OLEH :
– Ni Wayan Dian Purwasih (C1116113)
– I Gusti Agung Ayu Sri Dewi (C1116117)
– NI Made Dwi Wulandari (C1116122)
– Ni Putu Megayani Dewi Saputri (C1116124)
– Ni Kadek Ayu Nia Arini (C1116125)
– Ni Nengah Elit Isarani (C1116126)
– Ni Made Mega Harta Sari (C1116127)
– Ni Putu Cinta Yani Dewi (C1116138)
– I Gusti Ayu Mirah Dewi Sawitri (C1116144)
Imunisasi
1. Imunisasi Td/TT
Td2 memiliki interval minimal 4 minggu setelah Td1
– Wanita usia subur yang menjadi sasaran imunisasi Td berada dengan masa perlindungan 3 tahun.
pada kelompok usia 15-39 tahun yang terdiri dari WUS hamil Td3 memiliki interval minimal 6 bulan setelah Td2
(ibu hamil) dan tidak hamil. dengan masa perlindungan 5 tahun.
Td4 memiliki interval minimal 1 tahun setelah Td3
– Tujuan : Untuk melindungi bayi baru lahir dari tetanus
dengan masa perlindungan 10 tahun.
neonatorum, melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus Td5 memiliki interval minimal 1 tahun setelah Td4
apabila terluka, pencegahan penyakit pada ibu hamil dan dengan masa perlindungan 25 tahun.
bayi kebal terhadap kuman tetanus, serta untuk mengeliminasi
penyakit tetanus pada bayi baru lahir.
– imunisasi diberikan sebelum kehamilan 8 bulan. Suntikan
Td1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana
biasanya di berikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke
sarana kesehatan..
Pada gambar di atas diketahui cakupan imunisasi Td5
pada wanita usia subur masih sangat rendah yaitu
sebesar 2,40%. Cakupan tertinggi di Provinsi Jawa Timur,
Bali, dan Jawa Tengah dengan capaian sebesar 7,24%,
4,4%, dan 3,29%. Sedangkan provinsi dengan capaian
terendah yaitu Sumatera Utara, Sulawesi Utara, dan
Gorontalo.
Lanjutan ...
2. Hepatitis B
– Vaksin ini dianjurkan pada ibu hamil dengan faktor risiko, yaitu perempuan yang
berhubungan sex dengan laki-laki homoseksual, lebih dari satu pasangan seks
dalam 6 bulan terakhir, pengguna narkoba suntik, sedang dalam pengobatan
penyakit menular seksual,atau satu rumah dengan orang infeksi akut atau
kronik
– Vaksin ini aman diberikan kepada ibu hamil. Waktu pemberian imunisasi ini
adalah pada kehamilan bulan pertama, kedua, dan keenam.
Imunisasi Dasar pada Bayi
e. Polio
d. HiB
- Penyakit polio atau poliomielitis merupakan
– Imunisasi Hib membantu mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus polio. Penyakit
infeksi oleh Haemophilus influenza ini menyerang sususnan saraf pusat dan dapat
tipe b. Organisme ini bisa menyebabkan kelumpuhan. Vaksin polio oral/ oral
polio vaccine (OPV) berisi virus polio hidup tipe 1,2,
menyebabkan meningitis, pneumonia
dan 3, yang dilemahkan. Vaksin polio diberikan
dan infeksi tenggorokan berat. Cara sebanyak 6 kali : saat bayi dipulangkan dari rumah
Pemberian : Dilakukan dengan 2 sakit atau pada kunjungan pertama (polio-0), pada
suntikan dengan interval 2 bulan usia bulan, 4 bulan, 6 bulan, 18 bulan, 5 tahun, dan
12 tahun.
kemudian bosternya dapat diberikan
pada usia 18 bulan.
Lanjutan ....
f. Campak/MR.
– Campak merupakan penyakit menular dan bersifat akut yang disebabkan oleh virus
campak. Pemberian imunisasi campak bertujuan untuk mencegah terjadinya
penyakit campak pada anak. Dosis pemberian 0,5 ml, disuntikkan secara subkutan
pada lengan kiri atas. Pemberian imunisasi campak dianjurkan 2 kali untuk
mengurangi kemungkinan terkena campak, pemberian pertama diberikan pada
umur 12-15 bulan. Pemberian kedua dapat diberikan kapan saja asalkan berjarak
lebih dari 4 minggu dari pemberian pertama, pada anak-anak biasanya diberikan
saat anak berumur 4-6 tahun.
Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa seluruh
bayi di Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Jambi
dan Nusa Tenggara Barat telah mendapatkan
imunisasi dasar lengkap. Sedangkan provinsi
dengan capaian terendah yaitu Kalimantan Utara
(66,2%), Papua (68,6%), dan Aceh (70,0%).
Imunisasi Lanjutan pada Anak Baduta
Imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia sekolah dasar diberikan pada
kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang diintegrasikan dengan
kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Imunisasi yang diberikan adalah
imunisasi campak, tetanus dan difteri. Dengan berlakunya Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, maka
pemberian imunisasi pada BIAS yang sebelumnya diberikan pada anak kelas 1,
2 dan 3 SD berubah menjadi diberikan pada kelas 1 SD (campak dan DT), 2 SD
(Td) dan 5 SD (Td).
Trend dan issu imunisasi
– Target ditahun 2020, Indonesia bisa bebas dari penyakit virus menular. Pemerintah indonesia telah
berkomitmen untuk mencapai eliminasi campak dan pengendalian rubella, program yang tengah
dijalankan pemerintah adalah upaya pencegahan dengan imunisasi Measles-rubella (MR). Pemberian
program imunisasi Measles-rubella (MR) adalah pencegahan terbaik untuk penyakit campak dan rubella.
Satu vaksin mencegah dua penyakit menular.
– Pada pertengah pemberian program imunisasi Measles-rubella (MR) ini mucul penolakan tentang program
imuniasi Measles-rubella (MR), salah satu alasannya adalah issue tentang kandungan enzim babi di dalam
vaksin.
ISSU VAKSIN MR