya menimbulkan peritonitis.
Klasifikasi (Duke’s classification)
• Stage I: kanker masih terbatas pada mukosa
kolon
• Stage 2 : kanker sudah melakukan penetrasi
dari kolon sampai ke jaringan luar rectal tapi
sampai ke nodus lymph
• Stage 3 : Kanker sudah sampai meliputi nodus
lymph.
• Stage 4: kanker sudah tidak bisa direseksi
dengan penyebaran/metastase sudah jauh ke
seluruh bagian tubuh.
Klasifikasi (Menurut TNM)
Primary Tumor (T):
• Tx : Tumor primer tdk dpt dikaji/diidentifikasi
• To : Tumor primer tanpa gejala
• Tis : Tumor in situ (masih terbatas pada kapsul)
• T1 : Kanker sampai lapisan sub mukosa
• T2 : Kanker sampai lapisan otot/profia
• T3 : Kanker sudah melewati lapisan otot dan menuju
lapisan serosa atau non peritoneal.
• T4 : Kanker sudah menyebabkan perforasi dinding
colon atau scr langsung menginvasi organ lainnya.
Klasifikasi (Menurut TNM)
Nodus Lymph (N)
• Nx : Nodus lymph regional tdk dpt diidentifikasi
• No : Masih terbatas pada nodus lymph regional
tanpa metastase
• N1 : Metastase dlm 1-7 nodus lymph pericolon
dan perirektal
• N2 : Metastase dlm 8-15 atau lebih nodus
lymph pericolon/perirectal
• N3 : Metastase keseluruhan bagian/jaringan
nodus lymph.
Klasifikasi (Menurut TNM)
Metastase jauh (M)
• Mx : ada metastase tapi tdk dpt diidentifikasi
• Mo : Tidak ada metastase jauh
• M1 : Terdapat metastase jauh.

Kelompok Tingkatan (stage grouping):


• Stage 0: Tis, No, Mo.
• Stage 1: T1, No, Mo atau T2, No, Mo
• Stage 2: T3, No, Mo atau T4, No, Mo
• Stage 3: Any T, N1, Mo atau any T, N2, Mo atau
any T, N3, Mo.
• Stage 4: Any T, any N, M1
Staging
Komplikasi:
• PerforasiPeritonitis Pencegahan:
• Abses • Diet tinggi serat
• Fistula ke bladder • Kurangi makanan
atau ke vagina berlemak
• Perdarahan • Hindari bahan makanan/
• Ileus obstruksi minuman yg terpapar
bahan karsinogenik
• Pertahankan BB ideal
• Deteksi dini : usia di atas
40 tahun
Manajemen medik
• Pilihan Utama : Pembedahan (reseksi colon dan
colostomy) tergantung stadium.
• Radiasi: radiasi pra bedah hanya diberikan pada Ca.
rectum. Sedangkan radiasi pasca bedah dilakukan jika:
– Sel cancer telah menembus tunika muskularis profia
– Ada metastase ke kelenjar lymph regional
– Masih ada sisa-sisa sel karsinoma yang tertinggal
• Chemotherapi: obat sitostatik, diberikan jika:
– In operabel
– Operabel, tapi ada metastase ke kelenjar regional, tumor
telah menembus muskularis profia atau tumor telah
diangkat tapi residiv kembali.
colostomy
KOLOSTOMI PROKSIMAL
• KOLON ASENDEN –
TRANSVERSUM PROK-
SIMAL.
• EFLUEN CAIR,
NATRIUM BANYAK.
• PENGELUARAN
EFLUEN SERING &
IREGULER.
KOLOSTOMI MEDIAL
• KOLON TRANSVERSUM
DISTAL & KOLON
DESENDEN.
• VOLUME LEBIH SEDIKIT &
KURANG CAIR.
KOLOSTOMI DISTAL
• FUNGSI
PENYIMPANAN
SAMPAI DEFEKASI
• SEMISOLID – SOLID.
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian:
1. Keluhan Utama:
- Nyeri abdomen
- Distensi abdomen
- Konstipasi
- Anoreksia, mual dan muntah
- Berat badan menurun drastis dlm waktu
singkat.
Pengkajian
• Riwayat Kesehatan Sekarang  dikembangkan
dengan P, Q, R, S, T.
• Riwayat Kesehatan Dahulu:
– Kaji riwayat keluarga dg polyp colon
– Kaji riwayat menderita ulcerative colitis.
– Kaji riwayat menderita Ca. pada organ lain.
– Kaji riwayat hemoroid
– Kaji kebiasaan makan-makanan.
– Kaji terpapar oleh bahan karsinogen.
Pemeriksaan fisik (Manifestasi klinik)
• Adanya perubahan pola BAB (sering konstipasi atau diare).
• Perubahan bentuk feses: kecil seperti feses kambing.
• Adanya darah atau mucous dalam feses.
• Nyeri abdomen dan rektum
• Nyeri atau sulit saat BAB.
• Anemia
• BB menurun drastis dlm waktu singkat
• Distensi abdomen
• Tanda-tanda peritonitis atau ileus obstruktip apabila sudah lanjut.
• Lemas/fatique
• Tenesmus
• Anoreksia, mual dan muntah.
• Pada palpasi: teraba adanya massa dan nyeri tekan (+)
• Pada auskultasi: bising usus menurun atau hilang (-)
• Pada perkusi: terdengar dulness di area yang ada tumor.
• Pada rectal toucher: terasa ada sumbatan/massa
Hasil Lab. Dan Pemeriksaan diagnostik
Hasil Lab. :
• Penurunan Hb Hasil Diagnostik:
• Pada feses: • USG: tampak gambaran
tumor/massa.
tampak ada darah
• Colonoscopy: terjadi
atau mucous. sumbatan pada colon.
