Anda di halaman 1dari 15

The economic

analysis of
cost
KELOMPOK 3
ESRAWATI SIAHAAN
EVELYN GRACELLA BR PURBA
KHAIRANI AFIFAH POHAN
LENA LUBIS
MONALISA
MONIKA ROYDA SITOMPUL
RAHEL CHRISTINA
RAJA BARANI LUBIS
SUHAILA RIZKY NASUTION
SWEETY META ANJALI
YEMIMA STEPHANIE JERNITA SIREGAR
YOLANDA NOLA MARIA TAMBUNAN
01. Klasifikasi
Biaya :
fixed,variable dan 05. Biaya jangka
semi-variable cost panjang
02. Biaya
langsung dan 06. sunk cost, incremental
tidak langsung cost dan historical cost

03. Alokasi biaya tidak 07. Estimasi fungsi


langsung biaya

04. Biaya total,


biaya marjinal dan
biaya rata-rata
Klasifikasi biaya

A. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berbeda sama
sekali dengan tingkat aktivitas perusahaan selama
periode waktu yang dipertimbangkan (seringkali satu
tahun).

B. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang bervariasi terus
menerus dengan tingkat aktivitas perusahaan.

C. Biaya semi-variabel
Biaya ini memiliki elemen tetap dan variabel. Mereka memang
bervariasi dengan tingkat aktivitas, tetapi tidak secara terus
menerus.
Biaya langsung dan biaya tidak
langsung

Menurut kemudahan penelusuran biaya, biaya terbagi menjadi dua yaitu :


01. Biaya langsung (direct cost)
Adalah biaya yang dapat ditelusuri secara mudah dan akurat ke objek biaya atau dalam
kata lain biaya yang dapat dibebankan secara langsung ke objek biaya atau produk.
Biaya langsung berguna menentukan biaya pada produksi barang untuk satu unit atau
pengerjaan satu proyek. Karena hanya memproduksi satu unit saja maka biaya dapat
ditentukan sebelum produksi dilaksanakan.
Contoh biaya langsung adalah bahan langsung (bahan baku), upah pekerja yang
langsung terlibat dalam proses produksi barang di pabrik, iklan, ongkos angkut, dan
sebagainya.
02. Biaya tidak langsung (indirect cost)
Adalah biaya yang tidak dapat secara mudah dan akurat ditelusuri
ke objek biaya atau dalam kata lain ialah biaya yang sulit atau
tidak dapat dihubungkan dan dibebankan secara langsung dengan
unit produksi.
Fungsi biaya tidak langsung digunakan ketika perusahaan
memproduksi beberapa macam barang atau beberapa macam
proyek. Biaya tidak langsung ini muncul karena hal yang tak
terduga. Dengan adanya biaya tidak langsung ini perusahaan bisa
menyiapkan anggaran lebih untuk memproduksi barang atau
mengerjakan proyek.
Contoh biaya tidak langsung adalah gaji pimpinan, gaji mandor,
iklan untuk lebih dari satu macam produk, dan sebagainya.
Alokasi biaya tidak langsung atau Indirect Allocation Cost

Misalkan pada suatu rumah sakit x ditentukan biaya tidak


langsung sebesar Rp3.000.000. Divisi gizi memiliki biaya
langsung sebesar Rp4.000.000 sedangkan untuk divisi
pelayanan kesehatan memiliki biaya langsung sebesar Ketika biaya tidak langsung
Rp2.000.000. Sehingga total gabungan biaya langsung kedua suatu perusahaan/ organisasi
divisi adalah Rp6.000.000. telah diidentifikasi, masih ada
Untuk menentukan alokasi biaya tidak langsung bagi kedua masalah dalam memutuskan
divisi maka perlu dilakukan perhitungan overhead sebagai proporsi biaya tidak langsung
berikut : yang harus dialokasikan untuk
Jumlah Biaya Tidak Langsung ÷ Jumlah Total Biaya setiap prosedur / spesialisasi
Langsung × 100% untuk memperkirakan biaya
3.000.000/ 6.000.000 × 100% = 50% penuh. Alokasi biaya tidak
Kemudian, Biaya Langsung tiap divisi dikalikan dengan langsung untuk alokasi
hasil perhitungan untuk mengetahui alokasi Biaya Tidak proporsional juga dapat dihitung
Langsung tiap divisi, sehingga alokasi Biaya Tidak dengan menggunakan
Langsung sebagai berikut: perhitungan biaya overhead
° Pada divisi gizi dialokasikan sebesar Rp2.000.000 (Biaya diluar produksi dan
° Pada divisi pelayanan kesehatan dialokasikan sebesar jasa).
Rp1.000.000
Biaya total, biaya marginal, dan biaya rata-rata
Biaya total

Biaya total (Total Cost) adalah biaya total yang digunakan untuk
memproduksi sejumlah barang.
Contoh: Produk sebanyak 800 unit memerlukan biaya tetap Rp.
250.000 dan biaya variabel per unit Rp. 4000, maka besarnya biaya
total ?
Jawab :
Diketahui TFC = 250.000
TVC = 800 x 4000 = 3.200.000
TC = TFC + TVC = 250.000 + 3.200.000 = 3.450.000
Berikut Tabel biaya total beserta grafik

Kurva TC menunjukkan kenaikan sejalan kenaikan jumlah produksi.


TC pada produk sama dengan nol (Q = 0) jumlah TC = TFC. 
Biaya marginal
Biaya Marginal (Marginal cost atau MC)
  Berapakah biaya marginalnya?
adalah biaya yang timbul untuk setiap
Jawab:
tambahan satu buah produksi barang atau
∆TC = TC11 – TC10 = 53.500 – 46.500= 7.000
biaya tambahan yang diperlukan untuk
satu unit produk yang dihasilkan.  MC ∆Q = Q11 – Q10 = 11 - 10= 1
dapat dihitung dengan cara tambahan TC Maka MC = =
(TC) dibagi tambahan produk (Q), jika MC = 7.000 = Rp46.500,- (TC)
dirumuskan Untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai biaya
+
marginal, perhatikan table dan grafik dibawah ini:
Contoh:
Sebuah pabrik baju menghasilkan 10 buah baju
dengan perincian biaya:
Biaya tetap (TFC) = Rp7.000
Biaya variabel total (TVC) = Rp39.500
Maka total biaya (TC) = RP46.500
Kemudian pabrik baju itu menambah produksinya
menjadi 11 dengan perincian biaya:
Biaya tetap (TFC) = Rp7.000
Biaya variabel total (TVC) = Rp46.500
Maka total biaya (TC) = Rp 53.500 kurva MC memiliki garis lengkung
dan meningkat sejalan penambahan
produksi
Biaya rata-rata (average)

 01. Biaya tetap rata-rata atau average fixed cost adalah biaya yang  02. Biaya variabel rata-rata atau average variable cost
dikeluarkan untuk membuat satu satuan output. adalah rata-rata biaya variabel yang dikeluarkan untuk
membuat satu-satuan output.
Fungsi menghitung AFC :
1. Dapat menghitung Break Even Point (BEP) Rumus AVC :
2. Menganalisa pengeluaran sebuah perusahaan AVC =

Menghitung AFC dapat menggunakan 2 metode : Fungsi menghitung AVC :


3. Metode Pembagian Untuk memonitor dan menjaga apakah produksi harus
4. Metode Pengurangan tetap dijalankan, ditutup sementara atau harus
Rumus AFC : dikurangi.
AFC =
Berikut adalah Kurva biaya total rata-rata

  03. Biaya total rata-rata atau Average Total Cost (AC)


adalah biaya rata-rata untuk satu buah barang.

Rumus

Kita beri contoh pada produksi roti bakar. Apabila biaya


untuk memproduksi 4 porsi roti bakar adalah Rp
3,200,- , dimana Rp 3,200 ini adalah TC dan 4 porsi
adalah jumlah prosuksi. Maka biaya total rata-rata/ AC
adalah Rp 800,-

Bentuk kurva ini meyerupai huruf U, yang mana


mengindikasikan bahwa pada awalnya peningkatan
output akan menurunkan biaya marginal, namun
setelah titik optimum, biaya mrjinal meningkat seiring
tambahn produksi.
Biaya jangka panjang

Biaya Total Jangka Panjang (Long Run Total Cost) 


Keseluruhan biaya total jangka panjang sama dengan
perubahan biaya Variabel.di tulis dengan rumus:
LTC = LVC Biaya Rata-Rata Jangka Panjang (Long Run Average
Di mana   :  Cost)
LTC = Biaya total Jangka Panjang (Long Run Total Cost)  yaitu biaya total dibagi jumlah output.Di tunjukkan dengan
LVC = Biaya Variabel Jangka Panjang (Long Run Variable rumus :
Cost) LAC = LTC / Q
Dimana :
Biaya Marginal Jangka Panjang (Long Run Marginal LAC = Biaya Rata – Rata Jangka Panjang (Long Run
Cost)  Average Cost)
Yaitu tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak Q    = Jumlah output
satu unit. Perubahan biaya total sama dengan
perubahan biaya variabel..Maka rumusnya adalah :
LMC =∆LTC / ∆Q
Di mana :
LMC = Biaya Marjinal Jangka Panjang (Long Run
Marginal Cost)
∆LTC = Perubahan Biaya Total Jangka Panjang
∆Q    = Perubahan Output
Berikut adalah Kurva biaya total rata-rata
Kurva Biaya Rata-rata Jangka Panjang Meminimumkan Biaya Dalam Jangka Panjang
Kurva LRAC adalah kurva yang menunjukkan biaya rata-rata
yang paling minimum untuk berbagai tingkat produksi
apabila perusahaan dapat selalu mengubah kapasitas
produksinya.

Panjang Dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik


digambarkan oleh kurva total rata-rata (AC). Dengan
demikian analisis mengenai bagaimana produsen
menganalisis kegiatan produksinya dalam usahanya
meminimumkan biaya dapat dilakukan dengan
memperhatikan kurva AC untuk kapasitas yang berbeda-beda.
Peminimuman biaya jangka panjang tergantung pada dua
faktor yaitu:
1.Tingkat produksi yang ingin dicapai
2.Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia
sunk cost, incremental cost dan historical cost

Sunk coat (biaya hangus) Historical cost


Sunk Cost adalah biaya yang sudah terjadi di masa lalu dan
tidak dapat diubah sekarang maupun di masa mendatang, Historical costs adalah catatan biaya yang
seperti biaya pembelian atau biaya bahan baku. Karena sunk timbul sebagai akibat dari keputusan masa lalu
cost tidak dapat dipulihkan, itu tidak boleh dipertimbangkan (yang mungkin salah). Biaya tersebut mungkin
ketika membuat keputusan untuk terus berinvestasi dalam bukan biaya yang paling tepat untuk
proyek yang sedang berlangsung. Ini tidak relevan dalam digunakan saat membuat keputusan tentang
pengambilan keputusan karena tidak mempengaruhi jalannya masa depan. Dari pengertiannnya kita dapat
keputusan dan tidak akan membutuhkan pengeluaran uang memahami bahwa historical cost merupakan
tunai di masa depan. biaya mendapatkan aset sesuai dengan
riwayatnya.
Incremental cost
Incremental costs ( biaya tambahan ) merupakan konsep yang Keunggulan menggunakan Historical Cost :
lebih luas daripada biaya marginal. Biaya marginal mengacu pada Historical cost merupakan variabel yang
biaya berbagai keluaran oleh satu unit sedangkan incremental obyektif, karena didasarkan pada transaksi
costs mengacu pada biaya mengubah metode produksi atau pertukaran dimasa yang lalu.
memperkenalkan layanan baru. Incremental costs termasuk Memberi data yang dapat di bandingkan
variasi biaya yang timbul dari suatu keputusan. Dalam Tidak menyajikan holding gain and loss
praktiknya, biaya-biaya inilah yang kemungkinan besar akan Menyajikan data yang dapat berguna untuk
diperiksa ketika mengevaluasi perubahan kebijakan atau pengambilan keputusan bagi manajemen dan
perubahan layanan. investor, data yang di gunakan dapat
memprediksi masa depan
Estimasi fungsi biaya

Fungsi biaya adalah spesifikasi hubungan


Fungsi biaya kubik akan menghasilkan kurva  AC, AVC, dan MC yang berbentuk U.
antara biaya, biasanya antara biaya rata-rata
Berdasarkan fungsi total produksi di atas dapat diturunkan fungsi
(Average costs /AC),dan keluaran
AC = +b+cQ+d
(output/Q). Fungsi biaya dapat diperkirakan
Dapat perhatian bahwa a pada persamaan di atas menunjukkan TFC sehingga adalah AFC dan
untuk mencari bukti skala ekonomi untuk
b + cQ + d adalah AVC. Berdasarkan fungsi di atas MC = b + 2c + Q3d.
memperkirakan biaya marjinal dan
 
membuat perbandingan efisiensi . Fungsi
Jika fungsi biaya yang diestimasi adalah kuadratik, dapat dituliskan sebagai:
biaya memiliki kredensial teoritis yang
TC = a + bQ +
sempurna - mengikuti langsung dari teori
Berdasarkan fungsi ini, dapat diturunkan fungsi
ekonomi produksi, dan didasarkan pada
AC = + b +cQ (Berbentuk U) dan fungsi MC = b + 2cQ (Berbentuk Linier).
asumsi-asumsi yang telah ditetapkan
diperdebatkan secara mendalam dalam
Jika fungsi biaya yang diestimasi adalah linier dapat dituliskan sebagai : TC = a + bQ
berbagai konteks pasar dan bukan pasar.
Berdasarkan fungsi ini, fungsi AC = + b, fungsi AVC = MC = b

Fungsi biaya  kubik dituliskan


sebagai :
TC = a +bQ+c+d
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai