Anda di halaman 1dari 11

PENGENDALIAN

RESIKO

NAMA KELOMPOK :

1 . YA N T I T I TA N I A ( 2 0 1 7 11 1 0 2 0 0 0 6 )
2 . V I R A L U S I A N A ( 2 0 1 7 111 0 2 0 0 0 7 )
3 . Q O R I N U R F I T R I A ( 2 0 1 7 111 0 2 0 0 0 9 )
4 . Y U L I S U L I S T I AWA T I ( 2 0 1 7 1 1 1 0 2 0 0 1 6 )
5 . S I S T I A N A M A R G I A S I H ( 2 0 1 7 111 0 2 0 0 3 9 )
PENGERTIAN PENGENDALIAN RESIKO

Pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang merupakan


pengukuran dan koreksi semua kegiatan di dalam rangka memastikan bahwa
tujuan dan rencana perusahaan dapat terlaksana dengan baik. Sedangkan resiko
dapat diartikan sebagai kans kerugian, kemungkinan kerugian, atau
ketidakpastian
Pengendalian risiko merupakan suatu proses yang dilakukan manajer setelah
mengidentifikasi,  pengukuran dan koreksi atas semua kegiatan yang bepotensi
menghasilkan risiko/kerugian dalam rangka memastikan bahwa tujuan-tujuan
dan rencana-rencana organisasi/perusahaan dapat terlaksana dengan baik.
Dengan kata lain, pengendalian risiko adalah suatu tindakan atau usaha untuk
menyelamatkan perusahaan dari kerugian.
METODE PENGENDALIAN RESIKO
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan (perusahaan)
untuk meminimumkan risiko kerugian , antara lain:
1. Melakukan pencegahan dan penggurangan terhadap
3. Melakukan pengendalian terhadap risiko,
kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan
contohnya melakukan hedging(perdagangan
kerugian, misalnya membangun gedung dengan
berjangka) untuk menanggulangi risiko
bahan-bahan yang anti terbakar untuk mencegah
kelangkaan dan fluktuasi harga dan bahan
bayaya kebakaran, memagari mesin-mesin untuk
baku/pembantu yang diperlukan.
menghindari kecelakaan kerja,melakukan
pemeliharaan dan penyimpanan yang baik terhadap 4. Mengalihkan/memindahkan risiko kepada
bahan dan hasil produksi untuk menghindari risiko pihak lain, yaitu dengan cara mengadakan
pencurian dan kerusakan, mengadakan pendekatan kontrak pertanggungan (asuransi) dengan
kemanusiaan untuk mencegah terjadinya pemogokan, perusahaan asuransi terhadap risiko tertentu,
sabotase dan pengacuan. dengan membayar sejumlah premi asuransi
2. Melakukan retensi, mentolerir membiarkan yang telah ditetapkan, sehingga perusahaan
terjadinya kerugian, dan untuk mencegah asuransi akan mengganti kerugian bila betul-
tergantungnya operasi perusahaan akibat kerugian betul terjadi kerugian yang sesuai perjanjian.
tersebut disediakan sejumlah dana untuk
menanggulanginya (contoh: pos biaya lain-lain atau
tak terduga dalam anggaran perusahaan).
CARA MENENTUKAN SUATU KOMBINASI TEKNIK-TEKNIK
YANG TEPAT, GUNA MENANGGULANGI KERUGIAN/ RISIKO

2. Low probability, high impact : 3. High probability,


1. HighProbability, Respon paling tepat untuk tipe low impact :
High Impact: risiko ini adalah dihindari dan jika
mitigasi risiko dan
Risiko jenis ini masih terjadi, maka lakukan
mitigasi risiko serta kembangkan kembangkan
umunya dihindari
contingency plan. contingency plan.

4. Low probability, low impact : efek dari


risiko ini dapat dikurangi, namun 5. Contingency plan: Artinya
biayanya dapat saja melebihi dampak rencana cadangan/plan B yang
yang dihasilkan. Dalam kasus ini dipersiapkan untuk risiko
mungkin lebih baik untuk menerima apabila benar-benar terjadi.
efek dari risiko tersebut.
ANALISA HAZARD
Analisa Bahaya Pekerjaan /Job Hazard analysis adalah salah satu tehnik dimana
memusatkan tugas-tugas dalam pekerjaan sebagai langkah untuk mengidentifikasi bahaya
sebelum kecelakaan terjadi. Ini berfokus pada hubungan antara pekerja, tugas, peralatan dan
lingkungan tempat kerja.

Mengapa Analisa Bahaya Pekerjaan/Job Hazard analysis penting ?


Kebanyakan kecelakaan yang mengakibatkan kematian sering terjadi di tempat kerja. 
Keselamatan dan kesehatan Kerja dapat menjadi nilai tambah dalam bisnis, pekerjaan. Anda
dapat membantu dalam upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan
membuat prosedur kerja yang tepat dan memastikan bahwa semua pekerja diberi pelatihan
secara baik.
Salah satu langkah dalam menentukan prosedur kerja adalah melakukan analisa bahaya
pekerjaan/JHA (Job Hazard Analysis). Analisa Bahaya pekerjaan/Job Hazard Analysis adalah
salah satu komponen dari sebuah komitmen besar pada sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja.
Nilai pada Job Hazard Analysis Pekerjaan yang sesuai untuk dilakukan JHA
• Pekerja dapat menggunakan temuan pada • Analisa Bahaya Pekerjaan/Job Hazard
job hazard analysis untuk menghilangkan analysis dapat dilakukan pada semua
dan mencegah bahaya di tempat kerja.  Hal pekerjaan dalam tempat kerja manapun.
ini  untuk menurunkan angka kecelakaan Antara lain;
dan penyakit akibat kerja yang efektif dalam • Pekerjaan dengan angka kecelakaan dan
metode kerja, mengurangi biaya kompensasi penyakit akibat kerja yang tinggi.
pekerja dan meningkatkan produktivitas
• Pekerjaan dengan potensi untuk
pekerja.  Analisa bahaya pekerjaan dapat
menyebabkan keparahan atau cacat
menjadi alat yang efektif dalam memberikan
permanen/penyakit, bahkan jika tidak ada
pengetahuan kepada karyawan baru  dalam
riwayat kecelakaan kerja
melakukan perkerjaan yang aman.
• Job Hazard Analysis menjadi efektif apabila • Pekerjaan dimana kesalahan
pihak Top manajemen menunjukan manusia/human error dapat menyebabkan
komitmen pada keselamatan dan kesehatan kecelakaan atau cidera.
kerja, sebaliknya manajemen akan • Pekerjaan dimana operasi baru atau
kehilangkan kredibilitas serta pekerja akan mempunyai perubahan yang dialami dalam
kecewa kepada manajemen ketika kondisi proses dan prosedur
atau pontensi bahaya tidak dikendalikan. • Pekerjaan yang cukup komplek atau
berisiko tinggi.
CONTOH KASUS PT KAI
BERIKUT ADALAH PENYEBAB DARI RISIKO-RISIKO YANG TELAH DIIDENTIFIKASI
No Risiko Operasional PT KAI Penyebab
1. Sebagian besar sarana dan suku cadang transportasi
Keterbatasan suplai suku cadang
kereta api harus diimpor
2. Gangguan dan kerusakan pada rel, peralatan ·   Kekeliruan pada perencanaan.
persinyalan dan listrik aliran atas ·   Kekeliruan saat pembangunan/pelaksanaan
konstruksi.
·   Material yang digunakan kurang baik.
·   Kesalahan pada saat pemakaian jalan rel (over
load, kecepatan yang tidak merata/mendadak).
·   Kondisi alam setempat dan kondisi cuaca.
·   Akibat bencana alam.
·   Pemadaman listrik.
·   Rusaknya pantograf/panel listrik kereta api

3. ·  Tingginya animo masyarakat terhadap penggunaan


Meledaknya pengguna jasa transportasi pada jasa transportasi kereta api
musim-musim tertentu ·  Mobilitas penduduk antardaerah perkotaan yang
sangat masif
4. Minimnya jumlah stasiun yang dapat ·  Kondisi infrastruktur di beberapa stasiun masih
dioptimalkan belum maksimal
·  Minimnya gerai usaha/bisnis yang tersedia di
stasiun

5. Pada 2013 terdapat perubahan peraturan


Perseroan tidak dapat mengambil keuntungan
mengenai tariff angkutan kereta api kelas
dengan menaikkan tarif
ekonomi. Tarif angkutan Kereta Api kelas
ekonomi ditetapkan oleh Pemerintah.
6. Kebakaran dan kecelakaan kereta api ·   Perusahaan tidak mengasuransikan aset tetap
terhadap risiko kecelakaan, kebakaran dan jenis
risiko kerugian lainnya
·   Kendala teknis berupa gangguan komunikasi
dan sistem persinyalan
·   Minimnya budaya keselamatan pengguna jalan
·   Kerusakan prasarana kereta api
·   Kurangnya pengendalian perawatan dan
keselamatan kereta api
Pengendalian Risiko Operasional PT KA
No. Risiko Operasional PT KAI Perlakuan (Pengendalian Risiko)
1. Pengaturan penggunaan dan suplai suku cadang yang
Keterbatasan suplai suku cadang
lebih baik.
2. Gangguan dan kerusakan pada rel, peralatan ·  Optimalisasi perawatan prasarana, ketelitian
persinyalan dan listrik aliran atas pemeriksaan, serta kerjasama tim yang baik.
·  Mempercepat pembangunan atau penyelesaian
infrastruktur pendukung (stasiun loading-
unloading).
·  Penambahan daya listrik dan penambahan sinyal
dan stasiun.
·  Peremajaan gerbong kereta api, renovasi dan
sterilisasi stasiun.
3. ·  Memperbanyak point of sales untuk penjualan
tiket bekerjasama dengan mitra eksternal.
·  Melakukan sosialisasi dan promosi
medianasional terkait penjualan tiket kereta
menjelang peak season.
Meledaknya pengguna jasa transportasi pada
·  Persiapan posko angkutan menjelang peak
musim-musim tertentu
season.
·  Persiapan kereta api tambahan.
·  Peningkatan bandwidth dan kemudahan
akses ke website untuk memfasilitasi
pemesanan tiket secara online.
4. ·  Penyiap-siagaan backup systems.
·  Prosedur kerja untuk sistem pemadam
kebakaran, tangga darurat.
·  Coverage asuransi untuk meminimalkan
kerugian/dampak negatif.
Kebakaran dan kecelakaan kereta api
·  Pengendalian budaya keselamatan oleh polisi
khusus kereta, petugas palang pintu kereta, dan
sosialisasi secara berkala.
·  Pendidikan dan pelatihan dasar pemadam
kebakaran.
5. ·  Memanfaatkan teknologi informasi untuk
memperbaiki proses perencanaan dan operasi
Keterlambatan jadwal keberangkatan dan
untuk meningkatkan keselamatan, ketepatan
kedatangan
waktu, pelayanan, dan keamanan.
·  Mengurangi toleransi terhadap keterlambatan.
6. ·  Penajaman survey/perencanaan
·  Amandemen kontrak, memastikan pasal-pasal
pengaman risiko proyek.
Penyimpangan biaya realisasi proyek
·  Memastikan kualifikasi dan seleksi penyedia
barang/jasa dan supervisi serta pengujian mutu
secara ketat
KESIMPULAN
  Pengendalian risiko merupakan suatu proses yang dilakukan perusahaan setelah mengidentifikasi,  pengukuran dan
koreksi atas semua kegiatan yang bepotensi menghasilkan risiko/kerugian dalam rangka memastikan bahwa tujuan-tujuan
dan rencana-rencana organisasi/perusahaan dapat terlaksana dengan baik. Dengan kata lain, pengendalian risiko adalah
suatu tindakan atau usaha untuk menyelamatkan perusahaan dari kerugian. Memang resiko dalam perusahaan pasti ada,
resiko tidak bisa dihilangkan tetapi resiko bisa diminimalkan dampaknya.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada
bidang transportasi. Satuan pengawasan internal sebagai bagian dari BUMN yang melaksanakan fungsi pengendalian dan
pengawasan mau tidak mau harus meningkatkan perannya, sehingga keberadaanya dapat menunjang profesionalitas
BUMN. Berdasarkan hasil evaluasi risiko, PT KAI menghadapi risiko prioritas berupa kebakaran, kecelakaan kereta api,
dan bencana alam, sarana dan prasarana (keterbatasan suplai suku cadang, keterbasan kapasitas Depo/Balai Yasa,
gangguan dan kerusakan pada rel, peralatan persinyalan, dan listrik aliran atas), dan kemitraan (terbatasnya mitra
pengguna angkutan barang). Dari penyebab risiko yang terjadi di PT Kereta Api Indonesia (Persero), ditemukan adanya 28
macam risiko yang teridentifikasi. Dari 28 macam risiko tersebut adalah risiko operasional PT Kereta Api Indonesia
(Persero). Namun setelah dilihat bahwa dari 28 risiko yang teridentifikasi, 13 risiko berklasifikasi rendah, sehingga hanya
ada 15 risiko berklasifikasi tinggi dan sedang yang kemudian dilakukan langkah pengendalian risiko, guna meminimalisir
bahkan menghindari risiko buruk yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai