Kel 5 Bab 6
Kel 5 Bab 6
ENTITAS INDUK
DAN ENTITAS
ANAK: ASET TETAP
1. JANES RIAN LIPTIAY ( 2018-30-144 )
2. ROSINA DHEA E ALPUTILA ( 2018-30-200 )
3. HAFIAH ( 2018-30-215 )
4. FITRIYANI SIOMPO ( 2018-30-308 )
5. JUSNI ( 2018-30-331 )
6. ROFI HISKIA LEIWAKABESSY ( 2018-30-342 )
7. NOVITA T TUHEHAY ( 2018-30-204 )
8.ANTONIA HARATILU ( 2018-30-430 )
9.MOHAMMAD RISKY TAN (2018-30-372 )
TRANSAKSI PENJUALAN ASET TETAP
Aset tetap sebagai salah satu aset yang penting dalam mendukung oprasional perusahaan
seringkali diperoleh entitas dari entitas induk, entitas anak atau dari entitas lain yang juga
entitas anak dari entitas induk yang sama.
Transaksi penjualan aset tetap antara entitas induk dan entitas anak dapat
menghasilkan keuntungan atau kerugian. Keuntungan atau kerugian tersebut belum
terealisasi selama aset masih dimiliki oleh entitas anak atau entitas induk.
atas keuntungan dan kerugian yang belum teralisasi tersebut, entitas induk dia harus
memuat pencatatan.
DAMPAK TERHADAP
JURNAL ELIMINASI
Dilihat dari konsolidasi aset tetap yang
diperoleh entitas anak dari entitas
induknya atau sebaliknya harus dicatat
pada nilai perolehan dari pihak non
afilasi, dengan demikian selama aset
tetap terus digunkan oleh entitas anak
atau entitas induk, maka keuntungan
atau kerugian yang diakui entita induk
atau entitas anak belum terealisasi
keuntungan atau kerugian atas
penjualan aset tetap antara entitas induk
dan entitas anak akan terealisasi pada
saat pelepasan atau pengunaan aset
tetap.
DAMPAK TRANSAKSI PENJUALAN ASET TETAP TIDAK
DISUSUTKAN TERHADAP PENCATATAN ENTITAS INDUK DAN
JURNAL ELIMINASI
Contoh 6.1 dampak penjualan tanah terhadap pencatatan entitas induk dan jurnal eliminasi
PT. Palapa memiliki 100% saham PT.Samudra berikut adalah informasi terkait dengan transaksi
jual beli aset tetap anatara PT. P dan PT. S
• Persitiwa 1 - PT. P memperoleh tanah dari pihak nonafilasi pada harga 900.000.000
• Persitiwa 2 – PT.P menjual tanah kepada PT.S pada harga 1.000.000.000
• Peristiwa 3 – PT.S menjual tanah kepada pihak nonafilasi pada harga 1.200.000.000
Ilustasi di atas digambarkan sebagai berikut:
P1 P2 P3
PT.P PT.S
Bagaimana pencatatan yang harus dibuat PT.P dan jurna eliminasi yang
dibuat pada saat penyusunan laporan keuangan koslolidasian 2015:
TABEL 6.1
Dampak jurnal eliminasi skenario 1 terhadap laporan keuangan kosolidasian
Informasi tambahan:
1. PT Nusantara telah melakukan pembelian 75% saham PT Andalas pada 1 Januari 2015 pada nilai
bukunya, yaitu Rp 900.000.000. Nilai wajar kepentingan nonpengendali saama dengan nilai
bukunya, sebesar Rp 300.000.000.
2. Selama 2015, PT Andalas melaporkan perolehan laba bersih sebesar Rp 200.000.000 dan
mengumumkan pembagian deviden sebesar Rp 50.000.000.
3. Dalam tanah PT Andalas, terdapat tanah yang dibeli dari PT Nusantara pada harga sebesar Rp
150.000.000. Tanah tersebut diperoleh pada PT Nusantara pada harga Rp 120.000.000, seingga
PT Nusantara mengakui keuntungan dari penjualan tanah tersebut sebesar Rp 30.000.000.
4. Sampai 31 Desember 2015,tanah tersebut masih dimiliki oleh PT Andalas.
kas 900.000.000
31 Desember 2015
Investasi pada PT Andalas 150.000.000
31 Desember 2015
Kas 37.500.000
Investasi pada PT Andalas 37.500.000
Selama periode 2015, terdapat transaksi hulu yaitu penjualan tanah oleh PT Nusantara ke Andalas
pada harga Rp 150.000.000. keuntungan sebesar Rp 30.000.000. Karena sampai dengan akhir
periode 2015, tanah masih dimiliki oleh PT Andalas, maka keuntungan atas penjualan tanah belum
terealisasi. PT Nusantara harus menangguhkan keuntungan tersebut secara penuh dan melakukan
pencatatan sebagai berikut:
31 Desember 2015
Tanah 30.000.000
Kertas Kerja Konsolidasian – 2015
Berikut adalah kertas kerja yang digunakan untuk Menyusun laporan keuangan konsolidasian 2015:
Prosedur Konsolidasi Tahun Kedua - 2016
Pada periode berikutnya (2016), PT Nusantara melaporkan laba bersih dari kegiatan operasinal perusahaan
(di luar penghasilan dari anak usaha) sebesar Rp 750.000.000 dan mengumumkan pembagian dividen
sebesar Rp 400.000.000. Sedangkan PT Andalas melaporkan perolehan laba bersih sebesar Rp 250.000.000
dan mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp 100.000.000. Sampai akhir 2016, tana yang diperoleh
dari PT Nusantara masih digunakan oleh PT Andalas.
31 Desember 2016
Kas 75.000.000
1 Januari 2015
Investasi pada PT Andalas. 900.000.000
Kas. 900.000.000
31 Desember 2015
Investasi pada PT Andalas. 165.000.000
Bagian Laba atas PT Andalas. 165.000.000
31 Desember 2015
Kas. 37.500.000
Investasi pada PT Andalas 37.500.000
31 Desember 2015
Bagian Laba atas PT Andalas. 15.000.000
Investasi pada PT Andalas
15.000.000
31 Desember 2016
Investasi pada PT Andalas 187.500.000
Bagian laba atas PT Andalas 187.500.000
31 Desember 2016
Kas 75.000.000
Investasi pada PT Andalas 75.000.000
Jurnal Eliminasi - 2016
Berikut adalah perhitungan nilai aset bersih PG andalas dan bagian PT
Nusantara dan kepentingan nonpengendalian atas aset bersih tersebut.
Jurnal Eliminasi (9e) merupakan jurnal Eliminasi dasar yang dibuat untuk
mengeliminasi bagian laba dan dividen PT Nusantara dan kepentingan
nonpengendalian serta investasi awal PT Nusantara di PT andalas
9e) saham biasa 800.000.000
Saldo laba 570.000.000
Bagian laba atas PT Andalas 187.500.000
Bagian laba kepentingan nonpengendalian. 62.500.000
Dividen diumumkan 100.000.000
Investasi pada PT Andalas 1.140.000.000
Kepentingan nonpengendalian 380.000.000
Jurnal Eliminasi diperlukan untuk mengeliminasi keuntungan atas penjualan tanah yang
belum terealisasi sampai dengan akhir periode 2016, jurnal Eliminasi yang dibuat adalah;
Contoh 6.4 dampak penjualan kendaraan terhadap pencatatan entitas induk dan jurnal
eliminasi
pada tanggal 31 desember 2015 PT.P menjual kendaraan kepada entitas anaknya PT.S
pada harga 200.000.000. PT.P memperoleh kendaraan tersebut pada tanggal 1 Januari
2016 pada harga 300.000.000 PT.P menyusutkan kendaraan tersebut selama 5 tahun
dengan menggunakan metode garis lurus dan tanpa nilai sisa. Nilai tercatat kendaraan
pada tanggal 31 desember 2015 adalah 180.000.000 sehingga PT.P membukukan
keuntungan penjualan kendaraan sebesar 30.000.000.
PT.S bermaksud untuk mengunakan kendaraan tersebut untuk oprasional dan
menyusutkan kendaraan selama sia masa manfaat yaitu 3 tahun, dengan mengunakan
metode garis lurus tanpa nilai sisa.
1 jan 2014 31 des 2015
PT.P PT.S
300.000.000 210.000.000
Keuntungan 30.000.000
1 Januari 2014
Kendaraan 300.000.000
kas 300.0000
Beban 60.000.000
penyusutan
akumulasi 60.000.000
penyusutan
31 deaember 2015
Kas 210.000.000
kendaraan 300.000.000
keuntungan penjualan 30.000.0000
kendaraan
31 desember 2015
Kendaraan 210.000.000
kas 210.0000
I JANUARI 2015
Investasi pada PT Andalas 900.000.000
Kas 900.000.000
31 DESEMBER 2015
Investasi pada PT Andalas 150.000.000
31 DESEMBER 2015
Kas 37.500.000
31 DESEMBER 2015
31 DESEMBER 2016
31 Desember 2015
Investasi pada PT Andalas 187.500.000
Bagian Laba atas PT Andalas 187.500.000
mencatat bagian PT Nusantara atas laba bersih PT Andalas (250.000.000x75%)
31 Desember 2015
Kas 37.500.000
Investasi pada PT Andalas 37.500.000
mencatat bagian PT Nusantara atas dividen PT Andalas (50.000.000x75%)
Kertas Kerja Konsolidasian-2016
Ilustrasi Komprehensif
Ilustrasi berikut untuk memberikan gambaran secara komprehensif dampak transaksi antara
induk dan entitas anak terhadap penyusunan laporan keuangan konsolidasian. Ilustrasi ini
meliputi transaksi penjualan persediaan dan jasa yang telah dibahas pada Bab 5 serta penjualan
aset tetap yang dibahas pada Bab 6.
PT Pandawa telah melakukan pembelian 80% saham PT Satria pada tanggal 1 januari 2015
pada harga Rp800.000.000. Pada tanggal tersebut, nilai wajjar kepentingan nonpengendali
sebesar Rp200.000.000. Sehingga total nilai wajar PT Satria adalah Rp1.000.000.000. Nilai aset
bersih PT Satria pada 1 januari 2015 sebesar Rp800.000.000. Perhitungan diferensial dari
akuisisi PT Pandawa terhadap PT Satria dapat ditunjukkan melalui perhitungan berikut:
Diferensial
Persediaan Rp25.000.000
Tanah Rp75.000.000
Bangunan Rp50.000.000
Goodwill Rp50.000.000
Informasi Tambahan:
1. Selama 2015, PT Satria melaporkan perolehan laba bersih sebesar Rp400.000.000
dan mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp100.000.000.
2. Dalam penjualan PT Pandawa tahun 2015, terdapat penjualan kepada PT Satria
sebesar Rp400.000.000 dengan beban pokok penjualan sebesar Rp250.000.000.
Sampai 31 Desember 2015, persediaan tersebut baru terjual 40%.
3. Dalam penjualan PT Satria tahun 2015, terdapat penjualan kepada PT Pandawa
sebesar Rp200.000.000 dengan beban pokok penjualan sebesar Rp80.000.000.
Sampai 31 Desember 2015, persediaan tersebut belum terjual seluruhnya.
1. Pada bulan Desember 2015, PT Pandawa menyewakan peralatan kepada PT Satria. Atas
jasa tersebut, PT Satria harus membayar biaya sebesar Rp26.000.000. Sampai akhir
2015, PT Satria belum melakukan pembayaran.
2. Pada 1 januari 2015, PT Pandawa menjual tanah kepada PT Satria seharga Rp650.000.000. Tanah
tersebut dibeli PT Pandawa 5 tahun yang lalu pada harga Rp625.000.000.
3. Pada 31 Desember 2015, PT Satria menjual peralatan kepada PT Pandawa pada harga
Rp140.000.000. PT Satria sudah menggunakan peralatan tersebut selama 3 tahun dan
kemungkinan peralatan tersebut masih digunakan 5 tahun lagi. Peralatan tersebut
diperoleh PT Satria pada harga RP240.000.000 dan diperkirakan nilai aset pada akhir
masa penggunaan adalah nol. PT Pandawa dan PT Satria menggunakan metode yang
sama dalam menyusutkan peralatan, yaitu metode garis lurus.
31 Desember 2015
Investasi pada PT Satria 320.000.000
Bagian laba atas PT Satria 320.000.000
31 Desember 2015
Kas 80.000.000
Investasi pada PT Satria 80.000.000
Karena persediaan yang menyebabkan munculnya diferensial pada akuisisi seluruhnya terjual,
maka diferensial sebesar Rp25.000.000 seluruhnya diamortisasi. Sedangkan bangunan
memiliki sisa umur manfaat bangunan tersebut adalah 10 tahun, sehingaa diferensial akan
diamortisasi selama 10 tahun. Nilai amortisasi tiap tahunnya adalah Rp5.000.000
(Rp50.000.000/10 tahun). Pada tahun 2015, tidak terdapat penurunan nilai atas goodwill.
Sehingga amortisasi diferensial yang harus dicatat untuk tahun 2015 sebesar Rp30.000.000
(Rp25.000.000 + Rp5.000.000) dikali dengan porsi kepemilikan PT Pandawa.
31 Desember 2015
Bagian Laba atas PT Satria 30.000.000
Investasi pada PT Satria 30.000.000
Atas transaksi penjualan persediaan dari PT Pandawa ke PT Satria, PT Pandawa memperoleh
keuntungan sebesar Rp150.000.000 (Rp400.000.000 – Rp250.000.000). Sampai akhir 2015,
persediaan tersebut baru terjual sebesar 40%. Sehingga terdapat keuntungan yang belum
terealisasi sebesar Rp90.000.000 (Rp150.000.000 x 60%). Atas keuntungan yang belum
terealisasi tersebut, maka PT Pandawa membuat pencatatan berikut
31 Desember 2015
Bagian Laba atas PT Satria 90.000.000
Investasi pada PT Satria 90.000.000
31 Desember 2015
Bagian Laba atas PT Satria 96.000.000
Investasi pada PT Satria 96.000.000
PT Pandawa memperoleh keuntungan sebesar Rp25.000.000 (Rp650.000.000 – Rp625.000.000)
atas penjualan tanah ke entitas anaknya. Tanah tersebut masih dimiliki oleh PT Satria sampai
akhir 2015, sehingga seluruh keuntungan belum terealisasi. Berikut pencatatan yang dibuat oleh
PT Pandawa:
31 Desember 2015
Bagian Laba atas PT Satria 25.000.000
Investasi pada PT Satria 25.000.000
Pada 31 Desember 2015, PT Satria menjual peralatannya kepada PT Pandawa. Pada tanggal
penjualan, nilai tercatat peralatan tersebut adalah Rp150.000.000 (Rp240.000.000 –
Rp90.000.000). Harga jual peralatan tersebut Rp140.000.000. Sehingga PT Satria
membukukan kerugian penjualan peralatan sebesar Rp10.000.000. Karena transaksi ini
merupakan transaksi hilir, maka PT Pandawa akan mencatat sebesar bagian kepemilikannya
saja. Pencatatan yang akan dibuat PT Pandawa akan menambah saldo Investasi pada PT Satria
dan Bagian Laba atas PT Satria karena transaksi penjualan peralatan tersebut menyebabkan
kerugian. Berikut pencatatan yang dibuat oleh PT Pandawa:
31 Desember 2015
Investasi pada PT Satria 8.000.000
Bagian Laba atas PT Satria 8.000.000
Berikut adalah buku besar Investasi pada PT Satria dan Bagian Laba atas PT Satria per 31
Desember 2015:
Thank you