• Peningkatan • Rontgen photo: tampak
leukocyt bayangan udara pada
colon.
• Biopsi: menunjukan
jenis kanker
(jinak/ganas)
• CT scan.
Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
1. Ggn. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
Intervensi Pre operasi:
1. Berikan diet TKTP dengan tinggi serat
2. Berikan nutrisi dg porsi kecil tapi sering
3. Berikan air hangat dan the manis sebelum
makan.
4. Apabila klien dipuasakan karena distensi 
pasang maag slang untuk dekompresi
lambung, pasang IV line dg three ways dan
berikan nutrisi melalui parenteral (TPN).
5. Kolaborasi pemberian obat : anti e,metik,
antasid dan multivitamin.
Intervensi post operasi:
1. Berikan nutrisi parenteral: TPN.
2. Monitor intake output tiap hari dan timbang berat
badan secara berkala.
3. Observasi BU dan lakukan test feeding apabila BU (+)
dan tidak ada tanda-tanda distensi.
4. Apabila sdh boleh diberikan nutrisi per oral, mulailah
pemberian nutrisi TKTP dg bentuk cair dan mudah
diserap usus, misal: enterasol/ peptisol.
5. Jelaskan pada klien ttg program diet yang hrs dijalani.
6. Kolaborasi untuk: pemberian transfusi darah, obat
anti emetik, dan multivitamin.
2. Ggn. Rasa nyaman: nyeri
Intervensi Pre operasi:
1. Kaji lebih dalam tentang rasa nyeri yg dirasakan klien.
2. Jelaskan penyebab timbulnya nyeri.
3. Bimbing dan ajarkan teknik mengurangi rasa nyeri:
relaksasi/distraksi/guided imagery (tergantung situasi
dan kondisi)
4. Berikan posisi yang nyaman (tergantung lokasi
tumor)
5. Monitor tanda-tanda vital dan keadaan nyeri.
6. Kolaborasi untuk pemberian analgetik dan tindakan
operasi.
Intervensi post operasi
1. Lanjutkan pemberian analgetik sesuai dg program
therapi.
2. Pilih metoda non farmaka yang tepat untuk
mengurangi nyeri .
3. Bimbing dan ajarkan klien untuk melakukan upaya
mengurangi nyeri (sesuai dg pilihannya).
4. Berikan posisi yang nyaman (tgt kondisidan letak
luka operasi).
5. Ciptakan liingkungan yang tenang.
6. Monitor tanda vital dan skala nyeri.
3. Ggn. Pemenuhan eliminasi fecal b.d
obstruksi sal. Cerna (Pre operasi)
Intervensi:
• Berikan diet tinggi serat dan rendah
lemak.
• Anjurkan l;ien untuk mika-miki dan
mobilisasi.
• Kolaborasi untuk pemberian laxatip dan
dilakukan colostomy atau tindakan
operasi.
4. Perubahan pola eliminasi fecal b.d efek
pemasangan colostomy (Post operasi)
Intervensi:
• Jelaskan penyebab berubahnya pola eliminasi fecal
kepada klien sesuai dg level pendidikannya
• Jelaskan maksud/tujuan dan lamanya dilakukan
pemasangan colostomy
• Monitor bentuk, frekwensi dan konsistensi feses
• Lakukan perawatan colostomy (membersihkan dan
mengganti kantong colostomy)
• Bimbing dan ajarkan klien/keluarga ttg cara merawat
colostomy.
5. Cemas menghadapi operasi (pre operasi)
• Kaji level kecemasan klien.
• Berikan informed consent dg jelas bila klien dan kelg
sdh setuju mintakan mereka untuk tanda tangan.
• Lakukan persiapan operasi baik fisik, mental dan
spiritual klien.
• Lakukan persiapan alat-alat yg dibutuhkan untuk operasi
(lab, rontgen, EKG dan pemeriksaan diagnostik lainnya).
• Fasilitasi klien untuk mengenal personil yg akan terlibat
dlm proses operasi.
• Ajarkan teknik relaksasi: nafas dalam dan batuk efektip
• Anjurkan kelg untuk memberikan support system
• Dampingi klien pada saat menghadapi operasi.
6. Resiko terjadinya infeksi pada luka operasi dan
area sekitar stoma colostomy (post operasi)
• Lakukan perawatan luka operasi dg menerapkan prinsip
steril setiap hari (bila perlu lakukan extra balutan)
• Lakukan perawatan stoma dan penggantian kantong
colostomy dg prinsip bersih setiap kantong terisi penuh
(jaga sampai bocor).
• Jaga agar area sekitar stoma tetap kering dan bersih.
• Monitor tanda-tanda infeksi pada luka, stoma dan area
sekitar stoma.
• Beritahu ciri-ciri stoma yang normal dan tidak normal.
• Kolaborasi untuk: pemberian anti biotik dan
pemeriksaan lab ulang t.u. leukkocyt dan Hb.
7. Ggn. Konsep diri: menurunnya body
image dan harga diri (Post operasi)
• Bina hubungan saling percaya dan berikan sikap empati
• Berikan kesempatan pada klien untuk express feeling
• Bimbing klien untuk memilih koping yang konstruktip
• Dorong keluarga untuk memberikan support system
• Ajak klien untuk melihat dan berdiskusi dg pasien lain
yang juga menjalani tindakan operasi dan pemasangan
colostomy (group therapy).
• Jaga Privacy klien setiap melakukan tindakan.
• Tampakkan sikap caring dan jaga perilaku dari tindakan
yg menyebabkan klien merasa tersinggung.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai