Anda di halaman 1dari 35

Gastroenteritis Akut

Pembimbing: Artharia Tjempakasari, dr.,


Sp.PD.K-GH.FINASIM
DM Ines Samantha Riza Putri (012023143105)
DM Fajar Daffa Aulia (012023143223)
DM Priyadashini Surendra (012023143207)
DM Zaha El-Ma’i (012023143214)
DM Zahra Sabrina Setyarto (011711133204)
DM Rizqi Handi Prayata (011711133129)
1. Definisi dan Etiologi
2. Patofisiologi
3. Manifestasi klinis

Daftar 4.
5.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
6. Diagnosis
Isi 7.
8.
Tatalaksana
Komplikasi
9. Prognosis
Definisi dan
Etiologi
Definisi
Etiologi
Gastroenteritis adalah suatu keadaan
dimana terdapat inflamasi pada bagian
mukosa dari saluran gastrointestinal Gastroenteritis akut merupakan masalah yang
ditandai dengan diare dan muntah. banyak terjadi pada negara berkembang
dibanding dengan negara maju yang tingkat
Diare adalah peningkatan frekuensi BAB ≥ higienitas dan sanitasi lebih baik.
3x dalam sehari dengan konsistensi feses
yang lebih lembek atau cair (kandungan air GEA dapat disebabkan oleh :
pada feses lebih banyak dari biasanya yaitu ● Infeksi (virus, bakteri, parasit, fungi)
lebih dari 200 gram atau 200ml/24jam). ● Non-infeksi (Obat-obatan, lactose
intolerance, celiac disease, Crohn
disease, immunodefisiensi)
Gastroenteritis akut adalah diare dengan
● Penyebab tersering GEA adalah virus,
onset mendadak dengan frekuensi ≥ 3x
yaitu Rotavirus (>>anak-anak) dan
dalam sehari disertai dengan muntah dan
Norovirus (>>dewasa)
berlangsung <14 hari.
Patofisiologi
Patofisiologi
1. Diare osmotik
Kerusakan villi usus menyebabkan malabsorpsi isi usus sehingga menyebabkan diare osmotik,
penyebab lain yaitu adanya zat osmotik yang mempertahankan cairan di lumen jejunum, sehingga
kandungan air di feses menjadi lebih tinggi (ex. Intoleransi laktosa, penggunaan laksatif MgSO4)
2. Diare sekretorik (non-invasif)
Peningkatan sekresi dari cairan dan elekrolit yang disebabkan oleh toxin bakteri. (ex. kolera, ETEC,
C.Perfringens). Karakteristik diare sekretorik yaitu volume banyak, konsistensi air, dan osmolaritas
normal
3. Diare inflammatory (invasif)
Rusaknya mukosa intestine menyebabkan keluarnya cairan dan darah . Ex. Infeksi (Disentri, EIEC,
Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, atau parasit G. Lamblia, E.Histolytica) dan non infeksi
(Ulcerative colitis, Crohn’s disease). Karakteristik diare inflammatory yaitu diare dengan lendir dan
darah
4. Diare motile
Meningkatnya peristaltic usus sehingga pergerakan isi usus ke distal lebih cepat dan membuat
absorbsi menjadi berkurang (ex: DM ,post-vagotomy, tirotoksikosis, irritable bowel syndrome)
Menurunnya peristaltik usus sehingga terjadi pertumbuhan bakteri berlebihan di usus sehingga
menyebabkan diare
Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis
● BAB lembek/cair >3x sehari
● BAB dapat bercampur darah
Manifestasi klinis dari gastroenteritis atau lendir
akut tergantung dari patogen yang ● Rasa tidak nyaman pada perut
menyerang pasien, secara umum ● Dyspepsia
manifestasi yang ditemukan berupa:
● Mual
● Muntah
● Demam
Manifestasi Klinis
Tanda perburukan GEA:
Klasifikasi dehidrasi (PAPDI, 2014):
- Dehidrasi Ringan (hilangnya cairan
2-5% BB). Tanda: turgor
melambat, suara serak
- Dehidrasi Sedang (hilangnya
cairan 5-8% BB) Tanda: Dehidrasi
ringan + pre-syok/syok
- Dehidrasi Berat (hilangnya cairan
8-10% BB) Tanda: Dehidrasi
sedang + kesadaran menurun
(apatis sampai koma), otot kaku,
dan sianosis
Pemeriksaan Fisik
Sistem Organ Temuan Pem. Fisik Sistem Organ Temuan Pem. Fisik

Keadaan Thorax-
Lemas RR meningkat
Umum Pulmo

TTV Peningkatan suhu. Suhu tinggi Abdomen Mild tenderness, nyeri hebat
(>39℃) waspada infeksi bakterial. waspada infeksi bakteri dan akut
Tanda dehidrasi, penurunan BB abdomen, tanda dehidrasi

Kulit Neurologis
Tanda dehidrasi Mental status menurun

THT-KL Ekstremitas
Tanda dehidrasi Tanda dehidrasi (CRT >3s)

Thorax- Takikardi, bradikardi pada kasus Lain-lain


Jantung Mengacu pada tanda dehidrasi
berat
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
● Pemeriksaan darah tepi lengkap (Hb, hct, leukosit, hitung jenis leukosit)
● Kadar elektrolit serum, ureum, dan kreatinin
● Pemeriksaan tinja (melihat adanya leukosit, lactoferrin, telur cacing dan parasit
dewasa,dll)
● pemeriksaan Enzym-linked immunosorbent assay (ELISA), pada giardia lambia
● Test serologic amebiasis
● Rektoskopi atau sigmoidoskopi pada pasien toksik, dengan diare berdarah atau
diare akut persisten.
● Kolonoskopi dipertimbangkan pada pasien AIDS
● Biopsi Mukosa
Pemeriksaan Penunjang
● Diare karena virus akut -> jumlah hitung jenis leukosit normal atau
limfositosis
● Diare karena infeksi bakteri terutama yang invansif ke mukosa ->
leukositos dengan kelebihan darah putih muda (sel blast)
● Diare karena salmonellosis -> Neutropenia
Diagnosis
● BAB lembek atau cair, ada kah
darah atau lendir? Frekuensi?
● BAB seperti air cucian beras
curiga cholera, berlemak bau
tidak enak curiga giardiasis
● Rasa tidak nyaman pada perut
Anamnesis
(dyspepsia, mual, muntah,
tenesmus)
● Volume BAB banyak (usus
kecil) atau sedikit (usus besar)
● Demam jika terdapat infeksi
● Riwayat:
- Makanan kurang higienis
- Intoleransi laktosa
- Konsumsi makanan iritatif
- Jamu
- Obat-obatan (laksatif,
Anamnesis antigout, diuretic, anti-AchE)
● Status imun (HIV/AIDS, kondisi
immunocompromised lain
● Pada anak, tentukan diare
termasuk acquired atau
congenital
● Hygiene pribadi dan
lingkungan kurang baik
● Riwayat intoleransi laktosa
atau alergi obat
Faktor Risiko ● Riwayat bepergian ke daerah
endemis GEA
● Infeksi HIV, IMS
Diagnosis klinis Diagnosis
Laboratorium
- Riwayat BAB Cair >3x sehari Pasien dengan tanda dehidrasi:
- Tanda dehidrasi - Darah lengkap
- Fungsi ginjal
- Elektrolit

Gejala klinis berat disertai darah dan


persisten:
- Pemeriksaan mikroskopis feses
● Demam tifoid
● Kriptosiporidisiasis
● Pseudomembrane colitis
Diagnosis Banding ● IBS
● IBD
● Keganasan
● Hipertiroid, DM, hipermotilitas
usus
Tatalaksana
Tatalaksana
1.Cairan dan nutrisi adekuat
- Tidak puasa
- Hindari susu sapi
- Hindari makanan iritatif yang meningkatkan motilitas usus (alcohol, kafein)
- Pilih makanan yang mudah dicerna dan tidak menimbulkan gas, tidak pedas
1.Anti Diare
- Anti motilitas : Loperamid : dosis dewasa 4 mg setelah BAB + 2 mg setiap selesai BAB. dosis max 16mg/ hari
- Adsorben atau Pengeras feses : Attapulgite 2 tab tiap BAB, maks 12 tablet/hari , Kaolin pectin 2 tab tiap BAB,
maks 12 tablet/hari
- Anti sekretorik : Bismuth subsalisilat, Raccecadotril 3x1 tab/hari
Tatalaksana
3. Terapi Definitif
Tatalaksana
Derajat dehidrasi
Tatalaksana
Terapi rehidrasi :

- Dehidrasi ringan : Dapat diberikan oralit secara per oral selama masih
bisa minum, jika tidak maka dapat diberikan melalui NGT
- Dehidrasi sedang - berat : Pemberian cairan ringer laktat atau normal
saline dilakukan secara parenteral
Tatalaksana
Menghitung jumlah cairan yang dibutuhkan dengan Skor daldiyono
Tatalaksana
Menghitung jumlah cairan yang dibutuhkan dengan BJ plasma
Menentukan jadwal pemberian cairan :

1. 2 jam pertama (tahap rehidrasi inisial) : Total kebutuhan cairan diberikan dalam 2 jam agar tercapai rehidrasi
optimal secepat mungkin
2. 1 jam berikutnya (jam ke 3) : Pemberian cairan berdasarkan kehilangan cairan selama 2 jam pemberian
rehidrasi
3. Jam berikutnya : pemberian cairan berdasarkan kehilangan cairan tinja dan insensible water loss
Komplikasi
Komplikasi
- Malnutrisi
- Asidosis metabolik
- syok hipovolemik
- Sepsis
Prognosis
Prognosis
Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan yang mendukung, dan terapi antimikrobial jika diindikasikan,
prognosis diare infeksius sangat baik dengan morbiditas dan mortalitas minimal
Sekian, Terima Kasih.
Sesi Diskusi dan Tanya-
Jawab

Anda mungkin juga menyukai