Anda di halaman 1dari 25

Asuhan Keperawatan pada

Pasien dengan Gangguan


Dislokasi
Kelompok 1
Disusun Oleh:

1. Septa Yundari 1. Taufik Hidayat


2. Siti Najwalillah 2. Triani Ralis Pratiwi
3. Siti Nurotul Faizah F 3. Yudianingsih
4. Suci Ririn Puspita 4. Yuli Dwiyanti
5. Sulistikawati 5. Yulis Setyawati
6. Sutiawati Hidayat 6. Agung Irnaldo
Definisi Dislokasi
Dislokasi adalah cedera struktut ligameno di seketiar sendi, akibat
gerakan menjepit atau memutar/keadaan dimana tulang-tulang yang
membentuk sendi tidak lagi berhubungan, secara anatomis (tulang
lepas dari sendi).

Brunner & Suddarth, 2002


Etiologi Dislokasi

Terjatuh atau
Umur Kecelakaan Pukulan Tidak Melakukan
Pemanasan

Benturan
Keras pada
Sendi Saat Cedera Olahraga Terjatuh Kongenital
Kecelakaan
Dislokasi sendi dapat dibedakan sbg berikut
1. Dislokasi Kongenital
2. Dislokasi Patologik
3. Dislokasi Traumatic

Jenis-Jenis
Dislokasi berdasarkan tipe kliniknya
Dislokasi 1. Dislokasi Akut
2. Dislokasi berulang
Lanjutan ...

Jenis-Jenis Dislokasi

1. Dislokasi Sendi Rahang


2. Dislokasi Sendi Bahu
3. Dislokasi Sendi Siku
4. Dislokasi Sendi Jari
5. Dislokasi Sendi Metacarphalangeal dan
Intrephlangeal
6. Dilokasi Panggul
7. Dislokasi Patella
1. Adanya bengkak/oedema
2. Mengalami keterbatasan gerak
3. Adanya spasme otot (kekakuan otot)
4. Nyeri lokal (khususnya pd saat
menggerakkan sendi)
5. Pembengkakkan dan rasa hangat
Manifestasi 6.
akibat inflamasi
Gangguan mobilitas akibat rasa nyeri
Klinis Dislokasi 7. Perubahan warna kulit akibat
ekstravasi darah ke dalam jaringan
sekitarnya (tampak kemerahan)
8. Perubahan panjang ekstremitas
Anatomi dan
Fisiologi Sistem Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh
Muskuloskeletal dan mengurus pergerakan. Komponen utama sistem
muskuloskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini tediri atas
tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligamen, dan jaringan
khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.
Jenis-Jenis Tulang

Tulang Besar Histologi Tulang


1. Tulang Panjang 1. Tulang Immature
2. Tulang Pendek 2. Tulang Mature
3. Tulang Pipih
4. Tulang Tak
5. Tulang
SBeraturanesamoid
6. Tulang Suturua
01 02
Osteoblas Osteosit
Fisiologi
Sel Tulang
03
Osteoklas
Anatomi Sendi
Sendi adalah tempat pertemuan dua tulang atau lebih. Tulang-tulang ini dipadukan
dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita, fibrosa, ligamen, tendon,
fisia atau otot. Ada 3 tipe sendi sbg berikut:

Sendi Fibrosa Sendi Kartilaginosa Sendi Sinoval


(Sinartronial) (Amfiartoda) (Diartodial)
Patofisiologi Dislokasi
S
men erta
ye b
a bk
an

2 4
Timbulnya trauma Terjadi kekakuan
jaringan dan pada sendi. Dari
tulang. dislokasi sendi, perlu
dilakukann adanya
reposisi.
1 3
Adanya traumatic akibat Penyempitan pembuluh
gerakan yg berlebih pd darahm perubahan
sendi dan krn adanya panjang ekstremitas
an ngga
penyakit yang akhirnya yeba
bk sehingga terjadi Sehi bkan
tjd perubahan struktur M en perubahan struktur yeba
men
senid.
01 02
Dilakukan RICE Terapi Dingin
R: Rest (Istirahat)  Kompres Dingin
I: Ice (Terapi dingin)  Massage Es
C: Compression (Membalut)  Pencelupan atau perendaman
Penatalaksanaan E: Elevasi (Peninggian daerah  Semprot Dingin
cedera)
Dislokasi
03 03

Latihan ROM Analgetik


 Aspirin
 Bimastan
 Pemberian Kodein atau
Obat Analgetik Lain
Komplikasi Dislokasi

1. Komplikasi Dini
Cedera saraf 3. Komplikasi Lanjut
Cedera pembuluh darah
Fraktut dislokasi 4. Kelemahan Otot
Kerusakan arteri
5. Dislokasi Berulang

2. Syndrome Kompartmen
Kasus
Tn. K berusia 38 tahun yang merupakan seorang buruh bangunan di
datangkan ke Rumah Sakit Sehati karena terjatuh dari lantai 2 tempat ia
bekerja. Tn. K meringis kesakitan pada bagian ekstremitas bawah dan ingin
segera ditangani agar rasa nyerinya berkurang. Tingkat kesadaran Tn. K
komposmentis. Tn. K mengatakan bahwa ia merasa lemas karena menahan
rasa sakitnya sekaligus syok, ia juga mengatakan bahwa ia sulit bergerak.
  Dari hasil pengamatan, Tn. K tampak lemas dengan wajah yang meringis
kesakitan. Tn. K juga tampak memiliki keterbatasan dalam beraktifitas dan
cemas. Setelah dikaji skala nyeri 6 (0-10). Hasil pemeriksaan TTV juga di
dapat TD: 140/90 mmHg, S: 38 oC, N: 119 x/menit, RR: 28 x/menit.
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar,
terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan diskontinuitas jaringan.
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas dan nyeri saat mobilasasi.
Intervensi dan Luaran Keperawatan
Diagnosa Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
Keperawatan

Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Manajemen Nyeri


agen intervensi keperawatan Observasi:
pencedera selama 3 jam, maka  Identifikasi lokasi
fisik (mis. tingkat nyeri menurun  Identifikasi skala nyeri
Trauma) dengan kriteria hasil:  Monitor efek samping penggunaan analgetik
 Keluhan nyeri menurun Terapeutik:
 Meringis menurn  Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri
 Frek. Nadi menurun (mis. Kompres dingin)
 Pola napas membaik  Fasilitasi istirahat dan tidur
 TD membaik Edukasi:
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi:
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Intervensi dan Luaran Keperawatan
Gangguan Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
rasa nyaman intervensi keperawatan Observasi:
b.d selama 3 jam, maka  Identifikasi lokasi
diskontinuita tingkat ansietas  Identifikasi skala nyeri
s jaringan menurun dengan  Monitor efek samping penggunaan analgetik
kriteria hasil: Terapeutik:
 Perilaku gelisah  Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi
menurun nyeri (mis. Kompres dingin)
 Frek. Nadi menurn  Fasilitasi istirahat dan tidur
 TD menurn Edukasi:
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi:
 Kolaborasi pemberian analgetik, jka perlu
Intervensi dan Luaran Keperawatan
Gangguan Setelah dilakukan Dukungan Mobilisasi
mobilitas fisik intervensi keperawatan Observasi:
b.d deformitas selama 3 jam, maka  Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
dan nyeri saat mobilitas fisik Terapeutik:
mobilisasi meningkat dengan  Fassilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis.
kriteria hasil: Pagar tempat tidur)
 Pergerakkan ekstremitas  Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
cukup meningkat meningkatkan pergerakkan
 Nyeri menurun Edukasi:
 Kecemasan menurun  Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis.
 Kaku sendi menurun Duduk di tenoat tidur, duduk di sisi tempat tidur, pindah
dari tempat tidur ke kursi)
Implementasi dan Evaluasi
Hari/ No. Implementasi Evaluasi Paraf
Tgl/
DX
Jam

Senin I  Mengidentifikasi lokasi S: Tn. K


, Hasil: Tn. K mengalami cedera pada bagian mengatakan
09/11 lutut bahwa nyeri yang
/2020  Memonitor efek samping penggunaan ia alami sudah
08.00 analgetik berkurang.
- Hasil: Tn. K merasa lebih baik dan terlihat O: Tn.K tidak lagi
10.00 mengantuk. meringis nyeri.
 Memberikan dan menjelaskan teknik non A: Masalah
farmakologis untuk mengurangi nyeri teratasi
Hasil: Tn. K sudah mampu mengatasi nyerinya P: Intervensi
dengan kompres dingin. dihentikan
Implementasi dan Evaluasi
Senin II  Mengidentifikasi lokasi S: Tn. K
, Hasil: Tn. K mengalami cedera pada bagian mengatakan
09/11 lutut bahwa nyeri yang
/2020  Memonitor efek samping penggunaan ia alami sudah
10.00 analgetik berkurang.
- Hasil: Tn. K merasa lebih baik dan terlihat O: Tn.K tampak
12.00 mengantuk. lebih baik dari
 Memberikan dan menjelaskan teknik non sebelumnya.
farmakologis untuk mengurangi nyeri A: Masalah
Hasil: Tn. K sudah mampu mengatasi teratasi
nyerinya dengan kompres dingin. P: Intervensi
dihentikan
Implementasi dan Evaluasi
Senin, III  Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik S: Tn. A merasa dirinya
09/11/ lainnya. lebih baik dari
2020 Hasil: Tn. K merasa dirinya sudah lebih baik. sebelumnya.
10.00-  Memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat O: Tn. K sudah sedikit-
12.00 bantu. sedikit berusaha untuk
 Melibatkan keluarga untuk membantu pasien lebih sering berpindah
dalam meningkatkan pergerakkan. dari tempat tidur ke
Hasil: Tn. K merasa lebih baik namun belum bisa kursi.
berjalan dengan normal dan kadang di bopoh oleh A: Masalah teratasi
keluarga atau menggunakan kruk sebagai alat bantu P: Intervensi
untuk berjalan. dilanjutkan
 Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan
Hasil: Tn. K sudah sedikit-sedikit berusaha untuk lebih
sering berpindah dari tempat tidur ke kursi.
Implementasi dan Evaluasi
Senin, III  Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan S: Tn. K mengatakan
09/11/ fisik lainnya. bahwa ia sangat
2020 Hasil: Tn. K merasa dirinya sudah lebih baik. senang sudah bisa
18.00-  Memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan berjalan walaupun
20.00 alat bantu. perlahan-lahan
 Melibatkan keluarga untuk membantu O: Tn. K tampak
pasien dalam meningkatkan pergerakkan. begitu senang karena
Hasil: Tn. K tampak terlihat berjalan pelan-pelan perkembangannya.
tanpa menggunakan alat bantu. A: Masalah teratasi
P: Intervensi
dihentikan
 

Kesimpulan
Dislokasi adalah cedera struktur ligameno di sekitar sendi, akibat gerakan menjepit atau memutar/ keadaan dimana
tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan, secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (Brunner &
Suddarth, 2002).

Jenis-Jenis dari dislokasi, yaitu dislokasi kongenital, dislokasi patologik, dislokasi traumatic, dislokasi akut, dan
dislokasi berulang. Dislokasi yang berdasarkan tempat tejadinya terdiri atas dislokasi sendi rahang, dislokasi sendi
bahu, dislokasi sendi siku, dislokasi sendi jari, dislokasi sendi metacarpophalangeal dan interphalangeal, dislokasi
panggul dan dislokasi patella.

Untuk penyebab dari dislokasi itu sendiri dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti umur, terjatu atau
kecelakaan, pukulan, tidak melakukan pemanasan, benturan keras pada sendi saat kecelakaan, cedera olahraga,
terjatuh dan kongenital (terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan).

Pada hasil anamnesa pada kasus ditemukan 3 diagnosa keperawatan. Diagnosa yang ada di teori, yaitu: Nyeri Akut
berhubungan dengan agen pencedera fisik (mis. Trauma), Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan dikontinuitas
jaringan, dan Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas dan nyeri saat mobilisasi.
Terima Kasih
...

Anda mungkin juga menyukai