Anda di halaman 1dari 63

Latar Belakang Kebijakan

Sistem Manajemen Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja
DEFINISI MANAJEMEN
DAN SISTEM MANAJEMEN
Manajemen :
suatu proses kegiatan yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasi,
pelaksanaan, pengukuran dan tindak lanjut yang dilakukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumber daya
yang ada

Sistem Manajemen :
kegiatan manajemen yang teratur dan saling berhubungan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan
DEFINISI SISTEM MANAJEMEN K3

Bagian dari sistem manajamen perusahaan secara keseluruhan


meliputi struktur organisasi, perencanaan, tangg. jawab, pelaksanaan,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi :

pengembangan, penerapan, pencapaian,


pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3
dalam rangka pengendalian resiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif
DASAR HUKUM
Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945

Pasal 3, 9 dan 10 UU No.14 Tahun 1969

UU No.1 Tahun 1970

Peraturan Pelaksanaan

Peraturan Khusus PP; Per.Men ; SE;


DASAR HUKUM
Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945

Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU No. 13 / 2003


Ttg Ketenagakerjaan

UU No.1 Tahun 1970

Peraturan Pelaksanaan

Peraturan Khusus PP; Per.Men ; SE;


DASAR HUKUM
• Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan

• UU No.14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok


Mengenai ketenagakerjaan
Pasal 3
Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan
yang layak bagi kemanusiaan
DASAR HUKUM
Pasal 9
Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan
moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan
martabat manusia dan moral agama

Pasal 10
Pemerintah membina norma perlindunggan tenaga kerja
yang meliputi :
(1) norma keselamatan kerja
(2) norma kesehatan kerja
(3) norma kerja
(4) pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi
dalam hal kecelakaan kerja

UU No. 14/1969
Paragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 86 UU No.13/2003
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai agama;

(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan


produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan
dan kesehatan kerja

(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
Pasal 87 UU No.13/2003

(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan
sistem manajemen perusahaan

(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
(Permennaker No. Per. 05/Men/1996.

SISTEM MANAJEMEN Pengembangan ,


PERUSAHAAN Penerapan,
Pencapaian,
SMK3
Pengkajian,
Struktur Organisasi, Pemeliharaan,
Perencanaan, Kebijakan K3
Tanggung Jawab,
Pelaksanaan, Prosedur Pengendalian Resiko
dan Proses, Sumber Kegiatan Kerja
daya
Tempat Kerja aman,
Tertip, Efisien
5 prinsip dasar
dalam penerapan SMK3

Peningkatan
Berkelanjutan Penetapan
Kebijakan K3
Peninjauan Ulang dan menjamin
Peninjauan Komitmen
& Peningkatan
Ulang&
Peningkatan
Manajemen
oleh manajemen
Perencanaan
K3
Pengukuran
dan
Evaluasi Penerapan
K3
Wajib
dilaksanakan oleh perusahaan disemua sektor
dan terintegrasi dgn sistem Manajemen
Perusahaan
Harus Memenuhi Persyaratan Minimum :
- 5 prinsip dasar
- 12 unsur/elemen

Untuk perusahaan-2 di sektor kegiatan usaha tertentu dapat merubah


atau menambah unsur-unsur sesuai jenis dan tingkat resiko bahaya yg
ada atas persetujuan Menteri
Pasal 5 ayat (3)
Faktor – Faktor yang dapat menimbulkan
Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja :
Indonesian OSH Inspection System Paradigm

S H
MOM Regulation No. 05 OSH MS jo. Article 87 Act No.13 Year
o fO
2003 on Man Power
o le
1996
e R der
1994 MOM Regulation No. 04/1995 on OSH Company Services
h
T ehol
t ak
1992 MOM Regulation No: 02/1992 on OSH Expert S
1988 MOM Degree No.1261/1988 on Third Company of Boiler Technical Inspection

1987 MOM Regulation No : 04/ 1987 on OSH Committee

1970

Transformation proces from rawing


VR 1910 - Periode
to steering
Direct Inspection OSH Inspection Privatitation
TUJUAN PENERAPAN SMK3
• Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai manusia (pasal 27 ayat 2 UUD 1945)
• Meningkatkan komitment pimpinan perusahaan dalam
melindungi tenaga kerja
• Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk
menghadapi kompetisi perdagangan global
• Proteksi terhadap industri dalam negeri
• Meningkatkan daya saing dalam perdagangan
internasional
• Mengeliminir boikot LSM internasional terhadap produk
ekspor nasional
• Meningkatkan pelaksanaan pencegahan kec. melalui
pendekatan sistem
• Perlunya upaya pencegahan terhadap problem sosial
dan ekonomi yang tekait dengan penerapan K3
K3
UU No.14/1969
UU No.13 /2003
P. 3, 9, 10

p. 86 p. 87
UU
No.1/1970
UU PP - SMK3
No.1/1970

Tempat Kerja Tempat Kerja Perusahaan

a.l. :
Salah satu jenis limbah yang banyak
dibicarakan karena memerlukan
pengelolaan khusus adalah limbah
yang tergolong
Bahan Berbahaya dan Beracun
(disingkat B3)

Ada 14 ketentuan yang mengatur tentang pengelolaan limbah


B3
meliputi Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup
LIMBAH B3 MENURUT PP.18 / 1999
jo PP No. 85 /1999

Adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan


yang mengandung bahan berbahaya dan
atau beracun yang karena sifat dan
konsentrasinya dan atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat mencemarkan dan atau merusakkan
lingkungan hidup dan atau dapat membahaya-
kan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsung-
an manusia serta mahluk hidup lain.
BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah


bahan yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung
dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta mahkluk hidup lainnya
(PP 74/2001)
Peraturan Per-UU-an PENGELOLAAN LIMBAH B3

UU No 23 Peraturan Pemerintah Kep Ka Bapedal


Th 1997 Kep Men LH

Pasal PP 19/1994
01 PP 12/1995 Cari dan Pelajari !!
17 PP 18/1999
20 + 21  PP 85/1999
35 + 36  PP 74/2001
43
49

UMUM KHUSUS
-Ijin Pengelolaan -Pengumpulan
-Ijin Penyimpanan dan Pelumas Bekas
Pengumpulan -Program Kendali B3
-Pengolahan -Pengawasan oleh
-Penimbunan Daerah
-Simbol dan Label
-Dokumen Limbah B3
Penentuan Limbah B3

• Penentuan Limbah B3 tergantung pada aplikasi


serangkaian kriteria tertentu, yaitu :
- Daftar spesifik bahan kimia dan turunannya
- Kriteria ditetapkan melalui pengujian Toxicity
Chracteristics Leaching Procedure (TCLP)

• Gabungan kedua metode tersebut diatas.


Menentukan Limbah B3
Ya
Identifikasi Cocok dgn
Limbah B3
Jenis limbah Daftar Limbah B3
Tidak
Ya
Periksa
Limbah B3
Kharakteristik
Tidak

Lakukan uji
Toksikologi

LD50
Tidak Ya

Bukan Limbah B3 Limbah B3


Identifikasi Bahaya
SUMBER LIMBAH :
- Kegiatan Domestik
- Kegiatan Industri dan Jasa
- Sisa Pemakaian
- Barang Off-spec
- Kadaluwarsa
- Tumpahan/bocoran, dll

Limbah Limbah
Limbah B3
Radioaktif Non – B3

Limbah Limbah
Industri Domestik
Prinsip Pengelolaan B3

• Jangan memproduksi
limbah B3
• Minimisasi Limbah B3
• Reduction, Recovery,
Reuse dan Recycling
• Pembuangan secara aman
(tidak membahayakan
kesehatan masyarakat dan
lingkungan hidup)
Komponen Dalam Sistem Pengelolaan Limbah B3

Perolehan Kembali
Penghasil Limbah
Penggunaan Kembali

Penyimpanan
“On Site”
Penyimpanan
Sementara
Pengumpulan
Pengangkutan
Pengangkutan

Pengangkutan

Pengolahan

Pembuangan
Akhir
Penanganan Limbah B3 terdiri dari :

1. Penandaan Limbah B3

2. Kemasan Limbah B3

3. Penyimpanan Limbah B3

4. Pengumpulan Limbah B3

5. Pengangkutan Limbah B3
Label & Symbols
• Pemberian simbol dan label pada setiap kemasan B3
dimaksudkan untuk mengetahui klasifikasi B3 sehingga
pengelolaannya dapat dilakukan dengan baik guna mengurangi
risiko yang dapat ditimbulkan dari B3
• Label
• Tulisan yang menunjukkan antara
lain karakteristik dan jenis bahan
kimia berbaya & beracun.
• Symbol
• Gambar yang menyatakan karakteristik
bahan kimia berbaya & beracun.
Klasifikasi Bahan Kimia
• PPRI 74/2001
• US – DOT
• NFPA 704 M
• HMIS/HMIG
Klasifikasi
• PPRI 74/2001
• mudah meledak (explosive); LPG, Mg
• pengoksidasi (oxidizing);
• sangat mudah sekali menyala ( extremely flammable );
• sangat mudah menyala ( highly flammable );
• mudah menyala (flammable); Mg
• amat sangat beracun (extremely toxic );
• sangat beracun  ( highly toxic);
• beracun (moderately Toxic ); Battery
• berbahaya (harmful ); Chloroform
• korosif (corrosive); Iodine
• bersifat iritasi (iritant);
• berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the
environment); Solar, Oli bekas, CFC
• karsinogenik (carcinognenic ); Cromium, Asbestos,
• teratogenik (teratogenic); Smoke detektor
• mutagenik (mutagenic).
Klasifikasi
 US - DOT
Klasifikasi
 NFPA 704 M  HMIS/HMIG
Hazard Labels
• NFPA 704 M  HMIS/HMIG
Kemasan Limbah B3

Prinsip-prinsip kemasan B3 :

• Limbah B3 atau bahan lain yg tidak selaras tidak boleh


disimpan dalam kemasan yg sama ;

• Jika kemasan rusak atau karat, terdapat kerusakan fisik,


bocor, isinya harus dikeluarkan dan dikemas kembali;

• Untuk mencegah risiko selama penyimpanan, kemasan


hrs dirancang dgn memperhitungkan peningkatan
perluasan, formasi gas atau tekanan
Prinsip-prinsip kemasan B3 :

• Kemasan yang memuat limbah B3 harus ditandai dan


disimpan secara konsisten menurut peraturan
BAPEDAL untuk pengemasan;

• Kemasan yang memuat limbah B3 harus diinspeksi


minimum 1 X / minggu, dimaksudkan untuk mnegaskan
bahwa kemasan tidak rusak dan tidak bocor;

• Kemasan, penyimpanan dan pengumpulan harus


dicatat sebagai bagian normal dari aktivitas
pengolahan limbah B3
Handling / Penyimpanan B3 dlm
Tangki
• Harus ijin ke BAPEDAL (Kep
01/Bapedal/09/1995)
dengan rincian :

- Sifat limbah B3 yg akan disimpan


- Rancangan sistem tangkai
dgn peralatan tambahan yang akan
dipasang
- Evaluasi kemungkinan karat
- Masa hidup operasional yang diprakirakan
- Renvana penghentian dan pasca
penggunaan
Handling
• Ruang Penyimpanan
• Bahan kimia mudah terbakar di simpan dalam tempat yang
cukup dingin.
• Mempunyai ventilasi udara yang cukup.
• Ruangan terlindung dari genangan air, dan hujan.
• Sistem deteksi alarm (asap/panas) harus tersedia.
• Bahan kimia mudah terbakar tidak dicampur dengan bahan
yang bersifat oksidator.
• Tabung silinder bertekanan harus disimpan dalam keadaan
berdiri dan diikat dengan kuat. Keran silinder harus ditutup
(diberi cup) .
• Tersedianya lembar data keselamatan bahan (CSDS/MSDS).
• Tersedianya alat pemadam api (mudah dijangkau).
• Adanya tanda larangan untuk merokok.
• Gunakanlah system FIFO.
Pengumpulan Limbah B3

Syarat lokasi pengumpulan limbah B3 :

• Paling tidak berukuran 1 Ha;


• Lokasi bebas banjir;
• Berjarak cukup jauh dari fasilitas umum dan ekosistem ttt
- 150 m dari jalan utama, 50 m dari jalan lain
- 300 m dari fasilitas umum (perumahan, hotel, restoran)
- 300 m dari perairan, garis pasang-surut tertinggi,
sungai, daerah pasang surut, empang, danau, dll.
- 300 m dari areal yang dilindungi spt cagar alam, hutan
lindung, dsb.
Pengangkutan
• Gunakan alat transport yang sesuai untuk memindahkan
bahan kimia.
• Memastikan bahwa bahan kimia yang diangkut tidak
mengalami kebocoran.
Dasar Hukum SMK3
Pasal 27 (2) UUD1945

Undang-undang
Ketenagkerjaan

Pasal 86 Pasal 87

• UU No.1/1970
• Per. Menaker No. 05/Men/1996 PP Penerapan
• Kep.Menaker No. SMK3
Kep.19/Men/1997

Sangsi pelanggaran
SMK3 MEMBANGUN BUDAYA K3
Na
tu ra
l In
sti
nc
ts

Sup
Injury Rates

e rvis
i on

Self
Teams
Reactive Dependent Independent Interdependent
• Safety by Natural • Management • Personal Knowledge,
Commitment Commitment, and
• Help Others Conform
Instinct • Condition of
• Compliance is the Standards
• Others’ Keeper
Employment • Internalization • Networking Contributor
Goal • Fear/Discipline
• Delegated to Safety • Personal Value • Care for Others
• Rules/Procedures • Organizational Pride
Manager • Supervisor Control, • Care for Self
• Lack of Management Emphasis, and Goals • Practice, Habits
Involvement • Value All People • Individual Recognition
• Training

Engineering OSH - MS Behavioral


Control Safety
AUDIT SMK3
Audit

Audit digunakan untuk mengukur tingkat kesuksesan


didalam keselamatan, kesehatan, lingkungan,
peraturan, standar, petunjuk, dan kriteria lain

Audit merupakan satu potret dari


keadaan lokasi yang sedang ditelaah
Auditor
• Audit Pihak Pertama (internal Audit)
• Audit Pihak Kedua (Audit yang dilakukan oleh pemberi
kerja)
• Audit Pihak Ketiga (Dilakukan Pihak Independent/
lembaga sertifikasi)

44
Keuntungan-keuntungan
Audit

Mengenal kondisi tempat kerja yang sudah ada


Kepatuhan yang lebih baik
Koreksi dengan mengambil resiko yang sudah
diidentifikasi
Pengurangan dari risiko dan kewajiban
Meningkatkan produktivitas dan efisiensi
Kontrol dari biaya
Meningkatkan hubungan karyawan dan
komunitas
Audit Berkala
• Audit berkala diperlukan untuk
menjajaki keadaan fasilitas berdasarkan
keadaan waktu.

• Keuntungan dengan audit berkala
adalah untuk menentukan status dari
pelanggaran yeng dialami sejak audit
pertama.

• Setelah diaudit, perusahaan akan


mempersiapkan rencana tindakan
perbaikan yang menunjukan perusahaan
memperbaiki permasalahan-
permasalahannya.

• Audit ini harus mengkaji kemajuan yang


telah perusahaan lakukan dalam
pemecahan data rencana tindakan dari
Karateristik umum audit
sukses
Persetujuan yang mengikat manajemen puncak
Bidang lapangan tergambar dengan baik dan obyektif
Melakukan Pencatatan kriteria, protokol, dan daftar nama
Banyak mengetahui anggota timnya
Terjalin kerjasama personalia
Merencanakan pertemuan dengan personalia
Memiliki Angket Preaudit
Membuka komunikasi sepanjang audit
Fokus pada aksi korektif dari penemuan yang ada
Investigasi Peristiwa
Investigasi terhadap Peristiwa yang menunjukan semua
kecelakaan dan peristiwa yang hampir atau dapat
menyebabkan cedera atau kematian.
Contoh investigasi peristiwa
kebakaran di belt conveyor
Contoh investigasi peristiwa
kebakaran di belt conveyor
Terjadi kebakaran
pada sistem conveyor
Penyebab:
Self combustion pada
batubara
Preventive action:
Melakukan
penggeseran
penumpukan batubara
Contoh dari insiden

• Memproses parameter yang


berada di luar batas kritis
• Pelepasan dari benda
mudah terbakar tidak
menyala
• Kegagalan peralatan yang
dapat mengakibatkan
celaka
• Kemacetan keadaan darurat
yang terjadi
• Kesalahan operator yang
tidak dapat diperbaiki
Upaya Pencegahan
insiden
Identifikasi akar permasalahan
Evaluasi dan dahulukan masalah utama
Identifikasi ukuran pencegahan untuk
mengurangi risiko
Evaluasi dan utamakan keadaan pencegahan

Pilih rencana tindakan rekomendasi dan koreksi

Kritik hasil dan umpan balik yang sesuai


TIM AUDIT

• Suatu personil audit memerlukan


spesifikasi dengan latar belakang
fungsional tertentu. Rekrutmen
akan bergantung kepada bidang
lapangan dan kedalaman yang
diinginkan oleh manajemen.
Salah satu tanggungjawab
utama dari pemimpin tim adalah
untuk mengontrol aktivitas
anggotanya.
Latar Belakang Fungsional Untuk Satu Team Audit

Ilmu pengetahuan tentang teknik auditing


Regulasi
Manajemen materi
Operasi dan rekayasa proses
Sistem informasi manajemen
Organisatoris dan kontrol perilaku group
Objektivitas
Mekanisme Tim Audit
Personalia tambahan dapat menyediakan
kedalaman dan kelengkapan audit.

Audit ideal tim harus disusun dari di luar


personalia yang dapat memelihara
obyektifitas.

Pengawasan intern harus


mempergunakan karyawan dari
perusahaan lain.

Anggota tim harus dipilih yang


sebelumnya di audit untuk memastikan
availabilitas mereka dan mengijinkan
pemimpin untuk merencanakan
bagaimana caranya memanfaatkan
mereka.
Tim Investigasi

Tim investigasi peristiwa harus


dapat mengidentifikasi penyebab
utama, dan membuat rekomendasi
untuk mengurangi atau
menghilangkan penyebab utama,
dan menerapkan rekomendasi
untuk peningkatan keselamatan
dan kesehatan kerja .

Tim ini tidak ditugaskan untuk


menyelesaikan keadaan yang
menjadi tanggungjawab dari
manajemen.

Tim ini harus menjadi bebas tak


terikat dan obyektif.
Pengendalian Investigasi Perstiwa
Kecelakaan

• Bukti yang dikumpulkan selama langkah awal


dari investigasi dapat menjadi substansi, tetapi
hanyalah sebagian yang relevan .
• Data harus disusun secara berurutan agar
sesuai dengan urutan waktu atau peristiwa
sebelum, selama, dan setelah insiden terjadi.
• Setelah bukti diteliti maka rekomendasi untuk
aksi korektif harus dapat dibuat, paling tidak
satu rekomendasi untuk aksi korektif untuk
masing-masing penyebab temuan .
Rekomendasi yang Menjadi Prioritas

• Keselamatan dari operasi


• Jangka panjang obyektif operasi
• Biaya dan analisa manfaat
• Kemudahan dari implementasi
• Kemampuan untuk menyediakan umpan balik
• Keabsahan
• Pembangunan alternatif praktis
Tahapan Audit Eksternal
1. Pemeriksaan dokumen
2. Wawancara utk klarifikasi
3. Pengamatan aktivitas Prsh
Tahap Persiapan
4. Pengamatan kondisi dan ling.kerja
Pertemuan Awal 5. Penilaian kriteria berdasarkan
Pemeriksaan temuan

Tingkat Penilaian Penilaian Kriteria

1. Terpenuhi Pertemuan Akhir


2. Tdk terpenuhi minor
3. Tdk terpenuhi mayor
4. Observasi
Badan Audit SMK3
Badan Audit :
1. Status Perusahaan BUMN atau Swasta Nasional
2. Memiliki Kacab di Tk Propinsi
3. Memiliki bukti Wajib Lapor Ke-TK-an
4. Memiliki minimal 10 Auditor eksternal senior dan 20 Auditor
junior
5. Pengalaman dalam audit sistem

Permohonan SKP
Tertulis SKP (berlaku 3 th)

Menteri
Evaluasi
Direktur (1 kali dlm 1 th)
Auditor
Persyaratan Auditor Eksternal Senior
1. Pengalaman sbg Auditor Eksternal SMK3 minimal 1 th
2. Tlh melaksanakan Audit kesesuaian dari Audit Eksternal
SMK3 minimal 10 kali
3. Tlh menjadi ketua tim audit dari Audit Eksternal SMK3
minimal 3 kali
4. Tlh melakukan verifikasi laporan Audit Eksternal minimal 3
kali

Permohonan SKP
Tertulis SKP (berlaku 3 th)

Menteri
Direktur Evaluasi
(1 kali dlm 1 th)
RENCANA TAHUNAN AUDIT
Mekanisme
DIREKTUR

Dinas Ketenagakerjaan Tetapkan


RTA
pd Pem Prop
Permohonan Laporan
Utk di Audit Audit
(sukarela) Dinas Ketenagakerjaan
pd Pem kab/kota Badan Audit

Permohoana Audit

PERUSAHAAN Audit Eksternal


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai