Anda di halaman 1dari 12

Akuntansi Partai Politik

Nadine Sagifa (2193310033)


Bunga Indah Sari (2193310029)
Clara Sareskiya (2193310032)
Nabilah Damaria (2193310034)
Pengertian Partai Politik

UU RI No 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik :


Partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan
dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara
sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan citacita untuk
memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota,
masyarakat, bangsa, dan negara serta memelihara keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
Fungsi Partai Politik
1. Partai Politik Sebagai Komunikasi Politik:Menyalurkan aneka ragam
pendapat dan aspirasi masyarakat serta mengaturnya sedemikian rupa
sehingga kesimpangsiuran pendapat dalam masyarakat masyakat
menjadi berkurang.
2. Partai Politik sebagai Sarana Sosialisasi politik:diartikan sebagai proses
sikap dan orientasi seorang terhadap fenomena politik dalam mengikuti
kecenderungan masyarakatnya.
3. Partai Politik Sebagai Sarana Rekrutmen Politik: Untuk mencari dan
mengajak orang yang terbakar untuk turut aktif dalam kegiatan
politik,Rekruitmen anggota partai merupakan uapaya regenerasi
kepemimpinan.
4. Partai Politik Sebagai Sarana Pengatur Konflik: Persaingan dan
perbedaan dalam masyarakat merupakan hal yang wajar.Jika sampai
terjadi konflik partai politik berusaha untuk mengatasinya
Memahami Akuntansi Partai Politik

Untuk mengatur pelaporan keuangan partai politik. Dengan


adanya standar pelaporan diharapkan laporan keuangan
organisasi partai politik dapat lebih mudah dipahami, memiliki
relevensi, dapat diandalkan, dan memiliki daya banding yang
tinggi.
Dalam rangka pesta demokasi di negara ini, tanda tanya besar
perlu tidaknya suatu pertanggungjawaban keuangan dialamatkan
ke Parpol maupun peserta pemilu. Mereka harus
mempertangungjawabkan sumber daya keuangan yang digunakan
kepada para konstituennya dan juga sebagai bentuk kepatuhan
kepada Undang-undang.
Penyusunan Pelaporan Keuangan Dalam
Partai Politik
• Keuangan Partai Politik bersumber dari iuran anggota, sumbangan
yang sah menurut hukum, dan bantuan dari anggaran negara.
Sumbangan yang sah menurut hukum dapat berupa uang, barang,
fasilitas, peralatan, dan/atau jasa. Bantuan dari anggaran negara (yang
diatur dalam peraturan pemerintah) diberikan secara proporsional
kepada Partai Politik yang mendapat kursi di lembaga perwakilan
rakyat.
• Sumbangan dari anggota dan bukan anggota yang sah menurut hukum
paling banyak senilai Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah) dalam
waktu 1 (satu) tahun. Dan sumbangan dari perusahaan dan/atau
badan usaha yang sah menurut hukum paling banyak senilai
Rp800.000.000 (delapan ratus juta rupiah) dalam waktu 1 (satu)
tahun.
• Laporan keuangan yang dibuat oleh Partai Politik adalah laporan keuangan
tahunan dan laporan dana kampanye. Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan
Partai Politik mengacu pada PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan)
No. 45 tentang akuntansi untuk organisasi nirlaba, yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia dan terdiri atas laporan berikut ini:
• Laporan Posisi Keuangan.
• Laporan Aktivitas.
• Laporan Perubahan dalam Aktiva Neto/Ekuitas.
• Laporan Arus Kas.
• Catatan atas Laporan Keuangan
• Selain mengacu pada PSAK No. 45, penyusunan laporan keuangan Partai Politik
juga terikat pada ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam perundang-
undangan RI mengenai Partai Politik dan Pemilu, seperti UU No. 31 tahun 2002
tentang Partai Politik dan UU No. 12 tahun 2003 tentang Pemilu.
• Ketentuan teknis tentang pedoman penyusunan laporan keuangan untuk Partai
Politik terdapat dalam SK KPU No. 676 tahun 2003 tentang Tata Administrasi
Keuangan dan Sistem Akuntansi Keuangan Partai Politik, serta Pelaporan Dana
Kampanye Peserta Pemilihan Umum.
Daftar Kode Akun Partai Politik
1. Penerimaan Dana Rutin
Kode Akun Keterangan Penjelasan
41.01.01 ABB – Iuran Anggota Dewan
41.01.02 ABB – iuran & infak anggota
41.02.01 ABB – Sumbangan perorangan
41.02.02 ABB – Sumbangan Badan
41.02.03 ABB – Bantuan pemerintah
41.02.04 ABB – Bantuan dari DPP/DPW
41.09.19 ABB – Penghasilan lainnya
41.10.01 ABB – Penghasilan nonkas
48.01.00 ABP – Sumbangan kegiatan sosial
2. Pengeluaran Dana Rutin

a. Beban manajemen dan umum b. Beban kegiatan dan program


• 51.01.00 Beban pegawai Mencatat gaji, honor, • 52.01.03 Beban kegiatan DPW, DPD,
tunjangan, lembur, bantuan kesehatan & biaya diklat, DPC Mencatat kegiatan yang dilakukan
serta biaya personal lainnya oleh DPW, DPD, DPC seperti acara
• 51.02.00 Beban kesekretariatan dan rumah tangga rapat koordinasi/kerja, DPW/DPD,
Mencatat beban konsumsi, ATK, RTK & bahan cetakan, milad, tarhib ramadhan, dll
ekspedisi benda pos, pengurusan dokumen, beban • 52.01.04 Beban kegiatan deputi bidang
telepon, listrik, langganan internet, dll dan biro Mencatat kegiatan yang
• 51.03.00 Beban publikasi & kehumasan Beban dilakukan oleh deputi bidang atau biro
konferensi pers, atribut, media promosi cetak dan di DPW/DPD/DPC, seperti acara
elektronik, beban dokumentasi, langganan majalah dan kaderisasi, rakor kewanitaan,dll
koran dan penerbitan. • 52.01.06 Beban pendirian dan
• 51.04.00 Beban sewa dan pemeliharaan Beban sewa verifikasi Mencatat beban
kantor, kendaraan, pemeliharaan gedung, inventaris, administrasi, pendirian, bahan,
dll transport, dan acara deklarasi, serta
• 51.05.00 Beban transportasi dan asuransi Beban BBM, beban verifikasi, depkenham, dan KPU
tol, parkir, uang transport, asuransi gedung dan • 52.01.07 Beban musyawarah
kendaraan dinas, dll wilayah/daerah Mencatat beban acara
• 51.07.00 Beban subsidi Beban subsidi dan struktur di musyawarah, wilayah, daerah
atasnya seperti subsidi dari DPP, DPW, dan DPD • 52.01.19 Beban kegiatan lainnya
• 51.09.00 Beban umum lainnya Beban administrasi Mencatat beban kegiatan lainnya yang
bank dan beban umum serta administrasi lainnya termasuk dalam kelompok di atas
2. Pengeluaran Dana Rutin

c. Pengeluaran lain-lain d. Penerimaan dan pengeluaran unsur neraca


Kode Akun Pos Penjelasan Kode Akun Pos Penjelasan
• 52.01.91 Penyetoran iuran • 11.10.00 Uang muka kerja dan piutang Mencatat penerimaan
anggota ke DPW Mencatat dan pengeluaran untuk uang muka kerja dan piutang
penyetoran bagian, iuran/infak • 11.40.00 Beban dibayar di muka Mencatat pengeluaran biaya di
anggota yang menjadi bayar di muka, dan pembebanan/amortisasinya menjadi biaya
bagian/hak DPW seperti sewa kantor yang dibayar sekaligus 3 tahun
• 52.01.92 Penyetoran iuran • 12.11.00 Investasi, inventaris tanah dan bangunan Mencatat
anggota ke DPP Mencatat pengeluaran untuk invetasi, pembelian inventaris tanah dan
penyetoran bagian iuran/infak bangunan serta mencatat pelepasan/ penjualan/penghapusan,
anggota yang menjadi dan mencatat perbaikan yang dikapitalisir (yang menambah
bagian/hak DPP umur aktiva)
• 52.01.18 Transfer ke dana • 12.80.00 Aktiva lain-lain Mencatat pembelian/perolehan serta
kampanye Mencatat transfer penghapusan/pelepasan/pengeluaran aktiva lain-lain seperti
dana rutin yang atribut, dll
diberikan/digunakan untuk • 21.01.00 Utang jangka pendek Mencatat penerimaan dan
dana kampanye pengeluaran utang/kewajiban yang akan diselesaikan/jatuh
tempo dalam waktu 1 tahun
• 22.01.00 Utang jangka panjang Mencatat penerimaan dan
pengeluaran utang/kewajiban yang akan diselesaikan/jatuh
tempo lebih dari 1 tahun
Bentuk formulir Jurnal

Tanggal No. Akun Nama akun Debit Kredit


Akuntabilitas Dana Kampanye

Kampanye partai politik untuk promosi dan pembentukan opini publik


sudah pasti memerlukan dana yang besar. Karena itu, segala sesuatu yang
berkaitan dengan penggunaan dana yang besar pasti akan menimbulkan
kerawanan. Akuntabilitas yang tinggi dapat meminimalisir kecurigaan
penyalahgunaan dana dan mengantisipasi munculnya konflik.
Penerapan kewajiban tata administrasi keuangan dan sistem pelaporan
dana kampanye secara transparan, akuntabel, dan independen akan sangat
menunjang perwujudan pelaksanaan pemilu yang bersih dalma rangka
membangun kepercayaan publik kepada pemerintah dan
pertanggungjawaban peserta pemilu kepada publik.
Tipe pelaporan dana kampanye partai
politik
• Tentukan metode pencatatan yang digunakan (sistem
pencatatn tunggal atau sistem pencatatan berpasangan, basis
kas atau akrual).
• Pisahkan pencatatan pemasukan dan pengeluaran antara
keuangan rutin parpol dengan pendanaan kampanye.
• Semua transaksi yang dilakukan harus memiliki bukti tertulis
seperti surat perjanjian/kontrak tertulis, kwitansi, faktur.
• Semua kegiatan yang berkaitan dengan kampanye harus
dilengkapi dengan dokumentasi kegiatan seperti foto kegiatan
atau rekaman video.

Anda mungkin juga menyukai