Anda di halaman 1dari 19

HUKUM ACARA

PENYELESAIAN
PERSELISIHAN
HUBUNGAN
INDUSTRIAL
Rahmawati Kusuma, SH., MH
2

PENYELESAIAN PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL
1. Dasar hukum; Undang-undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perelisihan Hubungan Industrial. UU ini

mencabut UU No. 22 Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan dan UU No. 12 Tahun 1964

tentang PHK.

2. Pengertian; Perselisihan Hubungan Industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan

antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh karena

adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja, dan

perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan.


3

Jenis-Jenis Perselisihan
Hubungan Industrial;
1. Perselisihan hak;
2. Perelisihan kepentingan;
3. Perselisihan PHK;
4. Perselisihan antar serikat pekerja/buruh
hanya dalam satu perusahaan.
4

1. Perselisihan hak adalah perselisihan yang timbul karena


tidak dipenuhinya hak, akibat adanya perbedaan
pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan, perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama
(pasal 1 angka 2 Undang-Undang No.2 Th 2004).
2. Perselisihan kepentingan adalah perselisihan yang
timbul dalam hubungan kerja karena tidak adanya
kesesuaian pendapat mengenai pembuatan, dan/atau
perubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam
perjanjian kerja, atau peraturan perusahaan, atau
perjanjian kerja bersama (Pasal 1 angka 3 Undang-
Undang No.2 Th 2004).
5

3. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah


perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian
pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang
dilakukan oleh salah satu pihak (Pasal 1 angka 4
Undang-Undang No.2 Th 2004).

4. Perselisihan Antar-Serikat Pekerja/Serikat Buruh adalah


perselisihan antara serikat pekerja/serikat buruh dengan
serikat pekerja/serikat buruh lain hanya dalam satu
perusahaan, karena tidak adanya persesuaian paham
mengenai keanggotaan, pelaksanaan hak, dan kewajiban
keserikat-pekerjaan (Pasal 1 angka 5 Undang-Undang
No.2 Th 2004).
6

× Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil


perundingan antara serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat
pekerja/serikat buruh yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab
di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha
atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan
kewajiban kedua belah pihak.

× Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha


atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban
para pihak.

× Peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh


pengusaha yang memuat syarat -syarat kerja dan tata tertib perusahaan.
7

Serikat Buruh/Pekerja adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk
buruh/pekerja baik diperusahaan maupun di luar perusahaan yang bersifat
bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggungjawab guna
memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan
pekerja/buruh dan keluarganya (Psl 1 angka 1 UU No. 21 Tahun 2000 tentang
Serikat Pekerja/Serikat Buruh).

Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang telah terbentuk di perusahaan menjadi


subyek dalam pembuatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dengan pihak
Perusahaan.
8
Serikat Buruh/Pekerja dibentuk oleh sekurang-kurangnya 10
orang buruh/pekerja (Pasal 5 ayat 2 UU N0. 21 Tahun 2000
tentang Serikat Buruh/Pekerja). 5 (lima) Serikat
Pekerja/Buruh dapat membentuk Federasi Serikat
Pekerja/Buruh. 3 (tiga) Federasi Serikat Pekerja/Buruh dapat
membentuk Konfederasi Serikat Pekerja/Buruh.

Serikat pekerja/buruh berhak :


a. Membuat perjanjian kerja bersama dengan pengusaha;
b. Mewakili pekerja/buruh dalam menyelesaikan perselisihan industrial;
c. Mewakili pekerja/buruh dalam lembaga ketenagakerjaan;
d. Membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
usaha peningkatan kesejahtraan pekerja/buruh;
e. Melakukan kegiatan lainya di bidang ketenagakerjaan yang tidak
bertentangan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
9
Pengertian dalam Penyelesaian
Perselisihan Hub. Industrial di Luar
Pengadilan
Mediator Hubungan Industrial yang selanjutnya disebut
mediator adalah pegawai instansi pemerintah yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan yang
memenuhi syarat-syarat sebagai mediator yang ditetapkan
oleh Menteri untuk bertugas melakukan mediasi dan
mempunyai kewajiban memberikan anjuran tertulis
kepada para pihak yang berselisih untuk menyelesaikan
perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan
pemutusan hubungan kerja, dan perselisihan antar serikat
pekerja/ serikat buruh hanya dalam satu perusahaan. 
10
× Konsiliator Hubungan Industrial yang selanjutnya
disebut konsiliator adalah seorang atau lebih yang
memenuhi syarat-syarat sebagai konsiliator
ditetapkan oleh Menteri, yang bertugas melakukan
konsiliasi dan wajib memberikan anjuran tertulis
kepada para pihak yang berselisih untuk
menyelesaikan perselisihan kepentingan,
perselisihan pemutusan hubungan kerja atau
perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh
hanya dalam satu perusahaan.  
       
× Arbiter Hubungan Industrial yang selanjutnya
disebut arbiter adalah seorang atau lebih yang
dipilih oleh para pihak yang berselisih dari
daftar arbiter yang ditetapkan oleh Menteri untuk
memberikan putusan mengenai perselisihan
kepentingan, dan perselisihan antar serikat
pekerja/serikat buruh hanya dalam satu
perusahaan       yang diserahkan penyelesaiannya
melalui arbitrase yang putusannya mengikat para
pihak dan bersifat final.
11

Jenis Perselisihan Hubungan Industrial dan Institusi


yang Menyelesaikannya di Luar Pengadilan

No Jenis Perselisihan/ Institusi Arbiter


yang menyelesaikannya Mediator Konsiliator Ketenaga-
kerjaan

1 Hak √ - -

2 Kepentingan √ √ √

3 PHK √ √ -
4 Antar Serikat Buruh / Pekerja √ √ √
12

Mekanisme Penyelesaian Perselisihan Hubungan


Industrial di Luar Pengadilan
× Penyelesaian Bipartit; oleh para pihak yang berselisih, jika gagal maka salah satu pihak atau keduanya
mencatatkan perselisihannya kepada instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan setempat
dengan melampirkan bukti penyelesaian secara bipartit;
× Setelah menerima pencatatan, instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan wajib
menawarkan kepada para pihak untuk memilih penyelesaian melalui konsiliasi atau arbitrase;
× Jika para pihak tidak menetapkan pilihan penyelesaian melalui konsiliasi atau arbitrase, maka
penyelesaiannya dilimpahkan kepada mediator;
× Penyelesaian melalui mediasi; dilakukan oleh mediator untuk perselisihan hak, kepentingan, PHK, dan
antar serikat pekerja/buruh dalam satu perusahaan. Mediator Ketenagakerjaan adalah pegawai pada
instansi yang bertanggungjawab dibidang ketenagakerjaan;
13

Cara Penyelesaian Perselisihan Hubungan


Industrial melalui Mediasi
× Mediator mengupayakan penyelesaian secara damai, jika berhasil dibuatkan Persetujuan Bersama (PB)
yang ditanda tangani para pihak, serta didaftarkan ke Pengadilan Hubungan Industrial;
× Jika tidak tercapai kesepakatan Mediator dapat mengeluarkan anjuran tertulis. Jika anjuran tertulis
disetujui, maka mediator membantu membuat Persetujuan Bersama kemudian didaftarkan ke Pengadilan
Hubungan Industrial;
× Jika anjuran tertulis ditolak oleh salah satu pihak, maka penyelesaian dilanjutkan ke Pengadilan Hubungan
Industrial.
14

PROSEDUR PENYELESAIAN MELALUI MEDIASI

Daftar pada Akte Bukti PENGADILAN PHI


Pengadilan PHI Daftar
GUGAT TAK SETUJU
TIDAK SEPAKAT

Perjanjian Sepakat Berdamai


Bersama (PB) MEDIASI - Mediator membuat anjuran;
- Anjuran disampaikan dlm 10 hari;
- Para pihak menjawab anjuran dalam
waktu 10 hari sejak diterima;
- Tidak menjawab, dianggab menolak;
Bipartit/Musyawarah/Mufakat (Risalah - Setuju anjuran hrs buat PB dlm waktu 3
Rapat) hari sejak anjuran diterima.

PEKERJA/BURUH BERSELISIH PENGUSAHA

PERSELISIHAN HAK,KEPENTINGAN,PHK,
ANTAR SP/SB
15

Penyelesaian Melalui Konsiliasi; dilakukan oleh Konsiliator (seorang atau


lebih yang memenuhi persyaratan yang ditentukan) untuk menyelesaikan
perselisihan kepentingan, PHK, dan antar serikat buruh/pekerja dalam satu
perusahaan.
Cara Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial melalui Konsiliasi sama
dengan Mediasi.
16
PROSEDUR PENYELESAIAN MELALUI
KONSILIASI

PENGADILAN PHI
Daftar pada Akte Bukti
Pengadilan PHI Daftar
GUGAT TAK SETUJU
TIDAK SEPAKAT

Perjanjian Sepakat Berdamai KONSILIASI


Bersama (PB)
• Mediator membuat anjuran;
• Anjuran disampaikan dlm 10 hari;
• Para pihak menjawab anjuran dalam waktu
Bipartit/Musyawarah/Mufakat (Risalah 10 hari sejak diterima;
Rapat • Tidak menjawab, dianggab menolak;
• Setuju anjuran hrs buat PB dlm waktu 3 hari
sejak anjuran diterima;

PEKERJA/BURUH BERSELISIH PENGUSAHA

PERSELISIHAN KEPENTINGAN,PHK,
ANTAR SP/SB
PROSEDUR PENYELESAIAN MELALUI ARBITRASE
Daftar pada MAHKAMAH AGUNG
Akte Bukti
Pengadilan PHI Daftar

TIDAK SEPAKAT SIDANG


ARBITRASE
Perjanjian Bersama Sepakat Berdamai
(PB)
ARBITRASE

Bipartit/Musyawarah/Mufakat (Risalah
Rapat)

PEKERJA/BURUH BERSELISIH PENGUSAHA

PERSELISIHAN KEPENTINGAN ANTAR SP/SB


18

Penyelesaian melalui Arbitrase; dilakukan oleh arbiter yang dipilih oleh para pihak untuk
perselisihan kepentingan, dan antar serikat buruh/pekerja dalam satu perusahaan.
Putusannya bersifat mengikat dan final.
Penyelesaian melalui arbitrase dikenal juga dengan juga dengan istilah penyelesaian
secara “contraktual proces” karena para pihak sebelumnya membuat perjanjian akan
tunduk dan patuh terhadap putusan arbiter.
19

Thanks!
Any questions?
You can find me at
× rahmawatikusuma@unram.ac.id

Anda mungkin juga menyukai