Anda di halaman 1dari 56

PENGKAJIAN PADA

SISTEM PERNAFASAN

ASNANI, S.Kep. Ns. M.Ked


2021
Struktur dinding dada : A tampak dari depan .B, tampak
dari belakang ( dikutip dariSaedel chapter 13 chest and
lungs).
PENGKAJIAN FISIK SISTEM
PERNAFASAN :
• Inspeksi
• Palpasi
• Perkusi
• Auskultasi
INSPEKSI SISTEM PERNAFASAN
1. Keadaan umum pasien : lihat tingkat kesadaran
pasien (composmentis dst), Lihat Kepala (adanya
edema di muka), lihat mata (cunjunctiva pucat
(anemis) atau tidak), lihat adanya pernafasan
cuping hidung/ hidung tersumbat, lihat bibir
(kering, biru (sianosis), pucat), adakah batuk,
kelihatan sesak, lihat leher (Pembesaran vena
Jugularis), lihat jari tangan (clabing finger, kuku),
lihat kaki (edema tungkai), lihat posisi pasien
saat pengkajian : duduk/semi foler, berbaring,
miring ke satu sisi, tengkurap.
2. Bentuk Dada
A. Pigeon chest (Dada burung) : sternum ½ distal
melengkung ke anterior, bagian lateral dinding
thorax kompressi ke medial (seperti dada
burung), etiologi ricketsia dan kelainan
congenital. Gambar : Pigeon chest
B. Funnel chest, yaitu bagian distal dari sternum
terdorong kedalam/mencekung. Penyebabnya
adalah penyakit ricketsia/congenital.
C. Flat chest, yaitu diameter anterioposterior memendek.
Etiologinya adalah adanya bilateral pleuro pulmonary fibrosis.

D. Flail chest  satu sisi dada bergerak scr paradoksal ke dalam


selama inspirasi, dijumpai pada fraktur iga.
E. Barrel chest (bentuk dada seperti tong), yaitu
diameter anteroposterior memanjang dengan ciri ciri:
• Iga-iga mendatar
• Sela iga melebar
• Sudut epigastrium tumpul
• Diafragma mendatar
• Terdapat pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK)
F. Unilateral Flattening : salah satu hemi thoraks
menjadi lebih pipih, contoh pada fibrosis paru atau
fibrosis pleura.
G. Unilateral prominence, contoh : Efusi Pleura yang
banyak, Pneumo thorax, Tumor paru.
H. Scoliosis dari vertebra thoracalis : perubahan
bentuk dari rongga thoraks akibat vertebra
bengkok ke kiri atau ke kanan.
I. Kyphosis / gibbus dari vertebrae thoracalis
(BUNGKUK)

J. Kifoskoliosis
 deformitas tulang punggung, terdapat lengkung
tulang punggung abnormal AP dan lateral (tulang
punggung Bungkuk dan bengkok)
 pengembangan dada dan paru sangat terbatas.
3. Inspeksi Pergerakan Pernapasan
• Normalnya Saat Inspirasi : rongga toraks
mengembang, terjadi akibat aktivitas otot
pernapasan dan berikutnya secara pasif terjadi
ekspirasi.
A. Menghitung frekwensi pernafasan (Respirasi) :
1 kali inspirasi + 1 kali ekspirasi Dihitung 1 kali
pernafasan.
• Pelaksanaan : Setelah menghitung nadi radial,
arahkan pandangan ke dada dan evaluasi
respirasinya
• Hitunglah frekwensi pernafasan dalam satu menit
penuh.
Frekwensi Pernafasan Normal
• Rata Rata Frekwensi pernapasan normal :
orang dewasa 14-18x/mnt,
bayi baru lahir normal 44x/mnt.
• Frekwensi napas berdasarkan umur :
 Bayi baru lahir = 30 – 80 x / menit
 1 tahun = 20 - 40 x / menit
 3 tahun = 20 - 30 x / menit
 6 tahun = 16 - 22 x / menit
 10 tahun= 16 - 20 x / menit
 17 tahun= 12 - 20 x / menit
Pernapasan Abnormal
1. Dyspnea: keluhan subjektif dimana orang merasakan sakit/
susah/ sesak bernapas, dapat terjadi pada: Exercise, Obesitas,
Penyakit jantung, Penyakit paru, Anemia, dll
2. Orthopnea : sesak saat posisi tidur & ber< saat duduk.
3. Kusmaull / Hiperpnea : irama pernapasan cepat & dalam,
keadaan asidosis
4. Bradipnea : irama pernafasan yang lambat (< dari Normal).
5. Takipnea : irama pernafasan yang cepat (> dari Normal)
6. Apnea : berhentinya pernafasan sementara
7. Asthmatic : irama pernapasan dengan ekspirasi memanjang
disertai wheezing pada asma bronchial dan PPOK.
8. Cheyne stokes : irama pernapasan secara periodic bergantian
antara pernapasan cepat (hiperpnea) dengan apnea. Apnea
dapat terjadi sampai 30 detik. Tjd pada : penyakit jantung/
ginjal, asthma berat , peningkatan TIK, keracunan obat.
9. Biot’s : pernapasan yang tak teratur, contoh : a.Trauma capitis
b. Meningo ensefalitis c. Tumor cerebral
Jenis frekwensi dan irama pernapasan
PALPASI SISTEM PERNAFASAN
1. Nyeri Tekan
Palpasi semua area dada untuk mengetahui adanya nyeri
tekan
Pukul perlahan punggung pasien dengan kepalan tangan
 nyeri berkaitan dg masalah muskuloskeletal setempat
2. Pergerakan dada posterior
Derajat kesimetrisan pergerakan dada ditentukan dengan
meletakan tangan pemeriksa mendatar dipunggung
pasien dg ibu jari sejajar dg garis tengah  iga ke 10 dan
tarik sedikit kulit dibawahnya ke garis tengah. Minta
pasien manarik nafas dalam dan perhatikan kesimetrisan
gerakan tangan pemeriksa  penyakit paru setempat dpt
menyebabkan satu sisi dada bergerak lebih sedikit
dibanding dengan sisi sebelahnya.
16
3. Pergerakan dada anterior
Kesimetrisan dinding dada anterior dilakukan dg
meletakan kedua tangan sepanjang margo iga
lateral

17
4. Prinsip Fremitus Taktil
Kata yg diucapkan menimbulkan getaran 
fremitus vokal atau fremitus taktil
Peningkatan getaran fremitus taktil 
meningkatnya kepadatan paru seperti konsolidasi
Penurunan getaran fremitus taktil  Peningkatan
jumlah jaringan lemak di dada, cairan atau udara di
rongga dada dan paru-paru yang mengembang.
5. Pemeriksaan fremitus taktil
Pemeriksa menempelkan telapak tangan dan jari
jari tangan pada dinding dada. kemudian pasien
disuruh mengucapkan kata kata seperti 77, dengan
nada yang sedang. Bandingkan getaran yang timbul
antara dada kiri dan kanan secara simetris.
Fremitus meningkat bisa ditemukan pada : Infiltrat
paru, Compressive atelektasis, Cavitas paru.

Fremitus menurun pada : Penebalan pleura, Efusi


pleura, Pneumothorax, Emfisema paru,
Obstruksi dari bronkus
20
PERKUSI SISTEM PERNAFASAN
1. Prinsip Perkusi
Perkusi adalah mengetuk permukaan untuk menetukan
struktur dibawahnya
Getaran akibat perkusi hanya menilai jaringan paru hingga
kedalaman 5-6 cm
Bunyi Redup  berlangsung singkat dan beramplitudo
rendah, perkusi diatas organ padat. Cont : hati dan jantung.
Bunyi Sonor  Amplitudo lebih tinggi, perkusi di atas udara
dan jaringan seperti paru-paru
Bunyi Timpani  nada tinggi dan bergaung, perkusi didaerah
berlubang yg berisi udara seperti lambung
Bunyi Pekak  nada tinggi, perkusi didaerah otot besar.
Pada dada normal  Redup di jantung dan sonor di paru
Area paru redup  paru berisi cairan seperti pneumonia
Area paru hipersonor  paru banyak udara, seperi pada
emfisema
CARA PERKUSI

22
AREA PERKUSI

23
AUSKULTASI SISTEM PERNAFASAN
1. Teknik Auskultasi
Digunakan untuk mengenali bunyi paru-paru
Bel  untuk suara nada rendah, ditempelkan dg
longgar pada kulit; Diafragma  suara nada tinggi,
ditempelkan dg kuat pada kulit.

24
2. Jenis Bunyi Pernafasan (Hasil Auskultasi)
 Bunyi pernafasan terdiri dari dua fase yaitu inspirasi diikuti
dengan fase ekspirasi
 Ada empat jenis suara paru normal Trakeal, Bronkial,
Bronkovesikuler dan vesikular
Trakeal  bunyi sangat keras, nada tinggi, terdengar di
area trakea ekstrathoraks, perbandingan inspirasi-ekspirasi
sama. Jarang dievaluasi krn kurang menggambarkan
problem klinis.
Bronkial  Bunyi keras dengan nada tinggi, seperti udara
mengalir di pipa. Ekpirasi > keras dan lama dibanding
inspirasi. Lokasi diatas manubrium
Bronkovesikuler  campuran bunyi bronkial dan
vesikuler, ekspirasi dan inspirasi sama panjang, Hanya
terdengar pada IC ke-1 dan 2 di anterior dan diantara
skapula di posterior
Vesikuler  Bunyi lemah dg nada rendah. Terdengar
diseluruh lapang paru. Inspirasi > panjang dari ekspirasi
26
3. Lokasi Auskultasi
 Pada bagian anterior, pertama posisi pasien duduk
lalu berbaring
 Anjurkan pasien untuk menarik dan mengeluarkan
nafas melalui mulut, perhatikan panjang inspirasi
kemudian ekspirasi.
 Bunyi nafas yg lemah umum ditemukan pada
emfisema
 Pemeriksaan dilakukan dari sisi ke sisi dan dari atas
ke bawah, dengan membandingkan satu sisi dengan
sisi lainnya.
 Umumnya paru mempunyai nada tinggi, maka
gunakan diafragma untuk mendengarkannya.
Lokasi Auskultasi

28
4. Bunyi tambahan
a. Ronkhi
Bunyinya singkat, tdk kontinyu, tidak musikal dan
banyak di saat inspirasi
Timbul bila terdapat cairan dibagian dalam bronkus
atau kolaps saluran nafas distal dan alveolus (Edema
paru, gagal jantung kongestif, fibrosis paru)
Ronkhi yg kasar berkaitan dengan saluran nafas
yang lebih besar.

29
b. Wheezing
Bunyi musikal kontinyu, banyak terdapat saat
ekspirasi
Timbul akibat aliran udara melalui bronkus yang
menyempit (bengkak, sekresi spasme, tumor atau
benda asing.

c. Gesekan Pleura
Bunyi berciut yg timbul krn gerakan pleura,
dihalangi oleh tahanan friksi.
Paling jelas terdengar akhir inspirasi dan awal
ekspirasi
Bunyi dilukiskan seperti mengkeriat-keriutkan
kulit yang sudah disamak
31
32
TERIMAKASIH
STRUKTUR DAN FUNGSI

Dada membentuk kotak tulang yang melindungi


paru-paru, jantung dan esofagus
Rangka dada terdiri dari 12 vertebra thorakal, 12
pasang iga, klavikula dan sternum
Paru-paru scr terus menerus memasukan O2 dan
mengeluarkan CO2 dari sistem sirkulasi
Dalam 24 jam, paru-paru memasukan O2 kepada
> 6.000 L darah dan > 12.000 L udara di paru-
paru.
36
Tenaga untuk bernafas berasal dari muskulus
interkostalis dan diafragma
Kendali pernafasan diatur oleh pusat pernafasan
di Medula Oblongata

37
Udara inspirasi dihangatkan, disaring & dilembabkan oleh saluran
nafas bagian atas (Hidung, Pharyng, Laryng)

Trakea

Trakea bercabang menjadi bronkus kiri dan kanan pada vertebra
torakal ke-4 dan 5

Bercabang menjadi bronkiolus di dalam paru

Bercabang menjadi duktus alveolaris

Sakus alveolaris yg mengandung serat elastis untuk mengembang
dan mengempis
(± 300 juta alveolus)
38
Paru-paru terbagi menjadi beberapa lobus
Kanan Kiri
•Atas •Atas
•Tengah •Bawah
•Bawah

39
40
Untuk menentukan daerah dada dipermukaan,
dibuatlah garis khayal pada dada depan dan
belakang antara lain garis :
1. Midsternal
2. Midklavikula
3. Aksilaris anterior
4. Midaksila
5. Aksilaris posterior
6. Skapular
7. Mid spinal

41
42
43
Keluhan Utama

1. Batuk
2. Produksi sputum
3. Hemoptisis
4. Dipsnea
5. Wheezing
6. Sianosis
7. Nyeri dada

44
Batuk
Paling sering ditemukan
Mekanisme pertahanan normal paru-paru yang
berfungsi melindungi paru-paru dari benda asing dan
sekresi berlebihan.

45
Produksi Sputum
•Sputum/dahak disekresikan setiap hari ± 75 – 100 cc oleh
broncus.
•Melalui gerak cilia sputum dibawa ke atas tenggorokan lalu
ditelan secara tidak disadari bersama saliva
•Peningkatan jumlah produksi sputum merupakan
manisfestasi bronkitis
•Dapat mengandung debris sel, mukus, darah, pus atau
mikroorganisme
•Seputum harus diidentifikasi warna, konsistensi, jumlah,
waktu terjadi (pagi, siang, malam) dan adanya darah

46
Sputum berwarna karat  Pneumonia yang
disebabkan oleh pneumococcus
Sputum merah muda dan berbusa  edema paru

47
Hemoptisis
Batuk dg bekuan darah  menunjukan penyakit
berat, yang berkaitan dg lesi kavitas paru, tumor
paru, peny. Jantung tertentu atau emboli paru
Sputum mengandung darah  berkaitan dg
merokok, infeksi ringan
Bronkitis merupakan penyebab tersering
hemoptisis
Terdapat sensasi hangat didalam dada pada
lokasi hemoptisis

48
Episode hemoptisis berulang dapat disebabkan
oleh bronkiektasis, tuberkulosis atau stenosis
mitral.

49
Dispnea
Dispnea harus dibedakan dari takipnea
Dispena  sensasi sesak nafas
PND (Paroksimal Nocturnal Dispnea)  sesak nafas
yang timbul tiba-tiba pada malam hari saat pasien
tidur terlentang.
Ortopnea  kesulitan bernafas saat berbaring lurus
Platipnea  Sesak nafas saat duduk dan hilang saat
berbaring.
Tropepnea  Pasien merasa nyaman bernafas bila
berbaring pada sisi tubuhnya
50
51
52
53
Wheezing
Wheezing  bunyi bernada tinggi abdnormal yg disebabkan
oleh obstruksi partial saluran nafas
Ditemukan saat ekspirasi
Ditemukan pada keadaan bronkospasme, edema mukosa,
hilangnya penyokong elastik, berliku-likunya saluran nafas.
Wheezing disebabkan oleh obstruksi oleh bahan intralumen
(benda asing, sekresi yg diaspirasi)
Wheezing yg terlokalisasi dan tidak berubah oleh batuk 
bronkus yg tersumbat
Berkurangnya wheezing menandakan terbukanya saluran
nafas atau penutupan saluran nafas scr progresif

54
Sianosis
Perubahan warna kulit menjadi kebiruan
Sianosis central  tidak memadainya pertukaran gas di paru
yg menyebabkan penurunan oksigen arterial secara
bermakna. Terjadi bila SaO2 <80% Biasanya terlihat pada
bibir dan konjungtiva
Sianosis perifer  Disebabkan oleh ekstraksi oksigen yg
berlebihan di perifer. Terlihat pada daerah akral dan hidung
Sianosis sejak lahir berkaitan dg penyakit jantung kongenital.

55
Nyeri dada
Terjadi akibatnya terserangnya dinding dada atau
pleura parietal
Nyeri pleura  gejala umum peradangan pleura
parietal. Nyeri ini dilukiskan sebagai nyeri tajam
saat inspirasi

56

Anda mungkin juga menyukai