PENGERTIAN
Analisis titik impas (Break Even Point) adalah suatu keadaan
dimana perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak mem
peroleh laba dan juga tidak menderita kerugian.Artinya
dalam kondisi jumlah pendapatan sama dengan jumlah
biaya yang dikeluarkan.
NB.Biaya yang dikeluarkan dipisahkan menjadi biaya tetap
dan biaya variabel.
Asumsi dasar yang digunakan dalam BEP :
1.Biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan dikelompokkan
atas biaya tetap dan biaya variable.
2.Biaya Variabel yang secara total berubah sesuai dengan
perubahan volume,sedang biaya tetap tidak mengalami
perubahan secara total.
3.Jumlah biaya tetap tidak berubah walaupun ada perubahan
kegiatan sedang biaya tetap per unit akan berubah-ubah.
4.Harga jual per unit konstan selama periode dianalisa
5.Jumlah produk yang diproduksi dianggap selalu habis terjual.
6.Perusahaan menjual dan membuat satu jenis produk,bila
perusahaan membuat atau menjual lebih dari satu jenis
produk maka perimbangan hasil penjualan setiap produk
tetap.
Biaya tetap, adalah biaya yang timbul akibat penggunaan sumber daya tetap dalam
proses produksi,sifat utama biaya tetap adalah jumlahnya tidak berubah walaupun
jumlah produksi mengalami perubahan (naik atau turun) ,contoh biaya tetap yaitu
membeli mesin produksi dan mendirikan bangunan pabrik,gaji tetap karyawan.
Biaya Variabel, adalah Jumlah biaya produksi yang merubah menurut tinggi
rendahnya jumlah output yang dihasilkan,semakin besar output atau barang yang
dihasilkan maka akan semakin besar pula biaya. Contoh : penyediaan bahan
baku,honor pegawai,BBM.
Kontribusi per unit = harga jual per unit – Biaya Variabel rata-rata
pada overhead
FC = Biaya tetap (Fixed cost)
BEP (Q) = FC P = Harga jual ( price )
p-v V = Biaya Variabel (Variabel cost)
S = Penjualan (sales volume)
BEP (Rp) = Total Biaya tetap__ BEP = FC_ BEP = FC
1 – Total Biaya varibel 1 – VC 1 - VC
Tingkat Penjualan P S
Contoh : Biaya tetap perusahaan Rp.500,- dan biaya variabel Rp.60 per
unit, jadi biaya total untuk satu unit produk adalah Rp.560,- berapa
biaya totalnya jika perusahaan membuat dan menjual 5 unit.
Jawab : Biaya Total = Biaya tetap + Biaya Variabel
Rp.500,- + ( 5 x Rp.60,-)
= Rp.800,-
Apabila 5 unit tersebut dijual dengan harga Rp.160,-per unit maka penghasilan perusahaan (Total Revenue) yang diterima dari penjualan
adalah 5 x Rp.160,-
= Rp.800,- pada saat inilah perusahaan berada dalam keadaan break even.
Jika manajemen mempunyai kebijakan lain dimana harga jual per unitnya tidak Rp.160,-melainkan Rp.200,- maka tentunya manajemen akan
memperoleh laba.
Perhitungannya sebagai berikut :
Penjualan = 5 unit @ Rp.200,- = Rp.1.000,-
Biaya Total :
. Biaya Tetap = Rp.500,-
. Biaya Variabel (5 x Rp.60) = Rp.300,- Rp. 800,-
Laba = Rp. 200,-
Harga jual Biaya Variabel Kontribusi pada Overhead (Biaya Titik Break
per unit rata-rata (BVR) overhead (1)-(2) tetap total/BTT Event (4):(3)
Rp 120,- Rp. 60,- Rp. 60,- Rp. 500,- 8,3 unit
160,- 60,- 100,- 500,- 5 unit
200,- 60,- 140,- 500,- 3,6 unit
300,- 60,- 240,- 500,- 2,1 Unit
Cost and Revenue
Profit Area
Sales line
Fixed cost
0
BEP (Unit) Volume (unit)
Prosedur penyelesaian dengan model BEP
Prosedur penyelesaian dengan model BEP dapat dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut :
1.Identifikasi masalah yang dihadapi
2.Pengumpulan data yang dibutuhkan,diantaranya biaya-biaya,
penjualan dan data relevan lainnya.
3.kalkulasi dengan formulasi BEP
4.Pengambilan keputusan berdasarkan kalkulasi yang dilakukan.
Contoh kasus BEP
Dari suatu perusaan yang menghasilkan produk Y diketahui biaya ter
diri dari biaya tetap Rp.1.200.000,- dan variabel per unit produk yang
dihasilkan Rp.3.600,-sedang harga jual perunit ditentukan Rp.6.000,-
Dari informasi dapat ditentukan,pada penjualan berapa unit perusa
haan tidak mendapat keuntungan dan tidak mengalami kerugian.
Untuk menjawab pertanyaan kasus ini dapat dilakukan langkah
penyelesaian :
Pertama : Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi yaitu menen
1.200 Fc Line
Fc = 1.200
Volume (unit)
0 500 800
Dengan jumlah penjualan lebih kecil dari 500 unit perusahaan akan
mengalami kerugian,sebaliknya pada penjualan lebih besar dari 500
akan memberi keuntungan bagi perusahaan.Pada saat penjualan 800
unit total biaya (biaya tetap dan variabel) Rp.1.200.000 + Rp.2.880.000
= Rp.4.080.000,-dan penerimaan penjualan Rp.4.800.000,- jadi
keuntungan perusahaan Rp.4.800.000 – Rp.4.080.000 = Rp.720.000,-
Selanjutnya untuk penyelesaain kasus ini di langkah keempat yaitu
penentuan bagi perusahaan berdasar kalkulasi yang dilakukan ,pada
penjualan 500 unit perusahaan tidak untung dan tidak rugi.
Dengan demikian keputusan yang diambil agar diperoleh keuntungan
adalah sebaiknya perusahaan memproduksi atau menjual produknya
lebih dari 500 unit.
Mamfaat dan kegunaan analisa BEP
1.Sebagai dasar atau landasan perencanaan operasional
usaha untuk mencapai laba tertentu atau “profit planning”
2.Sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan operasi yang
realisasi dengan angka perhitungan titik impas dalam alat
pengendalian “controlling”
3.Sebagai bahan petimbangan dalam menentukan harga jual
yaitu setelah diketahui hasil perhitungan menurut Analisa
titik impas dan laba yang ditargetkan.
4.Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan
yang harus dilakukan oleh seorang Manajer.