” Anis Partiwi
Nida Mujahidah 1910711028
Nida Julia
1910711024
1910711029
Anisa 1910711030
Oktaviolyta Cemerlang 1910711031
Raras Dwiinova 1910711032
Siti Luthfiana Hasena 1910711033
Keperawatan Dasar 2 (Kelas A)
Muhamad Fathurahman 1910711052
Fida Nabilah Auliya 1910711068
Luthfi Sari Wibowo1910711071
Fitri Wulan Sari 1910711074
Fathia Nurfadillah Aninda 1910711075
Fadhia Syaharani Ardira 1910711077
Prinsip Pemberian Obat
1996.Kee Joyce L,Evelyn R. Hayes. FARMAKOLOGI PENDEKATAN PROSES
KEPERAWATAN.Jakarta:EGC
Hello!
Fadhia Syaharani Ardira
1910711077
3
Supaya dapat tercapainya pemberian obat yang aman, seorang perawat harus melakukan
"enam hal yang benar“: klien yang benar, obat yang benar, dosis yang benar, waktu yang
benar, rute yang benar, dan dokumentasi yang benar. Pada waktu lampau, hanya ada
lima hal yang benar dalam pemberian obat. Tetapi kini, ada hal keenam yang
dimasukkan, yaitu dokumentasi.
4
1. Benar Klien (klien yang benar).
7
Komponen dari perintah Ada 4 kategori Implikasi dalam perawatan
pengobatan : perintah pemberian mencangkup:
▸ Tanggal dan saat perintah obat : ▸ periksa apakah perintah pengobatan
di tulis ▸ perintah tetap atau lengkap dan sah jika perintah tidak
▸ Nama obat standing order lengkap atau tidak sah beritahu
▸ perintah satu kali perawat dan atau dokter yang
▸ Dosis obat
atau single order bertanggung jawab
▸ Rute pemberian
▸ perintah PRN atau ▸ kedua ketahui alasan mengapa klien
▸ Frekuensi pemberian menerima obat tersebut yang
jika perlu
▸ Tanda tangan dokter atau ▸
perintah STAT atau ▸ ketiga periksa label sebanyak 3 kali
pemberi asuhan sebelum memberikan obat
segera
kesehatan
8
3. Benar Dosis
9
Implikasi dalam perawatan termasuk :
Hitung dosis obat dengan benar. Jika ragu- ragu, dosis obat harus dihitung kembali dan
diperiksa oleh perawat lain. Dalam banyak institusi, perawat pertama yang memberikan obat
tertentu kepada seorang klien harus menghitung dosis dan membutuhkan tanda tangan pada
kolom tanda tangan perawat jika parameter keamanan telah ditentukan.
Lihat buku PDR, American Hospital Formulary, atau buku referensi obat lainnya untuk
batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.
10
4. Benar Waktu
▸ Waktu yang benar adalah saat di ▸ Jika obat mempunyai waktu
mana obat yang diresepkan paruh (t2) yang panjang, obat
harus diberikan. diberikan sekali sehari.
▸ Dosis obat harian diberikan pada ▸ Obat-obat dengan waktu paruh
waktu tertentu dalam sehari, pendek diberikan beberapa kali
seperti b.i.d (dua kali sehari), sehari pada selang waktu yang
t.i.d (tiga kali sehari), q.i.d tertentu.
(empat kali sehari), atau q6h
(setiap 6 jam), sehingga kadar
obat dalam plasma dapat
dipertahankan.
11
Implikasi dalam perawatan termasuk :
Berikan obat yang khusus
dan berikan obat-obat
yang terpengaruh Periksa tanggal kadaluwarsa.
makanan
2. 4
1. 3.
Antibiotik harus diberikan Berikan obat-obat yang terpengaruh oleh
dalam selang waktu yang makanan, seperti tetrasiklin, sebelum makan.
sama(min. setiap 8 jam dari
pada t.i.d) sepanjang 24 jam
untuk menjaga kadar darah
12
terapeutik.
5. Benar Rute
Rute yang benar perlu untuk absorpsi yang
Implikasi dalam perawatan termasuk:
tepat dan memadai.
▸ Nilai kemampuan klien untuk menelan
Rute yang lebih sering dari absorpsi adalah
sebelum memberikan obat-obat per oral.
oral (melalui mulut):
cairan, suspensi, pil, tablet, atau kapsul; ▸ Pergunakan teknik aseptik sewaktu
sublingual(di bawah lidah untuk abeorpsi memberikan obat. Teknik steril dibutuhkan
vena), bukal (antara gusi dan pipi); topikal dalam rute parenteral.
(dipakai pada kulit), inhalani (semprot ▸ Berikan obat-obat pada tempat yang sesuai.
aerosol); instilasi (pada hidung, mata, ▸ Tetaplah bersama klien sampai obat-obat
telinga, rektum, atau vaginal,dan empat oral telah ditelan
rute parenteral: intradermal, subkutan,
intramuskular, dan intravena.
13
6. Benar Dokumentasi
▸ Dokumentasi yang benar membutuhkan tindakan
segera dari seorang perawat untuk mencatat
informasi yang sesuai mengenai obat yang telah
diberikan.
▸ Hal ini meliputi meliputi nama obat, dosis, rute
(tempat suntikan jika perlu), waktu dan tanggal,
dan inisial atau tanda tangan perawat. Respons
klien terhadap pengobatan perlu dicatat untuk Place your screenshot here
beberapa macam obat.
▸ Penundaan dalam mencatat dapat mengakibatkan
lupa untuk mencatat pengobatan atau perawat
lain memberikan obat itu kembali karena ia
berpikir obat belum diberikan
14
PERTIMBANGKAN
KHUSUS DALAM
PEMBERIAN OBAT
PADA BAYI DAN
ANAK, LANSIA.
ANIS PARTIWI
(1910711024)
BAYI DAN ANAK
Beberapa pertimbangan yang perlu diambil sehubungan dengan pemakaian obat pada
anak (Speight, 1987; WHO, 1987; Katzung, 2010) adalah:
Pertimbangan farmakokinetik
obat, meliputi absorpsi, distribusi, Penghitungan dosis.
metabolisme dan ekskresi.
Apabila diagnosis kerja telah ditegakkan dan keputusan pemberian obat telah diambil,
perlu adanya pemikiran efek apa yang dapat ditimbulkan pada pemberian obat. Sebagai contoh
adalah pemberian amfetamin.
Oleh sebagian besar praktisi medik, obat ini dipercaya dapat meningkatkan konsentrasi
anak, sehingga mudah dikendalikan dan tertarik pada hal-hal yang bermanfaat (misalnya
pelajaran di sekolah). Namun demikian perlu diingat bahwa penggunaan obat ini tidak lepas
dari risiko efek samping.
Efek samping amfetamin antara lain halusinasi, hiperaktivitas (sering mendorong ke
arah kenakalan anak) hingga sampai kejang. Namun, efek samping ini sering luput dari
perhatian praktisi medik maupun orang tua pasien.
3. PERHITUNGAN DOSIS
Berat Badan Perkiraan Luas permukaan Persentase
Umur tubuh (m2) Dosis Dewasa
(kg) (lb)
Pada periode ini, pemberian obat per 1. Cara pemberian obat efektif
oral dapat mengakibatkan aspirasi, 2. Menghindarkan obat dari
beberapa obat tidak diabsorpsi secara jangkauan anak
baik. Jika diberikan secara 3. Pengobatan pada infeksi
intramuskuler, sebaiknya dilakukan di berulang
tungkai atas, sebelah anterior atau 4. Pemakaian obat untuk penyakit
lateral. Penyuntikan pada pantat tidak kronik
dianjurkan mengingat masa otot yang
masih relatif kecil dan kemungkinan
rusaknya saraf skiatik.
LANJUT USIA
USIA LANJUT
KAPSUL
JELLY (GEL )
UNGUENTA (SALEP)
Sediaan semi padat yang sedikit cair, kental dan
• Daya penetrasi paling kuat bila dibandingkan lengket yang mencair waktu kontak dengan kulit,
dengan bentuk sediaan padat lainnya. mengering sebagai suatu lapisan tipis, tidak
• Cukup stabil dalam penyimpanan dan berminyak. Pada umumnya menggunakan bahan
transportasi dasar larut dalam air ( PEG, CMG, Tragakanta )
• Obat kontak dengan kulit cukup lama sehingga • Obat dapat kontak kulit cukup lama dan mudah
cocok untuk dermatosis yang kering dan kering
kronik serta cocok untuk jems kulit yang • Dapat berfungsi sebagai pendingin dan
bersisik dan berambut. pembawa obat
• Tidak boleh digunakan untuk lesi seluruh • Bahan dasar mempunyai efek pelumas tidak
tubuh. Contoh : Tolmicen 10 ml, Polik oint 5 g berlemak sehingga cocok untuk dermatosa
kronik
• Biasanya untuk efek lokal, pemakaian yang
terlalu banyak dapat memberikan efek sistemik.
Semi Padat
ABOUT THE DISEASE
PASTA
CREAM
Masa lembek dibuat dengan mencampurkan bahan
Sediaan semi padat yang banyak mengandung air, obat yang berbentu serbuk dalam jumlah besar ( 40
sehingga memberikan perasaan sejuk bila dioleskan — 60% ), dengan vaselin atau paraffin cair
pada kulit, • Obat dapat kontak lama dengan kulit
• Absorbsi obat cukup baik dan mudah • Sediaan ini cocok untuk dermatosa yang agak
dibersihkan dari kulit basah ( Sub akut atau kronik )
• Kurang stabil dalam penyimpanan karena • Dapat berfungsi sebagai pengering, pembersih,
banyak mengandung air dan mudah timbul dan pembawaUntuk lesi akut dapat
jamur bila sediaan dibuka segelnya. meninggalkan kerak vesikula
• Dapat berfungsi sebagai pelarut dan pendingin
• Sediaan ini cocok untuk dermatosa akut.
Cair
ABOUT THE DISEASE
SOLUTIO SIRUP
Sifat:
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat • Lebih kental dan lebih manis dibandingkan
kimia yang terlarut. dengan Solutio.
Solute : Zat yang terlarut. • Cocok untuk anak-anak maupun Dewasa.
Solven : Cairan pelarut umumnya adalah air • Sirup Kering : Suatu sediaan padat yang berupa
• Obat homogen dan absobsi obat cepat serbuk atau granula yang terdiri dari bahan obat,
• Untuk obat luar mudah pemakaiannya dan pemanis, perasa, stabilisator dan bahan lainnya,
cocok untuk penderita yang sukar menelan, kecuali pelarut. Apabiola akan digunakan
anak-anak dan manula ditambah pelarut (air) dan akan menjadi bentuk
sediaan suspensi.
Cair
ABOUT THE DISEASE
SUSPENSI ELIXIR
GARGARISMA LOTION
GUTTAE
Obat
Parenteral
nantinya akan
melalui
saluran cerna
Jurusan rute adalah oral (melalui
mulut), parenteral (disuntikkan), dan
topical (diterapkan pada kulit atau
selaput lendir).
Keuntungan: Kerugian
• Sederhana dan bisa digunakan • Dosis tidak diketahui karena
oleh kebanyakan orang beberapa obat tidak diserapdan
• Nyaman; tidak membutuhkan beberapa dimetabolisme di hati
peralatan yang kompleks sebelum mencapai aliran darah.
• Aksi narkoba yang lambat
• Relatif murah • Iritasi gastrointestinal
05 mukosa oleh
beberapa obat
Catatan:
Keuntungan: Kerugian
• Mengizinkan penggunaan • Dengan tabung nasogastrik, obat-
saluran GI di pasien yang tidak obatan dapat disedot ke paru-paru
• Tabung bor kecil sering menjadi
bisa memakaiobat oral
tersumbat
• Dapat digunakan lebih lama • Memerlukan tindakan pencegahan
periode waktu, jika perlu khusus memberi dengan benar dan
• Dapat menghindari atau menghindari
05 komplikasi
mengurangi suntikan
Catatan:
Keuntungan:
• Kerugian
Relatif tidak menyakitkan
• Hanya sejumlah kecil obat (hingga 1
• Jarum yang sangat kecil bias mL) bias diberikan
digunakan • Penyerapan obat relatiflambat
• Insulin dan heparin, obat yang • Hanya beberapa obat yang bias
biasa digunakan, bisa diberikan Sub-Q
diberikan Sub-Q 05
Catatan:
Keuntungan: Kerugian
• Dapat digunakan untuk • Jumlah yang relatif kecil obat
beberapa Obat (hingga 3 mL) dapat diberikan
• penyerapan obat cepat karena • Risiko kerusakan pembuluh darah
jaringan otot memiliki pasokan atau saraf jika jarum tidak
diposisikan dengan benar
darah yang melimpah
05
Catatan:
Keuntungan: Kerugian:
• Memungkinkan pemberian
• Diperlukan waktu dan • Potensi tinggi untuk
obat diberikan kepada pasien keterampilan untuk merugikan reaksi akibat
yang tidak dapat mengambil venipuncture dan obat cepat aksi dan
cairan atau obat dengan mempertahankan jalur kemungkinan
saluran pencernaan IV komplikasi terapi IV
• Setelah disuntikkan, (mis., perdarahan,
• Melewati hambatan untuk obat tidak dapat diambil05 infeksi, cairan overload,
obat penyerapan yang terjadi kembali jika merugikan ekstravasasi)
dengan rute lain efek atau overdosis • Flebitis dan trombosis
• Aksi obat cepat terjadi dapat terjadi dan
menyebabkan rasa tidak
• Jumlah yang lebih besar bias nyaman atau sakit, perlu
diberikan selain oleh Sub-Q berhari-hari atau minggu
dan Rute IM untuk mereda, dan
• Memungkinkan administrasi membatasi pembuluh
darah yang tersedia
lambat ketika diindikasikan untuk terapi masa depan
06 Pemberian topikal
Dosis lazim =
Dosis toksis
Dosis terapi Jumlah obat yang
Angka patokan yang mampu menyebabkan
menunjukkan jumlah keracunan bila
obat yang harus diberikan kepada
diberikan atau dipakai seseorang atau hewan
untuk memdapatkan coba.
pengaruh sesuai dengan
khasiat obat yang
dikehendaki.
Dosis maksimum Dosis letal
Jumlah obat yang sebanyak- Jumlah obat yang
banyaknya yang dapat diberikan kepada
diberikan kepada seseorang seseorang yang mampu
tanpa menimbulkan pengaruh menyebabkan kematian.
keracunan.
RUMUS DASAR
Keterangan :
DxV=A D : dosis yang diinginkan atau
H dosis yang diberikan
dokter
H : dosis obat pada label
tempat obat (botol atau
vial)
V : jumlah cairan oplosan atau
bentuk obat yang tersedia
(tablet, kapsul, cair)
A : jumlah hasil hitungan yang
diberikan kepada pasien
CONTOH
1
Dit : A?
Jawab :
D/HxV=A
850 / 1000 x 8 = A
A = 6,8 cc
2
Dik :
D : 0,5 gram = 500 mg
H : 250 mg
V : 1 capsul
Dit : A?
Jawab :
D/HxV=A
500 / 250 x 1 = A
A = 2 caps
PEMBERIAN OBAT
SECARA ORAL
Raras Dwinova (1910711032)
Pemberian Oral adalah yang paling
umum, paling murah, dan paling
banyak digunakan sebagai rute
ternyaman untuk sebagian besar
klien. Dalam pemberian oral, obat
ditelan dengan cairan. Obat oral
memiliki cara kerja yang lebih
lambat dan efek lebih lama dari obat
parenteral. Kekurangannya yaitu
dapat mencakup rasa yang tidak
menyenangkan dari obat, iritasi
mukosa lambung, penyerapan tidak
teratur dari Saluran GI, penyerapan
lambat, dan, dalam beberapa
kasus, membahayakan gigi klien.
01. 02.
Sublingual Bukal
(Buccal)
Dalam pemberian sublingual Dalam pemberian bukal, obat
obat ditempatkan di bawah (mis., tablet) diadakan di mulut
lidah, tempat di mana obat larut. melawan lendir selaput pipi
Dalam waktu yang relatif sampai obat larut. Ajari pasien
singkat, sebagian besar diserap untuk mengganti pipi dengan
ke dalam pembuluh darah di setiap dosis berikutnya untuk
bagian bawah lidah. Obat tidak menghindari iritasi mukosa.
boleh ditelan. Nitrogliserin Peringatkan pasien untuk tidak
adalah salah satu contoh obat mengunyah atau menelan obat
yang biasa diberikan dengan atau untuk mengambil cairan
cara ini. Katakan pada pasien apa pun dengannya. Obat ini
untuk tidak minum apa pun dapat bekerja secara lokal pada
sampai obatnya benar-benar selaput lendir mulut atau
habis larut. sistemik ketika tertelan dalam air
liur.
GAMBAR
Sublingu
al
Bukal
(Buccal)
PEMBERIAN OBAT NIDA JULIA NAFI’AWANI
Indikasi Injeksi IC
Pasien yang membutuhkan tes alergi (mantoux tes).
Pasien yang akan melakukan vaksinasi.
Menegakkan diagnosa penyakit.
Sebelum memasukkan obat.
Kontraindikasi Injeksi IC:
Pasien yang mengalami infeksi pada kulit.
Pasien dengan kulit terluka.
Pasien yang sudah dilakukan skin tes.
LOKASI INJEKSI INTRAKUTAN / IC
https://www.perawatkitasatu.com/2019/07/injeksi-intrakutan-ic-definisi-tujuan.html
PERLENGKAPAN/ALAT
1. Daftar obat pasien
2. Bak steril yang dialasi kasa (tempat spuit)
3. Spuit 1 cc dan jarum no. 27G atau no. 30G berisi cairan suntikan
(obat sesuai dosisnya)
4. Kapas alkohol
5. Wadah pembuangan (bengkok)
6. Handscoon/sarung tangan bersih
7. Perlak dan alas
8. Pulpen atau spidol
CARA PENYUNTIKAN SECARA IC
An i sa 1 9 1 07 11 0 3 0
F it r i Wu la n Sa ri 1 9 1 07 11 0 7 4
Pengertian injeksi
intravena :
• 4 . Ty p o i d
• 5. Sesak nafas
• a. untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorpsi dari pada dengan injeksi perenteral lain
Lokasi injeksi :
• 1 . Ve n a m e d i a n a n c u b i t u s / c e p h a l i k a ( d a e r a h l e n g a n )
• 2 . Ve n a s a p h e n o u s ( t u n g k a i )
• 3 . Ve n a j u g u l a r i s ( l e h e r )
• 4 . Ve n a f r o n t a l i s / t e m p o r a l i s d i d a e r a h f r o n t a l i s d a n t e m p o r a l d a r i k e p a l a .
Pemberian obat intravena dapat dilakukan dengan cara infus continue, infus
intermitten ataupun dalam bentuk bolus. Formulasi untuk ketiga cara pemberian ini
tidak dapat saling dipertukarkan, karena akan berakibat fatal pada pasien.
Pemberian obat melalui infus yang continue bertujuan untuk menghasilkan dan mempertahankan
konsentrasi obat yang konstan dalam darah, misalnya pada pemberian oksitosin . Obat tersebut
diberikan sebagia larutan yang encer untuk mengurangi iritasi vena. Akan tetapi kita harus yakin bahwa
larutan obat yang disuntikkan lewat infus dapat bercampur dengan larutan infusnya. Sebagai contoh,
frusemid (Furosemid) tidak dapat bercampur dengan larutan Glukose/Dextrose.
2. Infus intermittent
Beberapa obat dapat diberikan sebagai infus selama 20 menit hingga 1 jam/ cara pelaksanaannya
bergantung pada apakah sudah ada infus yang terpasang atau hanya obat tersebut yang akan diberikan
melalui infus. Bila ada infus yang harus diberikan bersamaan, kedua obat tersebut harus kompantibel
dan digunakan two-way-tap. Bila hanya obat tersebut yang akan diinfuskan, kanula tersebut harus
dibilas sebelum dan setelah pemberian obat. Pemberian infus intermitten dapat menyebabkan
konsentrasi obat tersebut dalam plasma berfluktuasi, dan dapat turun diatas atau dibawah kisaran
terapeutik.Keadaan ini dapat menimbulkan intoksikasi (keracunan) maupun kegagalan terapi.Konsentrasi
yang berfluktuasi tersebut dapat terjadi, misalnya pada wanita yang mendapatkan terapi antibiotic atau
heparin intravena. Karena penyerapan obat-obat intravena berlangsung sangat cepat, maka
pemberiannya harus benar- benar “tepat waktu” penyuntikan yang terlambat
atau pemberian yang terlalu dekat antara yang satu dengan yang lainnya akan menyebabkan fluktuasi
pada konsentrasi obat.
3. Pemberian secara bolus
Suntikan dapat diberikan langsung pada pembuluh vena atau pada selang infus (perkap).
Penyuntikan langsung pada vena biasanya sedapat mungkin dihindari, karena alasan :
a. Penggunaan jarum baja untuk penyuntikan IV yang berkali-kali membawa resiko ekstravasasi dan
kerusakan jaringan.
b . Ta n p a a k s e s v e n a y a n g c o n t i n u e , s e t i a p r e a k s i y a n g m e r u g i k a n a k a n s u l i t d i t a n g a n i . P e m b e r i a n
secara bolus lewat infus harus dilakukan dengan perlahan untuk memungkinkan cairan infus mengalir
terus dan mengencerkan obat yang disuntikkan.Kecepatan penyuntikan tergantung pada jenis
obatnya.Umumnya tidak ada obat yang boleh disuntikkan secara intravena dengan kecepatan kurang
dari satu menit, kecuali jika paseinnya mengalami gagal jantung atau bila terdapat perdarahan hebat
(Loeb et al, 1993; McKenry & salerno, 1995).
Pe mbe r i a n Ob a t Me l a l ui I nt r a v e na ( Se c a r a La n gs ung ) P e rs i a pa n a l a t :
2. kapas alkohol
3. sarung tangan
5. spuit 2ml – 5 ml
6. bak spuit
7. baki obat
8. plester
9. perlak pengalas
1 0 . k a r e t p e m b e n d u n g ( t o u r ni q u e t )
11 . k a s a s t e r i l ( b i l a p e r l u )
Prosedur Kerja :
1.Cuci tangan
3.Indentifikasi klien
9.Pilih area penususkan yang bebas dari tangda kekakuan, peradangan atau rasa gatal. Menghindari
gangguan absorpsi obat atau cidera dan nyeri yang berlebihan
11 . B e r s i h k a n a r e a p e n u s u k a n d e n g a n m e n g g u n a k a n k a p a s a l k o h o l , d e n g a n g e r a k a n s i r k u l e r d a r i a r a h
da rah k eluar deng an d iamet er s ekit ar 5 cm. Tungg u sa mpai kerin g. M et odr oni dilaku kan u nt uk
membuang sekresi dari kulit yang mengandung mikroorganisme
Lanjutan
12.Pegang kapas alkohol dengan jari - jari tengah pada tangan non dominan
1 4 . Ta r i k k u l i t k e b a w a h k u r a n g l e b i h 2 , 5 c m d i b a w a h a r e a p e n u s u k a n d e n g a n t a n g a n
1 5 . n o n d o m i n a n . M e m b u a t k u l i t l e b i h k e n c a n g d a n v e n a t i d a k b e r g e s e r, m e m u d a h k a n
16.Penusukan
17.Pegang jarum pada posisi 300 sejajar vena yang akn ditusuk perlahan pasti
18.Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum kedalam vena
19.Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit dan tangan
23.20.Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkkan (300) , sambil
2 5 . Tu t u p a r e a p e n u s u k k a n d e n g a n m e n g g u n a k a n k a s s a s t e r i l y a n g d i b e r i b e t a d i n
29.Cuci tangan
Memberikan obat intravena melalui wadah merupakan pemberian obat dengan menambahkan atau
memasukkan obat ke dalam wadah cairan intravena.
Tu j u a n n y a : u n t u k m e m i n i m a l k a n e f e k s a m p i n g d a n m e m p e r t a h a n k a n k a d a r t e r a p e u t i k d a l a m d a r a h .
3 . Wa d a h c a i r a n ( k a n t o n g a t a u b o t o l )
4. kapas alcohol
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
3. Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukkan ke dalam spuit.
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukan jarum spuit hingga menembus bagian tengah dan
masukkan obat berlahan – lahan ke dalam kantong atau wadah cairan.
7. Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikan kantong cairan secara perlahan
–lahan dari satu ujung ke ujung lain.
9. Cuci tangan
10. catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat
B. Pemberian obat melalui selang intravena
4. Kapas alkohol
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
3. Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukan ke dalam spuit.
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukan jarum spuit hingga menembus bagian tengah dan
masukan obat secara perlahan- lahan ke dalam selang intravena.
9. Cuci tangan
91
Lokasi Injeksi Intramuskular
1. Paha (Vastut Lateraslis) 2. Ventrogluteal 3. Dorsogluteal
Posisi klien terlentang dengan Posisi klien berbaring miring, Lokasi ini dapat digunakan
lutut agak fleksi. Area ini telentang, atau telentang dengan pada orang dewasa dan anak-
terletak antara sisi median lutut atau panggul miring dengan anak diatas 3 tahun, tidak untuk
anterior dan sisi midlateral tempat yang diinjeksi fleksi. anak dibawah 3 tahun karena
paha. Otot vastus lateralis Arean ini paling banyak dipilih pada usia ini otot dorsogluteal
biasanya tebal dan tumbuh untuk injeksi muscular karena belum berkembang. Perawat
secara baik pada orang dewasa pada area ini tidak terdapat juga harus berhati-hati dalam
dan anak-anak. Pada bayi pembuluh darah dan saraf besar. melakukan injeksi dorsogluteal
disarankan menggunakan area Area ini jauh dari anus sehingga agar tidak mengenai saraf
ini karena pada area ini tidak tidak atau kurang skiatik dan pembuluh darah.
terdapat serabut saraf dan terkontaminasi.
pembuluh darah besar.
92
4. Lengan Atas (Deltoid) 5. Rectus Femoris
Posisi klien duduk atau berbaring datar Pada orang dewasa rectus femoris terletak
dengan lengan bawah fleksi tetapi rileks pada sepertiga tengah paha bagian depan,
menyilangi abdomen atau pangkuan. Area pada bayi atau orang tua kadang-kadang
ini dapat ditemukan pada lengan atas bagian kulit di atasnya perlu ditarik atau sedikit
luar. Area ini jarang digunakan untuk dicubit untuk memudahkan jarum
injeksi intramuscular karena mempunyai mencapai kedalaman yang tepat.
resiko besar terhadap bahaya tertusuknya
pembuluh darah, mengenai tulang atau
serabut saraf. Untuk menentukan lokasi
deltoid adalah meletakkan dua jari secara
vertical dibawah acromion.
93
94
Indikasi dan Kontraindikasi Injeksi
Intramuskular
95
Tujuan Pemberian Obat Intramuskular
Pemberian obat dengan intramuscular bertujuan untuk
absorpsi obat lebih cepat daripada pemberian obat
secara subcutan karena lebih banyaknya suplai darah di
otot tubuh.
96
Peralatan yang perlu di persiapkan
1. Jarum suntik steril dengan panjang yang cukup untuk dapat menusuk otot dengan baik (±6,5 cm)
2. Bak injeksi
3. Bengkok
4. Kassa
5. Obat yang akan digunakan
6. Gergaji kecil untuk memotong ampul (bila diperlukan)
7. Handscone
8. Kapas alcohol
9. Cairan pelarut atau cairan steril
10. Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat
97
98
Cara Pemberian Obtan Injeksi Intramuskular
1. Persiapkan alat
2. Letakkan alat disamping pasien agar lebih mudah
3. Pastikan obat apa yang ingin diberikan pada pasien dan pasiennya tepat dengan melihat
label obat dan buku catatan
4. Jelaskan pada pasien tindakan yang ingin dilakukan
5. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
6. Memakai handscone
7. Ambil spuit, kemudian lepaskan penutupnya
8. Ambil obat kemudian masukan kedalam spuit sesuai dengan dosis, setelah itu letakan ke
bak injeksi . Sebelum itu pastikan lagi apakah obat yang ingin diberikan sudah benar
99
9. Periksa tempat yang akan dilakukan tindakan penyuntikan
10. Desinfeksi dengan kapas alcohol daerah yang akan dilakukan tindakan penyuntikan
11. Lakukan penyuntikan dengan posisi jarum tegak lurus
12. Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit. Jika tidak ada darah masukan obat secara perlahan
hingga habis
13. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan daerah penyuntikan dengan kapas
alcohol. Tutup spuit kembali kemudian letakan spuit yang telah digunakan ke dalam bengkok
14. Lihat kembali obat yang telah diberikan kepada pasien
15. Catat reaksi, jumlah dosis, dan waktu pemberian
16. Lepaskan handscone dan bersihkan peralatan yang telah digunakan
17. Cuci tangan
100
PENYUNTIKAN
SECARA SC
SENI NILAM SARI (1910711009)
MUHAMAD FATURAHMAN (1910711052)
Sumber : Kozier, B., Erb, G., Berman, A., Snyder, S. J., Frandsen, G.,
Buck, M., … Stamler, L. L. (2018). Fundamentals of Canadian nursing:
concepts, process, and practice (4th ed.). Don Mills, Ontario: Pearson.
PENGERTIAN
▹ Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau
suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau
disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikkan dengan cara menusuk jaringan ke dalam otot atau
melalui kulit. Pemberian injeksi merupakan prosedur invasif
yang harus dilakukan dengan menggunakan teknik steril.
▹ Injeksi subcutan merupakan cara memberikan obat dengan 10
2
memasukkan obat ke dalam jaringan subcutan dibawah kulit
dengan spuit.
▹ Jenis obat yang lazim diberikan secara subkutan adalah
vaksin, obat-obatan preoperasi, narkotik, insulin, dan heparin.
TUJUAN
▹ Memasukkan sejumlah toksin atau obat pada jaringan
subcutan di bawah kulit untuk di absorbsi. Selain itu alasan
kenapa injeksi subcutan ini di pilih adalah karena dengan
penggunaan injeksi ini maka obat dapat menyebar dan
diserap secara perlahan-lahan.
10
▹ Beberapa contohnya adalah injeksi pada vaksin, uji 3
tiberculin dan di lakukan dalam program pemberian insulin
yang di gunakan untuk mengontrol kadar gula darah.
“
INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI
Indikasi :
▹ Indikasi pada klien yang akan dilakukan
vaksinasi, obat-obatan preoperasi, obat
narkotik, insulin dan heparin.
▹ Penyuntikan bisa dilakukan pada pasien yang
tidak sadar
▹ Tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara
oral,
▹ tidak alergi.
▹ Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah
dalam dan punggung bagian atas.
Kontra Indikasi : luka, berbulu, alergi, infeksi kulit.
104
LOKASI
Di antara banyak jenis obat yang diberikan secara
subkutan (tepat di bawah kulit) adalah vaksin tertentu,
insulin, dan heparin.
Tempat umum untuk injeksi subkutan adalah perut,
lengan atas bagian luar, dan dan anterior paha. Daerah-
daerah tersebut lebih mudah dan biasanya memiliki
sirkulasi darah yang baik. Area lain yang dapat
10
digunakan adalah area skapular pada punggung atas, 5
dan area ventrogluteal dan dorsoglual atas seperti pada
gambar di bawah.
Obat yang disuntikkan biasanya kurang dari 1 mL jika
melalui rute subkutan. Jenis jarum suntik yang
digunakan untuk injeksi subkutan tergantung pada obat
yang diberikan. Umumnya, jarum suntik 1 atau 2 mL
digunakan untuk sebagian besar injeksi subkutan.
Namun, penyuntikan insulin menggunakan syringe
insulin.
106
LANGKAH – LANGKAH
PENYUNTIKAN SC
ALAT
▹ Catatan administrasi obat-
obatan (MAR) klien.
▹ Ampul obat steril yang
benar.
▹ Jarum dan syringe (seperti
syringe 1 hingga 2 mL,
jarum ukuran 25-27.) 10
8
▹ Swab Antiseptik
▹ Sarung tangan bersih
LANGKAH - LANGKAH
1. Periksa MAR dan pastikan obat yang akan a. Pilih area yang bebas dari luka dan inflamasi
disiapkan itu benar dan ikuti tiga langkah juga tidak digunakan dengan sering.
pengecekan sebelum pemberian obat. b. Pakai sarung tangan bersih.
2. Cuci tangan dan lakukan langkah pencegahan c. Bersihkan situs dengan swab antiseptik. Mulai
infeksi yang sesuai. dari tengah dan bersihkan dalam lingkaran
3. Siapkan obat dari ampul atau vial untuk yang melebar hingga sekitar 5 cm lalu biarkan
penarikan obat area tersebut benar-benar kering.
4. Sediakan privasi kepada klien. d. Tempatkan dan pegang swab di antara jari
5. Sebelum melakukan prosedur, perkenalkan diri ketiga dan keempat dari tangan yang tidak
kepada klien, dan verifikasi identitas klien dominan, atau posisikan swab pada kulit klien.
dengan menggunakan dua pengidentifikasi.
6. Bantu klien untuk posisi di mana lengan, 1. Lepaskan tutup jarum sambil menunggu
tungkai, atau perut dapat rileks, tergantung pada antiseptik mengering. Tarik tutup langsung untuk
daerah yang akan digunakan. Jika klien tidak menghindari kontaminasi jarum di tepi luar tutup.
kooperatif, minta bantuan. 2. Penyuntikan Obat.
7. Jelaskan tujuan dari pengobatan dan bagaimana
itu akan membantu, menggunakan bahasa yang
dapat dimengerti klien. Sertakan informasi yang
relevan tentang efek obat.
8. Pilih dan bersihkan area yang akan digunakan.
109
10. Penyuntikan Obat. a. Jika terjadi perdarahan,
a. Pegang jarum suntik di berikan tekanan ke situs
tangan dominan Anda dengan kain kasa steril
dengan memegangnya di kering sampai berhenti.
antara ibu jari dan jari-jari 12. Buang peralatan yang habis
Anda. Dengan telapak pakai dengan benar.
menghadap ke samping 13. Lepas sarung tangan dan cuci
atau ke atas untuk tangan.
penyisipan sudut 45 derajat, 14. Dokumentasikan informasi
atau dengan telapak ke yang penting.
bawah untuk penyisipan
sudut 90 derajat, bersiaplah
11
untuk menyuntikkan. 0
b. Dengan menggunakan
tangan yang tidak dominan,
cubit atau renggangkan kulit
di lokasi, dan masukkan
jarum dengan
menggunakan tangan yang
dominan dan dorongan kuat
yang tegas. Pertimbangan
terpenting adalah
kedalaman jaringan
subkutan di area yang akan
disuntikkan.
THANKS
! 11
1