Anda di halaman 1dari 35

Pelatihan BPD

Padang, Juni 2019


TUJUAN INSTRUKSIONAL
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat:
1.Menjelaskan jenis-jenis kewenangan;
2.Menjelaskan kegiatan-kegiatan yang menjadi kewenangan
desa;
3.Menjelaskan tatacara penetapan kewenangan Desa sesuai
dengan Permendagri nomor 44 tahun 2016

2 JPL = 90 menit
DASAR HUKUM
1. UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
2. UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa
3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
4. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang
Perubahan PP 43 Tahun 2014
5. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 Tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 43
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor
6 Tahun 2014 Tentang Desa
6. Permendagri No. 44 Tahun 2016 Tentang Kewenangan
Desa
KETENTUAN UMUM
UU No.6 Tahun 2014 Tentang Desa, Pasal 1,

Desa dan Desa Adat atau yang disebut dengan


nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah:
Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
ARTI DEFINISI
Kesatuan masyarakat hukum artinya sekelompok
orang yang hidup dalam suatu wilayah tertentu
dimana di dalam kelompok tersebut berlaku suatu
rangkaian peraturan yang dibuat dan berlaku bagi
mereka sendiri – (Pengakuan secara substantif
tentang kedaulatan desa)

Memiliki Kewenangan, yaitu kemampuan bertindak


yang diberikan oleh undang-undang yang berlaku
untuk melakukan hubungan dan perbuatan hukum
Permendagri No. 44 Tahun 2016, Pasal 5,

KEWENANGAN DESA
KEWENANGAN
DESA
Permendagri No. 44 Tahun 2016, Pasal 5,

KEWENANGAN DESA
KEWENANGAN
DESA
KEWENANGAN DESA

KEWENANGAN KEPALA DESA

TUGAS POKOK DAN FUNGSI


Permendagri No. 44 Tahun 2016, Pasal 6,
APA ITU KEWENANGAN DESA
BERDASARKAN HAK ASAL USUL ?
Penjelasan Pasal 19 (a), UU No. 6 Tahun 2014

KEWENANGAN DESA
BERDASARKAN HAK ASAL-USUL
adalah
hak yang merupakan warisan yang masih hidup dan prakarsa Desa
atau prakarsa masyarakat Desa sesuai dengan perkembangan
kehidupan masyarakat, antara lain sistem organisasi masyarakat
adat, kelembagaan, pranata dan hukum adat, tanah kas Desa,
serta kesepakatan dalam kehidupan masyarakat Desa

hak-hak asli masa lalu yang telah hak-hak asli yang muncul dari
ada sebelum lahir NKRI pada prakarsa desa yang bersangkutan
tahun 1945 dan tetap dibawa dan maupun prakarsa masyarakat
dijalankan oleh desa setelah lahir setempat, sepanjang tidak
NKRI sampai sekarang bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundangan yang berlak
PERINCIAN KEWENANGAN DESA
BERDASARKAN HAK ASAL-USUL
Permendagri No. 44 Tahun 2016, Pasal 7,

Paling sedikit terdiri atas :


1. Sistem Organisasi Masyarakat Adat;
2. Pembinaan Kelembagaan Masyarakat;
3. Pembinaan Lembaga Dan Hukum Adat;
4. Pengelolaan Tanah Kas Desa; Dan
5. Pengembangan Peran Masyarakat Desa.
Permendagri No. 44 Tahun 2016, Pasal 10,
APA ITU KEWENANGAN LOKAL
BERSKALA DESA ?
Penjelasan Pasal 19 (b), UU No. 6 Tahun 2014

KEWENANGAN LOKAL
BERSKALA DESA
adalah
Kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat Desa yang telah dijalankan oleh Desa atau mampu dan
efektif dijalankan oleh Desa atau yang muncul karena perkembangan
Desa dan prakarsa masyarakat Desa, antara lain tambatan perahu,
pasar Desa, tempat pemandian umum, saluran irigasi, sanitasi

merupakan turunan dari konsep


kewenangan yang lahir karena
subsidiaritas,  yang berarti bahwa urusan
prakarsa dari desa sesuai dengan
berskala lokal yang sangat dekat dengan
kemampuan, kebutuhan dan
masyarakat sebaik mungkin diputuskan dan
kondisi lokal desa.
diselesaikan oleh organisasi lokal (dalam hal ini
adalah desa), tanpa harus ditangani oleh
organisasi yang lebih tinggi.
PERINCIAN KEWENANGAN LOKAL
BERSKALA DESA
Permendagri No. 44 Tahun 2016, Pasal 8,

Paling sedikit terdiri atas :


1. pengelolaan tambatan perahu;
2. pengelolaan pasar Desa;
3. pengelolaan tempat pemandian umum;
4. pengelolaan jaringan irigasi;
5. pengelolaan lingkungan permukiman masyarakat Desa;
6. pembinaan kesehatan masyarakat dan pengelolaan pos
pelayanan terpadu;
7. pengembangan dan pembinaan sanggar seni dan belajar;
8. pengelolaan perpustakaan Desa dan taman bacaan;
9. pengelolaan embung Desa;
10. pengelolaan air minum berskala Desa; dan
11. pembuatan jalan Desa antarpermukiman ke wilayah
pertanian.
KRITERIA
KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA
Permendagri No. 44 Tahun 2016, Pasal 11,

1. sesuai kepentingan masyarakat Desa;


2. telah dijalankan oleh Desa;
3. mampu dan efektif dijalankan oleh Desa;
4. muncul karena perkembangan Desa dan prakarsa
masyarakat Desa; dan
5. program atau kegiatan sektor yang telah
diserahkan ke Desa.
KEWENANGAN YANG DITUGASKAN OLEH
PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH PROVINSI, ATAU
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA ?
KEWENANGAN YANG DITUGASKAN OLEH PEMERINTAH,
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI, ATAU PEMERINTAH
DAERAH KABUPATEN/KOTA

kewenangan dalam hal ini Penugasan Pemerintah,


tidak bermakna “mengatur”, Pemerintah Provinsi, atau
melainkan bermakna Pemerintahan Kabupaten/Kota
“mengurus” atau mengelola, kepada Desa dalam
menjalankan atau melaksanakan sebagian
pelaksanaan urusan
melaksanakan.
pemerintahan konkuren
Perincian Kewenangan yang ditugaskan dari
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota kepada Desa
Permendagri No. 44 Tahun 2016, Pasal 9,

Meliputi:
•penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
•pelaksanaan Pembangunan Desa;
•pembinaan kemasyarakatan Desa; dan
•pemberdayaan masyarakat Desa.
CONTOH
PENUGASAN KEPADA DESA
1. penerbitan berbagai surat keterangan dan
pengantar,
2. distribusi beras sejahtera dan pupuk bersubsidi;
3. pengawasan pencemaran limbah industri;
4. Pembinaan dan pengawasan terhadap
pertambangan rakyat;
5. pengawasan pencemaran limbah industri
KEWENANGAN YANG DITUGASKAN OLEH PEMERINTAH,
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI, ATAU PEMERINTAH
DAERAH KABUPATEN/KOTA
Permendagri No. 44 Tahun 2016, Pasal 12,
KEWENANGAN LAIN YANG DITUGASKAN OLEH PEMERINTAH,
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI, ATAU PEMERINTAH
DAERAH KABUPATEN/KOTA SESUAI DENGAN KETENTUAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

kewenangan lain dalam hal


berbagai undang-
ini tidak bermakna
“mengatur”, melainkan undang sektoral yang
bermakna “mengurus” atau bersentuhan dengan
mengelola, menjalankan atau desa
melaksanakan.
Beberapa contoh undang-undang yang
memberi penugasan kepada desa
UU No. 23/2006 tentang Administrasi Kependudukan yang menegaskan:
Kabupaten/kota melakukan penugasan kepada desa untuk menyelenggarakan
sebagian urusan Administrasi Kependudukan berdasarkan asas tugas pembantuan;
Surat Keterangan Pindah Datang Penduduk Warga Negara Indonesia dalam satu
desa/kelurahan, Surat Keterangan Pindah Datang Penduduk Warga Negara
Indonesia antardesa/kelurahan dalam satu kecamatan, Surat Keterangan
Kelahiran untuk Warga Negara Indonesia

UU No. 16/2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan


menegaskan bahwa pos penyuluhan desa bersifat nonstruktural dan merupakan
urusan yang diserahkan kepada desa. Artinya desa membentuk, mengatur,
mengelola, membiayai dan membina pos penyuluhan desa
KEWENANGAN LAIN YANG DITUGASKAN OLEH
PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH PROVINSI, ATAU
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA SESUAI DENGAN
KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Permendagri No. 44 Tahun 2016, Pasal 13,
KEWENANGAN DESA ADAT
Permendagri No. 44 Tahun 2016, Pasal 15,

1. Penataan kewenangan Desa berlaku mutatis


mutandis bagi penataan kewenangan Desa Adat

2. Jenis kewenangan Desa berlaku mutatis


mutandis bagi jenis kewenangan Desa Adat.
Permendagri No. 44 Tahun 2016, Pasal 16,

PERINCIAN KEWENANGAN BERDASARKAN


HAK ASAL-USUL DESA ADAT
1. pengaturan dan pelaksanaan pemerintahan berdasarkan susunan asli;
2. pengaturan dan pengurusan ulayat atau wilayah adat;
3. pelestarian nilai sosial budaya Desa Adat;
4. penyelesaian sengketa adat berdasarkan hukum adat yang berlaku di
Desa Adat dalam wilayah yang selaras dengan prinsip hak asasi manusia
dengan mengutamakan penyelesaian secara musyawarah;
5. penyelenggaraan sidang perdamaian peradilan Desa Adat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
6. pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa Adat
berdasarkan hukum adat yang berlaku di Desa Adat; dan
7. pengembangan kehidupan hukum adat sesuai dengan kondisi sosial
budaya masyarakat Desa Adat.
PENYELENGGARAAN
HAK ASAL USUL DESA ADAT
Permendagri No. 44 Tahun 2016, Pasal 17,

Paling sedikit, meliputi:


1.penataan sistem organisasi dan kelembagaan masyarakat adat;
2.pranata hukum adat;
3.pemilikan hak tradisional;
4.pengelolaan tanah ulayat;
5.kesepakatan dalam kehidupan masyarakat Desa Adat;
6.pengelolaan tanah kas Desa Adat;
7.pengisian jabatan Kepala Desa Adat dan Perangkat Desa Adat;
dan
8.masa jabatan Kepala Desa Adat dan Perangkat Desa Adat.
Permendagri No. 44 Tahun 2016, Pasal 18,

Perincian kewenangan lokal berskala Desa dan


kewenangan yang ditugaskan dari Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota kepada Desa

BERLAKU MUTATIS MUTANDIS

BAGI DESA ADAT


Permendagri No. 44 Tahun 2016, Pasal 19,
Permendagri No. 44 Tahun 2016, Pasal 18,

Kriteria kewenangan lokal berskala Desa dan kriteria


kewenangan yang ditugaskan dari Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
kepada Desa, dan kriteria kewenangan lain yang ditugaskan
oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi atau Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan perundang-
undangan

BERLAKU MUTATIS MUTANDIS

BAGI DESA ADAT


TATA CARA PELAKSANAAN
KEWENANGAN DESA DAN DESA ADAT
Permendagri No. 44 Tahun 2016,
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat
Pasal 7, Pasal 8 dan Pasal 21,
melakukan identifikasi dan inventarisasi
kewenangan berdasarkan hak asal usul / lokal
skala desa lainnya dengan mengikutsertakan
Pemerintah Desa. Rancangan Peraturan Bupati/Walikota
tentang daftar kewenangan Desa dan
Desa Adat, paling sedikit memuat:
Hasil identifikasi dan inventarisasi kewenangan 1.jenis kewenangan Desa dan Desa Adat
berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berdasarkan hak asal-usul dan
berskala Desa kewenangan lokal berskala Desa dan
Desa Adat;
2.kriteria kewenangan Desa dan Desa
Adat;
Menyusun rancangan Peraturan Bupati/Walikota 3.mekanisme pelaksanaan kewenangan
tentang daftar kewenangan Desa dan Desa Adat Desa dan Desa Adat;
berdasarkan hak asal-usul dan kewenangan lokal 4.evaluasi dan pelaporan pelaksananan
berskala kewenangan Desa dan Desa Adat;
5.pendanaan.
Permendagri No. 44 Tahun 2016, Pasal 22,
Lanjutan
TATA CARA PELAKSANAAN
KEWENANGAN DESA DAN DESA ADAT

Rancangan Peraturan Bupati/Walikota tentang daftar kewenangan Desa dan


Desa Adat sebelum ditetapkan oleh Bupati/Walikota DIKONSULTASIKAN
kepada Gubernur

Gubernur dalam melakukan KONSULTASI atas Rancangan Peraturan


Bupati/Walikota tentang rincian daftar kewenangan Desa BERKOORDINASI
dengan Menteri

Hasil koordinasi Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi dasar
diterbitkannya rekomendasi Gubernur kepada Bupati/Walikota.
Bupati/Walikota menetapkan Peraturan Bupati/Walikota tentang daftar
kewenangan Desa dan Desa Adat paling lama tujuh hari setelah
mendapatkan rekomendasi
TATA CARA PELAKSANAAN
KEWENANGAN DESA DAN
DESA ADAT

Permendagri No. 44 Tahun 2016,


Pasal 23,

Peraturan Desa
sebagaimana dimaksud
sesuai dengan situasi,
kondisi, dan kebutuhan
lokal Desa yang
bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai