Anda di halaman 1dari 9

TEKSTUR DAN KELARUTAN POLIMER

Ada 3 faktor yang mempengaruhi tekstur dan


kelarutan polimer

pengaruh tekstur dan


perbedaan ukuran struktur ruang
antara polimer dan polimer, misalnya Temperatur
pelarut (perbedaan ikatan silang dan
BM) kristinitas tinggi

Ada dua kemungkinan penyebab kenapa polimer tidak dapat larut, yaitu
ikatan silang banyak dan kristalinitas tinggi. Agar polimer dapat larut maka
∆G antaraksi polimer-pelarut harus kecil (nol atau negatif).

1
KINETIKA PENGGEMBUNGAN
dengan makin
banyaknya molekul Setelah
Penggembungan
pelarut maka penggembungan,
(swelling)
ikatan antara baru berlangsung
berlangsung dalam molekul pelarut
rantai-rantai akan pelarutan (sistem
dua tahap masuk ke dalam pori-
putus sehingga homogen).
pori polimer, polimer
dihasilkan sistem
menggelembung dan
polimer dalam
ikatan antara rantai-
pelarut.
rantai menjadi lemah
sehingga dihasilkan
sistem pelarut dalam
polimer.

Kinetika penggembungan dapat digambarkan antara derajat penggembungan α,


dengan waktu t, α= f(t). Penggembungan berlangsung sampai nilai maksimum
α
(1)
tertentu, αmaks(1) > αmaks(2). Bila kurva menjadi negatif berarti ada
(2 ketidakmurnian yang turut larut dalam pelarut. Kelarutan dapat digambarkan
)
dengan hukum fasa. Hukum fasa untuk molekul biasa adalah,
υ= C-P + 2
dimana v, C, P masing-masing adalah derajat kebebasan, jumlah komponen dan
jumlah fasa. Sedangkan angka 2 menyatakan variabel tekanan dan temperatur.
Fungsi diagram fasa adalah menyatakan keadaan fasa dari zat.
Waktu (t)
2
KINETIKA PENGGEMBUNGAN

Diagram fasa dapat digambarkan seperti pada gambar berikut


 

P
T

Cair

Pad B
at Gas
C

Komposisi Komposisi

diagram fasa untuk sistem satu


diagram fasa untuk sistem dua
komponen (air,dsb)
komponen (air+benzene, dsb)
 
KINETIKA PENGGEMBUNGAN
Pada sistem satu komponen (H 2O), derajat kebebasan pada titik A, B, dan C (triple) masing-masing adalah
v = 1-1+2=2

v = 1-2+2=3

v = 1-3+2=0
Bila sistem ditinjau pada P tetap atau T tetap maka
v = C-P + 1
dan T tetap
v = C-P
misal sistem dua komponen maka
v=2–P
dengan sistem satu fasa maka
v = 2 – 1 =1
Pada sistem polimer, misalnya campuran polimer dan pelarut (sistem biner, 2 komponen), digambarkan dalam diagram
temperatur-komposisi fraksi mol (T-N(dimana fraksi mol polimer N2 adalah

g2
n1 M2
N2  
n2  n1 g 2 g
 1
M2 M1
KINETIKA PENGGEMBUNGAN T
Simbol 1,2,d,N2,M masing-masing adalah pelarut, polimer, berat, fraksi
mol zat terlarut, berat molekul (polimer). Komposisi dapat juga
dinyatakan dengan fraksi volum dan fraksi berat.

ϖ = fraksi berat 0 N2 (fraksi mol)

g Dari gambar diatas terlihat bahwa semakin besar


 1 berat molekul polimernya atau M1>M2>M3, maka
Ф= fraksi volum g1  g 2 semakin tinggi puncak maksimumnya. Titik
maksimum disebut titik kritik. Titik kritik ada dua
LCST (lower critical solution temperature) dan
v1 UCST (upper critical solution temperature).  
1  M1
1 fasa

v1  v2 T

v2 M2

2 
v1  v2 M3

1  2  1 2 fasa

Ф2
Pada sistem dengan UCST

Fasa heterogen terdiri atas dua macam fasa yaitu :

 Polimer dalam pelarut


 Polimer dalam polimer

contohnya sistem pliisobutilen dalam benzene dan selulosa asetat dalam CHCl 3.
Dalam sistem ini kelarutan akan bertambah dengan kenaikan temperatur.

Pada sistem dengan LCST, Pemanasan tidak memperbesar larutan. Contohnya adalah sistem polihidroksipropilen-diol dalam
air polihidroksipropilen gliko dalam air. Pada sistem ini bila temperatur turun maka kelarutan bertambah.

LCST ada dua macam yaitu :

 LSCT dibawa titik didih dari pelarut, dimana terjadi ikatan hidrogen antara
komponen-komponennya sehingga sukar larut. Untuk jenis ini, makin besar
massa molekul makin rendah LCST.
 LSCT untuk komponen yang hampir sama struktrurnya. Contohnya ada
sistem polipropilen (PP) dalam n-alkana polivinilalkohol (PVA) dalam air.
Jenis air ini lebih mudah larut. Ada sistem yang mempunyai UCST dan
LCST.
Pada larutan polimer, perubahan non kimia (fisik) yang terjadi adalah

 agregasi
 asosiasi
 solvasi

Agregasi atau solvasi merupakan peristiwa dimana beberapa molekul bergabung membentuk partikel lebih jelas.
Pada asosiasi antaraksi antar molekul sejenis. Pada agregasi dan sovasi antaraksi dapat antar ion. Gaya yang
bekerja adalah gaya van der waals, ikatan hidrogen pada asosiasi. Antaraksi pada agragasi dan solvasi dapat berupa
ikatan ion.
Umur agregat tergantung pada waktu relaksasi yaitu waktu yang diperlukan untuk mencapai setimbang dalam
pembentukan agragat. Bila temperatur naik maka waktu relaksasi turun sehingga agragat mengecil. Faktor yang
berperan pada pembentukan agragat adalah

 Energi antaraksi
 Bentuk dan ukuran molekul
 gerak termal

Bila gaya antaraksi antar molekul sejenis lebih besar dari yang tidak sejenis maka terjadi asosiasi. Bila temperatur
naik, maka asosiat mudah pecah dan mudah larut. Bila gaya antaraksi antar molekul sejenis lebih kecil dari yang
tidak sejenis maka terjadi solvasi. Bila temperatur naik maka partikel mudah pecah dan bertambah kelarutan
barkurang.
Bahan yang mudah larut kadang-kadang sukar dikeringkan. Cara penegeringannya adalah lewat penguapan dan
pendesakan atau penggeseran pelarut. Contohnya adalah zat dengan pelarut air dan metanol. Metanol mengusir air.
Metanol lebih mudah diuapkan (metode inklusi). Pada asosiasi, dalam larutan encer molekul terpisah (terbentuk partikel
tunggal). Bila larutan pekat maka terjadi asosiasi (ada antaraksi antar polimer). Asosiat/agret dalam keadaan padat
membentuk struktur sterulit dan struktur lamellae.

Gambar struktur serulit

Ketahanan bahan terhadap pelarut tergantung dari bahan dan aditifinya. Contohnya adalah karet alam akan
menggembang dalam benzene. Bila dilakukan perlakuan karet alam atau karet sintetik dengan penambahan aditif (C, S, Zn,
O) maka terjadi proses atau reaksi diepoksidasi sehingga diperoleh bahan yang tidak menggembung pada pelarut.
TERMODINAMIKA LARUTAN POLIMER

 Untuk campuran biasa berlaku hukum,


∆GA =

Dimana
  ∆GA adalah perubahan energy bebas pengenceran akibat perpindahan molekul dari keadaan murni
dengan tekanan uap ke keadaan campuran/larutan dengan tekanan uap P A K adalah tetapan Boltzmann dan t
adalah temperatur absoult. Untuk larutan ideal berlaku,

  PA =

  ∆GA = Dari rumusan ∆S disamping maka harganya selalu positif. Larutan


∆Gcampuran = NA∆GA + NB∆GB polimer adalah tak ideal sehingga menyimpang dari hukum Roult.
kemungkinan penyimpangan,
  = NA + NB
  = + NB ∆H = 0 dan ∆S tidak sesuai (dapat negatif)
∆H ≠ 0 (menyimpang), ∆S ideal positif
∆H ≠ 0 (menyimpang), ∆S menyimpang
∆G = ∆H – TdS
∆Hcampuran = 0 (larutan ideal)
  ∆S = -k ( + NB

Anda mungkin juga menyukai