Anda di halaman 1dari 35

MEMAHAMI MANUSIA

SEBAGAI MAKHLUK BERBUDAYA, INDIVIDU DAN SOSIAL


Oleh:
Izzanil Hidayati, S.Psi.,M.A.
PEMBAHASAN

1. Manusia sbg makhluk yang berbudaya (cross culture psychology)


a. Fenomena perilaku dalam konteks lokalitas
b. Perilaku manusia dan budaya
c. Perkembangan perilaku , kognisi dan budaya
d. Perkembangan kepribadian dan budaya

2. Manusia sebagai individu (personality) dan makhluk sosial (social psychology):


e. Individual differences
f. Conformity
g. Daya Tarik Interpersonal (Interpersonal relationship)
h. Social relationship (social attractiveness) /ketertarikan sosial
i. Prototype dan stereotype
1. Manusia sbg makhluk yang berbudaya
(cross culture psychology)
• Psikologi lintas-budaya merupakan cabang ilmu psikologi yang
menaruh perhatian pada pengujian berbagai kemungkinan
batas-batas pengetahuan dengan mempelajari orang-orang dari
berbagai budaya yang berbeda

• Dalam arti yang sempit psikologi lintas-budaya hanya


mempelajari latar belakang keragaman budaya yang berbeda
dalam memaknai hal psikologi.
• Dalam arti yang luas, psikologi lintas-budaya terkait dengan
pemahaman apakah kebenaran dan psinsip-prinsip psikologi
bersifat universal.
Budaya..?
Pembentukan perilaku dan budaya

1. 3.
2.
• Konteks fisik dan • Karakteristik
• Praktik pendidikan
lingkungan sosial pengasuhan
dimana anak itu dan pembelajaran
anak. orangtua.
hidup dan
berkembang
Pengaruh Budaya

• budaya mempengaruhi perkembangan anak melalui penyediaan


setting yang menciptakan konteks dalam kehidupan sehari-hari.

• Konteks sosial yang dibentuk oleh orang-orang dengan siapa anak


berinteraksi akan membentuk perilaku sosial , norma-norma dan nilai-
nilai pada diri anak. Melalui tanda penghargaan yang sama, karakteristik
konteks sosial juga dipengaruhi secara luas oleh hal lainnya (misalnya
sekolah).

• Misalnya dibeberapa bagian Negara Afrika, anak dalam kehidupan


sehari-hari sebagian besar waktunya tinggal bersama dalam keluarga
besar (extended family).
• Setting atau latar belakang sangat berbeda dengan anak-anak sejak bayi
menghabiskan sebagian besar waktunya dalam boks/tempat tidur bayi
tanpa ditemani orang banyak.
2. Manusia sebagai individu (personality) dan makhluk sosial
(social psychology):
a. Individual Differences
• Perbedaan Individual berkaitan dengan psikologi kepribadian yang menjelaskan perbedaan
psikologis antara orang-orang serta berbagai kesamaannya
• Psikologi mengenai Perbedaan individual menguji dan menjelaskan bagaimana orang-orang
berbeda dalam berfikir, berperasaan dan bertindak.
• Memiliki kepribadian yang berbeda-beda pula
Sumber Perbedaan Individual

1. Faktor Bawaan
Merupakan faktor biologis yang diturunkan melalui pewarisan genetik dari
orangtuanya.

2. Faktor Lingkungan

• orang tua, yang meliputi; tingkat pendidikan ortu, pekerjaan ortu dan
penghasilan ortu
• Pola Asuh Orangtua, yakni pola perilaku yang digunakan untuk berhubungan
dengan anakanaknya
• Budaya, merupakan pikiran, akal budi dan hasil karya manusia (adat istiadat)
• Urutan Kelahiran
b. Conformity

• Tendensi untuk mengubah keyakinan atau perilaku seseorang agar sesuai


dengan perilaku oranglain, perilakunya diubah agar sesuai dengan norma
sosial yang berlaku
• Pengaruh dari luar diri kita sendiri
• Terkadang harus”menyesuaikan diri agar bisa akrab”
• Adanya keyakina personal “semua orang melakukannya, mengenakanya,
menontony , dll”
Kenapa orang mau menyesuaikan diri:

• 1. Adanya keinginan untuk bertindak benar


(informational influence)
• 2. Keinginan agar disukai
(normative influence)
c. Daya Tarik Interpersonal

• Fokus pembahasannya adalah “kebutuhan untuk diterima”


• Keterikatan romantisme orang dewasa ; berbasis rasa suka
(menyukai), daya Tarik fisik  pemilihan pasangan & terwujud
dalam ekspresi cinta
• Kebutuhan untuk menjalin relasi / hubungan sosial
• Kebutuhan untuk diterima ini merupakan elemen universal
dalam diri manusia, sama halnya seperti kebutuhan untuk
makan dan minum (Baumester & Leary, 1995)

• Karena hubungan sosial sangat penting untuk kehidupan


manusia, tidaklah mengejutkan jika ada persoalan terkait
“kesepian /loneliness’ dan penolakan sosial (Ostracism)”
menjadi suatu permasalahan yang akan mengakibatkan
munculnya stress dalam kehidupan seseorang
Loneliness (kesepian)

• Loneliness(kesepian) berbeda dengan aloneliness (kesendirian) ;


kesepian merasuk ke dalam batin manusia dan tidak dapat
dideteksi hanya dengan melihat seseorang , sebaliknya kesendirian
adalah keadaan objektif di mana seseorang terpisah atau tidak
Bersama oranglain

• Loneliness dibedakan atas 2 tipe


1. Emotional Loneliness  berasal dari hilangnya sosok yg intim,
sprit orgtua, keluarga, sodara, suami/istri dll
2. Social Loneliness  trjadi ketika seseorg merasa kurang dlm
berintegrasi secara sosial atau kurang terlibat dalam
komunitas pertemana / di tmpt kerja
Ostracism (Penolakan sosial) / pengkucilan

• Ostracism merupakan pengalaman diabaikan atau


ditolak oleh oranglain

Contoh :
• Orangtua yang menghukum anaknya dengan
mmbiarkannya utk menghabiskan waktu
sendirian
• Penolakan dari teman sebaya
d. Social relationship
(social attractiveness) /ketertarikan sosial

• bagian penting dari persepsi sosial


• Apakah kita menyukai orang lain atau tidak,
itu merupakan keputusan yang
diambiil/dibuat oleh seseorang tsb
• Apabila seseorang menyukai orang lain (simpati ataupun empati), maka tindakan selanjutnya
adalah ia ingin dekat dengan orang itu (saling berbicara, jalan bersama, saling mengunjungi
dsb).
• Berkaitannya dengan konsep diri dan sikap, sehingga menyebabkan seseorang dapat berpikir
dan berbuat seperti apa yang dipikirikan dan diperbuat orang lain.
• Pada kenyataannya, interaksi sosial dapat memberikan kesenangan sekaligus penderitaan bagi
seseorang, apabila terjadi konflik.
Beberapa variable penyebab ketertarikan seseorang

Physical Attractiveness (ketertarikan secara fisik)

Similarity (kesamaan)

Proximity (kedekatan)

Competence (kemampuan)

Complementary (Saling melengkapi)

Rewardingness (keuntungan)
1. Physical Attractiveness (ketertarikan secara fisik)
• Penelitian yang dilakukan oleh Dion (1968) pada
umumnya orang percaya bahwa yang dikatakan cantik
itu berkorelasi dengan baik (menarik secara fisik)

• Dalam beberapa penelitian (Bickman, 1971)


menemukan bahwa pakaian kita berpengaruh pada
bagaimana orang menanggapi kita ada 2 kelompok
wanita; satu kelompok berpakaian yang menunjukkan
tingkat sosial tinggi. Kelompok lain tingkat sosial
rendah. Masing-masing kelompok diminta
menggunakan telepon umum yang ada banyak orang.
Selesai menelpon, ada barang yang ditinggalkan
(dalam hal ini secara sengaja adalah dompet). Ketika
orang berikutnya keluar dan ditanyakan apakah ia
melihat dompet yang tadi hilang ? Hasilnya 78%
subjek mengembalikan uang kepada orang yang
tingkat sosialnya tinggi. Sisanya untuk yang rendah
Similarity (kesamaan)
 Menurut penelitian (Byrne, 1986) , kita lebih menyukai ornag yang mirip dengan
kita dalam hal trtntu , diantaranya kemenarikan fisik, kecerdasan, dan
kemampuan.
 Namun yang lebih menarik adalah kita cenderung tertarik pada orang yang
memiliki sifat yang sama.
 Penelitian lain (Andrasik, 1973) tentang orang kulit putih, ternyata mereka lebih
suka bergaul dengan orang kulit hitam karena memiliki sikap yang sama
dibandingkan dengan orang kulit putih dengan sikap yang berbeda.

 Penelitian lain terhadap mahasiswa baru (Newcomb, 1961). Sebelum


diasramakan, mereka diberi angket tentang nilai dan sikap mereka.
Subjek dibagi dalam dua kelompok. Kelompok satu diberi teman
sekamar yang nilai sikapnya sama dan kelompok dua sebaliknya.
Hasilnya, ternyata kesamaan sikap teman sekamar atau yang bukan
teman sekamar, cenderung menentukan daya tarik. Alasannya adalah
bergaul dengan orang yang memiliki kesamaan sikap dan nilai, akan
lebih menyenangkan (mengurangi konflik). Sedangkan perbedaan /
ketidaksetujuan terhadap sikap dan nilai dapat mengecewakan dan
melelahkan karena konflik terus-menerus. (Byrne, 1986).
Proximity (kedekatan)
• Kedekatan secara fisik/geografis
dengan orang lain sehingga mudah
untuk berinteraksi ternyata faktor
penentu paling penting dalam
kedekatan/keakraban.
• Logikanya adalah semakin dekat
tempat tinggal, semakin sering
ketemu; semakin sering ketemu,
semakin disukai.
• Apakah mesti seperti itu ? Tidak tentu.
Maka itu, kedekatan itu penting jika
telah menjadi interaksi sosial, karena
daya tarik sosial ada sebagai akibat
dari adanya interaksi sosial.
Competence (kemampuan)
• Pada umumnya orang yang mampu untuk melakukan
suatu pekerjaan tertentu, memiliki keunggulan.
• Pada umumnya orang lebih menyukai orang yang
berkemampuan dalam bidangnya daripada yang tidak.

• Namun ada batas-batasnya dalam hukum ini.


• Pernah dilakukan penelitian (Aronson, 1966)
menyimpulkan bahwa orang lebih menyukai orang
yang berkemampuan selama mereka itu tidak terlalu
sempurna. Mengapa?
• Karena orang yang terlalu sempurna menimbulkan
ketidaknyamana (insecure) bagi individu lainny 
yang dapat sbg salah satu pemicu untuk kondisi stress
dalam relasi sosial
Complementary (Saling melengkapi)

• Didasari oleh adanya kebutuhan maisng-


masing yang dapat dipenuhi oleh individu
yang lainnya. Terutama dalam bidang-bidang
atau bagian tertentu.

• Contoh :
• Seorang suami yang penurut dengan istri
yang dominan,
• Seorang suami yang merupakan manajer
yang suka bekerja dengan istri yang senang
tinggal di rumah.
Rewardingness (keuntungan)
• Terdapat kecenderungan seseorang menyukai orang
yang memberikan hadiah kepada kita, baik hadiah
materi maupun sosial.
• Mengapa orang suka bergaul dengan orang yang
cantik/tampan, mengapa orang dekat sekali dengan
orang yang suka bersosialisasi/ berteman atau berelasi
dg sipaa saja ataupun dengan orang yang suka
pendapatnya didukung. Semuanya itu adalah hadiah
sosial.
• Jadi, senyuman, perhatian, dsb, termasuk dalam bentuk-
bentuk hadiah.
• Hadiah penting yang lain adalah kesenangan karena kita
disukai.
• Semakin banyak kita memperoleh keuntungan yang
didapat dari seseorang, semakin kita menyukai orang itu.
• Namun demikian, ada keterbatasan tentang hukum ini
...
o Apabila orang lain menyukai orang lebih banyak (dominan) daripada
anda menyukainya, atau
o kita menemukan orang yang banyak memberikan pujian yang anda
pikir anda tidak pantas menerima itu, atau
o apabila kita banyak menerima hadiah namun kita sendiri tidak
memiliki kesempatan untuk membalas.
o ini semua adalah kondisi yang tidak menyenangkan.
o Semua itu tercermin dalam suatu neraca dan orang berharap agar
neraca itu harus selalu seimbang. Perlu dicatat bahwa hukum ini bisa
juga bekerja sebaliknya. Artinya apabila kita berhenti memberikan
hadiah pada orang lain, maka kemungkinan besar hubungan itu akan
putus.
E. Stereotype dan Prototype
• In –group : kelompok di mana seorang individu menjadi anggotanya
• Out- group : setiap kelompok selain in grouup

• Stereotype  keyakinan tentang karakterestik khas dari anggota suatu kelompok


atau kategosisasi sosial
• Prototype  skema untuk tipe orang atau situasi tertentu

Berujung kepada :

• Prejudice  prasangka negatif adalah elemen afektif yang mengacu pada


perasaan negatif thp suatu kelompok
• Discrimination  diskriminasi adalah elemen behavioral (perilaku) ; merujuk
pada perilaku yang merugikan individu karena individu itu adalah anggota
kelompok tertentu.
1. Prejudice (Prasangka)
• Prasangka didasarkan pada pra-penilaian,
yang seringkali merefleksikan evaluasi yang
dilakukan sebelum tahu banyak tentang
karakteristik seseorang / kelompok
• Prasangka tidak hanya muncul pada sikap
thp kelompok lain (out-group)
• Ethnocentrism (entosentrisme) adalah
keyakinan bahwa in grup lebih unggul
disbanding semua out-groups, dan juga dapat
mempengaruhi evaluasi dari anggota in-
group
• Orang memiliki tendensi untuk mengevaluasi
atribut-atribut out-group secara lebih negatif
ketimbang atribut-atribut in-group
Apakah Streotip dan prasangka itu berbeda?
• Stereotipe penekanannya pada kognitif (cara berpikir/ proses berpikir)
• Prasangka (prejudice) penekanannya adalah pada afektif (perasaan).
Berikan contoh stereotip?
2. Discrimination (diskriminasi)

• Komponen behavioral (perilaku)


• Terdiri dari perilaku negatif
terhadap individu karena individu
itu adalah anggota dari kelompok
tertentu.
Berikan contoh diskriminasi ?
F. Persepsi

• Bagaimana kita membentuk kesan


terhadap orang lain
• Jenis informasi apa yang kita gunakan
untuk mendapatkan kesan itu
• Seberapa akurat kesan kita
• Bias (kesalahan) apa yang
mempengaruhi kesan yang kita buat
Enam (6) prinsip umum dan sederhana untuk membentuk
kesan kepada orang lain
• Orang membentuk kesan ttg orglain dengan cepat berdasarkan informasi minimla dan kemduian menyebut ciri-ciri
1 umum dari orang lain

• Orang memberi perhatian khusus ppada ciri yg paling menonjol dari seseorag, bukn mmperhatikan seluruh ciri sesorg.
2 Kita memperhatikan hal-hal yangberbeda / aneh dari diri oranglain disekitar kita

• Dalam memproses infromasi ttg orglain kita akan memberi makna yang koheren pd perilaku mereka. Menggunakan
3 konteks perilkau ornaglain utk menyimpulkan makna perilaku, bukan mengintrepetasi perilaku secara trpisah

• Menata persepsi dengan mengorganisasikan atau mengelompokkan stimuli. Memandang sesoerang bukan sbg
4 individu sendiri namun sebagai anggota suatu kelompok

• Menggunakan strukstur kognitif untuk memahami perilaku orng lain


5

• Cara pandang thp orang lain dipengaruhi oleh pemahaman dan tujuan personal seseorang . Misal ; kesan kita kpd org
6 yang hanya sekali saja ditemui akan berbeda dengan kesan thp teman akrab.
REFERENSI
• Taylor, S.E., Peplau, L.A., & Sears, D.O. (2009). Social Psychology (Tri Wibowo
B.S., Trans). Psikologi Sosial. Jakarta:Kencana Prenada Media group.
• Ristianti, D.H. (2015). Psikologi lintas budaya. Publikasi Institute Agama
Islam Curup, Indonesia.
• Mukhlis,A., & Muqim, S.A. (2013). Psikologi Lintas Budaya, fenomena perilaku
masyarakat dalam konteks lokalitas. Malang : UIN Maliki Press

Anda mungkin juga menyukai