Anda di halaman 1dari 27

Laporan Studi Kasus

PT.I
HYGIENE INDUSTRI
KELOMPOK A
24-29 MEI 2021

HIPERKES & KK Bagi Dokter


PT. Bina Okupasi - Direktorat Bina K3
Kementerian Ketenagakerjaan RI
ANGGOTA
KELOMPOK
 dr. Afifa Fahriyani
 dr. Ali Rifqi Alkaff
 dr. Andy Andrean
 dr. Geeta Aquarista
 dr. Esih Sukaesih
 dr. Annisah Noviatikah Sari
 dr. Dita Andini
 dr. Ilham Hidayat R.T. Maha
 dr. Indri Kurniati Telly Runtuwene
 dr. Diah Kusuma Arumsari
 dr. Go Yohana Gunawan
 dr. Alfi Hidayat
 dr. Ilsyafitri Bonita
 dr. Ayu Fionna Rizqa
 dr. Arif Fahmi Syaifudin
 dr. Irfan Shiddiq Halim
 dr. Heldiyanti A.W Solissa
 dr. Della Rahmaniar Amelinda
Identitas Perusahaan
PT. ITI

• Karyawan
Bidang industri • Jam Kerja: Jam
Tetap 485 Kerja: 07.30 -
telekomunikasi,
JAWA BARAT elektronika, informatika, • Karyawan 15.30
kelistrikan atau energi, Tidak Tetap 73 • Asuransi: BPJS
pertahanan, serta • Ketenagakerjaan
Direksi, Dewan
optimalisasi pemanfaatan Komisiaris,
sumber daya perusahaan
• Staff Dewan
Komisiaris 9
SERTIFIKASI

Contents Title
You can simply impress
your audience and add a
unique zing and appeal
to your Presentations.

2017 2019

2020
Contents Title
You can simply impress
your audience and add a
unique zing and appeal
to your Presentations.
Faktor Fisik

Bising
  Pencahayaan Vibrasi

Iklim Kerja Radiasi


Kebisingan Dampak kebisingan pabrik pada pekerja

▪ Kebisingan pabrik dapat mencapai 90 dB, Pemecahan masalah


Diatur pada Permenaker no. 5 tahun 2018
dengan intensitas 2 Pascal
▪ Dampak pada kesehatan:
▪ Jangka pendek – menengah: tinnitus,
Pada pengamatan video, ditemukan temporary hearing loss, trauma ▪ Jaga jarak antara
beberapa jenis kebisingan: akustik mesin dan pekerja
▪ Jangka panjang: NIHL (irreversible) ▪ Administratif: atur
▪ Steady noise: bising yang terdengar ▪ Stress, sulit konsentrasi dan gangguan rotasi kerja, waktu
sepanjang proses produksi pada psikologi lainnya kerja dan istirahat
ruangan, ditimbulkan oleh alat-alat ▪ NAB. untuk kebisingan di industri adalah ▪ Aplikasi absorber,
manufaktur 85 dBA selama 8 jam per-hari atau 40 jam barrier, enclosure,
per minggu. dan silencer
▪ Intermittent noise: bising yang (muffler dan
dihasilkan pada saat flanching baffles)
welding, baik itu handguard atau Cara identifikasi bahaya bising ▪ APD: earplug atau
neckering earmuff 🡪 edukasi
▪ Sound Level Meter (SLM) 🡪 lingkungan, dengan baik
▪ Impact noise: bising pada proses waktu tertentu
pembentukan besi penekanan ▪ Personal Noise Dosimeter 🡪 personal,
dengan 200 ton sepanjang hari
Faktor Pencahayaan
n Unit Kerja Hasil Pengamatan Dampak yang terjadi Upaya Standar/ PP Pemecahan
o Perusahaan Masalah
2 Pencahayaan Dari hasil observasi , Pada proses Perusahaan Permenaker no. 5 1. Dilakukan
( proses pressing didapatkan kurangnya pengelasan yang sudah tahun 2018 pengkajian
dan flanching) perlindungan mata operator kurang aman dapat menyediakan dan evaluasi
pada proses produksi masih menyebabkan kacamata las pencahayaa
minim. partikel baja masuk n secara
kemata atau corpus berkala
Cahaya yang timbul Pada alienum , fotopobia , mengenai
proses pengelasan sindrom mata kering intensitas
merupakan cahaya yang bahkan sampai paparan
sangat mengganggu kedua katarak traumatika cahaya
mata operator. akibat partikel benda
asing
Faktor Vibrasi
No Unit Kerja Hasil pengamatan Dampak Yang terjadi Upaya Perusahan Standar /PP Pemecahan
Masalah
3 Vibrasi Pada pengamatan, Dampak yang - Menggunakan Permenakert - Beristirahat
tampak Getaran yang dihasilkan oleh peralatan yg rans Nomor selama 10 - 15
dihasilkan peralatan getaran pada rendah getarannya Permenaker menit/ jam saat
‘Hand Arm Vibrator’ pengoperasian alat - Memakai APD no.05 tahun sedang
saat mengoperasikan bor dan alat mesin spt sarung 2018 tentang mengoperasikan
alat bor dan alat yaitu Hand Arm tangan anti K3 alat-alat yang
pemotong. Vibration Syndrome vibrasi lingkungan bergetar. 
(HAVs), seperti - Membuat handle kerja - memakai sarung
kelelahan, rasa tidak pada alat dengan tangan yang
nyaman dan tep peredam multilayer dan
menurunnya getaran berbahan kenyal
produktivitas kerja, (karet, karet busa,
serta dapat plastik busa, wol)
menyebabkan atau memakai
Raynaud’s sindrome, sarung tangan
degenerasi saraf, CTS khusus anti
getaran.
- Olah raga jari
tangan untuk
melancarkan aliran
darah
- Melakukan
pengukuran
berkala pada
getaran yg
Faktor Iklim Kerja
No Unit Kerja Hasil Pengamatan Dampak yang Terjadi Upaya Perusahaan Standar/ PP Pemecahan Masalah

4. Iklim kerja -Proses pembuatan - Suhu lingkungan yang -- lokasi pengelasan Permenaker - Identifikasi faktor risiko,
tabung gas melalui proses panas saat produksi juga di pisahkan di tempat no. 5 tahun masalah dan pengukuran di
pengelasan untuk dapat meningkatkan risiko khusus pengelasan 2018 tempat kerja dengan heat
menyambung antar part dehidrasi. stress apparatus
sehingga suhu di sekitar - Diberikan penyekat - Evaluasi dibandingkan dengan
tempat kerja dapat - Dapat meningkatkan antara tempat nilai ambang batas
meningkat terjadinya heat cramp, pengelasan dengan - Jika melebihi NAB dilakukan
heat syncope, heat lingkungan sekitar pengendalian dengan :
- Ventilasi yang ada exhaustion, heat stroke, - 1. eleminasi panas dengan
jumlahnya terlihat minim gangguan kulit ex. miliaria. menambahkan kipas angin dan
ventilasi atau dipindahkan ke
-Tidak terlihat ruangan outdor jika memungkinkan
sejuk untuk istirahat - 2. subsitusi : proses
pengelasan tidak dapat
- tidak terlihat tempat disubsitusi
disediakannya air minum - 3. rekayasa Teknik dengan
mengisolasi sumber panas
- Faktor iklim lain tidak dengan isolator panas
dapat diukur - 4. administratif penerapan
batas maksimal lama kerja di
ruang pengelasan
- Menyediakan air minum untuk
pekerja dan memonitoring
konsumsi air minum pekerja
- Evaluasi ulang dan monitoring
berkala
Faktor Radiasi
No Unit Kerja Hasil Pengamatan Dampak yang Terjadi Upaya Perusahaan Standar/ PP Pemecahan Masalah

5. Radiasi Dari hasil 1. Dapat menyebabkan Pekerja disediakan Permenaker 1. Melakukan rotasi
pengamatan dapat kelelahan, ketidaknyaman kaca mata hitam nomor 5 tahun dan pembagian
diamati pada pada mata akibat untuk mengurangi 2018 tentang jam kerja untuk
proses pengelasan pencahayaan yang kurang dampak cahaya K3 lingkungan mengurangi
adanya cahaya dan kesilauan sehingga bisa ataupun face shield kerja. pajanan yang
dengan intensitas terjadi gangguan untuk melindungi berlebihan.
tinggi, yang dapat penglihatan. Dapat juga wajah serta rompi 2. Memasang tanda
mengandung menyebabkan kulit terbakar. (vest) dan sarung bahaya radiasi
radiasi inframerah 2. Pada pajanan dalam tangan. 3. Mewajibkan
dan radiasi sinar jangka panjang, dapat penggunaan
ultraviolet. memicu kanker kulit maupun kacamata hitam,
katarak. face shield,
sarung tangan
serta rompi
(vest).
Faktor Kimia
Hasil Pengamatan Unit Kerja Faktor kimia Penyakit Akibat Kerja
Pekerja terpapar Hexavalen Chrome Akut :
saat proses • Ingestan : Perdarahan saluran cerna, nekrosis hati dan ginjal
welding steinless • Inhalan : Iritasi mukosa membran dan traktus respiratorius
steal (Handguard, bagian atas
Neckring) • Kontak : Dermatitis kontak iritan, dermatitis kontak alergika
Kronik :
• Pneumokoniosis nodular dan nonnodular.
• Pada darah dapat terjadi; leukositosis, eosinofilia kadang terjadi
leukopenia
• Kanker : paru, mulut

Nickel • Inhalasi debu (Rhinitis, Sinusitis, Anosmia, Batuk dan mengi


pada asma akibat Nikel) pada kasus yang berat dapat terjadi
Pneumonitis interstitial difuse dengan gejala demam menggigil
batuk, nyeri dada dan sesak nafas
• Melalui kontak langsung kulit (Dermatitis)
• Karsinogen saluran pernafasan (kanker sinus dan kanker paru)

Cadmium oxide • Inhalasi : pulmonary edema (wheezing, batuk, sesak), nyeri pada
tenggorokan, karsinogen
• Mutagenic effect, dan toksik terhadap ginjal
Hasil Pengamatan Unit Kerja Faktor kimia Penyakit Akibat Kerja

Pekerja terpapar Vanadium • Menyebabkan iritasi pada mata, kulit, saluran pernapasan
berbagai macam
zat kimia saat
proses welding
steinless steal
(Handguard,
Neckring)

Standar/PP: Gas, asap, dan uap PAK yang terjadi tergantung dari jenis zat kimia
Permenaker No. 5 1. Akut : zat kimia menyebabkan iritasi pada mata dan gangguan
Tahun 2018 traktus respiratorius (batuk, sesak, pulmonary edem)
2. Kronik : kerusakan paru, kanker, dan kerusakan target organ
lainnya (tergantung jenis zat kimia)
Faktor Biologi
• Ruangan yang sempit dan • Ruangan yang tertutup tanpa • Ruangan yang tertutup dengan
sirkulasi udara yang buruk sirkulasi yang baik dapat barang yang banyak bertumpuk,
menyebabkan virus dapat menciptakan lingkungan yang bila tidak dibersihkan rutin akan
menyebar dengan mudah secara lembab untuk pertumbuhan menjadi tempat bersarang
airborne antar pekerja bakteri & jamur  mudah binatang seperti semut, rayap,
• Beberapa pekerja ada yang timbul karat pada alat-alat kecoa dan tikus  rentan
belum memperhatikan protocol industri menjadi vector penyakit
kesehatan karena tidak
menggunakan masker

BAKTERI
VIRUS BINATANG
& JAMUR
Pemecahan Masalah
- Melakukan pengkajian dan pengukuran serta evaluasi dan monitoring berkala pada semua aspek

- Mengatur jarak antara mesin dan pekerja, aplikasi absorber, barrier, enclosure, dan silencer

- Melakukan pengendalian iklim panas dengan cara eliminasi panas, rekayasa teknik dan administratif.

- Memfasilitasi dan mewajibkan penggunaan APD berupa kacamata hitam, face shield, earplug atau earmuff,
rompi (vest) dan sarung tangan yang multilayer berbahan kenyal (karet, karet busa, plastik busa, wol) atau
memakai sarung tangan khusus anti getaran. Melakukan edukasi mengenai pentingnya penggunaan APD

- Olah raga jari tangan untuk melancarkan aliran darah

- Menyediakan air minum untuk pekerja dan memonitoring konsumsi air minum pekerja

- Melakukan rotasi, pembagian jam kerja dan istirahat untuk mengurangi pajanan yang berlebihan

- Memasang tanda hazard di perusahaan

- Pemeriksaan kesehatan pekerja minimal 1 kali per tahun


Ketersediaan fasilitas kesehatan
Unit Kerja Hasil Pengamatan Dampak yang Upaya Perusahaan Standar/PP Pemecahan Masalah
Terjadi
Sirkulasi Udara di Ventilasi tampak Pertukaran udara Tidak bisa di evaluasi Permenkes No.70 - Pihak perusahaan
dalam pabrik terbatas dan cahaya yang karena tidak Tahun 2016 memberi tambahan
masuk ke ruangan wawancara langsung pendingin ruangan
minim sehingga dengan pihak seperti kipas serta
dapat perusahaan menambah ventilasi
menyebabkan udara di ruangan
suhu terlalu tinggi tersebut
mengakibatkan
kelelahan pada TK

Kebersihan Terlihat kebersihan Lingkungan kerja Tidak bisa di Permenaker No. 5 - Meningkatkan kesadaran
Umum masih kurang menjadi kotor dan evaluasi karena tahun 2018 masing-masing TK
terjaga. bisa berpotensi tidak dilakukan mengenai kebersihan
menjadi tempat wawancara melalui penyuluhan atau
persembunyian langsung dengan sosialisasi kebersihan.
nyamuk, kecoa, dan pihak perusahaan. - Memperbanyak dan
tikus. mendistribusikan secara
merata tempat
pembuangan sampah di
lingkungan kerja agar
lebih mudah terjangkau
oleh TK.
Ketersediaan fasilitas kesehatan
Unit Kerja Hasil Pengamatan Dampak yang Upaya Perusahaan Standar/PP Pemecahan Masalah
Terjadi
Sanitasi
Kebersihan toilet Tidak dapat di nilai Lingkungan kerja Tidak bisa di Permenaker No. 5 - Rutin untuk
menjadi kotor. evaluasi karena tahun 2018 membersihan toilet
tidak dilakukan - Memastikan bak
wawancara langsung penampung air dan
dengan pihak saluran
perusahaan. pembuangan air
dapat mengalir
dengan baik
- Membuat sirkulasi
udara di dalam toilet
dengan baik

Loker dan ruang Tidak dapat dinilai Lingkungan kerja Tidak bisa di Permenaker N0.5 - Rutin membersihkan
ganti pakaian menjadi kotor. evaluasi karena tahun 2018 ruang ganti pakaian.
tidak dilakukan - Menyediakan ruang
wawancara langsung ganti terpisah antara
dengan pihak laki-laki dan
perusahaan perempuan
PETUGAS HYGIENE INDUSTRI
PETUGAS HYGIENE INDUSTRI

 Pada video tidak diperlihatkan secara rinci mengenai kegiatan hygiene yang
dilakukan karyawan. Namun sudah tampak beberapa karyawan yang menggunakan
APD yang sesuai seperti masker, kacamata, baju pelindung dan helm.

 Pada Video pertama tampak alat produksi dan pemrosesan lumayan bersih dan
beberapa alat masih mengkilap menandakan bahwa perusahaan rutin membersihkan
melakukan perawatan alat, Namun beda pada video kedua tampak ruangan tertutup
dan sempit dengan banyak barang bertumpuk, sehingga tidak efisien bagi karyawan
dan jika ruangan tidak dibersihkan rutin dapat menjadi sarang binatang seperti
semut, rayap, kecoa, tikus serta jamur dan bakteri.
Pengelolaan Limbah
Limbah Padat
Unit Kerja
Pressing Welding
Melapisi bahan logam yang akan Sisa potongan/ lempengan logam
Hasil pengamatan dilakukan pressing dengan yang tidak terpakai saat proses
lembaran plastik tipis produksi
Efek Pencemaran Lingkungan
Meningkatkan angka limbah
plastik yang sulit terurai dapat
berujung kepada Pencemaran
Dampak Lingkungan yang lebih berat Berpotensi mencederai pekerja jika
sisa dari logam berbentuk tajam dan
terletak tersebar di sekitar area kerja

Permenaker no. 5 tahun 2019


Standard/PP Permenaker no. 5 tahun 2018
UU no. 1 tahun 1970
Rekomendasi / Saran -Recycle (daur ulang) -Reuse (penggunaan ulang)
untuk Perusahaan -Incinerator -Recycle (daur ulang)
Pengelolaan Limbah
Limbah Cair
Unit Kerja

Pengecatan
Leak test Hidrostatic test

Hasil pengama- Terdapat potensi limbah dari wadah cat , pelarut dan Air yang dipakai tercampur dengan bahan sisa
tan partikel cat proses produksi
Air tercampur dengan bahan sisa proses welding
• Paparan dari zat kimia cat secara terus menerus
Dampak menyebabkan dermatitis kontak iritan, alergi, iritasi
mata, kerusakan mukosa, mual, sesak napas,
kerusakan paru, kanker, kerusakan SSP •Pencemaran lingkungan dapat memicu iritasi
pada kulit •Pencemaran lingkungan dapat memicu iritasi pada kulit

• Pencemaran lingkungan

Standard/ Permenaker No. 5 tahun 2018, pasal 20 Permenaker No. 5 tahun 2018 Permenaker No. 5 tahun 2018
PP

• Primary treatment pada limbah cair


- Filter • Primary treatment pada limbah cair
- Ditambahkan tangki sedimentasi - Filter • Primary treatment pada limbah cair
Rekomendasi / - Koagulator - Penambahan tangki sedimentasi - Filter
Saran untuk - Penambahantangki sedimentasi
Perusahaan • Penggunaan alat pengecatan yang lebih hemat bahan - Koagulator
- Koagulator
cat • Penggunaan Alat Pelindung Diri
• Penggunaan Alat Pelindung Diri
• Penggunaan alat pelindung diri seperti sarung tangan,
masker, pelindung wajah
Pengelolaan Limbah
Limbah Inhalan
Unit Kerja
Shotblasting Flanching Welding
Hasil Pengamatan Menimbulkan komponen-komponen Menimbulkan limbah debu Berasal dari abu pembakaran
berikut berupa silika, limbah debu logam menyebabkan munculnya
logam, dan partikel-partikel dari zat gas karbon monoksida (CO)
kimia cat
Dampak Akibat terpapar partikel debu dapat Akibat terpapar partikel Munculnya masalah
menghasilkan beberapa masalah debu dapat menghasilkan pernafasan misalnya asfiksia
berupa masalah pernapasan, alergi dan beberapa masalah berupa dan gangguan irama jantung
gangguan pada mata masalah pernapasan, alergi
dan gangguan pada mata
Standard Permenaker No. 5 tahun 2018 Permenaker No. 5 tahun
2018, pasal 20
Rekomendasi/Sara • Memakai alat pelindung diri misalnya masker secara baik dan benar
n • Melaksanakan filter udara
• Memberikan tambahan Ventilasi Lokal Setempat yang berfungsi untuk mengeluarkan udara yang
mengandung debu logam sehingga tidak memberi kesempatan bagi pekerja berdifusi dengan
udara yang berada di tempat kerja
Kebersihan Umum
Dampak Yang Terjadi
• Lingkungan kerja yang kotor
Hasil Pengamatan • Tabung gas tidak bersih
• Kebersihan di lingkungan kerja masih • Sarung tangan yang rusak dapat
rendah menyebabkan pekerja bisa terkena
• Dinding dan lantai tempat kerja kotor percikan api
• Penggunaan masker dan sarung tangan
yang terlalu lama dan tidak diganti
meskipun masker dan sarung tangan nya
sudah kotor dan sudah tidak layak Dasar Hukum
digunakan Permenaker 5/2018
Upaya Perusahaan
Pemecahan Masalah
• Menghimbau untuk selalu menjaga
• Menambah jumlah cleaning service
kebersihan lingkungan kerja • Menyediakan stok masker dan sarung tangan yang
• Menghimbau pekerja untuk
cukup banyak agar pekerja dapat menggantinya jika
memperhatikan masker dan sarung
diperlukan
tangan yang dikenakan, agar segera • Menyediakan tempat sampah di tempat yang blm
mengganti nya jika kotor ataupun
memiliki tempat sampah, serta menyediakan tempat
mengganti tiap 3-4 jam sekali walaupun
sampah induk
masker dan sarung tangan nya tidak • Memberikan sarung tangan yang cukup tebal
kotor.
mengingat pekerja sering berkerja dengan api
TABEL IDENTIFIKASI BAHAYA
NO Proses kerja Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psikologi Kemungkinan PAK Kemungkinan
KK

1. Pressing Panas, - Jamur Berdiri lama, - NIHL, tinitus, LBP, Tertindih alat
bising, gerakan heat syncope, berat,
vibrasi repetitif neuropati, stress trauma,
kerja, penurunan vulnus
konsentrasi

2. Welding Panas, Fume, choren, Virus, bakteri, Position, Target NIHL, heat cramps, Trauma suhu,
bising, pb, nikel, gas jamur repetitif, produksi heat sycope, heat keracunan
vibrasi, (CO, NO, NO2) twisting, over stroke, heat gas, trauma
radiasi reaching exhaustion, Ca, mata ec
dehidrasi, stress corpal
kerja

3. Flanching Panas, - Bakteri, virus, Position, - NIHL, tinitus Tangan


bising, jamur repetitif, terjepit,
vibrasi twisting trauma,
vulnus
No Proses kerja Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psikologi Kemungkinan PAK Kemungkinan
KK

4. Hidrostatik Panas, Gas, aerosol Virus, Posisi berdiri, ruangan - NIHL, Tangan
bising (debu, asap), bakteri, kerja sempit Pneumoconiasis, terjepit,
uap, logam jamur asbestosis, eye strain, trauma,
metal fume fever, H2S tertimpa
CO gas anestesi produk,
kebakaran

5. Shot blasting Panas, - Jamur Posisi berdiri, posisi - LBP, Neuropati Cedera, trauma
bising membungkuk, posisi
mengangkat barang

6. Pasang valve Bising - Jamur Gerakan repetitif, posisi Target produksi LBP Terjepit alat,
berdiri lama, posisi tertimpa
membungkuk produk

7. Leak test Bising - Jamur, Posisi duduk membungkuk - Dermatitis, LBP -


bakteri

8. Numerator Bising - Jamur Gerakan repetitif - Carpal turnel Tertimpa


syndrome produk
KESIMPULAN

Melakukan identifikasi dan evaluasi mengenai faktor-faktor yang dapat


menyebabkan penyakit akibat kerja, antara lain faktor fisik, kimia dan biologi
secara efektif dapat meminimalkan penyakit akibat kerja serta dapat
meningkatkan produkstivitas .

SARAN
• Pencegahan dan pengendalian terhadap faktor fisik,kimia dan biologi secara berkala.
• Memberikan alat pelindung diri yang aman dan nyaman.
• Melakukan pengenalan potensi bahaya sejak dini.
Terima Kasih
]]

Anda mungkin juga menyukai