Anda di halaman 1dari 37

Konsep Post Partum

Dian Taviyanda, S.Kep., Ns., M.Kep


Pengertian
• Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah
lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan
(Pusdiknakes, 2003:003).
• Masa nifas (Puerperium) adalah mulai partus selesai, dan
berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh
alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada
kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Prawirohardjo, 2005)
• Masa nifas (Puerperium) adalah periode dimana organ-
organ reproduksi kembali kepada keadaan sebelum
hamil, lama masa nifas ini 6 minggu. (Farrer, 1999)
Tahapan masa nifas menurut Vivian,dkk
(2013)
1. Puerpurium dini yaitu suatu masa kepulihan dimana
ibudiperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-
jalan( dilakukan 6 jam setelah melahirkan).
2. Puerpurium intermedial yaitu suatu masa kepulihan dari
organ-organ reproduksi selama kurang lebih 6-8 minggu
3. Remote puerpurium yaitu waktu yang diperlukan untuk
pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil
atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu
untuk sehat bisa berminggu-minggu, berbulan-bulan,
atau tahunan
Asuhan yang diberikan dalam kunjungan
nifas (Saleha, 2009)
1. Kunjungan I (6-8 jam post partum)
a. Mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri
b. Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan
serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut
c. Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang
cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia
uteri
d. Pemberian ASI awal
e. Menjaga kehangatan bayi
2. Kunjungan II (6 hari post partum)
a. Memastikan involusi uteri berjalan dengan normal (kontraksi
uterus baik, TFU di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan
abnormal),
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, perdarahan
c. Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup
d. Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup
cairan
e. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta
tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui
f. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir
3. Kunjungan III (2 minggu post partum)
Asuhan yang diberikan sama dengan asuhan
yang diberikan pada kunjungan 6 hari post
partum
4. Kunjungan IV (6 minggu post partum)
Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami
ibu selama masa nifas, memberikan
konseling KB secara dini
Tujuan Asuhan Masa Nifas
• Tujuan Umum
• Membantu ibu dan pasangannya selama masa
transisi awal mengasuh anak.
• Tujuan Khusus
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik
maupun psikologinya.
2) Melaksanakan skrining yang komprehensif,
mendeteksi masalah, mengobati/merujuk bila
terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang
kesehatan diri, nutrisi, kebersihan diri, KB,
menyusui, pemberian imunisasi dan perawatan
bayi sehat.
4) Memberikan pelayanan keluarga berencana.
Perubahan Fisiologis Masa Nifas
A. Involusi
Involusi atau pengerutan uterus merupaka
suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi
sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram.
Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir
akibat kontraksi otot-otot  polos uterus.
(Ambarwati dan Wulandari, 2008)
Proses Involusi Uteri
1)   Autolysis
• Merupakan proses penghancuran sel di dalam
otot uterin.
• Penghancuran sel ini oleh Enzim proteolitik
akan memendekan jaringan otot yang telah
sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya
dari semula dan lima kali lebar dari semula
selama kehamilan.
• Atrofi jaringan
• Jaringan yang berproliferasi karena adanya
estrogen yang sangat besar kemudian
mengalami atrofi sebagai reaksi terhadap
penghentian produksi estrogen yang
menyertai pelepasan plasenta, lapisan desidua
akan mengalami atrofi dan terlepas dengan
meninggalkan lapisan basal yang akan
beregenerasi menjadi endometrium yang
baru.
• Efek oksitosin
• Intensitas kontraksi uterus meningkat setelah
bayi lahir diduga terjadi sebagai respon
terhadap penurunan volume intra uterin.
• Hormon oksitosin memperkuat dan mengatur
kontraksi uterus, mengkompresi pembuluh
darah dan membantu proses homeostatis.
• Kontraksi dan retraksi otot uterin akan
mengurangi suplai darah ke uterus sehingga
akan mengurangi bekas luka tempat implantasi
plasenta dan mengurangi perdarahan.
Bagian Bekas Implantasi Plasenta
1. Bekas implantasi plasenta segera setelah
plasenta lahir seluas 12x5 cm, permukaan
kasar, dimana pembuluh darah besar
bermuara.
2. Terjadi pembentukan trombosis pada
pembuluh darah, disamping pembuluh darah
tertutup karena kontraksi rahim.
3. Bekas luka implantasi mengecil pada minggu
ke 2 sebesar 6-8 cm, dan pada akhir masa
nifas sebesar 2cm.
4. Lapisan endometrium dilepaskan dalam
bentuk jaringan bersama lokhea.
5. Luka bekas implantasi plasenta akan sembuh
karena pertumbuhan endometrium yang
berasal dari tepi luka dan lapisan basilis
endometrium.
6. Luka sembuh sempurna pada 6-8 minggu
postpartum.
Perubahan – Perubahan Normal Pada Uterus
Selama Postpartum
Involusi Uteri Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram

Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram


1 Minggu Pertengahan pusat Sympisis 500 gram

2 Minggu Tidak teraba diatas Sympisis 350 gram

6 Minggu Bertambah kecil 50 gram

8 Minggu Sebesar normal 30 gram


Lokhea
• Lokhea adalah sekresi cairan rahim selama
masa nifas.
• Lokhea mengandung darah dan sisa jaringan
desidua yang nekrotik dari dalam uterus,
lokhea mempunyai reaksi basa / alkalis yang
dapat menyebabkan organisme berkembang
lebih cepat daripada kondisi asam pada vagina
normal.
Jenis-jenis lokhea:
1. Lokhea Rubra
Lokhea ini muncul pada hari 1 s/d 4 postpartum.
 Cairan yang keluar berwarna merah karena
mengandung darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta,
dinding rahim, lemak bayi, lanugo dan mekonium.
2. Lokhea Sanguinolenta
Cairan yang berwarna merah kecoklatan dan
berlendir, berlangsung    dari hari keempat dan
ketujuh postpartum.
3. Lokhea Serosa
Lokhea ini berwarna kuning kecoklatan karena
mengandung serum, leukosit dan robekan/laserasi
plasenta, muncul pada hari ketujuh dan hari
keempat belas post partum.
4. Lokhea Alba
Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput
lender servik dan serabut jaringan yang mati,
berlangsung selama 2 minggu sampai 6 minggu.
5. Lokhea Purulenta up normal
Bila keluar cairan nanah dan berbau busuk selama
postpartum.
Servik
• Serviks mengalami involusi bersama-sama
dengan uterus.
• Warna servik sendiri merah kehitam-hitaman
karena mengandung pembuluh darah,
konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat
laserasi/perlukaan kecil, karena robekan yang
terjadi selama dilatasi.
• Bentuk seperti corong karena kontraksi korpus
uteri sedangkan servik tidak berkontraksi
sehingga pada perbatasan antara korpus uteri
dan servik terbentuk cincin.
• Muara servik yang berdilatasi setelah
persalinan akan menutup secara bertahap.
• Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk,
setelah 2 jam dapat dimasuki 2-3 jari.
• Pada minggu keenam postpartum servik
menutup.
Vulva dan Vagina
• Vulva dan vagina mengalami peregangan dan
penekanan selama persalinan sehingga akan
kembali secara bertahap dalam 6-8 minggu.
Perubahan Sistem Pencernaan
• Ibu akan mengalami obstipasi setelah
melahirkan karena pada waktu melahirkan
alat pencernaan mendapatkan tekanan yang
menyebabkan colon menjadi kosong,
pengeluaran cairan yang berlebihan pada
waktu persalinan,kurang makan, haemoroid
dan laserasi jalan lahir.
Perubahan Sistem Perkemihan
• Ibu mengalami kesulitan buang air kecil karena
sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan
spasme oleh iritasi muskulus, sfingter ani selama
persalinan, dan adanya edema kandung kemih.
• Edema dari trigonium menimbulkan obstruksi dari
uretra sehingga menyebabkan retensio urine.
• Urine biasanya berlebihan pada hari kedua dan
kelima, hal ini disebabkan karena kelebihan cairan
sebagai akibat retensi air dalam kehamilan.
Perubahan Sistem Muskuloskeletal
• Ligament, fasia, dan diafragma pelvis yang
meregang pada waktu persalinan, setelah bayi
lahir secara berangsur-angsur menciut dan
pulih kembali, sehingga tidak jarang uterus
jatuh kebelakang dan menjdi retrofleksi,
karena ligamen rotundum menjadi kendor.
• Sebagai putusnya serat-serat elastic kulit dan
distensi yang berlangsung lama dan akibat
besarnya uterus pada saat hamil, dinding
abdomen menjadi lunak dan kendur.
Perubahan Sistem  Endokrin
• Hormon plasenta
• Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan
hormone yang diproduksi oleh plasenta.
• Penurunan Human Placental Lactogen estrogen,
dan progesterone, serta placental enzyme
insulinase membalik efek diabetic kehamilan,
sehingga kadar gula darah menurun pada saat nifas.
• Human Chorionic Gonadotropin menurun dengan
cepat dan menetap hingga 3 jam dan hingga 7 hari
postpartum dan sebagai pemenuhan mamae pada
hari ke 3 post partum.
• Hormon pituitary
• Prolaktin darah meningkat dengan  cepat,
pada wanita tidak menyusui menurun dalam
waktu dua minggu. FSH dan LH meningkat
pada fase konsentrasi folikuler pada minggu
ketiga, dan LH tetap rendah sebelum ovulasi
terjadi.
• Hormon Oksitosin
• Selama tahap ketiga persalinan, oksitosin
menyebabkan pemisahan plasenta, dan
selanjutnya bertindak atas otot yang menahan
kontraksi, mengurangi tempat plasenta dan
perdarahan. Pada wanita yang menyusui
bayinya akan merangsang oksitosin kembali
dan membantu uterus kembali kebentuk
normal dan merangsang pengeluaran air susu.
• Hormon prolaktin melancarkan ASI.
• Hipotalamik pituitary ovarium
• Untuk wanita yang menyusui dan tidak
menyusui akan mempengaruhi lamanya ia
mendapatkan menstruasi.
• Seringkali menstruasi pertama itu bersifat
anovulasi dikarenakan rendahnya kadar
estrogen dan progesterone.
Perubahan Sistem Hematologi

• Pada hari pertama postpartum kadar fibrinogen


dan plasma akan sedikit menurun, tetapi darah
lebih mengental dengan peningkatan visikositas
sehingga meningkatkan factor pembekuan darah.
• Jumlah hemoglobin, hematokrite, dan eritrosit
akan sangt bervariasi pada awal postpartum
sebagai akibat dari volume darah, volume
plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-
ubah.
Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas
1.   Fase Taking In(Primi grafida baru punya anak 1, multi
grafida udah punya anak).
• Fase ini merupakan periode ketergantungan yang
berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah
melahirkan.
• Pada saat itu, fokus perhatian ibu terutama pada dirinya
sendiri.
• Kelelahan membuat ibu cukup istirahat untuk mencegah
gejala kurang tidur, seperti mudah tersinggung.
• Hal ini memebuat ibu cenderung menjadi pasif terhadap
lingkungannya.
• Komunikasi yang baik sangat diperlukan pada fase ini.
2.        Fase Taking Hold
•  Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah
melahirkan.
• Pada fase taking hold, ibu merasa khawatir akan
ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam
merawat bayi, selain itu perasaannya sangat sensitive
sehingga mudah tersinggung jika komunikasinya kurang
hati-hati.
• Pada saat ini ibu memerlukan dukungan karena saat ini
merupkan kesempatan yang baik untuk menerima
berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya
sehingga tumbuh rasa percaya diri.
• (bonding attachment: hub. Ibu dgn bayi)
3. Fase Letting Go
• Fase ini merupakan fase menerima tanggung
jawab akan peran barunya yang berlangsung
10 hari setelah melahirkan.
• Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan
ketergantungan bayinya.
• Keinginan untuk merawat diri dan bayinya
meningkat pada fase ini.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
perawatan nifas untuk pemulihan pasca
persalinan:
• Masa istirahat
• Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan, lebih-
lebih bila persalinan berlangsung lama, oleh karena itu
ibu harus cukup beristirahat. Jangan melakukan aktivitas
yang dapat menyebabkan perdarahan. Bila ibu
melahirkan dirumah sakit, biasanya baru diperbolehkan
pulang setelah tiga atau empat hari.
• Makanan
• Makanan yang diberikan harus cukup kalori, protein,
banyak cairan, serta buah-buahan dan sayuran.
Mules-mules
• Hal ini timbul akibat kontraksi uterus dan biasanya lebih
terasa saat menyusui.
• Hal ini dialami selama 2-3 hari sesudah bersalin. Perasaan
sakit ini juga timbul bila masih ada sisa selaput ketuban,
plasenta atau gumpalan dari di cavum uteri.
• Ibu dapat diberikan analgetik supaya ia dapat beristirahat
tidur.
Demam
• Sesudah bersalin, suhu badan ibu naik ± 0,5 C dari keadaan
normal, tapi tidak melebihi 38 C. Dan sesudah 12 jam
pertama suhu badan akan kembali normal. Bila suhu lebih
dari 38 C mungkin ibu mengalami infeksi. Silahkan
konsultasikan dengan dokter Anda.
Happy Mother Happy Baby

Anda mungkin juga menyukai