Anda di halaman 1dari 16

AUDIT PENGELUARAN

(KEWAJIBAN JANGKA
PANJANG)
Long Term Liabilities
Dosen Pengampu:
Endah Prawesti Ningrum, SE., M.Ak

Pemeriksaan Akuntansi 2

Senin, 12 April 2021 6 A2 Akuntansi


KELOMPOK 6
1. Annisa Oktaviani (201810315116)
2. Adhitya Hardiawan (201810315119)
3. Brando (201710317004 )
4. Novita Kurniawati(201810315054)
5. Ardhea Regita Cahyani(201810315050)
6. Aliffio Fadel Piero (201810315185)
PEMBAHASAN
Tujuan
Sifat dan Contoh Pemeriksaan
Kewajiban Jangka (Audit Objectives)
01 Panjang 02 Kewajiban Jangka
Panjang

Audit Prosedur
03 yang Disarankan 04 Contoh Kasus
01
Sifat dan Contoh
Kewajiban Jangka
Panjang
Liabilitas Jangka Panjang adalah kewajiban
perusahaan kepada pihak ketiga, yang jatuh tempo
atau harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu
tahun. (Sukrisno Agoes)

Sumber : buku Auditing 2, Edisi 5, penulis Sukrisno Agoes


Menurut PSAK (IAI, 2009: 1.8)
Kewajiban berbunga jangka panjang tetap diklasifikasikan sebagai
kewajiban jangka panjang walaupun kewajiban tersebut akan jatuh tempo
dalam jangka waktu dua belas bulan sejak tanggal laporan posisi keuangan,
apabila:
a) Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua
belas bulan
b) Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan
pendanaan jangka panjang, dan;
c) Maksud tersebut pada huruf (b) didukung dengan perjanjian pembiayaan
kembali atau penjadwalan kembali pembayaran yang resmi disepakati
sebelum laporan keuangan disetujui.

Sumber : buku Auditing 2, Edisi 5, penulis Sukrisno Agoes


Contoh Kewajiban Jangka Panjang

1. Kredit Investasi (Long Term Loan)


2. Utang Obligasi (Bond Payable)
3. Wesel Bayar (Promissory Notes/Pronotes) yang Jatuh Temponya Lebih Dari 1
Tahun
4. Utang Kepada Pemegang Saham atau Perusahaan Induk (Holding Company)
atau Perusahaan Afiliasi (Affiliated Company)
5. Utang Subordinasi (Subordinated Loan)
6. Bridging Loan
7. Utang Leasing (Utang dalam Rangka Sewa Guna)

Sumber : buku Auditing 2, Edisi 5, penulis Sukrisno Agoes


02
Tujuan Pemeriksaan (Audit
Objectives) Kewajiban
Jangka Panjang
Tujuan Pemeriksaan liabilitas
jangka panjang untuk
menentukan apakah:
1. Terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka panjang
2. Liabilitas jangka panjang yang menjadi kewajiban perusahaan sudah dicatat seluruhnya
per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan diotorisasi oleh pejabat perusahaan
yang berwenang
3. Libilitas jangka panjang yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) betul –
betul merupakan kewajiban perusahaan
4. Libilitas jangka panjang yang berasal dari legal claim atau aset yang dijaminkan sudah
diidentifikasi
5. Biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas jangka panjang serta amortisasi
dari premium/discount telah dicatat per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
6. Biaya bunga libilitaa jangka panjang yang tercatat pada tanggal laporan posisi
keuangan(neraca) betul telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan beban
perusahaan
7. Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga tidak
terjadi bank “default”
Sumber : buku Auditing 2, Edisi 5, penulis Sukrisno Agoes
03
Audit Prosedur yang
Disarankan
Audit Prosedur yang Disarankan
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas liabilitas jangka panjang.
2. Dapatkan dan periksa ringkasan perubahan liabilitas jangka panjang berikut discount,
premium, dan bunga selama periode diperiksa.
3. Kirim konfirmasi kepada bank yang antara lain menanyakan mengenai: plafon kredit, saldo
per tanggal neraca, tingkat bunga, jangka waktu pinjaman dan jaminan kredit.
4. Minta salinan perjanjian kredit permanent file, lalu perhatikan apakah data yang terdapat
dalam perjanjian kredit tersebut sesuai dengan data yang tercantum dalam kertas kerja
pemeriksaan liabilitas jangka panjang.
5. Periksa apakah perolehan/penambahan liabilitas jangka panjang sudah mendapat
persetujuan tertulis dari direksi/dewan komisaris/pemegang saham, yang biasanya diberikan
melalui notulen rapat.
6. Periksa perhitungan bunga, pembayaran bunga dan amortisasi discount/premium dari
obligasi.
7. Periksa apakah ada liabilitas jangka panjang atau wesel bayar yang diperpanjang setelah
tanggal neraca , untuk mengetahui apakah utang tersebut harus tetap disajikan sebagai
liabilitas jangka panjang atau sebagai utang lancar.

Sumber : buku Auditing 2, Edisi 5, penulis Sukrisno Agoes


Audit Prosedur yang Disarankan
(Lanjutan) ....
8. Seandainya ada utang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari perusahaan afiliansi,
harus dikirim konfirmasi dan diperiksa apakah ada pembebanan bunga atas pinjaman
tersebut.
9. Seandainya ada utang leasing, periksa apakah pencatatannya dan penyajiannya di neraca
sudah sesuai dengan standar akuntansi sewa guna usaha (PSAK No. 30 Revisi 2015 tentang
sewa.
10. Periksa apakah ada bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu
tahun yang akan datang, sehingga harus direklasifikasi sebagai liabilitas jangka pendek.
11. Seandainya ada liabilitas jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam mata uang asing,
periksa apakah per tanggal neraca sudah dikonversikan kedalam rupiah dengan
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal neraca dan selisih kurs yang terjadi
sudah dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.
12. Lakukan penelaahan analitis terhadap liabilitas jangka panjang dan biaya bunganya, untuk
melihat kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pencatatan biaya bunga.
13. Tarik kesimpulan apakah penyajian liabilitas jangka panjang di neraca dan catatan atas
laporan keuangan dilakukan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.

Sumber : buku Auditing 2, Edisi 5, penulis Sukrisno Agoes


04
Contoh Kasus
Contoh Kasus - Kewajiban Jangka Panjang
dalam Valuta Asing
Tanggal 1 Desember 2015 PT ABC memperoleh kredit investasi sebesar
US$1.000.000, Kurs saat itu Rp13.000 per 1 US$. Kurs tengah Bank Indonesia per
31 Desember 2015 adalah Rp13.500 per 1 US$.

(Dalam kasus ini, auditor menentukan apakah kewajiban jangka panjang dalam
valuta asing per tanggal laporan neraca sudah dikonversikan ke dalam rupiah
dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal laporan neraca dan
selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada laba rugi tahun
berjalan).
Contoh Kasus - Kewajiban Jangka Panjang
dalam Valuta Asing (Lanjutan)
Jadi, journal entry yang seharusnya dibuat perusahaan adalah:

1 Desember 2015:
Bank Rp13.000.000.000
Kewajiban Jangka Panjang Rp13.000.000.000
(Rp13.000 x US$1.000.000 = Rp13.000.000.000)

31 Desember 2015:
Laba/Rugi Selisih Kurs Rp500.000.000
Kewajiban Jangka Panjang Rp500.000.000
(Rp500 x Rp1.000.000 = Rp500.000.0000)
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai