Anda di halaman 1dari 23

Rheumatoid arthritis

By:
Ns.Rotua Elvina Pakpahan,S.Kep
Defenisi
 Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani.
Pertama: arthron yang berarti sendi. Kedua: itis
yang berarti peradangan.
 Secara harfiah: arthritis berarti radang sendi.
 Rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit

autoimun dimana persendian (biasanya sendi


tangan dan kaki) mengalami peradangan,
sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan
seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan
bagian dalam sendi (Gordon, 2002)
Epidemiologi
 Arthritis Reumatoid kira-kira 2½ kali lebih
sering menyerang perempuan daripada laki-
laki.
 Insiden meningkat seiring bertambahnya

usia.
 Insiden puncak adalah usia 40-60 tahun.
Etiologi
 Penyebab penyakit rheumatoid arthritis
belum diketahui secara pasti, namun faktor
predisposisinya adalah mekanisme imunitas
(antigen-antibodi), faktor metabolik, dan
infeksi virus.
Destruksi jaringan sendi terjadi melalui dua cara, yaitu:

 Pertama:
Destruksi pencernaan oleh produksi
protease, kolagenase, dan enzim2 hidrolitik
lainnya. Enzim2 ini memecah kartilago,
ligamen, tendon dan tulang pada sendi, serta
dilepaskan bersama-sama dengan radikal
oksigen dam metabolit asam arakidonat oleh
leukosit polimorfonukleat dalam cairan
sinovial.
 Kedua:
Destruksi jaringan terjadi melalui kerja panus
reumatoid.
Panus merupakan jaringan granulasi vaskular
yang terbentuk dari sinovium yang meradang
dan kemudian meluas ke sendi.
Gambaran klinis
1. Gejala-gejala konstitusional
Mis: lelah, anoreksia, BB menurun, dan demam.
2. Poliarthritis simetris
Terutama pada sendi perifer: trmasuk sendi-
sendi ditangan, namun biasanya tdk
melibatkan sendi2 interfalang distal.
3. Kekakuan dipagi hari; lebih dari 1 jam
Dapat bersifat generalisata tetapi terutama
menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda
dengan kekakuan osteoarthritis yang hanya
berlangsung beberapa menit saja.
4. Arthritis erosif
Merupakan ciri khas penyakit ini pada
gambaran radiologik. Peradangan sendi yang
kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang.
5. Deformitas
Beberapa deformitas yang sering dijumpai
adalah pergeseran ulnar atau deviasi jari,
subluksasi sendi metakarpofalangeal.
Pada kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput
metatarsal yang timbulsekunder dari
subluksasi metatarsal.
6. Nodul-nodul Rheumatoid
Lokasi yang paling sering timbul adalah pada
sendi siku dan sepanjang permukaan
ekstensor lengan, walaupun juga timbul pada
tempat2 lainnya. Nodul reumatoid biasanya
tidak nyeri tekan dan bisa digerakkan dalam
jaringan subkutan.
7. Manifestasi ekstra-artikular
Arthritis Reumatoid juga dapat menyerang
organ-organ lain diluar sendi.
Jantung (Perikarditis), paru-paru (pleuritis),
mata (skleritis) dan pembuluh darah dapat
rusak.
Manifestasi klinis
Ciri klasik Arthritis Reumatoid:
 Rasa nyeri
 Pembengkakan
 Panas
 Eritema
 Gangguan fungsi pada sendi
 Palpasi sendi: jaringan yang lunak seperti

spons atau busa


 Cairan dapat diaspirasi dari sendi yang

inflamasi
Pola yang khas ditandai dengan:
 Kekakuan pada sendi, khususnya dipagi hari

yang berlangsung lebih dari 30 menit.


 Kelainan sendi tangan, pergelangan tangan,

sendi lutut dan kaki.


 Awitan gejala biasanya; akut
 Gejala biasanya bilateral dan simetris

(Smeltzer & Barre,2002)


Patofisiologi
 Pada rheumatoid arthritis, reaksi autoimun
(yang dijelaskan sebelumnya) terutama terjadi
dalam jaringan sinovial. Proses fagositosis
menghasilkan enzim-enzim dalam sendi.
 Enzim-enzim tersebut akan memecah

kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi


membran sinovial dan akhirnya pembentukan
pannus.
 Pannus akan menghancurkan tulang rawan

dan menimbulkan erosi tulang.


Patofisiologi lanj.....
Akibatnya adalah menghilangnya permukaan
sendi yang akan mengganggu gerak sendi.
 Otot akan turut terkena karena serabut otot

akan mengalami perubahan degeneratif


dengan menghilangnya elastisitas otot dan
kekuatan kontraksi otot (Smeltzer & Bare,
2002).
 Lamanya rheumatoid arthritis berbeda pada
setiap orang ditandai dengan adanya masa
serangan dan tidak adanya serangan.
Sementara ada orang yang sembuh dari
serangan pertama dan selanjutnya tidak
terserang lagi.
 Namun pada sebagian kecil individu terjadi

progresif yang cepat ditandai dengan


kerusakan sendi yang terus menerus dan
terjadi vaskulitis yang difus (Long, 1996)
Stadium Reumatoid Arthritis
Jika ditinjau dari stadium pe nyakit, terdapat tiga
stadium yaitu :
1. Stadium sinovitis

Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada


jaringan sinovial yang ditandai hiperemi, edema
karena kongesti, nyeri pada saat bergerak
maupun istirahat, bengkak dan kekakuan.
2. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada
jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan
sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi
tendon.
3. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara
progresif dan berulang kali, deformitas dan
gangguan fungsi secara menetap.
Pemeriksaan diagnostik
Beberapa faktor yang turut dalam memeberikan
kontribusi pada penegakan diagnosis rheumatoid
arthritis, yaitu :
 Nodul rheumatoid, Inflamasi sendi yang ditemukan

pada saat palpasi dan hasil-hasil pemeriksaan


laboratorium.
 Pemeriksaaan laboratorium menunjukkan peninggian

laju endap darah (LED)dan factor rheumatoid yang


positif sekitar 70%; pada awal penyakit faktor ini
negatif.
 Jumlah sel darah merah dan komplemen C4 menurun.

 Pemeriksaan C-reaktifprotein (CRP) dan antibody

antinukleus (ANA) dapat menunjukan hasil yang positif.


 Artrosentesis akan memperlihatkan cairan
sinovial yang keruh, berwarna mirip susu atau
kuning gelap dan mengandung banyak sel
inflamasi, seperti leukosit dan komplemen
(Smeltzer & Bare, 2002).
 Pemeriksaan sinar-X dilakukan untuk

membantu penegakan diagnosis dan


memantau perjalanan penyakitnya.
 Foto rongen akan memperlihatkan erosi tulang

yang khas dan penyempitan rongga sendi


yang terjadi dalam perjalanan penyakit
tersebut (Smeltzer & Bare, 2002).
Cairan sinovial
 Cairan sinovial normal bersifat jernih,
berwarna kuning muda dengan hitung sel
leukosit (WBC) kurang dari 200/mm³.
 Pada Arthritis Reumatoid cairan sinovial
kehilangan viskositasnya dan hitung sel
leukosit meningkat mencapai 15.000-
20.000/mm³.
 Hal ini membuat cairan menjadi tidak jernih.
 Cairan semacam ini dapat membeku, tetapi
bekuan biasanya tidak kuat dan mudah pecah.
Penatalaksanaan
Tujuan utama dari pengbatan adalah:
 Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan
 Untuk mempertahankan fungsi sendi dan

kemampuan maksimal dari pasien


 Untuk mencegah dan memperbaiki

deformitas yang terjadi pada sendi


Penatalaksanaan
1. Pendidikan kesehatan
2. Istirahat
3. Latihan fisik (aktif dan pasif)
4. Termoterapi (kompres panas)
5. Gizi
6. Obat-obatan (NSAID: menghambat sintesa
prostaglandin/sitokinase)
(NSAID: Anti inflamasi dan analgetik)
Arthritis Reumatoid Juvenilis
 Arthritis Reumatoid yang terjadi pada anak-
anak.
 Penatalaksanaan ARJ serupa dengan

penatalaksanaan pada dewasa, tetapi ada


beberapa perbedaan penting.
 Beberapa obat yang dipakai untuk orang

dewasa tidak boleh diberikan untuk anak-


anak.
 Kortikosteroid sistemik dapat menyebabkan
keterlambatan pertumbuhan, osteoporosis,
dan katak.
 Beberapa obat penekan imun dapat menekan

fungsi sumsum tulang sterilitas, dan


keganasan pada anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai