• Terjadi penipisan tulang (ukuran otot dan tulang kecil) • Muka dan suara imatur (tampak seperti anak kecil) • Tanda seks sekunder tidak berkembang : tidak adanya rambut pubis, rambut aksila, payudara, penis, maupun tidak mendapat haid • Infertilitas • Impotensi • Libido menurun Penatalaksanaan Dwarfisme •Terapi Hormon Sebuah hormon sintetis akan disuntikkan untuk membantu hormon pertumbuhan yang kurang pada penderita dwarfisme. GH manusia, hormon yang hanya efektif pada manusia, dihasilkan dari tehnik rekombinasi asam deoksiribonukleat (DNA), dapat digunakan untuk mengobati pasien dengan defesiensi GH dan hanya dapat dikerjakan oleh dokter spesialis. Suntik hormon ini dilakukan hingga beberapa kali selama masa remaja, setidaknya hingga tinggi badan maksimum dari tinggi rata-rata di keluarga pasien tercapai. Selain tinggi badan, suntikan juga dilakukan untuk memastikan tubuh dapat tumbuh sesuai dengan kapasitas pertumbuhan yang seharusnya. •Pembedahan dan Radiasi Operasi pengangkatan tumor dan sinar radiasi untuk penanganan tumor. Selain itu prosedur operasi juga dilakukan untuk memperbaiki arah tumbuh tulang, memperbaiki bentuk tulang belakang agar stabil, dan memperbesar pembukaan di tulang belakang untuk mengurangi tekanan pada saraf tulang belakang. •Rawat Jalan Rawat jalan untuk memantau kondisi kesehatan penderita dwarfisme, mengingat komplikasi dari kondisi ini dapat berpengaruh kepada aktivitas sehari-hari, misalnya apnea tidur, dan infeksi telinga Komplikasi Dwarfisme Dwarfisme Proporsional Terganggunya tumbuh kembang pada kondisi ini umumnya menyebabkan buruknya perkembangan organ tubuh, misalnya gangguan jantung, terhambatnya pematangan organ seksual yang akhirnya berdampak pada penampilan fisik dan fungsi sosial penderita. Dwarfisme Disproporsional • Kaki yang melengkung seperti busur panah. • Keterlambatan pada perkembangan kemampuan motorik, seperti merangkak, duduk, dan berjalan. • Kesulitan bernapas saat sedang tidur. • Sering mengalami infeksi telinga dan berisiko kehilangan pendengaran. • Memiliki jumlah gigi yang terlalu banyak. • Menderita arthritis. • Penambahan berat badan yang bisa menambah tekanan pada saraf, serta memicu gangguan pada sendi dan tulang belakang. • Hidrosefalus. • Bertambahnya tekanan pada saraf tulang belakang yang ada di dasar tulang tengkorak. • Punggung yang terus membungkuk atau bengkok, disertai dengan rasa sakit. • Penyempitan saluran pada tulang belakang bagian bawah sehingga menambah tekanan pada saraf tulang belakang, disusul dengan rasa sakit atau mati rasa pada tungkai. Manifestasi Gigantisme Gigantisme memiliki gejala-gejala fisik yang bisa dikenali pada anak secara langsung, yaitu : • Ukuran badan anak yang lebih tinggi dari anak lain seumurannya. • Beberapa bagian tubuh anak dapat memiliki perbedaan proporsi dengan bagian tubuh lain pada dirinya sendiri, seperti pertumbuhan tangan dan kaki yang disertai penebalan pada jari-jari. • Perubahan bentuk wajah : hidung, bibir, dahi, rahang, dan lipatan kulit menjadi besar, serta rahang dan dahi yang menonjol. • Gangguan toleransi glukosa bisa berkembang sampai timbul diabetes melitus. • Gangguan metabolisme lemak akibat hiperlipidemia. • Cepat lelah dan letargi. Selain itu, gejala yang dialami juga tergantung pada seberapa besar ukuran tumor pada kelenjar hipofisis karena dapat menekan syaraf otak. Penderita dapat mengalami sakit kepala, kelelahan, mual sebagai akibat tumor, gangguan penglihatan, kehilangan pendengaran, periode menstruasi yang tidak normal, serta keterlambatan masa pubertas pada anak. Penatalaksanaan Gigantisme • Transsphenoidal Surgery • Terapi Radiasi • Terapi Farmakologi a) Analog Somatostatin b) Agonis Dopamine Komplikasi Gigantisme Pubertas tertunda merupakan komplikasi utama penyakit ini. Terapi radiasi dan pembedahan dapat menyebabkan berkurangnya kadar hormon hipofisis. Tingkat hipofisis yang rendah dapat menyebabkan komplikasi lain dari gigantisme: • Hipotiroidisme • Hipogonadisme • Insufisiensi adrenal