Anda di halaman 1dari 61

Latar Belakang Studi KP

 Kebijakan puiblik sudah ada sejak adanya negara, abad


XVIII SM (Dunn, 1998), sejak jaman Mesopotamia,
Bailonia, mesir kuno, tiongkok Kuno dsb
 Sbg sebuah studi, baru mulai sekitar tahun 1970 an
 Dimulai ketika AS mencanangkan program New Frontier
& Great Society ( bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan Pemerintah dalam menganalisa dan
menyelesaikan problem sosial), shg Pemerintah AS
banyak mengalokasikan anggaran pembangunan pada
studi kebijakan(parsons, 1997)
 Bermunculan pakar di bidang PP misal : Harold Lasswell,
herbert Simon, Charles LIndblom dan David Easton
Latar belakang- lanjutan
 Lasswel : orang pertama yang mencangkan studi KP sbg
bag dari ilmu sosial dg konsep pendekatan multi
method- muti disiplin
 Simon: terkenal dengan konsep rasionalitas dalam
pengambilan keputusan
 Lindblom : terkenal dengan model incrementalism dalam
pembuatan kebijakan
 Easton: adanya pengaruh lingkungan dalam KP
 Kemudian muncul Vickeres (Inggris), Dror (Israel), Dunn
 Tahuan 70an : Jones, Thomas Dey, Anderson dsb
 Tahun 80an : Hogwood, Gunn, Peters dsb
HUB antara Adm Publik dan KP
 1. Dari definisi, misal :
 John Piffner & Robert Presthus (1967) , adm
publik adl koordinasi dari usaha-usaha individu
dan kelompok untuk melaksanakan kebijakan
publik
 Marshal Dimock (1958) adm publik mengamati
setiap aspek usaha pemerintah untuk
melaksanakan hukum-hukum dan memberikan
pengaruh terhadap kebijakan publik
Adm Publik- Keb Publik (lanjutan)
 2. Dari sisi aktivitasnya :
 Leonard D White : administrasi publik terdiri dari
semua kegiatan guna mencapai suatu tujuan
atau untuk melaksanakan kebijakan publik
 3. Dari sisi perkembangan kelilmuan :
 Paradigma V adm Publik (terakhir) : Fokus
perhatian adm publik adalah teori organisasi,
teori manajemen dan Kebijakan publik,
sedangkan lokusnya adalah masalah-masalah
dan kepentingan publik.
 Dari hal-hal tsb jelas hub antara AN dg KP
 Kata kebijakan publik berasal dari Public
policy.
 Ilmu kebijakan Publik : ilmu terapan
 Paradigma V dalam perkembangan ilmu adm
publik, dinyatakan bahwa fokus adm publik
adalah teori organisasi, teori manajemen dan
kebijakan publik. Lokusnya adalah masalah dan
kepentingan publik.
Apa itu Publik, apa bedanya
dengan masyarakat ?
 Masyarakat adalah suatu sistem antar
hubungan sosial dimana manusia hidup
dan tinggal secara bersama-sama. Dalam
masyarakat terdapat nilai dan norma yang
mengikat.
 Publik adalah kumpulan orang-orang
yang menaruh perhatian, minat dan
kepentingan yang sama
 Makna publik lebih bersifat artifisial
artinya adalah pengertian publik
tergantung dari mana kita mendefinisikan
 Bisa dalam konteks, Pusat/ negara/
propinsi/ Kabupaten/ Kota, kecamatan dan
sebagainya, bahkan bisa dalam konteks
yang lain seperti fakultas, universitas dsb.
Kata public dalam bahasa Inggris
mempunyai beberapa makna :
umum, masyarakat, negara dsb
 Dalam banyak hal kata publik sering
diartikan untuk membedakan dengan kata
privat.
 Namun membedakan dengan cara
demikian sering banyak kelemahannya.
Beberapa kelemahannya :
 1. Wilayah sektor publik cenderung
meluas, masuk ke sektor privat
 2. Kepentingan publik yang seharusnya
menjadi acuan dalam pembuatan kebijakan,
cenderung menyempit khususnya pada
kepentingan yang dekat dengan kekuasaan
 Dalam budaya Indonesia tdk dikenal batas
yang tegas antara dunia publik dan privat
Kebijakan Publik sebgai ilmu :
 Alasan :
 1. Ilmiah : sebagai sesuatu yang dapat
dipelajari yang bisa berfungsi sebagai variabel
bebas maupun terikat. (V. Bebas : perhatian
pada dampak kebj, Sbg V terikat: perhatian
pada lingkungan politik)
 2. Profesionalitas : KP mengajarkan bgmn
membuat KP yang implementable dan fisibel
 3. Politik : KP sering dijadikan pertimbangan
politik guna mengatasi masalah-masalah publik
Orientasi studi Kebijakan Publik
adalah kepentingan publik.
 Apa itu kepentingan publik ? Beberapa
pendapat :
 1. Rasionalis : Kept Publik adalah kepentingan
terbanyak dari total penduduk yang ada
 2. Idealis : Kept Publik adalah apa yang
senyatanya dipikirkan & dipilih oleh publik shg
tak bisa direkayasa
 3. Realis : Kept Publik adalah hasil dari
pertarungan antar kelompok
Masalah publik, masalah privat,
masalah kebijakan, dan isu
kebijakan
 Masalah : Perbedaan antara harapan dan kenyataan atau situasi
yang menyebabkan ketidakpuasan
 Masalah publik :
- masalah yang akibatnya dirasakan oleh orang yang secara
langsung/ tidak langsung terlibat.
- Kondisi yang menghasilkan ketidakpuasan rakyat shg perlu
pemecahan.
- Situasi problemetis yang dihadapi suatu unit publik tertentu
 Masalah privat : masalah yang hanya dirasakan oleh orang yg
secara langsung terlibat
 Masalah kebijakan : masalah yg penanganannya perlu dilakukan
melalui sebuah kebijakan
 Isu kebijakan : perbedaan cara pandang terhadap sebuah masalah
kebijakan.
Syarat agar masalah publik dapat
menjadi masalah kebijakan :
 1. Serius atau potensial untuk menjadi serius
 2. Dapat membangkitkan orang banyak untuk
melakukan tindakan terhadap problem tersebut
 3. Dimunculkan ke permukaan (ada public will)
 4. Ditanggapi positif oleh pembuat kebijakan
 5. Masuk dalam agenda pemerintah
Karakteristik Masalah Kebijakan
(Dunn, 2001)
 1. Bersifat Interdependence (saling
bergantung) : MK bukan masalah yang berdiri
sendiri tapi bagian dari sistem masalah, shg
pemecahan harus dilakukan secara holistik
bukan analitik
 2. Subjective : Masalah tersebut mrpk produk
aktivitas berfikir manusia
 3. Artificial : (buatan), ada jika diperjuangkan
 4. Dinamis : tak pernah terselesaikan scr tuntas
Apa itu kebijakan ?
 Mc Rae & Wilde : serangkaian tindakan yg dipilih yg mempunyai arti
penting dalam mempengaruhi sejumlah besar orang (tekanan :
serangkaian tindakan, sejumlah orang)

 Lasswell & Kaplan :suatu program pencapaian tujuan, nilai dan tindakan
yg terarah (Kebj identik dg program yg berorientasi pada tujuan)

 Carl Friedrich : serangkain tindakan yg diusulkan seseorang, kelompok


atau pemerintah dalam suatu lingk tertentu dg menunjuk kesulitan dan
kemungkinan usulan tsb dalam rangka menc tujuan ttt.

 Anderson : Serangkain tindakan yg mempunyai tujuan tertentu yg diikuti


dan dilaksanakan oleh seorang atau sekelompok pelaku guna memecahkan
masalah ttt( tekanan : serangkaian tindakan guna memecahkan masalah

 Heinz eulau & kenneth Prewit : kebijakan sebagai keputusan yang


teguh dan disifati oleh adanya perilaku yg konsisten dan pengulangan pada
bagian dari keduanya yaitu yg membuat dan yg melaksanakannya.
Kesimpulan :
 Kebijakan merupakan rangkaian
tindakan bukan tindakan tunggal,
sehingga suatu tindakan akan berkaitan
dengn tindakan lain
 Kebijakan menunjuk pada pilihan
rasional yang dipilih oleh aktor untuk
menyelesaikan masalah. Ini berarti dalam
kebijakan ada beberapa alternatif, dan
aktor mengetahui tujuan akhirnya.
Antara kebijakan dan keputusan :
 Ada 2 pendapat :
 1. Yang menyamakan (mis: Nigro &
Nigro) alasan :
 karena setiap pembuatan kebijakan
hakekatnya membuat suatu keputusan,
dan
 pada keputusan administratif biasanya
juga terdiri serangkaian pilihan.
Yang membedakan, alasannya :
 1. TUS dpt dibuat pada semua jenjang sementara Policy
hanya pada Top management

 2. TUS : pilihan dari berbagai macam alternatif, shg TUS


identik dg nilai. Dg dmk membuat TUS identik dengan
membuat nilai. Sementara Kebij mrpk serangkaian
tindakan (mrpk sebuah proses), sehingga membuat
kebijakan mrpk proses pemilihan tindakan untuk menc
tujuan)

 3. Pengambilan TUS mrpk proses memilih alternatif dr


berbagai alternatif dan… selesai. Sedangkan pembuatan
kebijakan meliputi banyak pengambilan TUS dan
dilakukan terus menerus dan tak pernah selesai
 Kesimpulan :

 1. Kebijakan = TUS + tindakan


 2. Kebijakan mengarah pada hal-hal yg
bersifat strategis
 3. Kebijakan berdimensi luas
Apa Public Policy ?
 1. Mc rae & Wilde : PP adalah serangkain tindakan yg
dipilih oleh Pemerintah yg mempunyai pengaruh penting
terhadap sejumlah orang

 2. Dye : PP apapun yg dipilih oleh pemerintah untuk


melakukan atau tidak melakukan sesuatu

 3. Anderson : PP adalah kebijakan yg dikembangkan


oleh badan-badan dan pejabat pemerintah

 4. David Easton : PP adalah pengalokasian nilai-nilai


scr paksa kpd seluruh anggota masyarakat
Kesimpulan :
 PP : serangkain tindakan yg dialokasikan dan
dipilih scr sah oleh Pemerintah/negara kepada
seluruh anggota masy yg mempunyai tujuan
tertentu demi kept publik.
 Implikasi :
 1. PP berbentuk pilihan tindakan
 2. Tindakan tsb dialokasikan pd seluruh masy
(bersifat mengikat)
 3. Berorientasi pada kepentingan publik
 4. Mempunyai tujuan tertentu.
 5. Dapat bersifat aktif maupun pasif.
Instrumen melaks kebijakan publik:
 1. Hukum
 2. Pelayanan
 3. Uang/ dana
 4. Bujukan
Tipe/ jenis kebijakan publik :
 1. Kebj Distributif : Kebj yg bertujuan memberikan pelayanan pd
kelompok sasaran scr langsung (Mis: BLT, IDT, JPS)

 2. Kebj Redistributif : kebj yg bertujuan memberikan pelayanan


pd kelompok sasaran scr tak langsung (Misl: PBB, Pajak
penghasilan, Pajak progresif dsb)

 3. Kebj Protektif Regulatori : Kebij yg bertujuan melindungi


kelompok ttt dengan aturan ttt (mis: UMR, label Halal, UU anti
monopoli, pembatasan usia pengunjung dsb)

 4. Kebj Kompetitif Regulatory : kebj yg bertujuan mengatur


pemberian pelayanan ttt scr kompetitif (yg memenuhi syarat yang
mendapat layanan) Mis: ijin TV, Ijin pendirian Koprasi, dsb
 5. Kebj Khusus : kebij diluar yang empat diatas . Mis: kebj
hankam dan Luar negeri dsb.
Proses kebijakan Publik
 Bukan merupakan proses yg sederhana
dan tunggal, akan tetapi proses yg
panjang, rumit dan kompleks.
 Merupakan proses politik sekaligus proses
rasional.
 Karena kompleknya maka untuk mengkaji
proses KP digunakan tahapan-tahapan
proses tersebut, dg tujuan mempermudah
pemahaman akan proses tsb.
Beberapa Pengelompokkan Proses
Kebijakan Publik
 William N Dunn (1994):
 1. Agenda setting
 2. Policy Formulation
 3. policy adoption
 4. policy Implementation
 5. policy Evaluation
 Randall B Ripley (1985) :
 1. Agenda setting
 2. Formulation and Legitimations of goals
and Process
 3. Program Implementation
 4. Evaluation of implementation,
performance and impacts
 5. Decisions about the future of policy and
program
 Charles Jones (1985) menitik beratkan pada kegiatan
dalam rangka proses kebijakan publik. Mengelompokkan
kedalam 4 kategori kegiatan :
 1. Dari problem kepada Pemerintah : Persepsi,
agregasi, organisasi, representasi, agenda setting
 2. Tindakan dalam pemerintahan : Formulasi,
Legitimasi, Anggaran
 3. Dari Pemerintah ke masalah : Implementasi
 4. Dari program ke Pemerintah : Evaluasi dan
terminasi
 Meskipun ditentukan urutannya akan
tetapi tidaklah harus mutlak berlangsung
berurutan
 Selama proses berlangsung bisa terjadi
proses politik yg dapat mempengaruhi
jalannya proses policy tersebut
Proses Formulasi Kebijakan
 Diawali dengan keberadaan suatu masalah
 Penyusunan agenda kebijakan
 Pengumpulan informasi, fakta dan data yg
dilakukan dengan proses yg rasional
 Pada proses ini juga terjadi proses politik
(kompromi, negosiasi, bergaining dsb)
 Proses pengembangan alternatif dan seleksi
alternatif
 Diakhiri dengan proses legitimasi kebijakan
Agenda setting
 Mrpk proses paling awal dalam formulasi
kebijakan
 Yg dilakukan pada saat agenda setting ini
adalah membahas masalah yang masuk
dari masyarakat (perumusan masalah),
meneruskannya untuk sampai pd satu
keputusan apakah masalah tsb penting
atau tidak (proses persepsi), menyusun
agenda.
 Dalam perumusan masalah, yg dilakukan
adalah : mengidentifikasi masalah (yaitu
proses persepsi dan definisi)
 Isu yg penting : apakah isu tsb benar-
benar masalah, apa alasannya, siapa
sasarannya, apakah demikian penting dan
mendesak dsb
Proses Pengesahan Kebijakan
 Sah artinya secara hukum mengikat lembaga
atau aparat pelaksana
 Landasan utama proses ini : konsensus bersama
pihak yg terlibat
 Untuk proses ini banyak dilakukan proses politik
yaitu :
 1. Persuasion : meyakinkan orang lain, shg bisa
menerima
 2. Bergaining : menyesuaikan hal-hal yg kurang
disepakati. Bntuknya : kompromi, negosiasi,
saling memberi dan menerima dsb.
 Sebelum pengesahan dilakukan biasanya terjadi proses
politik khususnya dalam hal pengembangan dan Seleksi
alternatif
 UNtuk pengembangan alternatif dapat dilakukan dengan
mencari faktor penyebab dan mengidentifikasi tujuan.
 Untuk masalah yg sama dan pernah ditangani dapat
dipilih alternatif yg sama, sedang untuk masalah baru
perlu pemikiran kreatif.
 Dalam fase ini peran ilmuwan (teoritisi ) dan politikus
(praktisi) sangat penting.
 Alternatif hendaknya jangan dipolitisir, dan dibuat
sebanyak mungkin
 Untuk melakukan seleksi alternatif maka
perlu diperhatikan beberpa hal yaitu :
 1. Isu tentang asumsi dasar
 2. Isu tentng kriteria
 3. Isu tentang pemilihan alternatif yg
dipilih
Rasionalitas dalam seleksi alternatif
 1. Rasionalitas tehnis : kemampuan
menyelesaikan masalah
 2. Rasionalitas ekonomis : kemampuan
memecahkan masalah secara efisien
 3. Rasionalitas legal : seuai tidaknya dengan
aturan yang ada
 4. Rasionalitas sosial : kemampuan
mempertahankan institusi sosial yg ada
 5. Rasionalitas substantive : gabungan dari
keempat hal diatas
 Prinsip dalam seleksi alternatif :
 1. Rasionalitas
 2. Demokratis
 3. Transparan
Proses Implementasi Kebijakan
 Mrpk proses mewujudkan program
kedalam tindakan yg nyata.
 Merupakan cara agar sebuah kebijakan
mampu mencapai tujuan
 Merupakan proses yg tak terpisahkan dari
proses formulasi
 Untuk memahami apa yg terjadi setelah
kebijakan dirumuskan dan disahkan.
Dalam proses implementasi
kebijakan perlu ditentukan :
 1. Siapa pelaksananya
 2. Berapa besar dana dan darimana
diperoleh
 3. Siapa sasarannya
 4. Bagaimana menejemen programnya
 5. Mengukur kinerja dan keberhasilannya
 Dalam kaitannya dengan implementasi
ada kebijakan yg bersifat self executing ,
ada yg non self executing
 Self executing artinya terimnplementasi
dengan sendirinya
 Non self executing, perlu aturan
berikutnya untuk dapat diimplementasikan
Hal penting dalam implementasi
kebijakan :
 1. Pendayagunaan resources
 2. Interperstasi
 3. Pengelolaan program
 Karena kebijakan pd umumnya bersifat makro
maka untuk implementasinya disusun program
dan proyek.
 Program : sebuah rencana komprehensif yg
meliputi penggunaan bermacam-macam
resources untuk masa yad dalam bentuk pola
terintegrasi
 Proyek : usaha mencapai tujuan dalam periode
yg relatif singkat dg mengusahakan sumber
pembiayaan dan merencanakan dana yg lebih
konkrit dan siap dilaksanakan
 Dengan demikina, proses implementasi
merupakan proses memanage berbagai
sumber guna mencapai tujuan.
 Untuk itu perlu dirinci dengan tegas :
 1. Bentuk programnya
 2. Siapa pelaksananya
 3. Siapa sasarannya
 4. Berapa dana dan darimana sumbernya
Evaluasi Kebijakan
 Merupakan proses penilaian atas suatu
kebijakan
 Dapat dilakukan sebelum (disebut
analisis), pada saat (monitoring), dan
sesudah diimplementasikan (evaluasi)
 Evaluasi dapat dilakukan terhadap :
substansi kebijakan, proses pelaksanaan
kebijakan maupun dampak kebijakan
 Evaluasi dilakukan untuk mengetahui 4
aspek :
 1. Proses pembuatan kebijakan
 2. Proses implementasinya
 3. Konsekwesni kebijakan
 4. Efektivitas dampak
Hal penting dalam evaluasi
 1.Tujuan evaluasi adalah mengukur
performance dan hasil
 2. penilaiannya dilakukan dengan
mengacu pada tujuan dan target
 3. Hasil evaluasi mrpk bahan
pertimbangan dalam peninjauan kembali
suatu program atau peningkatan
pelaksanaan di masa y.a.d
Tujuan Evaluasi :
 Untuk mengetahui kinerja implementasi
kebijakan
 Untuk mengetahui dampak kebijakan
 Untuk mengetahui tercapai tidaknya
tujuan sebuah kebijakan.
Fungsi evaluasi :
 1. Eksplanasi : menjelaskan bagaimana
proses kebijakan dilakukan
 2. Kepatuhan : apakah pelaksana sesuai
aturan yg ada
 3. Auditing : Ada tidaknya kebocoran,
manipulasi dsb
 4. Akunting : Apa akibat/ dampak sosial
ekonomi, sosio politik dsb
Model evaluasi
 1. Single program after only
 2. Single program before after
 3. Comparative program after only
 4. Comparative program befor after
 Secara tehnis, Evaluasi mencakup tiga
kegiatan pokok :
 1. Menentukan obyeknya
 2. Memilih tehnik pengukuran yg tepat
 3. Menganalisis informasi dan menarik
kesimpulan
Policy actor in Policy Process
 Proses kebijakan publik mrpk proses yang
komplek
 Melibatkan banyak aktor politik
 Banyak sedikitnya aktor tgt besar kecilnya ruang
lingkup permasalahan, jenis masalah maupun
tingkatan pemerintahannya
 Semakin luas ruang lingkup, semakin banyak
pihak yg terkena, semakin banyak aktor
dilibatkan.
 Dalam menjelaskan aktor kebijakan, juga perlu
dibedakan antara negara maju dan negara
berkembang.
 Di negara berkembang struktur pembuatan
kebijakan relatif lebih sederhana sehingga aktor
yg terlibatpun relatif sedikit.
 Di negara maju, komponen masyarakat akan
berusaha ikut terlibat dalam proses pembuatan
kebijakan tersebut
Aktor-aktor dalam policy process
dikelompokkan kedalam :
 Aktor formal : merupakan aktor resmi
yang ada dalam struktur pemerintahan,
seperti lembaga pemerintah baik
eksekutif, legislatif dan juga yudikatif.
 Aktor non formal : lembaga ini tidak
tercantum dalam struktur tetapi terlibat
dalam proses kebijakan. Misal :partai
politik, interest group, ormas, LSM
akademisi, pers dsb.
Eksekutif
 Yg dimaksud adalah lembaga
kepresidenan (presidency). Termasuk
dalam hal ini adalah presdiden, wapres,
menteri, ketua lembaga, badan dsb)
 Presiden sbg kepala eksekutif mempunyai
peranan yg sangat penting, bahkan sangat
dominan.
 Nampak dalam rapat kabinet, rapat
koordinasi,dsb
 Di Indonesia peran presiden sangat kuat karena :
 1. Scr struktural lembaga kepresidenan merupakan
lembaga tertinggi dalam penyelenggaraan negara
 2. Presiden memiliki sejumlah atribut yg tak dimiliki
lembaga lain, spt, panglima tertinggi Aangkatan
Brsenjata, mandataris, dsb yg sangat efektif dalam
situasi krisis
 3. Resources yg dimiliki sangat besar yg tak tertandingi
oleh lembaga lain.
 4. Presdiden didukung oleh personil (pejabat) yg
mempunyai kemampuan lebih dalam penyelenggaran
pemerintahan
 Menteri juga sangat penting dalam policy
process, karena hampir semua kebijakan dari
eksekutif dirumuskan oleh para menteri
dibidangnya masing-masing
 Menteri yg paling menonjol dalam perumusan
kebijakan adalah Mensesneg, karena mrpk
“mata dan telinga presiden”.
 Hampir semua drfat kebijakan pemerintah di
tingkat pusat dikaji dan diteliti terlebih dahulu
oleh kementrian ini.
Legislatif:
 Di negara kita DPR merupakan lembaga
penting dalam perumusan kebijakan.
 Untuk kebijakan tertentu bahkan peran
lembaga ini akan terlihat sangat dominan
 DPR mempunyai beberapa peralatan yg
penting, sperti Komisi, Panitia dsb yg
sangat berperanan dalam membahas
rancangan kebijakan yg masuk.
 Legislatif juga melakukan Public hearing
untuk mengumpulkan informasi
 Legislatif juga bisa mengadakan
penyelidikan tentang suatu masalah
tertentu
Yudikatif
 Berperan dalam mengawasi jalannya
kebijakan publik, melakukan tinjuan
yudisial atupun penafsiran tas suatu
kebijakan tertentu
 Juga bisa terlibat dalam memberikan
fatwa-fatwa hukum tertentu, khususnya
dalam menyelesaikan persoalan yang ada
di masyrakat.
Lembaga non formal:
 1. Partai politik, berperan dalam
membentuk opini publik. Juga dapat
mempengaruhi proses perumusan
kebijakan mellaui wakil-wakilnya di
DPR.Kterlibatan mereka ditentukan oleh
sistem politik negara ybs. (Bi partai lebih
menonjol dibandingkan pada multi partai)
 2. Kelompok Kepentingan. Perannya juga
tgt pada sistem pemerintahannya.
(Demokratik lebih berepran dibanding
otoriter). Tingkat pengaruhnya akan tgt
pada besr kecilnya kelompok kepentingan.
Di Indonesia kelompok kepentingan ini
identik dengan Org keagamaan, org
profesi dan juga LSM yg mempunyai misi
tertentu spt WALHI, LBH, dsb.
 3. Intelektual berperan dalam membentk
opini publik, dan pada perumusan
kebijakan serta evaluasinya
 4. Birokrasi, berperan dalam perumusan,
pelksanaan dan evaluasi kebijakan
 5. Media massa, berperan dalam
membentuk opini publik, baik pada saat
agenda setting, implementasi maupun
evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai