Anda di halaman 1dari 45

Kewajiban Jangka Pendek,

Provisi, & Kontinjensi


By: Kieso, Weygandt, Warfield
Liabilitas

 Definisi : Kewajiban perusahaan saat ini yang timbul dari


kejadian masa lalu. Penyelesaiannya dengan adanya aliran keluar
dari sumber- sumber yang dimiliki perusahaan (manfaat
ekonomi)
Karakteristik Liabilitas

 Kewajiban saat ini


 Timbul dari kejadian masa lalu
 Menyebabkan aliran keluar sumber-sumber ekonomis perusahaan
(kas, barang, jasa)
Klasifikasi Liabilitas
 Berdasar Waktu Jatuh Tempo:
1. Liabilitas J. Pendek (Current Liabilities/Short-term Liabilities)
2. Liabilitas J. Panjang (Non-current Liability/Long-term Liabilities)
Liabilitas Jangka Pendek
Suatu liabilitas digolongkan sebagai berjangka pendek bila memenuhi salah satu dari
dua kondisi ini:
1. Liabilitas diharapkan akan diselesaikan/dilunasi dalam periode siklus operasi
normal perusahaan*
ATAU
2. Liabilitas diharapkan akan diselesaikan/dilunasi dalam kurun waktu 12 bulan setelah
tanggal pelaporan.
*Siklus operasi normal adalah waktu yang diperlukan antara saat barang & jasa diperoleh hingga
terjadi realisasi kas dari penerimaan penjualan barang & jasa tersebut serta penerimaan-
penerimaan berikutnya
Jenis Liabilitas Jangka Pendek

 1. Utang Dagang/Usaha (Accounts Payable)


 2. Utang Wesel (Notes Payable)
 3. Bagian Lancar dari Utang J. Panjang
 4. Utang J. Pendek yang akan didanai kembali (Refinanced)
 5. Utang Dividend (Dividend Payable)
 6. Uang Muka & Titipan Pelanggan
 7. Pendapatan Diterima Dimuka (Unearned Revenues)
 8. Utang Pajak (Pajak Penjualan Brg Mewah atau Pajak Pertambahan
Nilai)
 9. Utang Pajak Penghasilan
 10. Utang Yang Terkait dengan karyawan (Employee-related liabilities)
Utang Dagang/Usaha (Accounts
Payable/Trade Accounts Payable)

 Definisi : Saldo utang kepada pihak lain untuk barang/jasa/perlengkapan yang


dibeli (open account)
 Utang Dagang ini timbul karena adanya perbedaan waktu antara penerimaan
barang/jasa/perlengkapan dengan pelunasannya
 Contoh syarat penjualan adalah 2/10,n/30 atau 1/10, End Of Month), dengan batas
waktu 30 sampai 60 hari.
Utang Usaha/Utang Dagang

 Pengukuran untuk utang dagang relatif mudah


 Potongan Pembelian dicatat dengan menggunakan salah satu dari
dua metode ini,yaitu:
 1. Metode Bruto (Gross Method)
 2. Metode Netto (Net Method)
Utang Wesel (Notes Payable)

 Definisi : Janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu


pada tanggal tertentu di masa yang akan datang
 Utang Wesel bisa timbul dari transaksi dari:
1. pembelian secara kredit (peningkatan dari transaksi utang dagang
(open account) => Trade Notes Payable.
2. Meminjam uang tunai dari pihak lain (bank atau institusi
keuangan lain)
 Berdasarkan waktu jatuh temponya, utang wesel digolongkan
menjadi:
1. Utang Wesel Jangka Pendek (Short-term Notes Payable)
2. Utang Wesel Jangka Panjang (Long-term Notes Payable.
 Berdasarkan tingkat bunganya, utang wesel digolongkan menjadi:
1. Interest-Bearing Note (Wesel Berbunga)
2. Zero-Interest-Bearing Note (Wesel Tanpa Bunga)
Bagian Lancar dari Utang J.
Panjang

 Bagian dari obligasi, utang hipotek, dan utang jangka panjang


lainnya yang jatuh tempo dalam satu tahun kerja kedepan.
Utang J. Pendek yang akan
didanai kembali (Refinanced)
 Tidak termasuk dalam utang lancar apabila kedua kondisi ini
terpenuhi:
1. Berencana untuk mendanai kembali utang tersebut dalam jangka
panjang.
2. Memiliki kewenangan untuk memundurkan jatuh tempo utang
tersebut paling tidak untuk 12 bulan kedepan.
Utang Dividen (Dividend Payable)

 Utang yang dimiliki oleh perusahaan kepada pemegang


sahamnya sebagai akibat dari kewenangan direktur perusahaan.
 Umumnya dibayarkan dalam 3 bulan
 Deviden kumulatif dari saham preferens yang tidak diumumkan
tidak dianggap sebagai utang
 Utang deviden berupa penambahan saham tidak dianggap sebagai
utang
Uang Muka & Titipan Pelanggan

 Uang muka pelanggan dan karyawan yang dapat dikembalikan


 Dapat diklasifikasikan sebagai utang lancar ataupun utang tidak
lancar
Pendapatan Diterima Dimuka
(Unearned Revenues)
 Pembayaran yang diterima sebelum memberikan barang atau
jasa.
Utang Pajak (Pajak Penjualan Brg
Mewah atau Pajak Pertambahan Nilai)

 Umumnya pajak konsumsi adalah


1. Pajak Penjualan
2. Pajak Pertambahan Nilai
 Pajak yang dibebankan setiap kali perusahaan membeli produk dari
perusahaan lain dalam satu supply chain
 Tujuan dari pajak adalah memberikan keuntungan bagi
pemerintah
Utang Pajak Penghasilan

 Suatu perusahaan harus mempersiapkan pembayaran pajak


penghasilan dan menghitung utang pajak penghasilannya.
 Utang pajak adalah utang lancar
 Perusahaan harus membayar pajak secara periodik
 Terdapat perbedaan antara pendapatan kena pajak dengan
pendapatan secara akuntansi
Utang Yang Terkait dengan karyawan
(Employee-related liabilities)

 Utang perusahaan terhadap karyawannya terkait gaji yang


harusnya diberikan termasuk dalam utang lancar.
 Utang lancar ini termasuk:
1. Pemotongan gaji (payroll deduction)
 Pemotongan gaji atas pajak jaminan sosial
 Pemotongan gaji atas pajak penghasilan (withholding)

2. Compensated absences (gaji pengganti cuti, liburan, dll)


3. Bonus
Provisi
 Provisi adalah kewajiban yang tidak pasti jumlah atau waktunya.
 Bisa termasuk dalam utang lancar atau utang tidak lancar.
 Bentuk provisi pada umumnya:
1. Utang terkait litigasi
2. Jaminan atau garansi produk
3. Restrukturasi bisnis
4. Kerusakan lingkungan
Pengakuan Provisi

Perusahaan mengakui adanya beban dan utang terkait provisi hanya


apabila tiga kondisi ini terpenuhi:
1. Perusahaan punya kewajiban saat ini (baik legal maupun
konstruktif) akibat kejadian masa lampau
2. Terdapat kemungkinan atas keluarnya sumber daya untuk
membayar utang tersebut
3. Pengeluaran sumber daya tersebut dapat diestimasi besarannya
Pengukuran Provisi

 Bagaimana perusahaan menentukan jumlah provisi?

IFRS:
Jumlah yang diakui harus merupakan estimasi terbaik dari
pengeluaran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan utang saat ini.

Estimasi terbaik menunjukkan jumlah yang harus dibayarkan oleh


perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban pada tanggal pelaporan
posisi keuangan.
Pengukuran Provisi

 Perusahaan harus menggunakan pertimbangan berdasarkan pada


transaksi yang mirip, diskusi dengan ahli, dan informasi yang
bersangkutan lainnya.
 Pengukuran dari kewajiban provisi harus memperhitungkan nilai
waktu uang, apabila bersifat material.
 Kejadian di masa depan yang akan memberikan dampak pada
pengukuran jumlah provisi juga harus dipertimbangkan
Jenis-jenis Provisi
1. Gugatan Hukum (Lawsuit/ Litigattion)
2. Garansi (Warranties)
3. Consideration Payable
4. Provisi Lingkungan
5. Kontrak yang memberatkan (Onerous Contract)
6. Restrukturisasi

 IFRS membutuhkan pelampiran yang sangat detail terkait provisi di


catatan laporan keuangan.
 Perusahaan tidak mencatat atau melaporkannya dalam catatan
kontinjensi risiko umum yang melekat dalam operasi bisnis (misal
kemungkinan perang, pemogokan, bencana yang tidak dapat diatasi,
atau resesi bisnis).
Jenis-jenis Provisi

1. Gugatan hukum ( Lawsuit/Litigattion Provition )

Perusahaan harus mempertimbangkan hal berikut dalam menentukan


apakah akan mencatat kewajiban sehubungan dengan litigasi yang
tertunda atau terancam dan klaim serta penilaian yang aktual atau
mungkin.
 Periode/waktu yang mendasari sebab dari kejadian.
 Kemungkinan akan hasil yang tidak menguntungkan.
 Kemampuan untuk menentukan estimasi yang masuk akal
terkait jumlah kerugian
1. Gugatan hukum ( Lawsuit/Litigation Provision )

Sehubungan dengan gugatan yang dibatalkan dan klaim serta


penilaian yang tidak dinyatakan, perusahaan harus menentukan:

 Kemungkinan suatu gugatan akan dilayangkan atau klaim atau


penilaian akan dinyatakan, dan
 Kemungkinan hasil yang tidak menguntungkan.

Apabila mungkin terjadi, apabila kerugiannya dapat diestimasi


dengan masuk akal, dan apabila penyebab dari kejadian terjadi
sebelum penerbitan laporan keuangan, maka perusahaan harus
mencatat kewajiban provisi tersebut.
Jenis-jenis Provisi

2. Garansi (Warranties Provision)

Janji yang dibuat oleh penjual kepada pembeli untuk memperbaiki


kekurangan kuantitas, kualitas, atau kinerja dalam suatu produk.
Jika kemungkinan pelanggan akan melakukan klaim garansi dan
perusahaan dapat mengestimasi dengan wajar beban yang
dibutuhkan, perusahaan harus mencatat adanya beban.
2. Garansi (Warranties Provision)
Umumnya perusahaan menyediakan 2 tipe garansi:

 Assurance- Type Warranty


Jaminan atas kualitas barang dan jasa yang ditawarkan bebas dari cacat
pada saat penjualan.
o Kewajiban harus dibebankan pada periode barang disediakan atau layanan
dilakukan (dengan kata lain, pada saat penjualan).
o Perusahaan harus mencatat utang garansi
2. Garansi (Warranties Provision)

 Service- Type Warranty


Perpanjangan garansi pada produk dengan biaya tambahan.
o Dicatat dalam akun Pendapatan Garansi Diterima Dimuka
o Mengakui pendapatan dengan metode garis lurus pada saat periode
service type warranty
Jenis-jenis Provisi

3. Consideration Payable

 Perusahaan sering mengeluarkan biaya untuk konsumennya


sebagai bagian dari perencanaan pendapatannya.
 Perusahaan menawarkan premium, kupon, potongan harga untuk
mendorong penjualan.
 Perusahaan harus memasukkan biaya premium dan kupon ke
dalam beban selama periode penjualan yang mendapat manfaat
dari adanya premium/kupon/rabat tersebut.
Jenis-jenis Provisi

4. Provisi Lingkungan (Environmental Provision)

Perusahaan mengakui adanya kewajiban lingkungan ketika


perusahaan memiliki kewajiban legal (legal obligation) terkait
pemberhentian penggunaan aset tetap dan ketika dapat diestimasi
jumlah dari kewajiban tersebut.
4. Provisi Lingkungan (Environmental Provision)

 Kejadian yang menyebabkan timbulnya kewajiban:


Berikut contoh dari kewajiban legal (legal obligation) yang
perlu diakui sebagai utang:
a. Penon-aktifan fasilitas nuklir
b. Membongkar, memulihkan, dan mereklamasi properti minyak dan
gas
c. Biaya penutupan, reklamasi, dan pemindahan tertentu dari fasilitas
penambangan
d. Biaya penutupan dan pasca-penutupan tempat pembuangan sampah
4. Provisi Lingkungan (Environmental Provision)

 Pengukuran
Perusahaan pada awalnya mengukur kewajiban lingkungan
dengan estimasi terbaik atas biayanya di masa depan

 Pengakuan dan Alokasi


Yang dibutuhkan perusahaan untuk mencatat kewajiban
lingkungannya adalah sebagai berikut:
a. Biaya yang terkait dengan kewajiban lingkungan dalam jumlah
tercatat dari aset jangka panjang terkait, dan
b. Mencatat kewajiban dalam jumlah yang sama.
Jenis-jenis Provisi

5. Kontrak yang memberatkan (Onerous Contract)

“Biaya yang tak dapat dihindarkan dari sebuah kewajiban yang


besarnya melebihi perkiraan perolehan keuntungan ekonominya”

Perkiraan biaya harus mencerminkan net cost terkecil akibat


mengakhiri kontrak, yang mana yang lebih rendah dari:
a. Biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kontrak, atau
b. Kompensasi atau penalti yang muncul dari kegagalan kontrak.
Jenis-jenis Provisi
6. Restrukturisasi

Restrukturisasi didefinisikan sebagai “program yang direncanakan


dan diatur oleh manajemen dan mengubah secara material hal hal
sebagai berikut:
1. Cakupan bisnis perusahaan; atau
2. Sikap bisnis yang diterapkan perusahaan.

 Perusahaan perlu rencana formal yang detail untuk restrukturisasi


dan memberikan pengharapan yang pasti untuk pihak-pihak yang
terdampak implementasi rencana tersebut.
6. Restrukturisasi
IFRS menyediakan pedoman spesifik terkait cost-cost tertentu
dan kerugian yang dapat dikecualikan dari provisi
restrukturisasi.

Termasuk Biaya (langsung, incremental) Tidak Termasuk Biaya


• Biaya pemberhentian karyawan • Investasi sistem baru
berdampak langsung pada restrukturisasi • Pemanfaatan fasilitas lebih rendah
• Biaya penghentian kontrak, seperti penalti • Biaya pelatihan ataiu pemindahan
penghentian sewa. karyawan
• Provisi kontrak yang memberatkan • Biaya pemindahan aset atau operasi
• Biaya administrasi atau pemasaran
• Alokasi overhead perusahaan
• Perkiraan biaya operasi masa depan atau
perkiraan kerugian operasi kecuali mereka
berkaitan dengan kontrak yang
memberatkan
Jenis-jenis Provisi

Self-Insurance (Asuransi Diri)

Self-insurance tidak termasuk dalam asuransi, tetapi asumsi


terhadap resiko.
Ada sedikit pembenaran teoritis untuk pembentukan kewajiban
berdasarkan biaya hipotetis terhadap biaya asuransi.
Ketentuan untuk akrual yang dinyatakan dalam IFRS tidak dipenuhi
sebelum terjadinya event.
Tambahan terkait Provisi

 Perusahaan harus menyediakan rekonsiliasi dari saldo awal


hingga akhir untuk setiap jenis dari provisi, mengidentifikasi apa
yang menyebabkan perubahan selama periode tersebut.
 Tambahan:
1. Provisi harus dijelaskan dan disertakan perkiraan waktu dari setiap
pengeluaran
2. Lampiran terkait ketidakpastian perkiraan pengeluaran, begitu pula
reimbursement (penggantian biaya) harus disertakan
Kontijensi

Utang Kontijensi

Utang kontijensi tidak termasuk dalam laporan keuangan, karena:


1. Kemungkinan kewajiban (belum terkonfirmasi)
2. Kewajiban saat ini yang tidak memungkinkan terbayar, atau
3. Kewajiban saat ini yang perkiraan pastinya tidak dapat dibuat.
Berikut panduan umum untuk pencatatan utang kontijensi.

Hasil Kemungkinan Perlakuan Ak


Sangat yakin Paling tidak 90% Dicatat sebagai
(virtually certain) utang (Provisi)
Lebih Mungkin Kemungkinan 51- Dicatat sebagai
Terjadi (probable) 89% utang (Provisi)
Mungkin tapi tipis 5-50% Perlu disclosure
(possible but not
probable)
Tidak Kurang dari 5% Tidak perlu
mungkin(remote) disclosure
Kontijensi
Aset Kontijensi

Aset Kontijensi adalah kemungkinan aset yang muncul dari kejadian


di masa lalu dan keberadaannya akan dikonfirmasi oleh terjadinya
atau tidak terjadinya peristiwa di masa depan dan sama sekali bukan
dalam kendali perusahaan. Jenis aset kontijensi adalah:
1. Kemungkinan uang dari hadiah, donasi, bonus.
2. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah dari sengketa
pajak.
3. Kasus pengadilan yang tertunda dengan kemungkinan hasil
menguntungkan.

 Aset kontijensi tidak diakui dalam laporan keuangan.


Berikut panduan umum terkait aset kontijensi:

Hasil Kemungkinan Perlakuan Ak


Sangat Paling tidak 90% Dicatat sebagai aset
yakin(virtually (tidak kontijensi
certain) lagi)
Lebih mungkin Kemungkinan 51- Perlu disclosure
terjadi (probable) 90%
Mungkin tapi tipis 5-50% Tidak perlu
(possible) disclosure
Tidak mungkin Kurang dari 5% Tidak perlu
(remote) disclosure

Aset kontijensi dilampirkan (disclosure) ketika arus masuk dari


keuntungan ekonomi diperkirakan positif terjadi (lebih besar dari
50%)
Penyajian dan Analisis

Penyajian Utang Lancar


 Umumnya dicatat dengan nilai jatuh tempo penuhnya.
 Perbedaan antara present value dan nilai jatuh tempo dianggap
tidak terlalu penting.
Penyajian Utang Lancar
Penyajian dan Analisis

Analisis Utang Lancar


Likuiditas terkait utang adalah perkiraan waktu yang terlewati
sampai pembayarannya. Terdapat dua rasio untuk mengukur
likuiditas.
Copyright

Copyright © 2018 John Wiley & Sons, Inc. All rights reserved.
Reproduction or translation of this work beyond that permitted
in Section 117 of the 1976 United States Copyright Act without
the express written permission of the copyright owner is
unlawful. Request for further information should be addressed
to the Permissions Department, John Wiley & Sons, Inc. The
purchaser may make back-up copies for his/her own use only
and not for distribution or resale. The Publisher assumes no
responsibility for errors, omissions, or damages, caused by the
use of these programs or from the use of the information
contained herein.

Anda mungkin juga menyukai