Anda di halaman 1dari 55

Kesuburan Tanah dan Pemupukan

Pertambahan jumlah Meningkatnya kebutuhan hidup


penduduk (Pangan)
Perluasan areal pertanian, pemanfaatan
teknologi pertanian untuk peningkatan
Perlunya produksi pertanian ( Pemupukan, seleksi
tanaman, pemberantasan hama, penyediaan
air yang cukup)
Kesuburan Tanah

Ketersediaan
Tanah Unsur Hara
C,H,O,N,P,K,Ca,Mg,S,
Fe,Mn,B,Zn,Mo,Cu,Cl
• Menurut Utomo dkk.,2015, Kesuburan tanah
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
produktivitas tanah
• Ada tujuh faktor utama yang menentukan kesuburan
tanah :
1. Bahan organik tanah
2. Tekstur tanah
3. Kedalaman tanah
4. Kadar hara
5. Sifat koloidal tanah
6. Reaksi tanah
7. Unsur meracun
• Kesuburan tanah : Kemampuan tanah dalam
mendukung pertumbuhan tanaman yaitu
menyediakan unsur hara esensial yang cukup
untuk pertumbuhan tanaman (Foth dan
Ellis,1997)
“Hukum Minimum”

Hasil Tanaman ditentukan oleh jumlah.......


Pengertian Pupuk

• Dalam arti luas, pupuk adalah suatu bahan yang


digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi
tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan
tanaman (Rosmarkam dan Yuwono, 2001).
• Penggunaan pupuk di Indonesia dari tahun ke tahun
selalu mengalami peningkatan dikarenakan pemakaian
pupuk secara langsung dapat menaikkan produksi
tanaman, dan pada masa mendatang, penggunaan
pupuk akan selalu bertambah mengingat produksi
pupuk juga selalu meningkat.
Klasifikasi Pupuk

Pupuk Organik: Pupuk yang berupa


senyawa organik. Kebanyakan pupuk alam
tergolong pupuk organik (pupuk kandang,
kompos dan guano)
Pupuk
Berdasarkan
Senyawanya
Pupuk Anorganik : pupuk dari senyawa
anorganik (hampir semua pupuk
buatan )
Produktivitas Tanah

Merupakan kapasitas tanah untuk memproduksi hasil


(yield) tertentu dengan pengelolaan optimum (Foth
dan Ellis, 1997)
• Tanah dapat saja mengandung unsur hara dalam
jumlah cukup dan seimbang serta mempunyai sifat-
sifat baik lainnya, tetapi jika tanah tersebut
dibiarkan tidak dikelola, makan tidak akan mampu
menghasilkan tanaman sesuai yang diinginkan
(Produktif)
Pupuk Organik

• Pentingnya Pupuk Organik


Berawal dari kekhawatiran para ahli lingkungan terhadap
pemakaian pupuk mineral yang berasal dari pabrik
karena dapat menambah tingkat polusi tanah yang
akhirnya berpengaruh juga terhadap kesehatan manusia.
Hal ini terjadi dikarenakan sumber makanan kita adalah
hewan yang mengkonsumsi tanaman atau berupa
tanaman yang mengambil hara dari tanah, demikian pula
pencemaran air tanah yang juga disebabkan oleh
pemupukan yang berlebihan.
• Berdasarkan hal tersebut, maka semakin
berkembang alasan untuk mengurangi penggunaan
pupuk mineral agar manusia terhindar dari dampak
polusi tersebut.
• Upaya pembudidayaan tanaman dengan pertanian
organik merupakan usaha untuk dapat mendapatkan
bahan makanan tanpa penggunaan pupuk anorganik.
Pupuk Organik

• Beberpa Sifat baik pupuk organik terhadap


kesuburan tanah (Rosmarkam dan Yuwono, 2001)
a. Bahan organik dalam proses mineralisasi akan
melepaskan hara tanaman yang lengkap
(N,P,K,Ca,Mg,S, serta hara mikro) dalam jumlah
tidak tentu dan relatif kecil
b. Bahan organik dapat memperbaiki struktur
tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan
untuk diolah dan mudah ditembus akar
c. Bahan organik dapat mempermudah pengolahan tanah-tanah
yang berat
d. Bahan organik membuat permeabilitas tanah menjadi lebih baik;
menurunkan permeabilitas pada tanah bertekstur kasar (pasiran)
dan meningkatkan permeabilitas pada tanah bertekstur lempungan
e.Bahan organik meningkatkan KTK sehingga kemampuan mengikat
kation menjadi lebih tinggi. Akibatnya, jika tanah yang dipupuk
dengan bahan organik dengan dosis tinggi, hara tanaman tidak
mudah tercuci
f. Bahan organik memperbaiki kehidupan biologi tanah menjadi
lebih baik karena ketersediaan makan lebih terjamin
g. Bahan organik mengandung mikrobia dalam
jumlah cukup yang berperanan dalam proses
dekomposisi bahan organik
h. Bahan organik dapat meningkatkan daya sangga
(buffering capasity) terhadapa goncangan perubahan
drastis sifat tanah
Beberapa sifat kurang baik dari bahan organik terhadap tanah
(Rosmarkam dan Yuwono, 2001)

• Bahan organik yang mempunyai C/N masih tinggi berarti masih


mentah. Kompos yang belum matang (C/N tinggi) dianggap
merugikan karena bila diberikan langsung kedalam tanah. Sebab,
bahan organik tersebut akan diserang oleh mikrobia (bakteri
maupun fungi) untuk memperoleh energi. Dengan demikian,
populasi mikrobia yang tinggi memerlukan juga hara tanaman
untuk tumbuhan dan berkembangbiak. Hara yang seharusnya
digunakan oleh tanaman digunakan oleh mikrobia. Dengan kata
lain, mikrobia bersaing dengan tanaman untuk memperebutkan
hara yang ada.
• Bahan organik yang berasal dari sampah kota atau limbah industri
sering mengandung mikrobia patogen dan logam berat yang
berpengaruh buruk terhadap tanaman, hewan dan manusia.
Berdasarkan Pupuk organik sisa hasil
Asalnya, pupuk pertanian, pupuk kandang,
organik pupuk hijau, gambut, dan
digolongkan limbah industri
menjadi
Pupuk Hijau

Merupakan tanaman atau bagian-bagian yang masih muda yang


dibenamkan ke dalam tanah dengan tujuan untuk menambah
bahan organik serta unsur hara, terutama unsur Nitrogen kedalam
tanah(Hakim dkk, 1986)

Merupakan pupuk yang berasal dari sisa tanaman legum.


Kemampuan tanaman legum mengikat N udara dengan bantuan
bakteri penambat N menyebabkan kadar N dalam tanaman relatif
tinggi. Akibatnya pupuk hijau dapat diberikan dekat waktu
penanaman tanpa harus mengalami proses pengomposan lebih
dulu sebagaimana sisa-sisa tanaman pada umumnya. (Rosmarkam
dan Yuwono, 2001)
Pupuk hijau adalah jenis-jenis tanaman yang ditanam karena
kemampuannya memperbaiki tanah dan tanaman yang akan
ditanam berikutnya (Munawar, 2011)
Beberapa Jenis Tanaman Pupuk Hijau
• Crotalaria juncea
• Critalaria anagyroides
• Crotalaria usaramensis
• Tephrosia vogelii, Tephrosia candida
• Calapogonium mucunoides
• Pupuk hijau (legum) dibagi ke
dalam tiga golongan:
1. Pupuk hijau yang berbentuk pohon: dipakai sebagai
pohon pelindung, contoh : Leucena glauca
/lamtoro, sesbania grandiflora (turi putih)
2. Pupuk hijau berbentuk perdu, biasanya dipakai
untuk tanaman, misalnya Crotalaria sp
3. Pupuk hijau berbentuk semak yang lunak
batangnya, misalnya Calopogonium muconoides
Pupuk Hijau Crotalaria
Pupuk Hijau (Calopogonium)
Pupuk Hijau (Pohon Pelindung)
Lamtoro dan Turi putih
Tanaman yang digunakan
untuk pupuk hijau

1. Cepat tumbuh dan dapat menghasilkan banyak


bahan organik
2. Tidak banyak mengandung kayu
3. Mudah membusuk
4. Banyak mengandung nitrogen
5. Dapat tumbuh pada tanah kurang subur
• Gambut
Selain sebagai suatu hamparan tanah, juga merupakan
bahan organik (Rosmarkam dan Yuwono, 2001)
1. Gambut fibrist. Merupakan gambut yang masih
mentah dan mempunyai nisbah C/N tinggi (>30)
2. Gambut hemist. Merupakan gambut yang sedang
mengalami proses dekomposisi, nisbah C/N 15-30
3. Gambut saprist. Merupakan gambut yang
sudah matang. Proses dekomposisi mendekati
selesai atau akan berakhir. Nisbah C/N <15.
Kompos

• Kompos : Hasil Penguraian /dekomposisi bahan


organik yang dibantu oleh mikroorganisme pengurai
dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab dan
dalam keadaan aerob atau anaerob
• Kompos merupakan : bahan organik (jerami, daun-
daunan, alang-alang, rumput-rumputan, dedak padi,
batang jagung, serta kotoran hewan yang telah
mengalami dekomposisi oleh mikroorganisme
pengurai sehingga dapat dimanfaatkan untuk
memperbaiki sifat-sifat tanah (Kaleka, 2020).
• Kompos merupakan semua jenis bahan
organik yang mengalami dekomposisi pada
lingkungan yang terkendali (Munawar, 2011).
• Kompos: bahan yang berasal dari sisa-sisa
organik apa saja (sampah sisa hijauan dll) yang
ditumpuk akan mengalami perubahan
sehingga dapat dipakai sebagai pupuk (Hakim
dkk, 1986)
• Kompos : merupakan istilah untuk salah satu pupuk
organik buatan manusia yang dibuat dari proses
pembusukan sisa-sisa bahan organik / anaman
maupun hewan (Habibi, 2009).
Aerob

Proses
Pengomposan
Anaerob
Pengomposan pada dasarnya merupakan upaya mengaktifkan
kegiatan mikrobia agar mampu mempercepat proses
dekomposisi bahan organik. Mikrobia tersebut seperti bakteri,
fungi dan jasad renik lainnya (Rosmarkam dan Yuwono, 2001)

Bahan organik untuk bahan baku kompos dapat berupa jerami,


sampah kota, limbah pertanian, kotoran hewan/ternak dan
sebagainya
Manfaat kompos bagi
tanaman:

1. Menyediakan unsur hara


bagi tanaman
2. Memperbaiki struktur
tanah
3. Meningkatkan KTK
4. Meningkatkan
kemampuan tanah untuk
menahan air
5. Meningkatkan aktivitas
biologi tanah
Yang perlu diperhatikan
dalam pengomposan:

1. Kelembaban timbunan bahan kompos. Kegiatan dan


kehidupan mikrobia sangat dipengaruhi oleh kelembaban
yang cukup, tidak terlalu kering atau basah atau
tergenang
2. Aerasi timbunan. Aerasi berhubungan erat dengan
kelengasan. Apabila terlalu anaerob, mikrobia yang hidup
hanya mikrobia anaerob saja, mikrobia aerob mati atau
terhambat pertumbuhannya. Apabila terlalu aerob udara
bebas masuk ke dalam timbunan bahan yang
dikomposkan sehingga menyebabkan hilangnya nitrogen
relatif banyak karena menguap NH3
3. Temperatur harus dijaga tidak terlampau tinggi
(maksimum 60oC). Selama pengomposan selalu timbul
panas sehingga bahan organik yang dikomposkan
temperaturnya naik, bahkan sering temperatur mencapai
60oC. Pada temperatur tersebut, mikrobia mati atau
sedikit sekali yang hidup. Untuk menurunkan temperatur,
umumnya dilakukan pembalikan timbunan bakal kompos
4. Suasana. Proses pengomposan kebanyakan
menghasilkan asam-asam organik, sehingga
menyebabkan pH turun. Pembalikan timbunan
mempunyai dampak netralisasi keasaman
5. Netralisasi keasaman. Netralisasi keasaman sering dilakukan
dengan menambah bahan pengapuran, misalnya kapur, dolomit
atau abu. Pemberian abu tidak hanya menetralisasi, tetapi juga
menambah hara Ca, K dan Mg dalam kompos yang dibuat
6. Kualitas kompos. Untuk mempercepat dan meningkatkan
kualitas kompos, timbunan diberi pupuk yang mengandung hara,
terutama P. Perkembangan mikrobia yang cepat memerlukan
hara lain termasuk P. Sebenarnya, P disediakan untk mikrobia
sehingga perkembangan dan kegiatannya menjadi lebih cepat.
Pemberian hara ini juga meningkatkan kualitas kompos yang
dihasilkan karena kadar P dalam kompos lebih tinggi dari biasa,
karena residu P sukar tercuci dan tidak menguap.
Bahan organik yang menjadi bahan pembuatan kompos

• Sisa tanaman , sisa hasil


pertanian (keseluruhan
tanaman hijau atau
Limbah Pertanian bagian dari tanaman
seperti sisa batang dan
tunggul akar setelah atas
bagian atas tanaman yang
hjau digunakan sebagai
pakan ternak )

• Limbah yang berasal dari


Limbah pabrik gula, limbah
pengolahan kelapa sawit,
Perkebunan/Agroindustri penggilingan padi, dll
• Berupa sampah organik
yang berasal dari pasar,
daun-daunan dari
Limbah Kota taman kota, lingkungan
pemukiman dan
sampah rumah tangga,
dll.
Limbah pertanian yang menjadi sumber bahan organik
pembuatan kompos

• Jerami padi
Merupakan hasil samping usaha pertanian berupa tangkai
dan batang tanaman serealia yang telah kering, setelah biji-
bijiannya dipisahkan.
Jerami padi dapat dibedakan dalam beberapa bagian yaitu,
helai daun, pelepah, dan batang yang dapat dipilih atas ruas
dan buku yang propporsinya sangat kecil. Proporsi helai daun,
pelepah daun dan ruas adalah 15-27%, 23-30%, dan 15-37%.
Merupakan biomassa berselulosa yang terbentuk dari tiga
komponen utama yakni selulosa, hemiselulosa dan lignin
(Kaleka, 2020)
• Limbah tanaman jagung berupa:

• Jerami jagung. Merupakan bagian batang dan daun


jagung yang telah dibiarkan mengering di ladang dan
dipanen ketika tongkol jagung dipetik.
• Kulit buah jagung atau klobot, merupakan kulit luar
buah jagung.
• Tongkol jagung, merupakan tongkol buah jagung yang
sudah dirontokkan bijinya. Jagung yang sudah dipipil
akan menyisakan limbah berupa tongkol.
• Pucuk Tebu
Hasil panen tebu yaitu batangnya sehingga pucuk tebu
menjadi limbah. Pucuk tebu adalah ujung atas batang tebu
berikut 5-7 helai daun yang dipotong dari tebu yang dipanen
untuk tebu bibit atau tebu giling. Inilah yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku kompos.

• Limbah tanaman kacang-kacangan


 Kacang kedelai
Polong kedelai yang telah dipanen akan menyisakan batang
dan daun kedelai yang tua. Polong kedelai yang sudah dipanen
ketika bijinya diambil melalui proses pengupasan akan
menyisakan kulit kedelai yang dapat digunakan sebagai bahan
baku kompos.
 Kacang tanah
Kacang tanah yang sudah dipanen dengan
mengambil polongnya dari dalam tanah akan
menyisakan batang dan daun kacang tanah. Daun
kacang tanah banyak mengandung protein dan zat
kapur.
Polong atau buah kacang tanah, sekitar 20-30%
merupakan bagian kulit. Kulit kacang tanah merupakan
limbah yang dapat digunakan sebagai bahan baku
kompos.
 Kacang hijau
Merupakan tanaman yang banyak mengandung
vitamin B1. Banyak digunakan pada industri tepung,
industri susu.
Kacang hijau yang telah dipanen polongnya akan
menyisahkan daun dan batang yang bisa diambil untuk
pakan ternak.
• Limbah tanaman umbi-umbian
Hasil panen tanaman singkong menghasilkan limbah :
 Pucuk singkong (merupakan bagian atas tanaman
singkong yang terdiri dari daun dan tangkai ranting-
ranting muda. Daunnya sekitar 7% dan ranting 12%)
 Batang singkong (memiliki kulit serta lapisan kayu
yang berbentuk bulat dan berongga yang terisi oleh
lapisan gabus)
 Kulit singkong. Kulit singkong ini merupakan bagian
yang cepat terdegradasi dalam saluran pencernaan
ternak
Limbah perkebunan dan agroindustri

• Kulit buah kakao


Dari pengolahan buah kakao dihasilkan biji kakao
yang diproses menjadi tepung atau bubuk kakao dan
dihasilkan pula limbah merupakan kulit buah kakao.
Ranting dan tunas-tunas air tanaman kakao yang
dipangkas menghasilkan limbah berupa daun dan
ranting. Daun kakao merupakan sumber bahan organik
yang dapat dimanfaatkan untuk bahan baku kompos.
• Limbah pabrik gula
Pabrik gula dalam setiap musim giling menghasilkan
limbah berbentuk padat, cair dan gas. Limbah padat
berupa ampas tebu. Limbah cair berupa cairan bekas
analisis di laboratorium, tetes (molases) dari hasil
pengolahan. Limbah gas berupa gas cerobong ketel dan
gas SO2 dari reaktor pemurnian.
Ampas tebu merupakan limbah padat produk yang
dihasilkan dari penggilingan tebu oleh pabrik gula yang
masih mengandung air, gula dan serat
• Limbah perkebunan kelapa sawit
Daun kelapa sawit merupakan limbah padat perkebunan
kelapa sawit. Daun kelapa sawit mengandung serat, N, bahan
organik dalam jumlah yang cukup untuk pembuatan
kompos.
Tandan kosong kelapa sawit dapat dicincang sampai halus
kemudian dikomposkan dengan deiberikan mikroorganisme
pengurai. Pengomposan dapat dilakukan memasukkan bahan
tandan kosong kelapa sawit tersebut ke dalam terpal dan
ditutup dengan rapat sampai bahan organik tersebut menjadi
pupuk organik yang matang dengan ciri berwarna kehitaman,
tidak berbau dan suhunya konstan.
Mikroorganisme Lokal (MOL)

• Mikroorganisme yang menjadi pengurai dalam


proses pengomposan dapat dihasilkan sendiri dengan
membuat MOL.
• MOL merupakan bakteri atau mikroorganisme yang
dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan
organik yang bisa diupayakan dari lingkungan
setempat (lokal) dan biasa berbentuk larutan atau
cairan
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat MOL (Kaleka,
2020):

• Bahan yang mengandung glukosa/gula (gula pasir, gula merah,


air kelapa/batang tebu. Bahan tersebut dilarutkan dalam air
• Bahan yang mengandung karbohidrat atau tepung (air cucian
beras, limbah nasi, singkong, jagung/ubi)
• Bahan yang kandungan mikroba pengurainya sudah tinggi
(buah-buahan busuk, nasi basi, batang pisang yang sudah
busuk, bahan organik yang belum busukpun bisa
dimanfaatkan seperti rebung, sabut kelapa sawit atau bahan
organik lainnya).
Pupuk kandang
• Pupuk kandang merupan sumber penting bahan
organik, karena relatif mudah didapatkan dari
peternak yang terus berkembang. Selain
ketersediaannya makin meningkat , secara
kualitas pupuk kandang lebih kaya akan unsur
hara dibandingkan dengan residu tanaman.
Seperti halnya residu tanaman, nilai pupuk
kandang beragam, tergantung pada jenis hewan,
pakan yang dikonsumsi (Munawar, 2011)
Pupuk kandang
• Pupuk kandang merupakan
kotoran padat dan cair dari
hewan ternak yang
tercampur dengan sisa-sisa
makanan ataupun alas
kandang (Hakim dkk, 1986)
Pupuk Kandang

• Pupuk kandang merupakan pupuk yang penting di


Indonesia. Selain jumlah ternak di Indonesia cukup
banyak dan volume kotoran ternak cukup besar,
pupuk kandang secara kualitatif relatif lebih kaya
hara dan mikrobia dibandingkan limbah pertanian.
Pupuk kandang adalah campuran kotoran
hewan/ternak dan urine (Rosmarkam dan Yuwono,
2001).
Pupuk Kandang
Padat

Pupuk Kandang

Pupuk Kandang
Cair
• Susunan hara pupuk kandang sangat bervariasi,
tergantung pada macamnya dan jenis hewan
ternaknya. Nilai pupuk kandang dipengaruhi oleh:

1. Makanan hewan yang bersangkutan


2. Fungsi hewan tersebut sebagai membantu
pekerjaan atau dibutuhkan daginggnya saja
3. Jenis atau macam hewan
• Pupuk kandang dibandigkan dengan pupuk buatan:
1. Lebih lambat bereaksi
2. Mempunyai efek residu
3. Dapat memperbaiki struktur dan menambah bahan
organik tanah

• Pupuk Guano
• Merupakan deposit/sedimen dari kotoran binatang
(kotoran kelelawar) yang telah mengalami pengaruh
alam dan perubahan-perubahan dalam waktu lama
(Hakim dkk, 1986).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai